DISUSUN OLEH :
TIM MPLS
Dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru perlu dilakukan
kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman
belajar yang menyenangkan. Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama
masuk Sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara
belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.
Pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru dilaksanakan dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari pada minggu pertama awal tahun pelajaran.
Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru yang diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2016/2017 ini adalah berdasarkan pada Peraturan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.
Dalam Pasal 11 disebutkan bahwasannya dengan berlakunya Permendikbud Nomor 18
Tahun 2016 ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014
tentang Masa Orientasi Siswa Baru di Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan pada tahun pelajaran 2016/2017 mendatang seluruh
satuan pendidikan yang mengadakan kegiatan pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi
Siswa Baru berpedoman pada Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 ini.
Adapun pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru pada
awal tahun pelajaran baru adalah sebagai berikut:
b. membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara
lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
c. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
Pengenalan lingkungan sekolah meliputi kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan
wajib dan kegiatan pilihan dilakukan sesuai dengan silabus pengenalan lingkungan
sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Permendikbud Nomor 18 Tahun
2016.
Sekolah dapat memilih salah satu atau lebih materi kegiatan pilihan pengenalan
lingkungan atau melakukan kegiatan pilihan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik lingkungan sekolah.
Sekolah melakukan pendataan tentang keadaan diri dan sosial siswa melalui formulir
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru yang diisi oleh orang tua/wali siswa
yang minimal memuat:
a. profil siswa yang terdiri dari identitas siswa, riwayat kesehatan, potensi/bakat siswa,
serta sifat/perilaku siswa; dan
b. profil orangtua/wali.
Contoh formulir pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru tercantum dalam
Lampiran II Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016.
A. PROFIL SISWA
1. Nama : ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
2. Jenis Kelamin :
5. Agama :
6. Alamat rumah :
7. Asal sekolah : .
8. Riwayat Kesehatan
No. diderita
1.
2.
3.
9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang seni, olahraga, sains, dll
10. Sebutkan sifat/perilaku siswa yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan
(.)
Kata Pengantar
Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja di Jalan Allah SWT yang sedang berbahagia
dan mudah-mudahan di Ridhoi Allah Allah SWT ..
.
Alhamdulillah... dalam kesempatan kali ini saya akan sampaikan Petunjuk Teknis MPLS
(MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) Tahun Pelajaran 2016/2017 di
Kampus SMAN 1 Klari atau MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) SD, SMP,
SMA / SMK Tahun Pelajaran 2015/2016 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang
Semoga dapat menjadi referensi bagi kita semua demi kelancaran serta efektifitas yang
optimal dari kegiatan MPLS (MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) /
MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di sekolah kita masing-masing. Amiin...
Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah diperuntukan bagi peserta didik baru SD, SMP,
SMA, SMK dengan mengikut sertakan siswa yang lain, Kepala Sekolah, dan Guru,
serta Staf Karyawan sekolah.
Adanya ciri khusus pada setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan
belajar yang dikembangkan di jenjang sebelumnya perlu disempurnakan dan diubah
dengan cara belajar yang baru yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan sesuai perkembangan fisik dan mental psikologis peserta didik.
2. Memberikan kesan kepada peserta didik tentang kesan positif dan menyenangkan
terhadap lingkungan pendidikan barunya;
3. Membantu peserta didik baru untuk mengenal lebih dekat dengan lingkungan pendidik
di SD, SMP, SMA dan SMK sehingga tercipta iklim akademik yang kondusif;
4. Memahami kehidupan sekolah yang baru, terutama bagi peserta didik baru dalam
upaya pengenalan dan pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala;
5. Memotivasi peserta didik baru agar tumbuh dan memiliki kepercayaan diri sehingga
mempunyai keberanian mengungkapkan pendapat serta aktif dalam kegiatan yang
positif dan kontruktif;
6. Menanamkan rasa bangga peserta didik baru terhadap almamaternya, sehingga akan
timbul rasa memiliki, dan mampu berinteraksi dengan berbagai unsur dan komponen
sekolah yang pada akhirnya akan berimbas pula terhadap pemahaman untuk
melaksanakan semua aturan dan norma yang diterapkan di sekolah dengan baik.
Hari-hari pertama masuk sekolah selama 3 (tiga) hari diisi dengan kegiatan MPLS
( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) bagi peserta didik SMP, SMA, SMK
sedangkan bagi peserta didik baru SD diisi kegiatan pengenalan lingkungan dalam
bentuk kegiatan yang bersifat edukatif dan konstruktif serta tidak diperbolehkan
mengarah pada kegiatan destruktif dan atau kegiatan yang dapat merugikan peserta
didik baik secara fisik maupun psikologis.
1. Materi Wajib :
2. Materi Pilihan :
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya
masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu
diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan
Wiyatamandala.
3. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang
baik untuk mengemban tugas pendidikan.
4. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung
tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan
ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga
bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara.
Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar
warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, dan lain-lain.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup
dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai
sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat
yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar
keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan,
maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam
melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan
rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan
kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah
air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara
kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada
di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet
bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya
antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga
demi mengharumkan nama bangsa.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri
agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan
budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat
nasional maupun internasional.
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menggapai semua bangsa sama derajatnya.
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut :
Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan
pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia :
Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan
banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti
Sultan Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyak
Dien Tengku Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis memuncak setelah proklamasi
kemerdekaan pada periode perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai 1949 yaitu
periode mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk kembali menjajah
Indonesia.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan bagikan informasi Materi MPLS ( MASA
PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) / MOPDB (Masa Orientasi Siswa / Peserta
Didik Baru) khususnya tentang materi Pendidikan Karakter selengkapnya sebagai
berikut:
Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja,
kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga
komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang
dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui
pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang
disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan
karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia
dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta
merupakan mesin yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap,
dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin,
Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,
Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar
membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.
Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. diantara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode
keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun
2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga
pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character that is the
goal of true education (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya).
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,
yaitu:
Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.
Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang
senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang
mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu.
Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi
kebiasaan.
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa
sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada
pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan
karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak.
Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis
di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang
padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak
masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak.
Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan.
Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta
didik.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University
of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih
prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-
kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan
adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat
keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins,
et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif
kecerdasan MPLS (Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)i anak terhadap
keberhasilan di sekolah.
Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah.
Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak,
tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di
masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan eMPLS ( Masa
Perkenalan Lingkungan Sekolah)i, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan
otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan eMPLS ( Masa
Perkenalan Lingkungan Sekolah)inya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan
tidak dapat mengontrol eMPLS ( Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)inya.
Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau
tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang
berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja
seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar
di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di
negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun
secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.
Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat
tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang
selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama
MATERI 4. MPLS 2016
Pengertian UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta derajat kesehatan peserta didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Referensi : http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/phbs-di-sekolah
Dalam kesempatan berikut ini, saya akan share mengenai Surat Edaran Dirjen
Dikdasmen Nomor: 10/D/KR/2016 tentang Penyediaan Buku Teks Pelajaran Bagi
Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang dikirimkan
kepada Yth. 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; 2. Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota; Seluruh Indonesia.
1. Pada saat ini buku teks pelajaran K13 yang direvisi untuk kelas 1, 4, 7, dan 10 dalam
proses pengadaan dengan sistem pembelian elektronik (e-purchasing) yang difasilitasi
oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Proses
pengadaan ini direncanakan akan selesai pada pertengahan bulan Juli 2016;
2. Pembelian buku teks pelajaran K13 seperti tersebut pada butir 1 dipesan langsung
oleh sekolah kepada penyedia terpilih dengan menggunakan dana BOS. Daftar
penyedia terpilih akan ditayangkan pada laman e-katalog LKPP;
3. Apabila proses pembelian buku teks pelajaran K13 tersebut belum selesai sampai awal
tahun pelajaran, maka sambil menunggu proses pemesanan buku, sekolah dapat:
a) menggunakan buku K13 yang telah dibeli pada tahun pelajaran sebelumnya;
b) memanfaatan buku teks pelajaran yang sesuai dan tersedia di sekolah sebagai
pengayaan sumber belajar.
Mengingat pentingnya surat edaran ini, disampaikan tembusan kepada Yth: 1. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Kepala Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah; 3. Sekretaris Jenderal, Kemdikbud; 4. Inspektur Jenderal, Kemdikbud; 5.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud.
Download selengkapnya Surat Edaran Pengadaan Buku Teks Pelajaran Bagi SD, SMP,
SMA, dan SMK Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 silahkan klik
pada tautan berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih. Salam Seperjuangan dan
Mitra Kerja...!
MATERI 5. MPLS 2016
A. PROFIL SISWA
1. Nama : ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
2. Jenis Kelamin :
5. Agama :
6. Alamat rumah :
7. Asal sekolah : .
8. Riwayat Kesehatan
9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang Keagamaam. (Seni Baca Al-
10. Sebutkan Hafalan AlQuran dan Doa harian siswa yang menonjol dan yang
perlu ditingkatkan
(.)
MATERI 6. MPLS 2016
Salah satu konsekuensi utama yang bisa Anda dapatkan dari rokok adalah menderita penyakit
jantung. Diperkirakan, sebanyak 20% kematian akibat penyakit jantung terkait langsung dengan
kebiasaan merokok. Kenapa rokok begitu berbahaya? Apa saja efek negatif lainnya dari rokok?
