Faktor Risiko yang Memengaruhi Berat Badan Lahir Rendah dan Sangat
Rendah di Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang
Periode 1 Januari-31 Desember 2008
Makbruri
Program Studi Kedokteran, FKIK, Universitas Bengkulu, Indonesia
Makbruribruri@gmail.com
Abstrak - Prevelansi bayi berat lahir rendah (BBLR ) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran di dunia. Bayi Kurang Bulan dan Berat
Lahir Rendah adalah salah satu utama kematian Neonatus. Faktor resiko BBLR secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu
janin dan keluarga. Faktor ibu adalah usia, usia kehamilan, paritas, riwayat abortus, preeclampsia, eklampsia, pendidikan terakhir. Faktor
janin adalah kehamilan ganda, hidramnion, jenis kelamin. Faktor keluarga adalah status ekonomi.
Bentuk Penelitian laporan pengalaman belajar riset ini adalah survey analitis retrospektif. Data hasil penelitian merupakan data rekam
medis persalinan 1 januari-31 Desember 2008 di rumah sakit, rumah bersalin, praktik bidan di kecamatan seberang ulu II.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah proporsi BBLR dan BBLSR, dan faktor resiko BBLR yaitu usia ibu, usia kehamilan,
paritas, riwayat abortus, preeclampsia, eklampsia, pendidikan terakhir ibu, hidramnion, kehamilan ganda, jenis kelamin dan status
ekonomi. Proporsi BBLR didapatkan sejumlah 278 dari 1815 angka kelahiran bayi (18,2%) Proporsi BBLR didapatkan sejumlah 52 dari
1815 angka kelahiran bayi (2,9%). Berdasarkan analisis bivariate dan multivariate didapatkan faktor resiko terhadap kejadian BBLR yaitu
usia kehamilan (p value= 0,000), Preeklampsia (p value =0,000), hidramnion (p value= 0,000), kehamilan ganda (p value =0,000) dan
Jenis Kelamin (p value= 0,018)
Dengan mengetahui faktor risiko terhadap kejadian BBLR diharapkan dapat menurunkan angka kejadian BBLR . Pemeriksaan ante natal
care dan menjaga kesehatan ibu dan janin perlu ditingkatkan dalam menurunkan angka kejadian BBLR. Diperlukan kerjasama antara
pemerintah dan ibu dalam menurunkan angka kejadian BBLR demi terwujudnya kesehatan Ibu dan Anak menuju Kesehatan dan
Kemajuan Bangsa.
proporsi ibu hamil adalah 2,5% dari total penduduk maka eklampsia sebanyak 14 ibu dan tidak ada riwayat
setiap tahun diperkirakan 355.00-710.000 dari 5 juta bayi eklampsia sebanyak 1801 ibu.
lahir dengan kondisi BBLR. Pada tahun 2002-2003 Tingkat pendidikan dengan pendidikan terakhir 280
angka proporsi BBLR tidak mengalami penurunan yaitu SD, 394 SMP, 798 SMA dan 185 perguruan tinggi.
sekitar 7,6%.3 Di Sumatera Selatan prevalensi BBLR Status ekonomi rendah didapatkan 11 subjek, status
mencapai 0,55% pada tahun 2001. Sedangkan di ekonomi sedang 1787 subjek, dan 17 subjek dengan
Palembang 44 bayi mengalami BBLR dari 29.687 status ekonomi tinggi. Dari 1815 persalinan didapatkan 6
kelahiran hidup atau sekitar 1 %.[4] kehamilan ganda dan 1809 kehamilan tunggal.
Didapatkan 22 ibu dengan oligohidroamnion, 1789
Faktor resiko BBLR secara garis besar dapat Normal, dan 4 Polihidromnian, 910 bayi berjenis kelamin
dikelompokkan menjadi factor ibu, janin dan keluarga. 5 kaki-laki dan 905 sebanyak perempuan.
Faktor ibu antara lain usia kehamilan, paritas, kadar Tabel 1. Karakteristik ibu yang melahirkan
hemoglobin, riwayat abortus, preeclampsia, eklampsia, KARAKTERISTIK
pendidikan terakhir. Faktor janin adalah kehamilan Usia n Persentase
<20 Tahun 76 4,2
ganda, hidramnion, jenis kelamin, Faktor keluarga adalah 20-35 Tahun 1534 84,5
status ekonomi.[5,6] >35 tahun 205 11,3
Usia Kehamilan n Persentase
Preterm 69 3,8
Salah satu cara yang mungkin untuk menurunkan BBLR Aterm 1690 93,1
adalah dengan mengetahui faktor-faktor risiko yang Post Term 56 3,1
Paritas n Persentase
mendukung terjadinya BBLR. Penilitian ini ditujukan Primipara 728 40,1
untuk mengetahui factor risiko yang dapat menyebabkan Multipara 1003 55,3
BBLR pada periode 1 Januari-31 Desember 2008 di Kota Grandemultipara 84 4,6
Riwayat Abortus n Persentase
Palembang khususnya Kecamatan Seberang Ulu II Ada 172 9,5
sehingga diharapkan dapat menurukan angka BBLR dan Tidak Ada 1643 90,5
didapatkan pula proporsi BBLR periode 1 Januari-31 Preeklamsia n Persentase
Desember 2008 di kota Palembang khususnya. Ada 5 5
Tidak Ada 95 95
Adapun Tujuan Penelitian Meneliti angka kejadian,
Eklamsia n Persentase
factor risiko, prognosis BBLR dan BBLSR serta kejadian Ada 14 0,8
lahir mati di Kota Palembang tahun 2010. Tidak Ada 1801 99,2
Pendidikan Terakhir n Persentase
2. Metode Penelitian SD 280 15,4
SMP 394 21,7
Jenis penelitian merupakan survey rekam medic analitik SMA 798 44,0
P.T 185 10,2
dengan desain potong lintang . Populasi penelitian adalah
Penghasilan Per Bulan n Persentase
semua kelahiran hidup di RS Muhammadiyah, RB Rendah
ananda, Praktik bidan di kecamatan Seberang Ulu II Kota Sedang 11 0,6
Tinggi 1787 98,5
Palembang periode 1 Januari-31 Desember 2008. 17 0,9
733
Makbruri / Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1079-1084
Tabel 3. Kejadian BBLR dan BBLSR Dari hasil penelitian didapatkan, untuk ibu melahirkan
Berat Badan lahir n % dengan kelompok umur < 20 tahun terdapat 60 bayi
Normal (2500-4000g) 1485 81,8 dengan berat badan lahir normal, 13 berat badan lahir
Rendah (<2500 g)BBLR 278 18,2 rendah, dan 3 berat badan lahir sangat rendah, kelompok
Sangat Rendah (<1500g) 52 2,9 20-35 tahun terdapat 1264 dengan berat badan lahir
BBLSR normal, 231 BBLr dan 39 BBLSR dan tidak terdapat
Dari 1815 kelahiran hidup didapatkan 1485 berat badan hubungan bermakna antara kejadian BBLR dan BBLSR
lahir normal, 278 rendah dan 52 sangat rendah. dengan usia ibu dengan p = 0,329.
Riwayat Abortus
Abortus (+) 143 23 6 172 0,681
Abortus (-) 1342 255 46 1643
Preeklampsia
Preeklampsia (+) 59 25 7 91 0,000
Preeklampsia (-) 1426 253 45 1724
Eklamsi
Eklampsi (+) 9 4 1 14 0,218
Eklampsi (-) 1476 274 51 1801
berat lahir
normal, 9 BBLR dan 3 BBLSR. Berdasarkan uji statistik
1417 berat lahir normal, 250 BBLR dan 23 BBLSR dan didapatkan nilai p= 0,522 dapat disimpulkan paritas
kelompok post term terdapat 55 berat badan lahir normal bukan merupakan faktor resiko BBLR dan BBLSR.
dan 1 BBLR. Berdasarkan uji statistic diperoleh p-Value Berdasarkan penelitian diketahui dengan riwayat abortus
= 0,00000 berarti ada hubungan signifikan anertara usia terdapat 143 dengan berat badan normal, 23 dengan
kehamilan dengan kejadian BBLR serta BBLSR. BBLR, dan 6 dengan BBLSR dan ibu yang tidak terdapat
Berdasarkan penelitian diketahui dari kelompok riwayat abortus 1342 dengan berat badan lahir normal,
primipara terdapat terdapat 584 dengan berat badan lahir 255 BBLR, dan 46 dengan BBLSR
normal, 122 BBLR dan 829 dengan berat badan lahir
normal, 147 BBLR dan 27 BBLSR. Dari kelompok
grandemultipara didapatkan 72
Tabel 5. Faktor resiko kejadian BBLR dan BBLSR dari jumlah janin dikandung
Faktor Resiko Normal BBLR BBLSR Jumlah P
733
Makbruri / Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1079-1084
Kehamilan Ganda
Gemeli (+) 9 16 1 26 0,000
Gemeli (-) 1476 262 51 1789
Hidramnion
Polihidramnion 4 0 0 4
Normal 1471 269 49 1471 0,000
Oligohidramnion 10 9 3 22
Jenis Kelamin
Laki-Laki 764 126 20 764 0,04
Perempuan 721 152 32 721
dengan berat badan lahir normal, 16 BBLR dan 1
Pada kelompok preeklampsia terdapat 59 dengan berat BBLSR. Berdasarkan uji statistic didapatkan nilai p =
badan normal, 25 BBLR dan 7 BBLSR. Pada kelompok 0,000 dapat disimpulkan bahwa kehamilan ganda
tidak ada riwayat preeklampsia terdapat 1426 dengan merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR dan
berat lahir. BBLSR. Untuk faktor resiko volume amnion kelompok
polihidroamnion terdapat 4 faktor resiko bayi dengan
Analisis statistik didapatkan nilai p= 0,681 dapat berat badan lahir normal,untuk normal terdapat 1471
disimpulkan bahwa Riwayat abortus bukan merupakan dengan berat badan bayi lahir normal, 269 dengan
faktor resiko kejadian BBLR dan BBLSR normal, 253 BBLR, dan 49 dengan BBLSR. Untuk Oligohidramnion
BBLR dan 45 BBLSR. Dari uji statistic didapatkan nilai didapatkan 10 dengan berat badan bayi normal, 9 dengan
p= 0,000 dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna BBLR dan 3 dengan BBLSR. Dari uji statistik
antara preeclampsia dengan BBLR dan BBLSR.
didapatkan P value 0,000 ada hubungan signifikan antara
Pada kelompok eklampsia terdapat 1426 dengan berat volume amnion dengan BBLR dan BBLSR. Dari
badan normal, 278 BBLR dan 52 dengan BBLSR, pada kelompok jenis kelamin laki-laki didapatkan 764 berat
kelompok tidak ada riwayat eklampsia didapatkan 9 bayi badan lahir normal, 126 BBLR dan 20 BBLSR. Dari
dengan berat lahir normal, 4 BBLSR dan 1 BBLSR. Dari kelompok jenis kelamin perempuan didapatkan 721 berat
uji statistic didapatkan nilai P : 0,218 menunjukan tidak lahir normal, 152 BBLR dan 32 BBLSR. Dari uji statistik
ada hubungan yang nyata antara eklampsia dengan didapatkan P Value 0,04 angka ini menunjukkan bahwa
BBLR dan BBLSR. terdapat hubungan antara jenis kelamin janin dengan
kejadian BBLR dan BBLSR.
Dari kelompok bayi kehamilan tunggal terdapat 1476
bayi dengan berat badan lahir normal, 262 BBLR, dan 1
BBLSR. Untuk kehamilan ganda didapatkan 9 bayi
Dari kelompok dengan status ekonomi tinggi tidak ada hubungan signifikan antara status ekonomi
terdapat 1 bayi dengan berat badan lahir normal, 3 BBLR dengan BBLR dan BBLSR.
dan 13 BBLSR. Dari kelompok 4. Analisis Multivariat factor risiko penentu kejadian
ekonomi sedang terdapat 1463 dengan berat badan lahir BBLR
normal, 273 dengan BBLR dan 51 BBLSR. Untuk Dalam analisis multivariat, faktor risiko kandidat yaitu
kelompok status ekonomi rendah terdapat 9 orang dengan usia kehamilan preeclampsia, hidramnion, kehamilan
berat badan lahir normal, 2 BBLR dan 0 BBLSR. Dari ganda, dan jenis kelamin dianalisis secara bersama-sama.
Uji statistij didapatkan nilai P: 0,904 dapat disimpulkan Faktor risiko dengan nilai probabilitas < 0,05 akan
733
Makbruri / Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1079-1084
dimasukkan ke dalam analisis sedangkan factor risiko Melalui uji statistik disimpulkan bahwa riwayat abortus
dengan nilai probablitas >0,05 akan dikeluarkan dari bukan merupakan faktor resiko terhadap terjadinya bayi
analisis secara berurutan dimulai dari nilai probabilitas dengan BBLR dan BBLSR.
yang terbesar.
f. Preeklampsia
Dari analisis pertama didapatkan bahwa usia kehamilan
Hasil uji statistic menunjukkan bahwa preeclampsia
preeclampsia, hidramnion,kehamilan ganda, jenis
bermakna pengaruhnya terhadap kejadian BBLR. Pada
kelamin merupakan factor risiko mempunyai p value <
preeclampsia terjadi gangguan awal pada plasenta yang
0,05 dan signifikan sebagai factor risiko penentu kejadian
merupakan jalur penyaluran oksigen dan makanan dari
BBLR.
ibu ke janin melalui asupan darah. Gangguan pada
Pembahasan
plasenta menyebabkan janin kekurangan oksigen dan
1. Angka kejadian BBLR dan BBLSR nutrisi.[7]
Dari hasil penelitian terhitung proporsi BBLR sebesar
g. Eklampsia
18,2 % dan BBLSR 2,9%. Angka BBLR ini lebih tinggi
Dalam penelitian ini uji statistic menunjukkan nilai p ;
dari angka kejadian global 16% dan nasional sebesar 7-
0,088 hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan
14%, lebih tinggi dari rata-rata kejadian di negara
antara eklampsia dengan kejadian BBLR dan BBLSR.
berkembang.
2. Faktor Ibu
3. Faktor Janin
Faktor ibu yang diteliti menjadi beberapa faktor yaitu ; Faktor janin yang diamati di lapangan dibagi menjadi
usia, kehamilan, paritas, riwayat abortus, beberapa faktor yaitu : kehamilan ganda, volume amnion
preeclampsia,eklampsia, diabetes mellitus, dan dan jenis kelamin
pendidikan terakhir.
a. Kehamilan Ganda
a. Usia
Pada kehamilan ganda suplai darah ke janin harus terbagi
Usia ibu < 20 tahun merupakan faktor resiko kejadian
dan atau lebih untuk masing-masing janin sehingga
BBLR dan BBLSR. Hal ini sesuai dengan survey
suplai nutrisi berkurang. 8 Pada penelitian ini kehamilan
demografi kesehatan Indonesia (SKDI) yang menyatakan
ganda merupakan factor risiko kejadian BBLSR dan
usia ibu < 20 tahun merupakan factor risiko, Ibu usia
bukan factor resiko BBLR
yang muda umumnya kurang paham dalam asuhan
perawatan dan asupan nutrisi kehamilan.
b. Volume Amnion
Hasil Uji statistic menunjukkan bahwa hidramnion
b. Usia Kehamilan
sangat bermakna pengaruhnya terhadap kejadian bayi
Usia kehamilan merupakan faktor resiko terjadinya
dengan BBLR. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa
BBLR dan BBLSR. Usia kehamilan mempengaruhi
hidramnion menyebabkan prognosis anak kurang baik
pematangan organ dan efektifitas penyaluran nutrisi dan
karena adanya kelainan kongenital, prematuritas,
oksigenasi plasenta yang dibutuhkan janin untuk tumbuh
prolapse funikuli dan lain-lain.
optimal.3 Pada Usia kehamilan kurang bulan
pematangan organ yang belum sempurna dan kurangnya c. Jenis Kelamin
efektifitas penyaluran nutrisi dan oksigenisasi membuat Dari uji statistik ditunjukkan bahwa jenis kelamin
janin tumbuh tak optimal. Hal ini membuat bayi terlahir merupakan factor risiko BBLR. Belum ada teori yang
mempunyai berat badan lahir rendah dan sangat rendah, menyebutkan bahwa jenis kelamin tertentu memiliki
Pada penelitian ini uji statistik menunjukkan bahwa usia kecenderungan untuk mendapatkan BBLR lebih besar.
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian BBLR
dan BBLSR. 4. Faktor Status Ekonomi Keluarga
c. Paritas Berdasarkan hasil uji statistic disimpulkan status
Melaui uji statistic didapatkan bahwa paritas bukan ekonomi bukan merupakan factor risiko BBLR. Hal ini
merupakan factor risiko terhadap angka kejadian BBLR berbeda dengan teori, bahwa dampak dari status ekonomi
dan BBLSR. yang rendah, bermuara pada ketersediaan pangan yang
terbatas, asupan makanan yang tidak seimbang dan
d. Riwayat Abortus
perawatan antenatal yang kurang. Hal ini memegang
733
Makbruri / Jurnal Gradien Vol. 11 No. 1 Januari 2015 : 1079-1084
peranan penting dalam pertumbuhan anak, terlihat dari [1] Lawn, JE, Cousend,S,Zupan,J, < 4 Milion neonatal
berat badan bayi yang lahir dari golongan orang tua death: When? Where? Why? The lancet 2005
[2] World Health Organization (WHO). Development of
dengan status ekonomi kurang lebih rendah daripada bayi
a strategy towards promoting optimal fetal growth.
dari keluarga dengan status ekonomi cukup. Avaliable from : http://www.who.int/
nutrition/topics/feto_maternal/en.html.
4. Kesimpulan [3] Supono.Ilmu Kebidanan. Palembang: Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
4.1. Simpulan.
Sriwijaya, 1985
Dari penelitian ini didapatkan proposrsi BBLR sebanyak [4] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hak-hak
278 bayi (18,2%) dan proporsi BBLSR sebanyak 52 bayi anak Indonesia belum terpenuhi, December 29, 2004
(2,9%) avaible from URL:www.depkes.go.id/index.php?
option=news&task =viewarticle&sid=709&itemid=2
Berdasarkan Analisis data bivariate didapatkan factor [5] Najoan nan warouw, Sugiarto Wiriadinata.Hubungan
resiko kejadian BBLR yaitu usia kehamilan, serum ferritin ibu hamil trimester ketiga dengan bayi
berat badan lahir rendah. Cermin dunia kedokteran,
Preeklampsia, Hidramnion, Kehamilan ganda dan Jenis
2005; 146:5-15.
Kelamin [6] Jovan dachi. Permasalahan berat lahir rendah, August
19, 2007 aviable from URL :
Berdasarkan analisis data bivariate diketahui bahwa usia
http://Jovandc.multiply.com
ibu, paritas, riwayat abortus, eklampsia, dan status /journal/item/4/Permasalahan_Berat_Lahir_Rendah_
ekonomi bukan merupakan factor risiko kejadian BBLR. BBLR.
[7] Berat Bayi Lahir Rendah. Jakarta : 2007 (diakses
Berdasarkan analisis data multivariate tanggal 24 Januari 2009) avaible from
didapatkan factor risiko yang paling berpengaruh yaitu url:http://blogjoeharno.blogspot.com/2008_05_01_Ar
usia kehamilan, preeclampsia, hidramnion, kehamilan chive .html
[8] Featherstone LS, Sherman SJ, Quigg MH. Prenatal
ganda dan jenis kelamin. diagnosis of seckel syndrome.J.Ultrasound Med.
1996 ; 15: 85-8
Saran
Masih tingginya angka kejadian BBLR di kecamatan
Seberang Ulu II memerlukan perhatian dari semua pihak
mulai dari ibu hamil, petugas kesehatan dalam hal ini
dokter kebidanan atau bidan sampai pemerintah agar
memperhatikan faktor faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya berat badan lahir rendah dan berupaya
memperkecil faktor risiko tersebut. Upaya upaya
penyuluhan tentang kesehatan ibu dan bayi perlu
digalakkan kembali.
Daftar Pustaka
733