Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama-tama kami mengucapkan puja dan puji syukur atas rahmat


dan ridha Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nia Damiati, SKp. MSN selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah
membimbing kami dalam mengerjakan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman kami yang sudah
mendukung dan selalu setia membantu kami dalam mengumpulkan data-
data dan penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang salah satu gangguan
pencernaan Gastritis Kronik. Mungkin dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon
saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen, demi tercapainya makalah
yang sempurna.
Akhir kata dalam kesempatan ini pula kami berharap semoga dengan
adanya makalah ini dapat membantu dan memberikan informasi mengenai
asma dan beberapa hal yang berkaitan dengannya.

Ciputat, 23 Nopember 2013

Penyusun

1
Daftar Pustaka

Kata Pengantar.................................................................................................i

Bab I................................................................................................................1

Pendahuluan....................................................................................................1

I.I Latar Belakang..........................................................................................1

I.II Rumusan Masalah....................................................................................1

I.III Tujuan......................................................................................................2

I.III.I Tujuan Umum.....................................................................................2

I.III.II Tujuan Khusus...................................................................................2

I.IV Ruang Lingkup........................................................................................3

Bab II................................................................................................................4

Konsep dan Teori..............................................................................................4

II.I Pengertian dan Etiologi Gastritis..............................................................4

II.II Tanda dan Gejala.....................................................................................5

II.III Patofisiologi............................................................................................6

II.IV Faktor Resiko..........................................................................................7

II.V Komplikasi...............................................................................................7

II.VI Pemeriksaan Penunjang.........................................................................8

II.VII Penatalaksanaan...................................................................................8

II.VII.I Penatalaksanaan Medis....................................................................8

II.VII.II Penatalaksanaan Non Medis............................................................9

Bab III.............................................................................................................10

Pembahasan Kasus........................................................................................10

III.I Kasus.....................................................................................................10

2
III.II Pengkajian Berdasarkan Kasus.............................................................10

III.II.I Anamnesa.......................................................................................10

III.II.II Pemeriksaan fisik............................................................................11

III.III Asuhan Keperawatan...........................................................................11

Bab IV............................................................................................................12

Kesimpulan dan Saran...................................................................................12

IV.I Kesimpulan............................................................................................12

IV.II Saran....................................................................................................12

Daftar Pustaka...............................................................................................13

3
4
Bab I

Pendahuluan

I.I Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang
paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya. Disebut
gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina
propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor
rubur(radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut
menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja lambung.

Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala.


Namun, gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip
lambung, serta kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus
menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding
lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis
kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu
mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak
ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal.

I.II Rumusan Masalah

Bagaimana definisi penyakit gastritis ?

Bagaimana etiologi penyakit gastritis ?

Bagaimana manifestasi klinis penyakit gastritis ?

Bagaimana faktor resiko penyakit gastritis ?


Bagaimana komplikasi penyakit gastritis ?

Bagaimana patofisiologi penyakit gastritis ?

Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit gastritis?

Bagaimana penatalaksanaan penyakit gastritis ?

Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit


gastritis ?

I.III Tujuan

I.III.I Tujuan Umum

Setelah mengikuti presentasi ini, di harapkan mahasiswa dapat


memberikana asuhan keperawatan pada penderita Gastritis Kronis dengan
baik.

I.III.II Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi gastrointestinal

Mahasiswa dapat menjelaskan definisi penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menjelaskan faktor resiko penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi penyakit gastritis

Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit


gastritis

Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit gastritis

Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada penderita


gastritis

I.IV Ruang Lingkup

Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi topik pada materi


Asuhan Keperawatan Pada penderita gastritis, pembahasan mengenai :

1. Definisi gastritis

2. Etiologi

3. Tanda dan Gejala

4. Patofisiologi

5. Komplikasi

6. Pemeriksaan penunjang

7. Pemeriksaan diagnostik

8. Penatalaksanaan gastritis

9. Asuhan Keperawatan
Bab II

Konsep dan Teori

II.I Pengertian dan Etiologi Gastritis

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan


mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau local. Inflamasi
yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung,
atau oleh bakteri Helicobacter pylory. ) Bakteri ini mempunyai hospes dan
jaringan sangatspesifik. Organisme ini terutama terdapat dalam lapisan
mukosa yang menutupi epitel lambung dalam antrum. Walaupun beberapa
organisme telah ditemukan antara sambungan yang rapat sel epitel yang
berdekatan, H. Pylori tidak menginvasi mukosa lambung. Disebut gastritis
Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan
daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik,
yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya
aktifitas yang membuat kerja lambung (Herlan, 2002. Dua jenis gastritis
yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan gastritis kronis. Berikut
perbedaannya.

