Anda di halaman 1dari 8

Patient Safety

dr. Ellen Jap

dr. Shane Tuty Cornish

dr. Angeline Fanardy

dr. Livia Kurniati Saputra

dr. Tika Dian Paramita

dr. Elizabeth Margaretha P.

dr. Fatin Adilla

Rumah Sakit Umum Kecamatan Pesanggrahan

Jl. Cenek 1 no. 1, Pesanggrahan

Jakarta Selatan
OHSAS dan OSHA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya
yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja
disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun
non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya, yang
masuk kedalam program patient safety.

Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan


kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber best practices yang
berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya.

The United States Occupational Safety and Health Administration (OSHA) adalah bagian
dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat yang dibentuk di bawah Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan, yang ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon, pada 29
Desember 1970. Misinya adalah untuk mencegah cedera yang berhubungan dengan pekerjaan,
penyakit, dan kematian dengan menerbitkan dan menegakkan peraturan (standar) untuk
kesehatan dan keselamatan kerja.

OHSAS atau singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS
18001) adalah suatu standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di tempat kerja seperti di rumah sakit. Banyak organisasi di berbagai
Negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten
mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di
tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
OHSAS 18001 diterbitkan pada tahun 1999 dan diperbaharui pada tahun 2007 yaitu
tanggal 1 Juli 2007 sebagai tanggapan atas permintaan organisasi yang memiliki spesifikasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series) 18001 adalah suatu standar
internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Tujuan dan
sasaran yang termuat dalam SMK3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

Tujuan dari OHSAS sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan SMK3, yaitu meningkatkan
kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja dan mencegah
terjadinya potensi kecelakaan kerja karena kondisi K3 tidak saja menimbulkan kerugian secara
ekonomis tetapi juga kerugian non ekonomis seperti menjadi buruknya citra perusahaan. OHSAS
18001 menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada aktivitas-aktivitas rumah sakit dan
mengenali adanya bahaya-bahaya yang timbul.

Standar tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi yang ingin menghapuskan atau
meminimalkan resiko bagi para karyawan dan pemegang kepentingan lainnya yang berhubungan
langsung dengan resiko K3 menyertai aktivitas-aktivitas yang ada.

Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki struktur manajemen


yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang
jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian resiko.
Demikian pula, pengawasan terhadap kegagalan manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan
melakukan tinjauan ulang kebijakan dan sasaran K3.
Manfaat OHSAS :

Kepuasan pasien

Mengurangi ongkos-ongkos operasional dengan mengurangi kehilangan waktu kerja


karena kecelakaan dan penurunan kesehatan dan pengurangan ongkos-ongkos berkenaan
dengan biaya dan kompensasi hukum

Meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

Persyaratan kepatuhan hukum

Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko melalui pengenalan secara jelas


pada kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penerapan pada pengendalian dan
pengukuran

Tercapainya kepercayaan masyarakat

Organsisasi yang menetapkan sistem OHSAS akan mampu untuk :

1. Melakukan identifikasi risiko seperti faktor fisik, kimiawi serta biologis, bekerja di
rumah sakit serta fasilitas medis lainnya.

2. Mengembangkan upaya kontrol terhadap faktor risiko tersebut.

3. Mengembangkan program pencegahan seperti menetapkan alat pelindung diri yang


diperlukan.

4. Mengembangkan program pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan


(job-related)

5. Memahami program patient safety.


OSHA Process Safety Management

PSM adalah merupakan suatu regulasi yang di keluarkan oleh U.S. Occupational Safety and
Health Administration (OSHA),tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau
kejadian seperti kejadian yang sangat mengerikan di India pada tahun 1984,yaitu kasus Bhopal.
OSHA mengusulkan suatu standar yang mengatur cara penanganan bahan-bahan kimia
berbahaya dan membuat suatu program secara komprehensif dan terintegrasi kedalam proses
teknologi,prosedur dan manajemen praktis. Kemudian OSHA mengeluarkan suatu regulasi
tentang penanganan,penggunaan dan proses bahan-bahan Kimia yang sangat berbahaya (Title 29
of CFR Section 1910.119).

PSM ini awalnya dibuat untuk melindungi sejumlah industri yang ditandai dengan kode
SIC,dimana prosesnya melibatkan lebih dari 5 ton bahan mudah terbakar dan 140 bahan beracun
dan reaktif,secara garis besar persyaratan yang dibuat oleh OSHA PSM adalah sebagai berikut:

1 Melakukan analisa bahaya proses ditempat kerja untuk mengidentifikasi dan mengontrol
bahaya dan meminimalkan konsekuensi dari kecelakan yang sangat parah atau fatal.

2 Menyesuaikan control engineering terhadap fasilitas dan peralatan produksi,proses,dan


bahanbakuuntuk mencegah kecelakaan yang fatal.

3 Mengembangkan manajemen kontrol sistem untuk mengendalikan bahaya,melindungi


lingkungan dan memberikan keselamatan dan kesehatan terhadap pekerja.

4 Membuat administrasi kontrol untuk perubahan fasilitas,prosedur operasi,keselamatan


kerja,training dan sebagainya untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap
keselamatan kerja.

5 Melakukan audit berkala untuk mengukur efektifitas PSM standar.

Elemen-elemen yang terdapat dalam OSHA PSM adalah sebagai berikut:

1. Process Safety Information

Membuat prosedur informasi keselamatan mengenai identifikasi bahaya kimia dan proses
ditempat kerja,peralatan yang digunakan dan teknologi proses yang digunakan.

2. Process Hazard Analysis

Melakukan kajian bahaya ditempat kerja,termasuk identifikasi potensi sumber kecelakaan dan
kejadian kecelakaan yang pernah terjadi serta memperkirakan dampak terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja.
3. Operating Procedures

Mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur operasi untuk proses kimia,termasuk


prosedur untuk masing tahap operasi,batasan operasi,dan pertimbangan keselamatan dan
kesehatan.

4. Employee Participation

Melakukan konsultasi atau diskusi dengan pekerja atau perwakilan pekerja dalam
mengembangkan dan melakukan kajian bahaya di tempat kerja dan perencanaan pencegahan
kecelakaan dan memberikan kepada mereka akses terhadap standar yang dibutuhkan.

5. Training

Semua pekerja baik lama atau baru harus di training mengenai prosedur operasi,prosedur
keselamatan,prosedur emergensi dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan ditempat kerja.

6. Contractors

Memastikan kontraktor dan karyawan kontrak diberikan informasi dan training yang sesuai.

7. Pre-Startup Safety Review

Melakukan pre-startup review pada semua peralatan yang baru di install atau dimodifikasi.

8. Mechanical Integrity

Membuat system perawatan untuk peralatan-peralatan yang kritikal,termasuk prosedur


tertulis,pelatihan pekerja,inspeksi dan pengujian untuk memastikan semua peralatan berjalan
baik.

9. Hot Work Permit

Hot work permit harus dikeluarkan atau digunakan untuk bekerja diarea panas.

10. Management of Change

Membuat procedur yang mengatur perubahan atau modifikasi proses,teknologi,peralatan,bahan


baku dan prosedur kerja.

11. Incident Investigation


Melakukan instigasi terhadap semua potensi kecelakaan yang berpotensi atau dapat
mengakibatkan kecelakaan besar di tempat kerja.

12. Emergency Planning and Response

Memberikan training atau pelatihan kepada pekerja dan kontraktor dalam mengahdapi keadaan
darurat.

13. Compliance Audits

Melakukan review secara berkala terhadap kajian bahaya ditempat kerja dan sistem tanggap
darurat.

14. Trade Secrete

Menyediakan informasi kepada petugas yang bertanggung jawab atau diberi wewenang yang
berkaitan dengan bahaya proses,kimia,procedur operasi dan lain-lain yang dibutuhkan termasuk
informasi rahasia dagang jika diperlukan.

PSM standar adalah merupakan suatu regulasi yang didasarkan pada kinerja,dan pelaksanaannya
sangatlah fleksibel dan dapat disesuaikan atau dikembangkan sesuai dengan situasi masing-
masing perusahaan. Hal ini telah menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi dari regulasi
tersebut antara perusahaan-perusahaan dengan OSHAs Compliance Safety and Health Officers
(CSHOs) sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam pelaksanaanya. Untuk menanggulangi
hal tersebut OSHA mengeluarkan pedoman pelaksanaan dari PSM standar tersebut. Pedoman
yang pertama dikeluarkan tahun 1992 yaitu CPL 2-2.45A. Pedoman ini memasukan informasi
mengenai:

- Pendekatan OSHA untuk melakukan inspeksi pelaksanaan

- Kriteria untuk menyeleksi fasilitas untuk di inspeksi

- Pedoman audit PSM termasuk audit ceklist.

- Klarifikasi dan interpretasi dari PSM standar.

- Daftar acuan untuk untuk kesesuain pelaksanaan dengan PSM standar.

- Pedoman untuk persiapan inspeksi.

Pada tahun 1994,OSHA kembali mengeluarkan pedoman untuk melengkapi pedoman


sebelumnya,yaitu CPL 2-2.45A CH-1. Dalam pedoman ini ditambahkan klarifikasi teknis
mengenai jadual inspeksi,update pedoman dan pertanyaan mengenai keselamatan kontraktor,dan
lebih penting adalah klarifikasi dan interpretasi mengenai standar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai