Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

TORCH

A. DEFINISI
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis
penyakit yaitu Toxoplasma,Rubella,Cytomegalovirus dan Herpes.
(Weller.F,Barbara2005:6690)

B. JENIS-JENIS TORCH
I. TOXOPLASMOSIS
a. Definisi:
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toxoplasma
gondii.Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala
walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi.
b. Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaitu toxoplasma gondii.
c. Manifestasi klinis
- Sakit Kepala
- Lemah
- Sulit berpikir jernih
- Demam
- Mati rasa
- Koma
- Seranganjantung
- perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif
terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
- kejang otot, dan sakit kepala parah
d. Patofisiologi
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing yang terinfeksi
karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang
terinfeksi.Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang
terdapat pada fesesnya.Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2
minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali.Feses kucing sudah
sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika
dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi
setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa
partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat
bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
e. Patoflow
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi
lahir mati.Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.
f. Penatalaksanaan
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk
takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.Pirimetamin dan
sulfonamide.Bisa juga di pakai Klindamisin dan azitromisin.

II. RUBELA
a. Definisi
Suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas
dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
b. Etiologi
Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyebabnya tidak
membutuhkan vector.
c. Manifestasi klinis
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorokan
- Ruam kemerahan sampai merah terang/pucat mnyebar secara cepatdari
wajah keseluruh tubuh, kemudianmenghilang secara cepat
- Kelenjar leher membengkak durasi 3-5 hari
d. Patofisiologi
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan
peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar
keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyerang ke
sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella
akan dieksresikan dari faring. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan
dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu
diperhatikan dalam perawatan bayi di rumah sakit dan di rumah untuk
mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk
kekebalan baik berupa antibodi maupun kekebalan seluler yang akan
mencegah terjadinya infeksi ulangan.
e. Patoflow
1. Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena
dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada 4
minggu pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah 80%,
sedangkan jika infeksi terjadi 8-12 minggu maka resikonya menjadi 25%.
Rubella dapat menimbulkan abortus, anomaly congenital dan infeksi pada
neonatus (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan
konvulsi)
2. Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering
menyebabkan cacat bawaan pada janin.( Sardjono TW, Hidayat)
f. Penatalaksanaan
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah
satunya dengan cara pemberian vaksinasi.Vaksin rubella dapat diberikan bagi
orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh
diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah
pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang di
lemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
III.CMV (CYTOMEGALO VIRUS)
a. Definisi
1. Adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.
2. Adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh
lemah.
b. Klasifikasi
CMV dapat mengenai hampir semua organ dan menyebabkan hampir semua
jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
- Cytomegalo virus nefritis (ginjal)
- Cytomegalo virus myocarditis (hati)
- Cytomegalo virus pneumonitis (paru-paru)
- Cytomegalo virus retinitis (mata)
- Cytomegalo virus gastritis (lambung)
- Cytomegalo virus colitis (usus)
- Cytomegalo virus encephalitis (otak)
c. Etiologi
Cytomegalo virus
d. Manifestasi klinis
- Petekia dan ekimosis.
- Hepatosplenomegali.
- Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
- Retardasi pertumbuhan intrauterine.
- Prematuritas.
- Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih
besar:
- Purpura.
- Hilang pendengaran.
- Korioretinitis; buta.
- Demam.
- Kerusakan otak.
e. Patofisiologi
Cytomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di
Amerika Utara.CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak
langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, sekret
servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah
perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3
sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin
sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
infeksi.Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih
dapat diaktifkan kembali.Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah
penyakit ini.
f. Penatalaksanaan
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala (misalnya:
penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).
III. HERPES SIMPLEK
a. Defenisi
Adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit disekeliling
rectum atau daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek.
b. Etiologi
Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV
(dimukosa mulut).
c. Klasifikasi
d. Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu :
- HSV 1
- HSV 2
e. Manisfetasi klinik
- Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region
genitalis.
- Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2 3 hari bintik
kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
f. Patofisiologi
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibodi maka infeksinya
bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat.Ini disebut infeksi
primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian
saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat
Infeksi KeKelainan Utama Kelainan Lain
Hidro / Microsefalus, Hepato-spenomagali,
TOXO Khorio-retinitis, Ikterus Limfadenopati, Retardasi
Klasifikasi intracranial psikhomotor
Hepato-spenomagali,
Katarak, tuli, kelainan jantung,
Rubella Trombositopeni, Retardasi
strabimus
psikhomotor
Klasifikasi intrakranial, Hepato-
spenomagali, Trombositopeni,
CMV Microsefalus, tuli
Khorioretinitis Retardasi
psikhomotor
Khorioretinitis, Hepatitis
HSV Microsefalus
intrapartum, Retardasi psikhomotor
virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan
membuat antibodi sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat
infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami
aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat
ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
f. Patoflow
Dampak pada kehamilan dan persalinan :
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta
b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin
apabila ketuban pecah.
c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi
lahir.
g. Penatalaksanaan
a. Wanita hamil:
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu
terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah
pecah ketuban.Sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan
secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk
SC
b. Bayi baru lahir:
Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus
virus.Kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir
3 dd 10 mg/kg B selama 5 7 hari

Tabel I : Kelainan Bawaan Pada Bayi Akibat Infeksi TORCH Kongenital


(MenurutSardjono TW, Hidayat 1998;48 : 431-435)

Tabel II : Pemilihan Lab Diagnostik Pada Infeksi TORCH


Pilihan I Pilihan II

Infeksi

Demonstrasi titer
Demonstrasi Antibody IgM terhadap Toxo
Antibody, anti Toxo
TOXO Hydrosefalus chorioretinitis, klasifikasi cerebral
(I&II) pengamatan
yang terbesar
IgM IgG
Isolasi virus Rubella dari urin, usapan tenggorok, Demonstrasi titer
darah atau demostrasi IgM ati Rubella Katarak, Antibody Anti
Penyakit Jantung Kongenital, mikrophthalmis, lesi - Rubella (I&II)
Rubella
lesi tulang panjang pengamatan IgM
spesifik kalau perlu
IgG spesifik.
Demonstrasi titer
Isolasi CMV dari urin, usapan tenggorok, darah.
Antibody, anti
Cara Biakan jaringan FAT.
CMV dan
CMV Pewarnaan secara FAG pada sel - sel urin. Klinik
pelacakan Antibody
adanya mikrosefali Pneumonitis, klasifikasi serebral
IgM spesifik CMV,
periventrikuler
kalau perlu spesifik
Demonstrasi titer
Antibody anti HSV
Amati dan bedakan gejala klinis HSV 1, HSV 2 atau tanpa
sindroma neurologik pada anak baru lahir s.d balita memperhatikan
HSV kalau perlu sampai remaja. Antibody IgM
Adanya mikrosefali, retardasi psikhomotor, spesifik anti HSV.
cephalgia berat intermiten, gen keseimbangan Pemeriksaan titer
Antibody IgG - anti
HSV

C. CARA PENULARAN
Penularan TORCH pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara
aktif (didapat) dan yang kedua, secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif
disebabkan antara lain sebagai berikut :
1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi
(mengandung sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi,
ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke
manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan yang setengah matang
atau masakan lain yang dagingnya dimasak tidak sempurna, termasuk otak, hati
dan lainnya.
2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang
menderita TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari
tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia
maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar,
disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan
(Howard, 1987).
3. Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid,
sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam
tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981,
dan Levine 1987).
4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya
TORCH. Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit TORCH kemudian
melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita (padahal sang wanita
sebelumnya belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut nantinya
akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah diderita oleh lawan
jenisnya.
5. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika
mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena
penyakit TORCH melalui plasenta.
6. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH.
Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit
salah satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa
menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya.
7. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga
bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi
apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju yang baru
saja dipakai si penderita penyakit TORCH.
8. Faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia,
antara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah buahan segar
yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga
kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
9. Air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara
penularannya juga hampir sama dengan penularan pada hubungan seksual.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.A DENGAN KEHAMILAN TORCH
DI RUANG NURI RSUD AJIBARANG

Tanggal masuk Rumah Sakit : 14-03-2014


Tanggal pengkajian : 16-03-2014
Ruangan Rumah Sakit : Dahlia
Diagnosa Medis : TORCH

PENGKAJIAN
A. Identitas
Klien
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Alamat : Purbalingga Rt. 02/12
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Kawin

Penanggung jawab
Nama : Tn. Z
Umur : 32 tahun
Alamat : Purbalingga Rt. 02/12
Hubungan dg klien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama: Demam
- Riwayat kesehatansekarang :
Pasien datang ke RS dengan keluhan, suhu tubuh meningkat, sakit tenggorokan, mual
dan muntah, nyeri otot.Ny. A saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan 4 bulan.
- Riwayat kesehatan dahulu:
-Kliensering berkontak langsung dengan binatang
-Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
-Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
- Klien tidak pernah mengalami penyakit TORCH

C. Pengkajian Fungsional
1. Pola persepsi pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan kesehatan itu penting karena kalau klien sakit aktifitasnya
terganggu, klien selalu berobat apabila sakit ke tempat pelayanan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit: Klien biasanya makan 3x sehari dengan porsi habis satu piring
penuh.dan minum 7-8 gelas sehari
Selama sakit: Klien mengatakan selama di rawat baru makan 2 kali dengan porsi
dan minum 4-5 gelas.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit, klien biasa BAB 1-2 kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari dengan warna
kuning dan tidak berbau
Selama sakit : selama di ruang Menur klien sudah BAB 1x dan BAK 3-4 x melalui
selang DC warna hitam kurang lebih 500 ml klien mengatakan nyeri karena terpasang
DC
4. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit: Klien biasa tidur malam jam 21.00 WIB dan bangun jam 05.00 WIB
Selama sakit: klien tidurnya sering terbangun
5. Pola aktifas latihan
Dalam pola aktifitas klien seperti makan, minum mobilitas ditempat tidur, selalu
dibantu oleh keluarganya, karena klien mengatakan lemas.

Kemampuan Merawat Diri 0 1 2 3 4

Makan/minum v

Toileting v

Berpakaian v
Berpindah v

ROM v

0 = Mandiri
1 = Dibantu alat
2 = Dengan bantuan orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Ketergantungan total
6. Pola Kognitif perseptual
Keadaan umum tampak sakit, tetapi klien mampu menjawab pertanyaan
perawat, klien masih dapat mengingat kembali kejadian masa lalunya.
7. Pola toleransi koping stress
Apabila klien sakit atau ada permasalahan selalu dimusyawarahkan dengan Suaminya
8. Pola konsep diri
Klien mengatakan takut akan penyakit TORCH
9. Pola peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga, suami sebagai kepala rumah tangga.
Memiliki satu orang anak laki-laki dan saat ini sedang mengandung dengan usia
kehamilan 4 bulan. Dalam hubungan dengan orang lain dan keluarganya baik. Selama
di rumah sakit hubungan klien dengan klien lain dan perawat baik.
10. Pola seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan.Dalam hubungan seksualitas tidak terpenuhi
seperti biasanya. Karena Ny. A mengalami gangguan seksual akibat penyakit TORCH
11. Pola nilai keyakinan
Klien beragama islam sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah Sholat lima
waktu. Tetapi selama sakit klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhanya

D. Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 140/80 mmHg


Denyut nadi : 80x /menit
Respirai rate : 24x /menit
Suhu : 380 C
ii. Pengkajian
a. Pengkajian
1. Kepala
Wajah dan kulit kepala
bentuk wajah simetris, tidak ada oedem, ekspresi wajah tampak tegang
2. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera an ikterik, dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
3. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada polip dan tidak ada sekret
4. Mulut
Bibir tidak sinorsis, gigi sedikit kotor, tidak ada karies gigi dan lidah bersih
5. Leher
Tidak ada pembesarn kelenjar tiroid dan tidak ada kelainan vena jugularis
6. Daerah dada dan paru-paru
I = Bentuk dada simetris
P= Tidak ada nyeri tekan
P= Redup
A= Suara nafas Vesikuler
7. Jantung
I = Detak jantung Reguler
P= Iktuskordis
P= Tidak ada nyeri tekan
A=Suara jantung lup dup
8. Abdomen
I=Simetris
P=Terdapatmassa
P= Timpani
A=DJJ :138x/menit
- P : Penyakit TORCH
- Q : Seperti ditusuk-tusuk
- R : Daerah abdomen
- S :5
- T : Intermiten
9. Ginjal
Tidak ada nyeri tekan pada pinggang sebelah kanan dan kiri apabila kencing
keluarnya sedikit-sedikit.
10. Genitalia
Tidak terpasang DC pada genetalianya tidak ada hemoroid baik interna
walaupun eksterna.
11. Ekstremitas
4 4
4 4

Atas : Tangan kanan terpasang infus RL 20 tts/menit tidak ada bekas


luka, kuku bersih tidak ada edema.
Bawah : Tidak ada varises, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
12. Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada odema, turgor cukup baik.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
a. Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi
Toxoplasma)
b. Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
c. Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

ANALISA DATA
N DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
O
1 - DS : Pasien mengatakan nyeri pada Nyeri adanya proses infeksi
daerah abdomen / inflamasi.
- DO : P : Penyakit
TORCH
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Daerah abdomen
S:5
T : Intermiten
2 - DS : Pasien mengatakan badannya Hipertemia peningkatan tingkat
merasa menggigil metabolisme
- DO : Suhu : 380C penyakit
Tekanan darah: 140/80 mmHg
3 - DS : Pasien mengatakan mual Kekurangan volume tidak adekuatnya
- DO : Pasien terlihat muntah-muntah cairan masukan makanan
Makan habis porsi dan cairan
4 - DS : Pasien mengatakan tidak Kurangnya terbatasnya
mengetahui tentang penyakit pengetahuan tentang informasi
TORCH penyakit
- DO : Pasien terlihat bingung dan
gelisah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
2. Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit
3. Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi
RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL


O
D
X
1 Nyeri b.d adanya proses infeksi / Setelah dilakukan - Observasi adanya nyeri dan - Memudahkan tindakan
inflamasi. tindakan keperawatan tingkat nyeri. keperawatan
selama 2x24 jam - Ajarkan dan catat tipe nyeri - Meningkatkan persepsi klien
diharapkan nyeri serta tindakah untuk mengatasi terhadap nyeri yang dialaminya
berkurang, dengan nyeri.
kriteria hasil : - Ajarkan teknik relaksasi - Meningkatkan kenyamanan klien
- Klien melaporkan nyeri - Anjurkan untuk menggunakan - Membantu mengurangi nyeri dan
hilang dan terkontrol kompres hangat meningkatkan kenyamanan klien
- Klien tampak rileks - Kolaborasi pemberian analgesik - Mengurangi nyeri
- Klien mampu
tidur/istirahat dengan
tepat.
2 Hipertemia b. d peningkatan Setelah dilakukan - Observasi dan catat hasil- Menentukan intervensi selanjutnya
tingkat metabolisme penyakit tindakan keperawatan pemeriksaan suhu tubuh klien
selama 2x24 jam - Berikan kompres hangat - kompres dapat menurun suhu tubuh
diharapkan suhu dalam yang non farmakologis
batas normal, dengan - Anjurkan klien banyak minum- hidrasi yang adekuat dapat
kriteria hasil : minimal 1,5 liter/hari menurunkan suhu tubuh dan
- Terjadi peningkatan suhu mencegah kekurangan cairan dan
- Kulit kemerahan dan elektrolit.
hangat waktu disentuh - Pertahankan kebersihan kulit - kulit yang kotor dapat menghalangi
- Peningkatan tingkat penguapan tubuh terhadap panas.
pernapasan - Kolaborasi pemberian analgetik - penurun panas
3 Kekurangan volume cairan b.d Setelah dilakukan - Observasi tanda-tanda vital - perubahan tanda vital yang
tidak adekuatnya masukan tindakan keperawatan signifikan menandakan adanya
makanan dan cairan selama 2x24 jam kegawatan
diharapkan kebutuhan - Observasi tanda-tanda dehidrasi - menentukan intervensi selanjutnya
cairan terpenuhi, dengan - Anjurkan klien banyak minum- mempertahankan intake cairan
kriteria hasil : minimal 1,5 liter/hari peroral
- Mempertahankan volume - Anjurkan dan jelaskan untuk diet- serat dapat meningkatkan frekuensi
sirkulasi adekuat lunak rendah serat bab
- Tanda tanda vital dalam - Berikan cairan sesuai batas diet - untuk mempertahankan
batas normal keseimbangan cairan dan elektrolit
- Nadi ferifer teraba - Monitor intake-out put/24 jam - mengetahui keseimbangan cairan
- Keluaran urine adekuat dan elektrolit
- Membrane mukosa - Kolaborasi pemberian obat - obat diare
lembab
- Turgor kulit baik

4 Kurangnya pengetahuan tentang Setelah dilakukan - Jelaskan tentang - pengetahuan dapat meningkatkan
penyakit b.d terbatasnya tindakan keperawatan penyakit,tanda,gejala tentang kedisplinan terhadap terapi
informasi selama 2x24 jam penyakit TORCH - meningkatkan pengetahuan klien
diharapkan pengetahuan - Jelaskan cara-cara pence-gahan dan keluarga
tentang TORCH penyakit TORCH - memperjelas pengetahuan ter-hadap
meningkat, dengan - Berikan kesempatan bertanya penyakit
kriteria hasil : kepada keluarga dan klien - terapi yang berkelanjutan dapat
- Klien dan keluarga dapat - Anjurkan upaya berobat rutin memulihkan keadaan klien
menjelaskan kembali
definisi, tanda dan
gejala, serta cara
penanganan penyakit
TORCH
- Keluarga dapat berperan
aktif dalam melakukan
perawatan terhadap
anggota keluarga yang
menderiat TORCH.

IMPLEMENTASI

Hari/tgl NO IMPLEMENTASI RESPON PASIEN PARAF


/Pukul DX
Senin
17-03-2014
Pk. 08.00 1 - Mengobservasi adanya nyeri dan tingkat nyeri. DS : Pasien mengatakan nyeri pada
abdomen
DO : P : Penyakit TORCH
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Daerah abdomen
S:5
T : Intermiten

Pk. 08.15 1 - Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan nyeri sedikit


berkurang
DO : Pasien terlihat menahan nyeri

Pk. 08.17 1 - Menganjurkan untuk menggunakan kompres hangat DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang
DO : Pasien lebih tenang
- Mengobservasi dan catat hasil pemeriksaan suhu
Pk. 08.20 1
tubuh klien
- Memberikan kompres hangat DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang
Pk. 09.00 2 DO : Pasien lebih tenang
- menganjurkan klien banyak minum minimal 1,5 DS : Pasien mengatakan panas berkurang
Pk. 09.12 2 liter/hari DO : suhu 370C

- Mempertahankan kebersihan kulit


Pk. 09.16 2

- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi


Pk.10.30 3 - Menganjurkan klien banyak minum minimal 1,5
Pk. 10.35 3 liter/hari DS : Pasien mengatakan mual berkurang
- Menganjurkan dan jelaskan untuk diet lunak rendah
Pk. 10.37 3 DO : Pasien tidak terlihat muntah-muntah
serat
lagi
Pk. 10.40 3 - Menjelaskan tentang penyakit, tanda, gejala tentang DS : Pasien mengatakan sedikit paham
penyakit TORCH tentang penyaktnya
- Menjelaskan cara - cara pence-gahan penyakit
Pk. 10.50 4 DO : Pasien belum mampu mengulang
TORCH
kembali penjelasan dari perawat
- Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga
Pk. 11.05 4
dan klien
- Menganjurkan upaya berobat rutin
Pk. 11.15 4

Pk. 11.30 4

Selasa
18-03-2014
Pk. 08.00 1 - Mengobservasi adanya nyeri dan tingkat nyeri. DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang
DO : P : Penyakit TORCH
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Daerah abdomen
S:4
T : Intermiten

Pk. 08.15 1 - Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang


DO : Pasien tidak terlihat menahan nyeri
Pk. 08.17 1 - Menganjurkan untuk menggunakan kompres hangat DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang
DO : Pasien lebih tenang
- Mengobservasi dan catat hasil pemeriksaan suhu
Pk. 08.20 1 tubuh klien DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang
- Memberikan kompres hangat
DO : Pasien lebih tenang
Pk. 09.00 2 DS : Pasien mengatakan panas berkurang
- menganjurkan klien banyak minum minimal 1,5
DO : suhu 36,50C
liter/hari
Pk. 09.12 2
- Mempertahankan kebersihan kulit

Pk. 09.16 2
- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi
- Menganjurkan klien banyak minum minimal 1,5
Pk.10.30 3 liter/hari DS : Pasien mengatakan mual berkurang
- Menganjurkan dan jelaskan untuk diet lunak rendah
Pk. 10.35 3 DO : Pasien tidak terlihat muntah-muntah
serat
Pk. 10.37 3 lagi
- Menjelaskan tentang penyakit, tanda, gejala tentang
DS : Pasien mengatakan sudah paham
penyakit TORCH
Pk. 10.40 3 - Menjelaskan cara - cara pence-gahan penyakit tentang penyaktnya
TORCH DO : Pasien mampu mengulang kembali
- Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga
Pk. 10.50 4 penjelasan dari perawat
dan klien
- Menganjurkan upaya berobat rutin
Pk. 11.05 4
Pk. 11.15 4

Pk. 11.30 4
EVALUASI
Hari/Tgl/ja NO EVALUASI PARAF
m DX
Selasa
18-03-2014
Pk. 13.00 1 S :Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan teknik relaksasi
Pk. 13.30 2 S : Pasien mengatakan panas berkurang
O : Suhu : 36,50C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan kompres hangat
Pk. 13.45 3 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual
O : Pasien terlihat sudah tidak mual
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi tanda-tanda dehidrasi
Pk. 14.00 4 S : Pasien mengatakan sudah paham tentang penyakitnya
O : pasien mamapu menjelaskan kembali penjelasan perawat
A : masalah teratasi
P:-

Anda mungkin juga menyukai