Nomor Publikasi :
Naskah :
Seksi Statistik Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
Gambar Kulit :
Seksi Statistik Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
Diterbitkan Oleh :
BAPPEDA Kabupaten Magelang
Drs. SUGIYONO, M. Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19640102 198405 1 004
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................. iii
Daftar Tabel .......................................................................... v
Daftar Grafik ......................................................................... vi
Bab I. Pendahuluan ................................................................. 1
1.1. Umum ...................................................................... 1
1.2. Kelompok Sektor dan Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ..... 2
1.3. Analisa dan Kegunaan Data PDRB ....................................... 4
1.4. Sistematika Laporan ...................................................... 9
Bab II. Konsep Dan Definisi ......................................................... 11
2.1. Konsep Domestik dan Regional ......................................... 11
2.2. Produk Domestik dan Produk Regional ................................ 11
2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) ................................................... 13
2.4. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK)..................................................... 16
Bab III. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional ............................ 21
3.1. Metode Pendekatan Produksi ........................................... 21
3.2. Pendekatan Pendapatan ................................................. 22
3.3. Pendekatan Pengeluaran ................................................ 23
3.4. Metode Alokasi ........................................................... 24
Bab IV. Ulasan Ekonomi Kabupaten Magelang Tahun 2013 .................... 27
4.1. PDRB Kabupaten Magelang ............................................... 28
4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Magelang .......................... 28
4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral ........................................ 29
4.4. Indeks Perkembangan PDRB ............................................. 31
4.5. Struktur Ekonomi Kabupaten Magelang ................................ 32
4.6. Indeks Berantai ........................................................... 33
4.7. Indeks Implisit PDRB ...................................................... 35
4.8. Inflasi ....................................................................... 36
4.9. PDRB Per Kapita .......................................................... 37
Lampiran .............................................................................. 60
Halaman
Tabel 4.2. Indeks Perkembangan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar Harga
Konstan 2000, 2009 -2013 ............................................ 31
Tabel 4.3. Struktur Ekonomi Kabupaten Magelang, 2009 -2013 (Persen) ... 32
Tabel 4.6. PDRB per Kapita Kabupaten Magelang, 2009 -2013 ............... 38
Halaman
Grafik 4.1. PDRB Kab. Magelang Harga Berlaku & Harga Konstan 2000,
2009-2013 ............................................................. 28
Grafik 4.11. NTB Sektor Listrik dan Air Minum di Kabupaten Magelang,
2009-2013 (Milyar Rupiah) .......................................... 45
PENDAHULUAN
1.1. Umum
c. Sektor Bangunan/Konstruksi.
d. Sektor Jasa-jasa.
1. Sektor Pertanian,
2.3. Peternakan
2.4. Kehutanan
2.5. Perikanan
2.3. Penggalian
4.2. Gas
6.2. Hotel
7.2. Komunikasi
9. Sektor Jasa-Jasa,
9.2. Swasta
- Distribusi persentase
- Indeks perkembangan
- Indeks implisit.
PDRB
PDRB per kapita = ---------------------------------------------
Jumlah penduduk pertengahan tahun
PDRBadhb
I Implisit = ------------------ x 100
PDRB adhk
I implisit t
Inflasi / Deflasi = ------------- - 1 x 100
I implisit t-1
dimana :
I implisit = Indeks implisit
I implisit t = Indeks implisit tahun t
I implisit t-1 = Indeks implisit sebelum tahun t
Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan
jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga
berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk
suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Perusahaan
(Produsen) Rumah Tangga
(Konsumen)
c. Pengeluaran konsumsi
(Arus Uang)
(Arus barang)
SISTEMATIKA LAPORAN
Bab II. Konsep dan Definisi menjelaskan pengertian beberapa konsep dan
definisi istilah-istilah yang digunakan dalam publikasi ini.
Bab V. Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari uraian pada bab-bab
sebelumnya.
Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi
yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah
faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut
atau tidak.Yang dimaksud dengan wilayah domestik suatu region adalah
meliputi wilayah yang berada didalam batas geografis region tersebut
(propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan).
Kecuali:
2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region
yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.
2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB)
2.3.1.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB
Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud
dengan Nilai Tambah yaitu merupakan nilai yang ditambahkan kepada
barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi
sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa
atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.
b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan
meliputi :
1. Produksi utama
3. Produksi sampingan
c) Biaya Antara (BA) adalah jenis biaya yang terdiri dari barang/jasa yang
tidak tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan
barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan
umur penggunaan kurang dari 1 tahun.