Gastritis Akut Gastritis Kronis


Merupakan respons mukosa Ditandai oleh atrofi progresif
lambung terhadap berbagai epitel kelenjar disertai
iritan local. kehilangan sel parietal dan
Karena keslahan dan
chief cell.
kesembronoan dalam Karena etiologi tertentu
mengkonsumsi makanan
Gastritis kronis dibagi menjadi dua tipe, yakni tipe A dan tipe B. Pada
tipe A diakibatkan karena autoimun yaitu terjadi perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Biasa dihubungkan dengan
penyakit otoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
korpus dari lambung. Sedangkan gastritis kronis tipe B dapat
disebabkan oleh infeksi H. Pylori; faktor diet seperti minum panas atau
pedas; penggunaan obat-obatan (NSAID) dan alkohol; atau refluks isi usus
kedalam lambung (Brunner & Suddarth, 2001).
Adapun faktor pencetus terjadinya gastritis kronis adalah
1. Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit
beradaptasi dan dapat mengakibatkan kelebihan asam lambung
dan akan mengiritasi dinding mukosa lambung.
2. Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh
yang dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.
3. Makanan yang teksturnya keras dan di makan dalam keadaan
panas
4. Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan
teh, makanan pedas, makanan asam dan makanan yang
mengandung gas secara berlebihan.

II.II Tanda dan Gejala

Pada pasien dengan gastritis tipe A (gastritis autoimun), secara khusus


asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12.
Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan buruk),
nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual
dan muntah. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari lapisan
lambung, terdapat tinja hitam dan muntah darah pada pasien.
II.III Patofisiologi
II.IV Faktor Resiko
H. Pylori dan NSAID menyebabkan cedera jaringan sehingga
mengakibatkan defek pada satu atau lebih mekanisme pertahanan
ini sehingga pada akhirnya memajankan mukosa pada asam dan
pepsin.
H. pylori menyebabkan cedera jaringan melalui:Induksi gastritis
aktif kronis dan gastritis atropikansMeningkatkan sekresi gastrin,
pepsin, dan asam

Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala.


Namun, gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip
lambung, serta kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara
terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di
dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung
merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah
kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain
itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu
aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat
fatal.

II.V Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik, yaitu gangguan


penyerapan vitamin B12, akibat kurang penyerapan vitamin B12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis jika dibiarkan tidak
terawat akan dapat menyebabkan ulkus peptikum dan pendarahan pada
lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko
karsinoma lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus
pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
II.VI Pemeriksaan Penunjang

Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria (kadar


asam hidroklorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis tipe B
dihubungkan dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam hidroklorida).
Diagnosis dapat ditentukan dengan:

1. Endoskopi : akan tampak erosi yang sebagian biasanya berdarah dan


letaknya tersebar.
2. Pemeriksaan histologis
3. Pemeriksaan radiologi
4. Tes serologis (untuk mengetahui adanya infeksi H. pylori)
5. Uji napas (untuk mengetahui adanya infeksi H. pylori). Adalah suatu
metode diagnostic berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease
Helicobacter pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida
(CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat
terdeteksi dalam udara ekspirasi.
6. Pemeriksaan laboratorium
Analisis gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi
HCl menurun pada klien gastritis kronik.
Kadar serum vitamin B12 = nilai normalnya 200-1000 dg/ml
kadar vit B12 yang randah merupakan anemia megalostatik.
Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosis, leukosit dan albumin.

Gastrocopy : untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)


mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk
biopsy.
II.VII Penatalaksanaan

II.VII.I Penatalaksanaan Medis

Helicobacter Pylori rentan terhadap kisaran agen antimikroba yang


lebar, termasuk penisilin G, ampisilin, tetrasiklin, klindamisin, siprofloksasin,
metronidazol, dan eritromisin. Terapi tripple dengan senyawa bismuth dan
ampisilin (atau tetrasiklin) selama 4-6 minggu ditambah metronidazol
selama 3-4 minggu melenyapkan organisme pada 75-95% penderita.
Penderita pediatri menunjukkan bahwa terapi ganda dengan bismuth
subsalisilat dan amoksisilin selama 6 minggu adalah sama efektifnya dengan
terapi tripple. Pada orang dewasa, kombinasi dengan omeprazol (inhibitor
pompa proton) dan amoksisilin ditoleransi dengan baik dan efektif pada
pelenyapan H pylori. Pada penelitian tidak terkendali, amoksisilin dan
metronidazol berkombinasi dengan inhibitor pompa proton mengakibatkan
pelenyapan H. Pylori pada anak yang gagal terapi ganda dengan amoksisilin
dan metronidazol. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan terapi
optimal untuk infeksi H. Pylori bergejala pada anak. Pada anemia pernisiosa
harus diberi pengobatan vitamin B12.

II.VII.II Penatalaksanaan Non Medis

Memodifikasi diet pasien dengan makan makanan lunak sedikit tapi


sering, meningkatkan istirahat, dan mengurangi stres.
Bab III

Pembahasan Kasus

III.I Kasus

Ny. L mengeluh mual dan muntah-muntah yang sering (proyektil), keluar


cairan, namun pada saat perawat mengobservasi muntahan NY. L
ditemukan muntahan cair dan bercampur darah segar sebanyak 100 cc. Ny.
L mengalami gastritis kronis sejak 5 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan Keadaan umum lemah, N = 120x/menit, TD 100/60 mmHg, P 18
x/menit, abdomen distensi & perkusi hypertympani, bising usus melemah.

III.II Pengkajian Berdasarkan Kasus

III.II.I Anamnesa

1. Identitas Pasien

- Nama : Ny. L

- Usia : (35 tahun)

- Jenis kelamin: Perempuan

- Jenis pekerjaan : (Ibu Rumah Tangga)


- Alamat : (Pisangan Ciputat Tangerang Selatan)

- Suku/bangsa : (Indonesia)

- Agama : (Islam)

- Tingkat pendidikan : (SD)

bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan


pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini,
bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit
ini.

2. Riwayat sakit dan kesehatan:

a. Keluhan utama : Mual dan Muntah-muntah

b. Riwayat penyakit saat ini :

c. Riwayat penyakit dahulu : Gastritis Kronis

III.II.II Pemeriksaan fisik

1. B1 (breath) : 18 x per menit

2. B2 (blood) : 120 x per menit, 100/60 mmHg

3. B3 (brain) : kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,

4. B4 (bladder) : muntahan cair bercampur darah, gangguan keseimbangan


cairan.

5. B5 (bowel) : bising usus melemah, distensi abdomen, perkusi


hypertympani, mual, muntah

6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan


III.III Asuhan Keperawatan

Gastritis Kronis
DO : DS :
- Muntah cair dan bercampur - mengeluh mual dan muntah-
darah segar sebanyak 100 cc. muntah yang sering
- Keadaan lemah
- bising usus melemah bising
usus melemah
- abdomen distensi

Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang


dari Kebutuhan Tubuh bd
ketidakmampuan untuk menelan
makanan
Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik.
Goal Meningkatkan asupan nutrisi yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
NIC NOC
Nutrition Management Nutrition Status: Nutrition Intake
- Tanyakan jika pasien memiliki Asupan makan oral
alergi makanan Asupan Cairan Oral
- Anjurkan asupan kalori yang
tepat untuk tipe tubuh dan
Skala Pengukuran :
gaya hidup
1 = Not adequate
- Anjurkan meningkatkan asupan
2 = Slightely adequate
makanan zat besi
- Pastikan diet makanan tinggi 3 = Moderately adequate
dengan serat untuk mencegah 4 = Substantially adequate
konstipasi 5 = Totally adequate
Nutrition Therapy
- Monitor makanan/cairan yang
dicerna dan hitung asupan
kalori harian
Nutrition Monitoring
- Monitor respon emosional
pasien saat situasi makan
- monitor turgor kulit
- monitor mual dan muntah
- tentukan apakah pasien
membutuhkan diet khusus
Vomiting Management
- Posisikan untuk menjaga
aspirasi
- Pertahankan oral airway
- Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (relaksasi)
untuk memanajemen muntah
Monitor efek manajemen muntah
yang sudah dilakukan

Gastritis Kronis
DO : DS :
- Muntah cair dan bercampur
darah segar sebanyak 100 cc.
- N = 120x/menit
- TD 100/60 mmHg
- P 18 x/menit
Diagnosa Keperawatan Nyeri Kronis b.d. agen cedera
(inflamasi)
Definisi Pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial
atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa; awitan
yang tiba-tiba atau lambat dan
intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung > 6
bulan.
Goal Melaporkan nyeri
berkurang/terkontrol dalam 16-30
menit
Menunjukkan/menggunakan perilaku
untuk mengurangi kekambuhan
NIC NIC
Pain Management Pain Level2102
Lakukan pengkajian secara Mengatakan nyeri
komprehensif pada nyeri termasuk Durasi nyeri
lokasi, karakteristik, serangan/durasi, Merintih dan menangis
frekuensi, kualitas, intensitas atau Ekspresi wajah saat nyeri
kehebatan nyeri dan faktor Kegelisahan
presipitasi. Meringis
Observasi ketidaknyamanan Pucat
nonverbal, terutama saat pasien Kehilangan nafsu makan
tidak bisa berkomunikasi secara Mual
efektif. Intoleransi makanan..
Berikan pasien perawatan analgesik
dengan baik. Skala pengukuran :
Gunakan strategi komunikasi 1 = Severe
terapeutik untuk mengatakan 2 = Substantial
pengalaman nyeri dan 3 = Moderate
menyampaikan penerimaan terhadap 4 = Mild
respon nyeri pasien. 5 = None
Membantu pasien dan keluarga untuk
mendapatkan dan memberikan
dukungan. Laju pernapasan
ketidaknyamanan pasien (seperti Denyut nadi radial
suhu ruangan, cahaya, dan Tekanan darah
kebisingan).
Telusuri motode penggunaan obat Skala pengukuran :
yang untuk mengatasi nyeri yang 1 = Severe deviation from normal
digunakan oleh pasien. range
Pertimbangkan tidur/istirahat yang 2 = Substantial deviation from
adekuat untuk mengatasi nyeri. normal range
Sediakan informasi yang akurat 3 = Moderate deviation from normal
untuk menambah pengetahuan range
keluarga dan repon terhadap 4 = Mild deviation from normal range
pengalaman nyeri. 5 = No deviation from normal range
Aromatherapy
Dapatkan persetujuan secara verbal Pain Control1605
untuk menggunakan aromaterapi. Menggunakan ukuran pencegahan
Monitor baseline dan follow-up tanda- Menggunakan analgesik yang
tanda vital, secara tepat direkomendasikan
Dokumentasikan respon fisiologi Menggunakan sumber yang ada
terhadap aromaterapi, secara tepat
Evaluasi dan dokumentasi respon Skala pengukuran :
terhadap aromaterapi 1 = Never demonstrated
Analgesic Administration 2 = Rarely demonstrated
Menentukan lokasi nyeri, 3 = Sometimes demonstrated
karakteristik, kualitas, dan keparahan 4 = Often demonstrated
sebelum memberi obat pasien. 5 = Consistently demonstrated
Cek resep obat, dosis, dan frekuensi
analgesic.
Cek terhadap adanya alergi obat. Distruptive Effects2101
Urus kebutuhan nyaman dan Gangguan self-care
aktivitas lain yang dapat membuat Kehilangan nafsu makan
pasien relaksasi un tuk melihat
respon terhadap analgesic. Skala pengukuran :
Dokumentasikan respon terhadap 1 = Severe
analgesik dan beberapa efek yang 2 = Substantial
kurang baik. 3 = Moderate
Ajarkan tentang penggunaan 4 = Mild
analgesik, strategi untuk 5 = None
menurunkan efek samping, dan
harapan untuk mengurangi nyeri.

Gastritis Kronis
DO : Pengungkapan masalah DO :
Diagnosa Keperawatan Defisiensi pengetahuan b.d.
keterbatasan kognitif
Definisi Pola pertukaran informasi dan
gagasan dengan orang lain yang
memadai sehingga kebutuhan dan
tujuan hidup individu serta dapat
ditingkatkan
Goal Mengungkapkan pemahaman
tentang kondisi prognosis, dan aturan
teraupetik dalam 1x24 jam.
Berpartisipasi dalam aturan
pengobatan.
NIC NOC
Case Management Knowledge : Disease Process
Mengembangakan hubungan dengan 1803
pasien, keluarga dan tenaga Proses spesifik penyakit
kesehatan lain, sesuai kebutuhan. Faktor penyebb dan yang
Gunakan kemampuan komunikasi berkontribusi
yang efektif dengan pasien, keluarga, Faktor resiko
dan tenaga kesehatan lain. Efek penyakit
Memeberikan perawatan kepada Komplikasi potensial
pasien dan keluarga dengan Efek psikologis penyakit terhadap
bermartabat dan peduli. keluarga
Menjaga kenyamanan dan privasi
pasien dan keluarganya. Knowledge : Medication1808
Ajarkan keluarga mengenai self-care. Bentuk obat
pembuatan keputusan pasien Efek terpeutik obat
dan/atau keluarga. Efek samping obat
Mendokumentasikan semua aktivitas Menggunakan resep obat yang
Membantu pasien dan/atau keluarga benar
untuk menginformasikan mengenai Teknik self-monitoring
keputusan tenaga kesehatan.
Health Education Knowledge : Infection
Identifikasi faktor eksternal dan Management1842
internal yang mungkin menambah Cara transmisi
atau menurunkan motivasi pada Faktor yang berkontribusi terhadap
perilaku sehat. transmisi
Menentukan konteks personal dan Tanda dan gejala infeksi
sosio-kultural pada individu, Resiko resisten obat
keluarga, atau lingkungan komunitas. Strategi mengatasi stres
Menentukan pengetahuan mengenai Faktor yang mempengaruhi respon
kesehatan yang dimiliki dan perilaku imun
hidup sehari-hari pada individu,
keluarga, atau kelompok. Skala pengukuran :
Membantu individu, keluarga, atau 1 = No knowledge
komunitas dalam mengklarifikasi nilai 2 = Limited knowledge
dan kepercayaan mengenai 3 = Moderate knowledge
kesehatan. 4 = Substantial knowledge
Buat program pendidikan kesehatan 5 = Extensive knowledge
secara objektif.

Bab IV

Kesimpulan dan Saran

IV.I Kesimpulan

GASTRITIS (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang


disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya
asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari
mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi
yaitu perut terasa perih dan mulas. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu:
gastritis akut dan kronis. Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling
sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu
cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang
terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau
terapi radiasi. Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan
oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.

Manifestasi klinis gastritis antara lain nyeri terbakar di epigastrium


atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan, dispepsia,
anoreksia, nausea / muntah, dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan
hematemesis, melena. Penatalaksanaan dari penyakit adalah Mengurangi
paparan obat-obat yang bersifat iritan. Mengurangi produksi asam untuk
melindungi mukosa lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa proton,
dan atau sukralfat.

IV.II Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah


pengetahuan kami mengenai penyakit gastritis. Kami selaku tim penyusun
pula mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk kebaikan
makalah kami.

Daftar Pustaka

Behrman, Richard E dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 2. Ed:15.
Jakarta: EGC

Bulechek, Gloria M, dkk. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC)


ed.5. USA : MOSBY Elsiever

Carpenito-Monyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.


Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawat pasien. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : definisi dan klarifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC

Hoan Tzay, Tan. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta. Elex Media Komputindo

https://docs.google.com/document/d/1vzO5wj5Okotmevio-
1i40njPzVxgz_RFqj3SBU8hiGI/edit?hl=en_US&pli=1 diakses pada tgl 22
November 2013

Ikawati, Zullies. 2010. Resep Hidup Sehat.Yogyakarta:Kanisius

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses


penyakit Vol 1. Ed: 6. Jakarta: EGC

Mitchel, Richard N.2008. Buku saku penyekit robbins & cotran Ed.7. Jakarta:
EGC

Moorhead, Sue, dkk. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) ed.4. USA.
MOSBY Elsiever

Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner


& Suddarth Vol 2. Ed: 8. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai