c) Manifestasi khusus pada anemi: anemia defisiensi besi: spoon nail, glossitis;
anemia defisiensi vit. B12: paresis dan ulkus tungkai. Hemolitik: icterus,
hepatospleenomegali. Aplastik: anemia biasanya berat, perdarahan dan infeksi.
d) Penyakit primer yang menjadu penyebab, antara lain keganasan, hipotiroidisme
dan tanda-tanda gangguan ginjal (epo berkurang)
Patofisiologi anemia secara garis besar dapat diteaah melalui bagan berikut:
ANEMIA
Kalium yang keluar dari sel dan disekresikan di urin berkontribusi pada tidak
seimbangnya elektrolit, retensi cairan dan anoreksia
Kehilangan protein otot diikuti hilangnya elektrolit lain (K, Mg, Zn, Co)
Organ-organ pencernaan memproduksi enzim yang lebih sedikit. Motilitas usus
berkurang karena kekurangan energi, kemungkinan terjadi akumulasi bakteri-bakteri
pathogen di usus yang menyebabkan kerusakan mukosa usus dan terjadi konjugasi dari
garam empedu, akibatnya digesti dan absorbs nutrisi akan terganggu.
Fungsi imun terganggu, terkhusus cell mediated immunity. Respon imun terahadapt
infeksi dapat menghilang sehingga meningkatkan resiko terjadi infeksi yang tidak
terdiagnosis.
Massa RBC berkurang akibat pelepasan besi yang memerlukan glukosa dan asam amino
untuk dikonversikan menjadi ferritin meningkatkan resiko hipoglikemi dan
ketidakseimbangan asam amino. Apabila konfersi ini tidak berlangsung sangat sempurna,
besi yang tidak terikat transferrin akan meningkatkan pertumbuhan pathogen dan
pembentukan radikal bebas.
Kekurangan mikronutrien membatasi kemampuan tubuh untuk mengdeaktivasi radikal
bebas yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel. Gejala klinis yang
paling signifikan adalah edema, perubahan pada kulit dan kerusakan jaringan rambut.