Anda di halaman 1dari 8

BUPATI SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK


NOMOR 01 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PENGUSAHAAN OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK,

Menimbang : a. bahwa kepariwisataan mempunyai peranan yang sangat penting


untuk membuka kesempatan berusaha, menciptakan lapangan
kerja, menambah Pendapatan Asli Daerah, dan mempercepat
pembangunan Daerah khususnya di Kabupaten Siak;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a diatas, dipandang perlu ditetapkan Peraturan Daerah
tentang Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara
3209);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78,
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3427);

3. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan


Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kuantan Senginggi, dan Kota Batam,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4274);

4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4048);
-2-
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2005 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah
ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437 );

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

8. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang


Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3658);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3952);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi


Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 199, tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK

dan

BUPATI SIAK

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG


RETRIBUSI PENGUSAHAAN OBJEK DAN DAYA TARIK
WISATA
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Siak;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Siak;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
5. Dinas adalah Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Siak;
6. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk usaha
Objek serta usaha-usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut;
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah
sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku;
8. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata;
9. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana
pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut;
10. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan;
11. Kawasan pariwisata adalah kawasan yang dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi pariwisata;
12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan (SKRDT) adalah Surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan;
13. Pemungutan adalah salah satu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai
kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi serta pengawasan penyetoran;
14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerinah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa Usaha dan Pelayanan yang
menyebabkan barang fasilitas, atau pemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan;
16. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Perundang-undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;
17. Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD, adalah Surat yang oleh
Wajib retribusi yang digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran
retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah;
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah surat
Ketetapan Retribusi Daerah menentukan besarnya pokok retribusi;
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB
adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi
yang terutang atau tidak;
20. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau
denda;
21. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah
data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Retribusi;
22. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik,
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
-4-
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dipungut pembayaran
Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya tarik Wisata;
(2) Objek Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata adalah pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah;
(3) Subjek Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata adalah orang pribadi atau
badan yang menggunakan / menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.

BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 3

Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata termasuk golongan Retribusi Jasa
Usaha.

BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 4

Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata diukur
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan.

BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 5

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Pengusahaan Objek dan Daya
Tarik Wisata didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana
keuntungan yang pantas diterima oleh Pengusaha sejenis yang beroperasi secara efisien dan
berorientasi kepada harga pasar.

BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 6

(1) Setiap orang pribadi atau badan usaha yang mendapatkan pelayanan dari Pengusaha Objek
dan Daya tarik Wisata wajib membayar Retribusi;
(2) Besarnya Retribusi yang dimaksud ayat (1) adalah;

I. Objek Wisata Istana Siak Sri Indrapura :


a. Wisatawan Domestik
- Golongan Anak-anak Rp 2.000,-
- Golongan Dewasa Rp 3.000,-

b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 5.000,-
- Golongan Dewasa Rp 10.000,-
-5-

II. Objek Wisata Gedung Balai Kerapatan Tinggi Siak Sri Indrapura :
a. Wisatawan Domestik
- Golongan Anak- anak Rp. 2.000,-
- Golongan Dewasa Rp. 3.000,-

b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 5.000,-
- Golongan Dewasa Rp 10.000,-

III. Objek Wisata Jembatan Siak Sri Indrapura :


a. Wisatawan Domestik
- Golongan Anak-anak Rp. 3.000,-
- Golongan Dewasa Rp. 5.000,-

b. Wisatawan Mancanegara
- Golongan Anak-anak Rp 10.000,-
- Golongan Dewasa Rp 15.000,-

BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 7

Wilayah pemungutan retribusi adalah Kabupaten Siak.

BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 8

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan;


(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan;
(3) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 disetorkan ke Kas
Daerah melalui Pembantu Bendaharawan Khusus Penerima (PBKP) pada Dinas
Pariwisata, Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Siak.

BAB IX
TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 9

(1) Pembayaran Retribusi terutang harus dilunasi sekaligus;


(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkan SKRD atau dokumen yang disamakan;
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan
Keputusan Kepala Daerah;
(4) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk
dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;
(5) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil
penerimaan Retribusi Daerah harus disetorkan ke Kas Daerah selambat-lambatnya
1 x 24 jam atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Daerah.
-6-

BAB X
TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 10

(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain sejenisnya sebagai tindakan


pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh
tempo pembayaran;
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain
yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi yang terhutang;
(3) Surat teguran yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat
yang ditunjuk.

BAB XI
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 11

Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya 1 (satu) hari atau ditetapkan lain
oleh Kepala Daerah.

Pasal 12

Retribusi terutang terjadi pada saat ditertibkan SKRD atau dokumen lainnya yang
dipersamakan.

BAB XII
PENGURANGAN DAN KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 13

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan


Retribusi;
(2) Pemberian pengurangan dan keringanan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dengan memperhatikan kemampuan masyarakat;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh
Kepala Daerah.

BAB XIV
INSTANSI PEMUNGUT

Pasal 14

Instansi pemungut adalah Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga atau Instansi
lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XV
PENYIDIK

Pasal 15

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah;
-7-

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan dan
laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Retribusi
Daerah;
i. Menghentikan penyidikan;
j. Melakukan tindak lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidikan sebagaimana hasil penyidikan ayat (1) Pasal ini memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 16

(1) Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah ini dapat diancam dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah) dengan tidak
mengurangi kewajiban untuk membayar Retribusi terutang;
(2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai tekhnis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan suatu Peraturan Bupati.
-8-

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar supaya setiap orang dapat mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak.

Disahkan di Siak Sri Indrapura


pada tanggal 22 Januari 2007

B U P A T I S I A K,

H. ARWIN. AS, SH

Diundangkan di Siak Sri Indrapura


pada tanggal 24 Januari 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK,

Drs.H. ADLI MALIK


Pembina Tk. I NIP. 420003914

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK


TAHUN 2007 NOMOR 01

Anda mungkin juga menyukai