Lihat saja kandungan yang terdapat pada sebatang rokok. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat
di dalamnya. Ratusan di antaranya zat beracun dan sekitar 70 bahan di dalamnya bersifat kanker.
Bahan-bahan berbahaya pada sebatang rokok, antara lain:
Tar. Ketika merokok, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap.
Zat ini akan mengendap di paru-paru Anda dan berdampak negatif
pada kinerja rambut kecil yang melapisi paru-paru. Padahal rambut
tersebut bertugas untuk membersihkan kuman dan hal lainnya keluar
dari paru-paru Anda.
Ketika Anda merokok, Anda akan lebih mungkin terkena serangan jantung. Perokok berisiko dua
hingga empat kali lebih tinggi menderita penyakit jantung. Risiko lebih tinggi lagi jika Anda
perokok wanita yang sedang mengonsumsi pil KB.
Saat merokok, Anda akan turut memasukkan zat-zat berbahaya yang bisa berdampak buruk
tubuh, khususnya jantung. Contohnya zat nikotin. Ketika nikotin masuk ke tubuh, zat itu bisa
mengurangi kadar oksigen yang akan masuk ke darah. Zat yang bersifat candu ini juga bisa
mempercepat detak jantung, menaikkan tekanan darah, merusak pembuluh darah dalam jantung,
dan mempercepat pembekuan darah yang bisa memicu serangan jantung. Begitu juga dengan
akibat-akibat buruk terhadap organ tubuh yang lainnya.
Otak
Merokok bisa meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 50 persen. Hal tersebut bisa
menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Merokok juga dapat meningkatkan risiko
mengalami aneurisma otak. Aneurisma otak adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi
akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Sewaktu-waktu bisa pecah dan mengakibatkan
pendarahan di otak.
Bau mulut dan gigi bernoda merupakan efek yang akan timbul akibat merokok. Penyakit gusi
dan kerusakan indera perasa pun dapat timbul. Masalah serius yang akan hinggap pada mulut
dan tenggorokan adalah meningkatnya risiko kanker pada lidah, tenggorokan, bibir, dan pita
suara.
Paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia
pada rokok berpotensi merusak sel-sel pada paru-paru yang bisa membentuk sel kanker. Penyakit
serius lainnya yang bisa Anda alami adalah bronkitis, pneumonia, dan emfisema.
Lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan Anda. Hal
tersebut memungkinkan asam dari lambung bergerak ke arah yang salah, yaitu ke kerongkongan.
Kondisi tersebut dinamakan penyakit asam lambung. Beberapa risiko penyakit yang akan
dihadapi oleh seorang perokok adalah ulkus atau tukak dan kanker lambung.
Tulang
Racun pada rokok bisa merusak tulang dengan cara menghentikan kerja sel-sel konstruksi. Oleh
sebab itu, perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Racun rokok juga
bisa mengganggu keseimbangan hormon-hormon yang bertugas menjaga tulang tetap kuat,
seperti hormon estrogen.
Kulit
Perokok akan terlihat lebih tua ketimbang yang bukan perokok karena kurangnya asupan oksigen
ke kulit. Penuaan dini akan dirasakan, seperti kemunculan kerutan di sekitar mata dan mulut.
Racun rokok juga bisa menyebabkan selulit pada kulit.
Organ Reproduksi
Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan Anda. Pada pria, merokok bisa
menyebabkan impotensi, mengurangi produksi sperma, dan kanker testis. Sementara pada
wanita, merokok dapat mengurangi kesuburan. Selain itu, risiko terkena kanker serviks pun lebih
tinggi karena rokok mengurangi kemampuan alami tubuh dalam melawan infeksi human
papillomavirus atau HPV.
Selain penyakit pada fisik, perokok juga mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak merokok. Selama ini mungkin Anda mengira merokok bisa membuat lebih
rileks. Anda menganggap kandungan nikotin bisa menenangkan pikiran Anda, tapi ternyata itu
salah. Yang membuat perokok gelisah dan cemas adalah gejala putus obat terhadap nikotin.
Dengan merokok, kecanduan terhadap nikotin akan terpenuhi dan perokok merasa seperti rokok
tersebut menurunkan stres.
Memang tidak semua perokok akan meninggal karena penyakit jantung, kanker paru-paru, atau
stroke, namun kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu dan mengurangi kualitas hidup Anda
sehari-hari. Efek rokok yang bisa Anda rasakan sehari-hari adalah batuk-batuk, sesak napas,
lebih mudah lelah, lebih rentan terhadap infeksi, atau mengalami gangguan tidur yang ditandai
dengan sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa kelelahan di pagi hari.