Contoh :
- Biaya administrasi.
Perbedaan antara konsep netto ini dan konsep bruto diatas, ialah
karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk
nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut :
Adalah PDRN ADHB dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak
langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain
pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan.
PDRB ADHB
a. PDRB ADHB perkapita =
Jumlah penduduk pertengahan tahun
PDRB ADHK
b. PDRB ADHK perkapita =
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Pendapatan regional
c. Income perkapita =
Jumlah penduduk pertengahan tahun
2.4. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK)
a. Revaluasi
dimana:
Qny = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan (tn).
b. Ekstrapolasi
Qn xP0
IndeksKuantumLaspayers
Q0 xP0
Nilai tambah bruto tahun berjalan (tn) adhk dapat dihitung sebagai
berikut :
IndeksKuantum ny
NTB adhk y NTB0y x
100
dimana :
NTB adhk y = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun berjalan (tn).
NTB 0y = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun dasar (t0).
c. Deflasi
NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB
adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.
NTB adhbny
NTB adhk y x100
IndeksH arg a ny
dimana :
d. Deflasi berganda
2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga
biaya antara.
Selisih antara nomor 1 dan 2 diatas merupakan nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan. Bila diformulasikan akan terbentuk sebagai
berikut :
atau :
dimana :
NTB adhkny = Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan komoditi y
METODE PENGHITUNGAN
PENDAPATAN REGIONAL
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa
yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara.
Nilai yang ditambahkan ini sama dengan nilai balas jasa faktor produksi atas
ikut sertanya dalam proses produksi.
Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum
termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga
produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar
Nilai tambah bruto (NTB) adalah merupakan produk dari proses produksi,
yang terdiri dari komponen-komponen di antaranya :
Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan lain-
lain.
- Surplus usaha
- Konsumsi pemerintahan
- Perubahan stok
Mengenai kapan metode alokasi dipakai, adalah jika dari ketiga metode
sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit
produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat
berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui
nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba
dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan
nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-
indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor
pusat.
Selama tahun 2009-2013, baik atas dasar harga berlaku maupun harga
konstan nilai PDRB Kabupaten Magelang selalu mengalami kenaikan. Pada
tahun 2013 PDRB Kabupaten Magelang atas dasar harga berlaku telah
mencapai 10,814 trilyun rupiah, naik 1,5 kali dari tahun 2009 (7,151 trilyun
rupiah). Sedangkan menurut harga konstan mencapai 4,797 trilyun rupiah pada
tahun 2013, mengalami kenaikan 1,2 kali dari tahun 2009 (3,939 trilyun
rupiah). Untuk lebih jelasnya perkembangan PDRB Kabupaten Magelang selama
lima tahun terakhir bisa dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.1. PDRB Kab. Magelang Atas Dasar Harga Berlaku &
Harga Konstan 2000, 2009-2013
12.000,00
10.000,00
10.814,29
9.736,56
8.000,00
PDRB (Milyar Rp.)
8.770,81
8.022,32
6.000,00 7.151,06
4.000,00
4.116,39 4.292,35 4.542,89 4.797,32
3.938,76
2.000,00
-
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Berlaku
Konstan
8
6,49
6,22 6,23
5,78
6 4,63 6,34
6,03 5,81
5,84 5,84
5,14
5,6
4 4,72 4,51 4,27
0
2009 2010 2011 2012 2013
Laju pertumbuhan ekonomi setiap sektor dapat dilihat pada tabel dan
grafik berikut.
8,39 9,00
7,57 7,77
8,00
7,11
6,39 6,55 7,00
5,00
4,00
2,87
3,00
2,00
1,00
0,00
Dari tabel 4.1 dan grafik 4.3 dapat dilihat bahwa hampir semua sektor
mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor
653,37 595,25
516,90
200,00 400,00 600,00 468,04
401,79 383,17
404,11
312,21 341,65
Perkembangan (%)
231,80 257,98
234,52 274,35
174,70 197,60
125,82
177,67 162,77
0,00
Konstan Berlaku
114 112,18
111,01 111,07
109,33
110 108,55
106
105,84 105,60
104,72
104,51 104,27
102
98
2009 2010 2011 2012 2013
adhb adhk
Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi
yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya juga berlainan. Untuk
penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Membagi indeks implisit tahun (t) dengan indeks implisit tahun (t-1)
dikurangi satu dikalikan seratus persen
(Persen)
8,00
7,34
6,00
5,18
4,85 4,89
4,00
3,66
2,00
0,00
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas serta
hasil-hasil ternak, antara lain sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, telur dan
susu segar. Produksi ternak dihitung dengan menjumlahkan ternak yang
dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto.
Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Magelang, sedangkan data harga ternak serta
pemotongan dan hasil-hasil ternak diperoleh dari BPS.
Tabel 4.7. NTB Sektor Pertanian Kabupaten Magelang, 2011-2013 (Juta Rp)
Berlaku
1 Tabama 1 959 213,57 2 153 490,67 2 353 155,16
2 Perkebunan 161 710,30 172 326,59 187 701,33
3 Peternakan 241 442,82 261 872,61 285 766,68
4 Kehutanan 115 687,86 119 804,32 129 679,63
5 Perikanan 45 796,37 49 841,29 53 912,01
2 523 850,92 2 757 335,48 3 010 214,81
Konstan
1 Tabama 851 581,29 878 851,54 901 516,04
2 Perkebunan 76 984,72 79 927,76 83 351,22
3 Peternakan 130 552,82 135 820,30 142 437,44
4 Kehutanan 59 034,64 58 454,27 58 723,37
5 Perikanan 24 759,4 26 204,68 27 048,02
1 142 912,87 1 179 258,55 1 213 076, 09
(Milyar Rupiah)
2 353
2 400 2 153
2 200 1 959
2 000 2011
1 800 2012
1 600
1 400 2013
1 200
1 000
800
600
400 262 286
172 188 241 120 130
162 46 50 54
200 116
sub sektor
Dari tabel dan grafik di atas nampak jelas bahwa pada tahun 2013 sub
sektor tabama memberikan kontribusi NTB mencapai 78,17 persen, terbesar
dibandingkan sub sektor lainnya. Kemudian disusul oleh sub sektor peternakan
sebesar 9,49 persen.
Grafik 4.11. NTB Sektor Listrik Dan Air Minum di Kabupaten Magelang,
2009-2013 (Milyar Rupiah)
Sub sektor ini ini mencakup jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan
dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumah tangga. Berikut dijelaskan
masing-masing sub dari sub sektor jasa swasta tersebut.
Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa kesehatan dan
jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti palang merah, panti asuhan,
panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadah dan
sejenisnya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Kegiatan-kegiatan
sejenis yang dikelola oleh pemerintah tidak termasuk dalam sub sektor ini
(sudah dicakup dalam sektor Pemerintahan dan Hankam).
Jasa pendidikan mencakup segala macam lembaga pendidikan swasta
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Termasuk disini kursus-kursus, seperti kursus menjahit, menari, montir,
mengemudi dan lain sebagainya.
Jasa kesehatan mencakup segala macam lembaga kesehatan swasta baik
berbentuk rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik dan sejenisnya. Termasuk
disini pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti dokter umum, dokter
gigi, dokter spesialis, psikater, bidan, tukang gigi, dukun bayi dan
sebagainya.
Output jasa pendidikan atas dasar harga berlaku dihitung dengan
pendekatan produksi yaitu perkalian antara indikator produksi (jumlah murid
swasta menurut jenjang pendidikan) dengan indikator harga (rata-rata
output per murid). Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh
berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Sedangkan
output dan nilai tambah bruto atas dasar konstan 2000 dihitung berdasarkan
metode deflasi dengan indek harga konsumen kelompok pendidikan sebagai
deflatornya.
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah seluruh kegiatan
perusahaan/lembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi
Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung
berdasarkan laporan dari masing-masing kegiatan yang ada di Kabupaten
Magelang. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan menggunakan metode deflasi yaitu dengan menggunakan
Indeks Harga Konsumen sub kelompok rekreasi dan olah raga sebagai
deflatornya.
Sub sektor ini mencakup segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya
melayani perorangan dan rumah tangga, terdiri atas :
Jasa Perbengkelan/Reparasi kendaraan bermotor mencakup perbaikan kecil-
kecilan dari kendaraan roda dua, tiga dan empat seperti mobil pribadi, mobil
umum, bemo, sepeda motor dan sebagainya.
Jasa Reparasi Lainnya seperti perbaikan/reparasi jam, TV, lemari es, mesin
jahit, sepeda dan barang-barang rumah tangga lainnya.
Jasa Pembantu Rumah Tangga termasuk koki, tukang kebun, penjaga malam
pengasuh bayi dan anak dsb.
Jasa perorangan lainnya seperti tukang binatu, pemangkas rambut, tukang
jahit, tukang semir sepatu dan sandal, dan lain sebagainya.
PENUTUP
1. Pertanian 2 101 208,47 2 374 670,52 2 523 850,92 2 757 335,485 3 010 214,807
1.1. Tanaman Bahan Makanan 1 617 453,86 1 858 336,77 1 959 213,57 2 153 490,672 2 353 155,16
1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat 140 109,14 145 045,24 161 710,3 172 326,593 187 701,327
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 204 370,04 222 162,44 241 442,82 261 872,61 285 766,681
1.4. Kehutanan 101 365,4 108 023,37 115 687,86 119 804,32 129 679,63
2. Pertambangan dan Penggalian 184 017,22 203 806,88 228 875,35 250 860,614 283 701,535
3. Industri Pengolahan 1 321 965,72 1 443 691,68 1 602 147,38 1 810 124,09 2 023 782,529
4. Listrik, Gas dan Air Minum 49 217,94 54 619,98 59 013,32 64 478,514 74 169,218
5. Bangunan / Konstruksi 599 542,34 665 087,71 745 656,97 834 813,913 936 046,74
6. Perdagangan,Restoran dan Hotel 1 072 598,31 1 206 640,33 1 314 423,13 1 479 010,31 1 638 870,465
7. Pengangkutan dan Komunikasi 370 681,63 405 250,61 444 376,89 489 396,01 543 650,496
8. Keuangan , Persewaan dan 197 496,43 213 796,89 229 365,52 248 702,52 281 086,654
Jasa Perusahaan
9. Jasa - jasa 1 254 329,45 1 454 757,9 1 623 099,22 1 801 834,92 2 022 767,32
PDRB Kabupaten Magelang 7 151 057,51 8 022 322,5 8 770 808,7 9 736 556,376 10 814 289,764
PDRB Perkapita (Rupiah) 6 084 654,82 6 784 073,12 7 371 214,15 7 984 900,72 8 851 975,077
1. Pertanian 1 127 359,19 1 145 120,48 1 142 912,87 1 179 258,55 1 213 076,086
1.1. Tanaman Bahan Makanan 853 154,49 865 979,46 851 581,29 878 851,54 901 516,042
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 122 267,97 125 785,55 130 552,82 135 820,3 142 437,438
2. Pertambangan dan Penggalian 107 011,64 115 123,12 125 092,78 132 992,83 140 505,541
3. Industri Pengolahan 738 829,99 766 616,23 794 597,72 841 170,15 894 905,717
4. Listrik, Gas dan Air Minum 20 506,14 22 199,82 23 212,99 24 561,94 26 622,469
5. Bangunan / Konstruksi 349 220,84 373 875,83 405 580,5 434 296,87 467 176,538
6. Perdagangan,Restoran dan Hotel 572 258,39 598 255,34 621 357,12 661 460,76 708 485,187
7. Pengangkutan dan Komunikasi 218 606,4 232 099,52 245 909,74 263 115,36 280 351,475
8. Keuangan , Persewaan dan 107 757,65 112 121,22 117 687,44 124 261,96 133 913,596
Jasa Perusahaan
9. Jasa - jasa 697 214,44 750 978,51 816 003,29 881 770,24 932 282,404
PDRB Kabupaten Magelang 3 938 764,68 4 116 390,07 4 292 354,45 4 542 888,66 4 797 319,014
PDRB Perkapita (Rupiah) 3 351 395,72 3 481 023,26 3 607 405,54 3 725 600,051 3 926 818,06
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 2,86 2,77 2,75 2,69 2,64
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,69 0,68 0,67 0,66 0,69
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 3,10 3,06 3,04 2,99 2,97
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,52 0,54 0,54 0,54 0,56
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 212,30 230,79 250,82 272,04 296,86
4. Listrik, Gas dan Air Minum 433,57 481,16 519,86 568,01 653,37
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 127,01 130,67 135,62 141,09 147,97
4. Listrik, Gas dan Air Minum 180,64 195,56 204,49 216,37 234,52
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 108,10 108,71 108,68 108,46 109,12
4. Listrik, Gas dan Air Minum 107,83 110,98 108,04 109,26 115,03
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 102,95 102,88 103,79 104,03 104,87
4. Listrik, Gas dan Air Minum 104,40 108,26 104,56 105,81 108,39
1.3. Peternakan & Hasil - hasilnya 167,15 176,62 184,94 192,81 200,63
4. Listrik, Gas dan Air Minum 240,02 246,04 254,23 262,51 278,60
Tabel K
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang
Menurut Kelompok Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2009 - 2013
( Jutaan Rupiah )