TENTANG
BUPATI SIAK,
dan
BUPATI SIAK
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Siak;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Siak;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
5. Dinas adalah Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Siak;
6. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk usaha
Objek serta usaha-usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut;
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah
sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku;
8. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata;
9. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana
pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut;
10. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan;
11. Kawasan pariwisata adalah kawasan yang dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi pariwisata;
12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan (SKRDT) adalah Surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan;
13. Pemungutan adalah salah satu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai
kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi serta pengawasan penyetoran;
14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerinah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa Usaha dan Pelayanan yang
menyebabkan barang fasilitas, atau pemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan;
16. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Perundang-undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;
17. Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD, adalah Surat yang oleh
Wajib retribusi yang digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran
retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah;
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah surat
Ketetapan Retribusi Daerah menentukan besarnya pokok retribusi;
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB
adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi
yang terutang atau tidak;
20. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau
denda;
21. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah
data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Retribusi;
22. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik,
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
-4-
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Dengan nama Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dipungut pembayaran
Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya tarik Wisata;
(2) Objek Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata adalah pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah;
(3) Subjek Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata adalah orang pribadi atau
badan yang menggunakan / menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 3
Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata termasuk golongan Retribusi Jasa
Usaha.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 4
Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata diukur
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan.
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 5
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya
Tarik Wisata didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana
keuntungan yang pantas diterima oleh Pengusaha sejenis yang beroperasi secara efisien dan
berorientasi kepada harga pasar.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 6
(1) Setiap orang pribadi atau badan usaha yang mendapatkan pelayanan dari Pengusaha Objek
dan Daya tarik Wisata wajib membayar Retribusi;
(2) Besarnya Retribusi yang dimaksud ayat (1) adalah;
b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 5.000,-
- Golongan Dewasa Rp 10.000,-
-5-
II. Objek Wisata Gedung Balai Kerapatan Tinggi Siak Sri Indrapura :
a. Wisatawan Domestik
- Golongan Anak- anak Rp. 2.000,-
- Golongan Dewasa Rp. 3.000,-
b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 5.000,-
- Golongan Dewasa Rp 10.000,-
b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 10.000,-
- Golongan Dewasa Rp 15.000,-
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 7
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 8
BAB IX
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 9
BAB X
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 10
BAB XI
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 11
Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya 1 (satu) hari atau ditetapkan lain
oleh Kepala Daerah.
Pasal 12
Retribusi terutang terjadi pada saat ditertibkan SKRD atau dokumen lainnya yang
dipersamakan.
BAB XII
PENGURANGAN DAN KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 13
BAB XIV
INSTANSI PEMUNGUT
Pasal 14
Instansi pemungut adalah Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga atau Instansi
lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB XV
PENYIDIK
Pasal 15
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah;
-7-
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan dan
laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Retribusi
Daerah;
i. Menghentikan penyidikan;
j. Melakukan tindak lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3) Penyidikan sebagaimana hasil penyidikan ayat (1) Pasal ini memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 16
(1) Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah ini dapat diancam dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah) dengan tidak
mengurangi kewajiban untuk membayar Retribusi terutang;
(2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai tekhnis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan suatu Peraturan Bupati.
-8-
Pasal 18
B U P A T I S I A K,
H. ARWIN. AS, SH