Anda di halaman 1dari 28

Oleh :

dr. Elizabeth Margaretha


Internsip
Periode 13 Januari 13 Mei 2017
Identitas Pasien
Nama : Ny. SR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Alamat : Jati Padang RT 04 RW 02
Pendidikan :-
Anamnesa
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2017, pk 14.00 WIB
Diambil dari : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Nyeri uluhati
Keluhan Tambahan : mual, muntah, dada terasa
sesak, perut terasa perih, dan sering keringat dingin.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pada siang. 1 hari Sore harinya, pasien Pasien mencoba minum


sebelum berobat, pasien bertambah promaag sebanyak 2 tablet.
merasa sangat mual, nyeri/perih pada Malam hari, pasien tdk dapat
perutnya, dan masuk makanan, dan hanya
setelah pagi sarapan
sempat muntah 2x. minum teh manis.
lontong sayur.

Hari kunjungan berobat

Pasien tdk dapat tidur semalaman,


karena lambungnya masih terasa
perih, dan terasa sangat mual. Pasien
sempat muntah 1x, saat pagi hari
sebelum datang ke puskesmas.

Pasien memutuskan
untuk berobat ke
puskesmas.
Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan, bahwa
memang memiliki riwayat sakit maag, atau keluhan seperti
ini pernah dialami sebelumnya.

Pola hidup sehari2 : Pasien berdagang, rutin mengkonsumsi


teh setiap pagi, dan sering mengkonsumsi mie instan.
Pasien juga sering minum jamu tolak angin.

Riwayat penyakit keturunan : tidak ada.


Riwayat HT, DM disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi Badan : 148 cm
Berat Badan : 52 kg
Suhu :-
Nadi : irama dbn, reguler, isi cukup.
Pernapasan : 22 x/menit, sifat abdominotorakal
TD : 110/70mmHg
Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk normal, ukuran normal, tidak teraba benjolan,
rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala tidak ada kelainan.
Mata Palpebra superior et inferior dextra et sinistra tidak
cekung, tidak edema, konjungtiva palpebra anemis (-/-),
konjungtiva bulbi hiperemis (-), sklera ikterik (-/-), kornea
jernih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, reflex cahaya
(+/+)
Telinga Bentuk normal, kedua liang telinga lapang, tidak ada
dextra et sekret, serumen (-/-), membran timpani utuh, nyeri tekan
sinistra tragus (-/-), nyeri tarik aurikel (-/-)
Hidung Bentuk normal, septum deviasi (-/-), sekret (-/-), hiperemis
(-/-), pernafasan cuping hidung (-)
Tenggorok Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Pemeriksaan Fisis
Abdomen Inspeksi : tampak datar, tidak ada bekas luka, dan striae
Auskultasi : BU (+) frekuensi meningkat
Perkusi : Timpani, nyeri ketok sudut kostovertebral (-/-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri tekan
supra simfisis (-), hepar & limpa tidak teraba.

Ekstremitas Superior et inferior dekstra et sinistra udem (-),


deformitas (-), akral hangat (+), sianosis (-), koilonikia (-)
Kulit Turgor baik, sianosis (-), ikterik (-)
Genitalia Tidak terdapat sinekia pada vagina

Tulang belakang Deformitas (-)

Status Dalam batas normal


Neurologis
Diagnosa

Diagnosa Kerja :
Dyspepsia Fungsional
Diagnosa Banding :
- Gastritis akut
Penatalaksanaan
Medikamentosa
- Antasida Doen 3x1
- Ranitidin 3x1
- Vitamin B Complex 1x1

Non Medikamentosa
- Edukasi pola makan dan jenis
makanan yang dikonsumsi.
- Istirahat
Assesment
DISPEPSIA FUNGSIONAL
DEFINISI
Konsensus ROMA II th 2000, adalah dispepsia
Berlangsung minimal 12 minggu (tak hrs berurutan) di dlm 12 bulan
1. dispepsia persisten a/ rekuren (nyeri a/ tak nyaman yg berpusat di upper
abdomen
2. Tak ada kelainan organik (endoskopik)
3. Bukan dispepsia yg berhubungan dg IBS

12
Epidemiologi Dispepsia Fungsional
Inggris dan Skandinavia :
Prevalensi : 7 41 %
Hanya 10 20 % yg berobat

Indonesia :
secara nasional data (-)

13
Untuk kepentingan th/ gambaran klinis
dispepsia fungsional terbagi atas:
1. Tipe spt ulkus keluhan dominan nyeri
epigastrium disertai nyeri malam hari
2. Tipe spt dismotilitas keluhan dominan
kembung, mual, muntah, rasa penuh,
cepat kenyang.
3. Tipe non pesifik tak ada keluhan
dominan

14
Sebelum konsensus Roma II,
heart burn/ regurgitasi termasuk
dispepsia
tapi saat ini masuk penyakit GERD krn
tingginya sensitifitas dan spesifisitasnya
untuk adanya proses GER

15
Patofisiologi Dispepsia Fungsional
PATOFISIOLOGIS PASTI BELUM DIKETAHUI
Faktor hipersekresi asam lambung mukosa hipersensitif thd asam
Faktor infeksi Helicobacter pylori ?
Dismotilitas hipomotilitas antrum & ggn koord antroduodenal perlambatan
pengosongan lambung

16
Ambang rangsang nyeri rendah shg distensi gaster ringan timbul nyeri

Disfungsi otonom ggn Vagal (neuropati vagal) gagal relaxasi proximal


lambung saat makanan masuk cepat kenyang/penuh

Psikologis (stress kehidupan) berhub. dengan penurunan kontraktilitas lambung

17
TATALAKSANA DISPEPSIA
NON MEDIKAMENTOSA
Hindari makanan/minum sbg pencetus, makanan
merangsang spt:
Pedas
Asam
tinggi lemak
mengandung gas
Kopi
alkohol dll
Bila muntah hebat, jgn makan dulu
Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi
sering
Hindari stress, olah raga
18
Terapi Medikamentosa
ANTACIDA :
penetralisir faktor asam sesaat, pe nyeri sesaat
Paling umum digunakan
Study metaanalisis manfaat (-), efektifitas = plasebo

Penyekat H2 reseptor: pesekresi asam lambung


Telah umum juga dikonsumsi
Study : manfaat 20% diatas plasebo
Generik : cimetidin, ranitidin, famotidin

19
Penghambat pompa proton / proton
pump inhibitor (PPI) menghambat
produksi asam lambung :
Paling efektif dan superior dlm menghambat
produksi asam lambung
omeprazol, lansoprazol, pantoprazol,
rabeprazol, esomeprazol
mahal

20
Prokinetik (anti mual-muntah):
dimenhidrinat, metoklopramid,
domperidon, cisapride, ondansetron
Antagonis reseptor dopamin2 dan
reseptor serotonin
Utk tipe dismotilitas efektif dibanding
plasebo

21
Sitoprotektor :
sukralfat, teprenon, rebamipid
Mucopromotor
me prostaglandin
me aliran darah mukosa

22
Antibiotik:
bila terbukti terlibatnya H.pylori (+)
Amoxicillin, claritromisin, tetrasiklin,
metronidazol, bismuth

Tranguilizer antianxietas,
antidepresan
Bila ada faktor psikik

23
Gastritis
Definisi
Radang mukosa lambung ok iritasi
etiologi : OAINS/NSAID,asam lambung,Helikobacter pylori
Gastritis Akut:
iritasi akut sept alkohol, obat OAINS , makanan,zat korosif dll
Gastritis erosive : krn OAINS, zat2 korosif
gejala : nyeri epigastrium,nausea, hematemesis-melena
diagnosis : gastroskopi
terapi : stop penyebab, antasida, H2 bloker, PPI, sitoprotektif
Gastritis Kronis:
Auto imun, hipersekretorik, atrofi superfisial, infeksi Helikobacter
pylori
Klinis
Syndrom dispepsia:
nyeri epigastrium (ulu hati), kembung, begah, mual , muntah,
anoreksia, tambah berat karena stress.
Kelainan fisik minimal , nyeri tekan di epigastrium
Pemeriksaan penunjang : endoskopi
kel : hiperemis, hipersekresi, refluks empedu , erosi, tidak ditemukan
ulkus
TERAPI
Diet : diet lambung :
lunak, tidak merangsang, porsi kecil tapi sering
STOP/JANGAN: makan/minum asam, pedas, sayur mgd gas, kopi,
soft drink, obat OAINS/kortikosteroid
Jika ada mematemesis-melena : Puasa
Obat-obatan :
Penetral asam lambung : antasid
AH2 bloker : ranitidin, cimetidin
Sitoprotektif: sukralfat, rebamipide,teprenon
Proton pump inhibitor (PPI):
omeprazol,pantoprazol,rabeprazol,esomeprazol
Simtomatis : anti mual, anti kembung, anti perdarahan bila
hematemesis-melena, dsb
Komplikasi
Perdarahan
pada Gastritis Erosiva
Kolik abdomen ; nyeri hebat
Dehidrasi : muntah muntah hebat, intake kurang
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai