Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan
Agama Islam.
Sholawat serta salam kami tujukan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang kami harapkan syafaat-Nya di hari kiamat nanti.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dan membantu secara langsung maupun berupa saran yang
membangun sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
baik berupa isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami mengharap
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
bagi kami.
Amiinn...

Palopo, 25 November 2016

penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang.......................................................................................
1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

A. PUASA
..................................................................................................
......................... 3

B.
HAJI............................................................................................................
..................... 8

BAB III PENUTUP.............................................................................. 12

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 12

B.
SARAN.......................................................................................................
................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 13

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa dan Haji adalah Rukun Islam yaitu sesuatu yang wajib
ada dan diyakini oleh setiap orang islam. Namun dalam kenyataan,
ibadah banyak dipraktekkan sebatas melaksanakan perintah, belum
dipahami apa kandungan makna dan pesan dari berbagai bentuk atau
symbol-simbol ibadah yang dilakukan itu. Di jaman yang modern ini
banyak sekali orang melaksanakan puasa ramadhan sebagai ibadah
formalistis dan rutinitas ritual, sehingga tidak ada perubahan atau
evaluasi pasca kita melaksanakan puasa.
Haji adalah perintah Alloh dalam Rukun Islam dimana orang
yang mampu dalam segi materi dan jasmani maka diwajibkan untuk
melaksanakn Haji. Kewajiban Ibadah Haji mengandung banyak hikmah
besar dalam kehidupan rohani seorang mukmin, serta mengandung
kemaslahatan bagi seluruh umat islam pada sisi agama dan dunianya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi puasa?
2. Apa saja syarat wajib dan syarat sahnya dari puasa?
3. Apa saja rukun puasa ?
4. Apa saja macam-macam puasa ?
5. Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa ?
6. Apa saja hikmah dari puasa itu ?
7. Apa Pengertian Haji ?
8. Apa saja pembagian Haji?
9. Apa saja syarat, rukun, dan sunnah Haji?
10. Apa saja hikmah dari Haji?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu untuk membahas
rumusan masalah :
1. Untuk mengetahui definisi puasa
2. Untuk mengetahui syarat wajib dan syarat sahnya dari puasa
3. Untuk mengetahui rukun puasa
4. Untuk mengetahui macam-macam puasa
5. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa

1
6. Untuk mengetahui hikmah dari puasa itu
7. Untuk mengetahui pengertian haji
8. Untuk mengetahui pembagian haji
9. Untuk mengetahui syarat, rukun, dan sunnah haji.
10. Untuk mengetahui hikmah dari haji.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. PUASA
As-siyam dari segi bahasa berarti, menahan diri dari
melakukan sesuatu, baik perbuatan maupun perkataan. Dari segi
terminology berarti, menahan diri dari makan, minum, hubungan
suami istri, dan segala hal yang membatalkan lainnya dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari karena Alloh SWT .
Kaum muslimin diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan (al-
Baqarah/ 2 :183)
- - - - - - - - - - - - - - - - -
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamubertakwa
Syarat wajib dan syarat sahnya dari puasa
1. Syarat-syarat wajib berpuasa
Syarat-syarat wajib berpuasa sebagai berikut :
a. Beragama islam.
b. Baligh dan berakal.
c. Suci dari haidh dan nifas (ini tertentu bagi wanita).
d. Kuasa (ada kekuatan).
2. Syarat-syarat sahnya puasa
Syarat-syarat sahnya puasa sebagai berikut :
a. Islam.
b. Tamyiz
c. Suci dari haidh dan nifas.
d. Tidak di dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, yaitu di
luar bulan Ramadlan.
Rukun puasa
1. Niat. Yaitu menyengaja puasa Ramadlan, setelah terbenam
matahari hingga sebelum fajar shadiq. Artinya pada
malam harinya, dalam hati telah tergerak (berniat), bahwa
besok harinya akan mengerja-kan puasa wajib Ramadlan. Adapun
puasa sunnat, boleh niatnya dilakukan pada pagi harinya.

