Pembimbing:
Dr. Faisal, Sp.M
Pendamping:
dr. H. Badrus
dr. Anggy Lestarie
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. F
Usia : 21 tahun
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Ds. Pelampitan
Jenis kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk : 25 Agustus 2015
No. RM : 082626
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak mata sebelah kiri
Kulit
Warna : Sawo matang,
Jaringan parut : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata
Suhu raba : Hangat
Keringat : Wajar
Lapisan lemak : Merata
Effloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Petikie : Tidak ada
Ekimosis : Tidak ada
Pembuluh darah : Tidak tampak pelebaran vena
Lembab/kering : Lembab
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Akral : Teraba hangat
Kepala
Ekspresi Wajah : Wajar
Rambut : Hitam
Simetri muka : Simetris
Pembuluh darah temporal : Teraba pulsasi
Mata
Status Oftalmologi
OD OS
Posisi Hirschberg Orthoforia Orthoforia
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), edema (-) Hiperemis (+), edema (+),
PUS (+)
Konjungtiva bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Kornea T.a.k T.a.k
COA Dalam, jernih, hifema (-), Dalam, jernih, hifema (-),
hipopion (-), flare (-) hipopion (-), flare (-)
Iris Bulat, batas tegas, Bulat, batas tegas,
sinekia anterior (-), sinekia anterior (-),
sinekia posterior (-) sinekia posterior (-)
Pupil Bulat, jernih, berada di Bulat, jernih, berada di
sentral sentral
Lensa Jernih Jernih
Vitreus Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Fundus Tidak dapat dievaluasi Tidak dievaluasi
Telinga
Tuli : -/-
Serumen : -/-
Cairan : -/-
Selaput pendengaran : utuh/utuh
Penyumbatan : -/-
Perdarahan : -/-
Mulut
Bibir : Tidak sianosis
Langit-langit : Normal
Gusi : Tidak berdarah
Gigi-geligi : Utuh, caries dentis tidak ditemukan
Faring : Tidak hiperemis
Lidah : Normal
Tonsil : T1-T1, tenang
Bau Pernapasan : Normal
Trismus : Tidak ada
Selaput lendir : Normal
Leher
Kelenjar Limfe : Tidak teraba membesar
Tiroid : Tidak teraba membesar
Dada
Bentuk : Simetris
Pembuluh darah : Spider nevi (-)
Paru-paru
Depan Belakang
Inspeksi Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan
Kanan
dinamis
Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan
Kiri
dinamis
Palpasi Benjolan (-), nyeri tekan (-) Benjolan (-), nyeri tekan (-),
Kanan
taktil fremitus normal
Benjolan (-), nyeri tekan (-) Benjolan (-), nyeri tekan (-),
Kiri
taktil fremitus normal
Perkusi Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler, tidak terdengar ronkhi, Vesikuler,tidak terdengar
Kanan
wheezing (-) ronkhi, wheezing (-)
Vesikuler, tidak terdengar ronkhi, Vesikuler,tidak terdengar
Kiri
wheezing (-) ronkhi, wheezing (-)
Jantung
Inspeksi Tidak tampak pulsasi iktus kordis
Palpasi Pulsasi iktus kordis teraba pada 1 cm medial linea midclavikula sela iga V
sinistra
Perkusi Batas atas: sela iga II linea parasternal sinistra
Batas kiri: sela iga IV 1 cm medial linea midclavicula sinistra
Batas kanan: sela iga IV, linea sternalis dekstra
Auskultasi BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi - Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi kulit
- Datar, jaringan parut (-)
Palpasi Dinding perut Supel, nyeri (-) ulu hati, massa (-)
Hati Tidak teraba membesar
Appendiks Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc.Burney
Limpa Tidak teraba
Ginjal Ballotement -/-, nyeri ketok CVA (-/-)
Perkusi Timpani, Shifting dullness (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot : Tonus Normotonus Normotonus
Massa Normal Normal
Sendi Normal Normal
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan +5 +5
Hangat + +
Edema - -
Refleks
Kanan Kiri
Refleks tendon + +
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Achiles + +
Refleks patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V. MONITORING
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
25/11/2014 Perawatan Hari I - Insisi dan Drainase Abses
S. nyeri tekan mata kanan (+), benjolan
(+), pus (+) Post op:
- Cefadroxil 2x500mg
O. KU: Sakit sedang - Asam Mefenamat 3x500mg
TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, - Kloramfenikol salep
RR: 20 x/menit, S: 36,1 oC
A. Hordeolum externa OS
23/11/2014 Perawatan Hari II
S. nyeri tekan mata kanan (+), benjolan
- Acc Pulang
(-), Pus (-)
- Kontrol Poli Mata 2
September 2015
O. KU: Sakit sedang
TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit,
RR: 20 x/menit, S: 36,3 oC
A. Hordeolum externa OS
VI. RESUME
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Pambalah Batung dengan keluhan terdapat
benjolan pada kelopak mata sebelah kiri sejak 2 minggu sebelum datang ke Rumah Sakit.
Sebelumnya keluhan hanya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang berada di kelopak mata
sebelah kiri yang semakin lama semakin besar dan terasa sakit apa bila disentuh. Keluhan juga
disertai sakit apabila pasien sedang menunduk dan seperti ada yang mengganjal.
Pada awal nya pasien mengaku teman kerja pasien menderita penyakit yang sama seperti
yang di derita pasien. Pasien juga mengaku jarang membersihkan muka sehabis melakukan
aktifitas. Kebiasaan seperti penggunaan alat kosmetik seperti maskara disangkal oleh pasien.
Riwayat trauma sebelumnya disangkal serta riwayat pada keluarga mempunyai penyakit yang
sama juga disangkal oleh pasien
OD OS
Visus 6/6 6/6
Palpebra Sekret (-), Edema (-), Sekret (-), Edema (+),
massa (-), hiperemis (-) massa (+), hiperemis (+)
Konjungtiva tarsalis Sekret (-) Sekret (-)
pada palpasi ditemukan: Pada palpasi ditemukan:
Edema (-), Edema (+),
massa (-), hiperemis (-) massa (+) berukuran
0,5x0,3cm,konsistensi
kenyal, Hiperemis(+), dan
tidak bisa digerakkan. NT
(+)
VII. DIAGNOSIS BANDING
Kalazion
IX. PENATALAKSANAAN
Terapi
o Insisi dan Drainase Abses
Post op:
o Cefadroxil 2x500mg
o Asam Mefenamat 3x500mg
o Kloramfenikol salep
Monitoring
Oedema, hiperemis OS post insisi
Planning
Kontrol kembali tanggal 2 September 2015
Edukasi
Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak
menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Lakukan dengan mata tertutup.
Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih
serius.
Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab
infeksi.
Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DISKUSI KASUS
Diagnosis pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
oftalmologi.
Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa benjolan pada kelopak mata
bawah mata kiri. Benjolan ini awalnya kecil yang kemudian membegkan dan nyeri terutama bila
disentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya
hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin besar disetai
nyeri jika tertekan.
Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman
stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Zeis dan Moll. Dari pemeriksaan oftalmologi
didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra superior okulus sinistra yang disertai
nyeri. 1,3,5
Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit disertai
dengan supurasi dan dan injeksi konjungtiva. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa hordeolum interna merupakan injeksi pada kelenjar Meibom sehinga ia
tumbuh kearah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. Pemberian
antibiotika topikal adalah untuk megobati infeksi akibat kuman stafilokokus ataupun
sterptokokus. Pada pasien ini nanah tidak dapat keluar maka dilakukan tindakan operatif berupa
insisi untuk mengeluarkan nanah pada benjolan sejajar dengan magro palpebra, agar tidak
memotong kelenjar Meibom yang lain. Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu
banyak menyentuh daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder.
Hordeolum
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea
dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna
untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui
punctum lakrimalis.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak
sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,
entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak
mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.
Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan
infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena
disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut
hordeolum eksternum.2
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada
individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun. 3
Gambar 1. Hordeolum
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis
kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis
membran mukosa (konjungtiva pelpebra).5
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan
sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan
dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas
septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis
okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari
kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus
superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah)
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus.
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss
adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu
mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris
dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat
muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum
ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral
orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di
antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5
DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian
atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus
(Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih.
Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. 4,5
1. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan
mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
Gambar3. Hordeolum Internum
2.
Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak
dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).6,7
FAKTOR RESIKO
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis .
4. Diabetes
5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
6. Riwayat hordeolum sebelumnya
7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.5,6
PATOFISIOLOGI
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.2, 3
Gejala2,3
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda7
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil
Diagnosa Banding
Kalazion
Kista
Tumor
PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo
yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat
proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-
masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri,
misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.8
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum
dan dilakukan insisi yang bila:
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 8
DAFTAR PUSTAKA