3
Dari Hafshah Ummul Mu'minin ra. Bahwasanya Nabi saw
bersabda
"Barangsiapa yang tidak menetapkan akan berpuasa sebelum
fajar, maka tiada sah puasa-nya". (HR. Imam yang lima, Nasa'i
dan Turmudzi cenderung mentarjih mauqufhya, tapi disahkan
secara marfu' oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Dan dalam riwayat Daru Quthni: "Tidak sah puasanya
bagi orang yang tidak menetapkannya dari malam harinya". Niat
itu sah pada salah satu saat di malam hari, dan tidak
disyaratkan menngucapkannya, karena itu merupakan
pekerjaan hati tak ada sangkut pautnya dengan lisan. Hakikat
niat adalah menyengaja suatu perbuatan demi mentaati
perintah Allah SWT dalam mengharapkan keridhaanNya(Sayyid
Sabiq, 1993:175)
2. Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit
fajar shadiq
hingga terbenam matahari. Dalam Quran surat Al Baqarah ayat
187 :
Artinya : Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa
bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa
yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah
hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu
fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang)
malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang
kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Macam-Macam Puasa
1. Puasa Fardhu

4
Puasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan
berdasarkan ketentuan syariat
Islam. Yang termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:
a. Puasa bulan Ramadhan.
b. Puasa Kafarat.
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang
dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian
dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan
seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan,
bentuk pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :
c. Puasa Nazar.
Puasa nadzar adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan,
begitu juga tidak disunnahkan oleh Rasulullah saw., melainkan
manusia sendiri yang telah menetapkannya bagi dirinya sendiri
untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs) atau mengadakan janji pada
dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa sekian
hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang
ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut
jadi wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau
mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari
lain dan apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia
bertanggung jawab mengqadhanya.
2. Puasa Sunnat
Puasa sunnat (nafl) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.
Adapun puasa sunnat itu antara lain :
a. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal.
Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah
saw bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan,
kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada
bulan syawal , maka seakan-akan dia berpuasa selama setahun

5
b. Puasa pertengahan bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan
Qomariyah.
Pada suatu hari ada seorang Arab dusun datang pada Rasulullah
saw. dengan membawa kelinci yang telah dipanggang. Ketika daging
kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw. hanya
menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk
menyantapnya, sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian
pula ketika si arab dusun tidak ikut makan, maka beliau saw bertanya
padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya aku
sedang puasa tiga hari setiap bulan, kalau engkau bisa
melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya
lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke t iga belas,
empat belas dan ke lima belas.
c. Puasa hari Senin dan hari Kamis.
Dari Aisyah ra. "Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari
kamis". (H.R. Turmudzi)
d. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji).
Dari Abu Qatadah, Nabi saw bersabda: Puasa hari Arafah itu
menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang tekah lalu dan
satu tahun yang akan datang. (H.R. Muslim)
e. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.
Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw bersabda: Hari
Asyuro (yakni 10 Muharram) itu jika seseorang menghendaki
puasa, maka berpuasalah pada hari itu.
f. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka).
Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya puasa
yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.
sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang
Nabi Daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian
melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia
gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan
tidak berpuasa sehari.

6
g. Puasa bulan Rajab, Syaban dan pada bulan-bulan suci.
Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga
kami mengatakan: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka
sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya
tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa
sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau
berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Syaban.
3. Puasa Makruh
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
a. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri.
Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu
dilakukan secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari
Jumat saja untuk berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw.
bersabda: Janganlah kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan
bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.
b. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw beliau bersabda: Janganlah
salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa
sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa,
maka berpuasalah hari itu.
c. Puasa pada hari syak (meragukan).
Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari
yang diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing,
maka sebagian kaum menjauh. Maka Ammar berkata:
Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai
Abal Qasim.
4. Puasa Haram
Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam.
Puasa yang diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:
a. Puasa pada dua hari raya.
Dari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan
hari raya (yakni mengikuti shalat id) bersama Umar bin Khattab

7
r.a, lalu beliau berkata:Ini adalah dua hari yang dilarang oleh
Rasulullah saw untuk mengerjakan puasa, yaitu hari ini kamu semua
berbuka dari puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu
semua makan pada hari itu, yaitu ibadah hajimu.(Shahih Bukhari,
jilid III:1901)
b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda: Tidak boleh
seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, di
suatu hari selain bulan Ramadhan, kecuali mendapat izin
suaminya.(Sunan Ibnu Majah,jilid II:1761)
Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
1. Memasukan suatu air (benda) kedalam salah satu rongga badan,
seperti lubang hidung,mulut,mulut dubur,mulut kubul,dan
lubang telinga
2. Jima disiang hari pada bulan ramadhan dengan kemauan
sendiri, sebaliknya tidaklah batal puasanya orang yang
dipaksa jima, bila jimanya tidak dimasukan taladzudz, yaitu
kesenangan.
3. Muntah dengan sengaja, artinya dibuat-buat jalan untuk muntah,
contoh memasukan tangan kedalam kerongkongan ketika
berkumur-kumur dan lain-lainnya.seandainya dia muntah,
puasanya batal dan dia wajib mengqodloknya kembali.
4. Istitama atau istimta bilyad, yaitu sengaja mengeluarkan mani
dengan jalan yang bukan jima pada siang hari dibulan ramadhan.
orang yang sengaja mengeluarkan mani pada hakikatnya sama
saja dengan jima sebab sama-sama merasa taladzudz dengan
jalan sengaja, dan itulah tujuan nafsu yang utama. Akan tetapi,
tidaklah batal puasanya, kalau mani itu keluar sebab bermimpi
atau sebab memegang dibalik kain atau karena memandang saja,
sebab semua itu tidak akan bersentuhan kulit.
5. Haid dan nifas, adapun perempuan yang datang haid dan nifas
haram atas mereka mengerjakan puasa, sebagai mana haram
bagi mereka mengerjakan sholat.

8
6. Gila, sebab sudah hilang darinya syarat taklif.
7. Murtad,yaitu orang yang keluar dari agama islamsebab mereka
telah meninggalkan syarat syah mengerjakan puasa.
Hikmah Puasa
1. Mendidik para mu'min supaya berperangai luhur dan agar dapat
mengontrol seluruh nafsu dalam keinginan manusia biasa.
2. Mendidik jiwa agar biasa dan dapat menguasai diri, sehingga
mudah menjalankan semua kebaikan dan meninggalkan
segala larangan.
3. Membiasakan orang yang berpuasa bersabar dan tahan uji.
4. Mendidik jiwa agar dapat memegang amanat sebaik-baiknya,
karena orang
berpuasa itu sebagai seorang yang mendapat amanat untuk
tidak makan dan minum atau hal-hal yang
membatalkannya. Sedang amanat itu harus dapat
dipegang teguh, baik di hadapan orang banyak maupun di kala
sendirian.
5. Untuk mendidik manusia agar jangan mudah lekas dipengaruhi
oleh benda sekalipun ia dalam keadaan
sengsara/kelaparan dapat mempertahankan pribadinya dan
pribadi Islam hingga tidak lekas terjerumus ke jurang ma'shiat dan
sebagainya.
6. Ditinjau dari segi kesehatan, puasa sangat berguna untuk
menjaga dan memperbaiki kesehatan.
7. Untuk menyuburkan rasa syukur kepada "Allah" atas karunia
yang telah diberikan kepada hamba-Nya.
8. Menanamkan rasa cinta kasih" sesama manusia, terutama
terhadap orang-orang miskin, orang-orang yang menderita
kelaparan dan kesengsaraan. Dengan berlatih lapar dan dahaga
setiap hari selama satu bulan, orang yang mampu dapat
merasakan nasib fakir dan miskin.

B. HAJI

9
Haji menurut bahasa artinya menyengaja. Haji menurut istilah
adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengunjungi kabah (baitullah) di Makkah dengan maksud beribadah
untuk mengharap ridho Allah.
Haji merupakan rukun islam ke 5. Diwajibkan kepada orang
islam yang telah mencukupi syarat-syaratnya sekali seumur hidupnya.
Allah berfirman yang artinya :
Dan mengerjakan ibadah haji merupakan kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan
[ keBaitullah ]. (Q.S Ali Imran: 97)
- - - - - -
- - - - - - - - -
- -
- - - - - - - - -
Apabila seseorang telah mampu namun tidak melekukannya maka
dianggap orang yang ingkar.
Pembagian Haji
1. Haji Tamathu`
Tamathu` melakukan amalan-amalan umroh terlebih dahulu pada
bulan-bulan haji atau selain bulan bulan haji, dan setelah selesai
baru melaksanakan amalan-amalan haji.
2. Haji Qiron
Haji Qiran ialah melaksanakan Ihram haji dan Umrah secara
bersamaan sekaligus
3. Haji Ifrod
Ifrad ialah melakukan haji terlebih dahulu, dan setelah selesai dari
amalan-amalan haji ia melakukan ihram untuk umrah, dan
kemudian melakukan amalan-amalan umrah.
Syarat Wajib Haji
Syarat wajib haji ada tujuh. yaitu
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Memiliki bekal dan transportasi

10
6. keselamatan perjalanan
7. serta memungkinkan melakukan perjalanan
Rukun Haji
Rukun ibadah haji ada lima macam:
1. ihrom disertai dengan niat
2. wukuf di Arofah
3. thowaf di Baitullah,
4. saie antara Shofa dan Marwah
5. memotong rambut
Sunnah Haji
Yang disunnatkan di dalam ibadah haji ada tujuh macam,
yakni :
1. haji ifrod, yakni: mendahulukan ibadah haji dari sebelum umroh,
2. membaca talbiyah,
3. thowaf qudum,
4. bermalam di Muzdalifah,
5. sholat sunnat dua rokaat sesudah thowaf,
6. bermalam di Mina, dan
7. thowaf wadak
8. Bagi kamu lelaki wajib melepaskan pakaian yang berjahit ketika
melakukan ihrom, hanya diperkenankan memakai sarung
dan toga (ridak) yang berwarna putih.
Hikmah Haji
1. Menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah hanya semata-
mata untuk mendapatkan ridha-Nya.
Seperti dalam firman Allah yang berbunyi : Dan ingatlah ketika
Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan
menyatakan ; Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan
apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf,
beribadah, ruku dan sujud [Al-Hajj : 26]
2. Diampuni dosa-dosanya
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda : Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai
penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji

11
mabrur kecuali jannahAbu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata :
Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak
melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia
dilahirkan oleh ibunya [HR Bukhari]
3. Untuk menyambut seruan Nabi Ibrahim AS
Maksunya adalah Nabi Ibrahim telah menyerukan umatnya untuk
melaksanakan ibadah haji sebagaimana yang telah beliau lakukan
sebelumnya. Dan Allah menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki
atau orang-orang tertentu saja untuk bisa melaksanakan ibadah
tersebut dan menyambutnya dengan sukacita
4. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati
Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling
mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq.
Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan
utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Taala
yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka
saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang
lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-
maslahat dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat,
zakat, maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jala Allah.
5. Mempelajari lebih dalam lagi tentang agama Islam
Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa
mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan
di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing
serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak ketahui
mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya.
Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan
ilmu.
6. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah
Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada
Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan
tasbih (ucapan Subhanallah), hamdalah (ucapan Alhamdulillah),
tahlil (ucapan Laa ilaaha ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan

12
hauqallah (ucapan Laa haula wa laa quwata illa billah). Rasul
pernah bersabda, yang artinya Perumpamaan orang yang
mengingat Rabb-nya dan yang tidak mengingat-Nya adalah
sebagai orang hidup dan yang mati. [HR Bukhari, Bahjatun
Nadzirin no. 1434]

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Puasa yaitu menahan nafsu dari segala membukakan atau
memebatalkan disiang hari muli dari terbitnya matahari sampai
terbenamnya, macam-macam puasa yang diwajidkan ialah : puasa
ramadhan,puasa yang dinadzarkan,dan lain-lainnya.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima yang wajib kita
laksanakan apabila kita mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan ibadah tersebut. Segala keutamaan ,hikmah,dan
manfaat haji dapat kita rasakan secara langsung maupun tidak
secara langsung yang pemenuhannya membutuhkan proses
waktu.Dan bagi kita yang telah memiliki kemampuan untuk
memenuhi rukun Islam yang kelima tersebut hendaknya segera kita
laksanakan ,karena jika tidak segera kita laksanakan dikhawatirkan
akan ada halangan yang menghalangi niatan baik tersebut. Seperti
yang telah tertuang dalam hadist-hadist dan firman Allah,bahwa
Allah menjanjikan limpahan pahala bagi yang menjalankan dengan
tata cara seperti yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW
sehingga diperoleh haji yang mabrur.
B. SARAN

13
Setelah mengkaji berbagai hal mengenai rukun Islam, maka penulis
menyarankan agar kita senantiasa berusaha untuk melaksanakan
ibadah yang diwajibkan Allah yang terkandung dalam rukun Islam,
yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji.

DAFTAR PUSTAKA

http://rahmanqudsy.blogspot.co.id/2013/08/makalah-puasa-dan-haji.html

http://fitriaimroatussolihah.blogspot.co.id/2013/07/makalah-agama-
puasa-haji.html

http://iqbalalie.blogspot.co.id/2014/05/makalah-zakat-dan-haji.html

14

Anda mungkin juga menyukai