Mungkin Anda sudah terbiasa mendengar bahaya merokok terhadap tubuh, namun Anda tetap
tidak menghentikan kebiasaan mengisap rokok karena merasa saat ini kesehatan Anda masih
baik-baik saja.
Perlu diingat, merokok sama saja seperti menabung racun pada tubuh yang sedikit demi sedikit
bisa menumpuk jika dilakukan terus-menerus. Dengan begitu, risiko menderita penyakit pun
akan lebih tinggi pada masa tua. Tidak hanya Anda, orang-orang terdekat pun akan merasakan
efeknya karena menghirup asap rokok yang beracun.
B. Bahaya mengkonsumsi Narkoba bagi pecandunya
Pengertian narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika
menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No.
35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II
dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila
bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan
IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara
lain:
Apa saja kerugian yang dapat dirasakan si pecandu? Berikut ini ulasannya.
Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.
Over dosis bisa menyebabkan kematian
Gangguan mental
Dan terakhir, yang paling berbahaya bila suatu saat si pecandu narkoba
ingin tobat memakai narkoba, sayang sekali tapi EFEK dari pemakaian
narkoba tidak bisa SEMBUH TOTAL. Jadi si pemakai tetap akan
terkontaminasi dengan berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
seperti HIV.
Depresi berat
2. Kokain
Mudah berkelahi
3. Ganja
Dehidrasi, liver
Skizofrenia
4. Ectasy
Sulit tidur
Dehidrasi
Gangguan liver
5. Shabu-shabu
Enerjik
Paranoid
Sulit tidur
Sulit berfikir
Banyak bicara
Pendarahan otak
6. Benzodiazepin
Berjalan sempoyongan
Wajah kemerahan
Mudah marah
Konsentrasi terganggu
Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta
menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga
memberikan manfaat sosial yang besar.
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut :
1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat
yang dikembangkan oleh kurikulum.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah
yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan
ekstrakurikuler.
a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik.
b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui
kegiatan mandiri dan atau berkelompok.
1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
peserta didik dalam satu kelas.
4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh peserta didik antarkelas.
5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan
lapangan.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR.
Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang
kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata
pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik
yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat
positif bagi peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula
berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan
pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya :
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap
hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu
(blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin
saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain
seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan waktu
panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).
Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait
dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh
pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu
belajar kurikuler rutin.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan
dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik
dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di
atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan
ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan
kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir
semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh
program pembelajarannya.
Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi
baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya.
: :
:
( )
Ada beberapa Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam yang bisa
memudahkan Anda dalam belajar, tips ini yaitu:
Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam selanjutnya adalah Waktu yang tepat
untuk belajar adalah ketika tubuh dalam keadaan yang sehat atau bugar.
Anda bisa memilih waktu belajar setelah bangun tidur di pagi hari ataupun
sore hari setelah tidur siang. Jam-jam pagi dan sore hari memang sangat
cocok untuk belajar karena suasananya yang sangat tenang sehingga
membuat Anda cepat dalam memahami.
Belajar yang paling efektif adalah belajar secara teratur dengan periode
waktu yang teratur pula. Jangan biasakan belajar ketika akan ada ulangan
saja, tapi biasakan minimal satu jam setiap harinya untuk belajar. Belajar
tidak harus dengan mengerjakan PR, karena Anda bisa membaca ulang
pelajaran yang sudah disampaikan atau membaca pelajaran yang akan
disampaikan esok hari.
Ketika belajar, otak akan terus bekerja dan membutuhkan asupan oksigen
yang lebih banyak. Jika otak kekurangan oksigen bisa menyebabkan kantuk
dan pusing, hendaknya sediakan air putih yang cukup selama belajar agar
menjadi sumber asupan oksigen bagi otak Anda. Selain itu, memperbanyak
minum air putih juga bisa menambah konsentrasi selama belajar.
Tips atau Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam di atas bisa diterapkan
untuk memahami semua jenis pelajaran. Jika memang Anda merasa lemah
dalam pelajaran tertentu, sebaiknya belajar secara rutin dan lakukan
berulang-ulang agar pelajaran tidak mudah terlupakan. Tidak cukup hanya
dengan membaca doa belajar saja tapi harus dibarengi dengan usaha yang
gigih dalam belajar dan menerapkan cara belajar yang paling efektif.
B. DINAMIKA KELOMPOK
Pengertian dinamika
Pengertian kelompok
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum
mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku
seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal
individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses
ini disebut sebagai ice breaking. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas,
proses ini disebut storming. Storming akan membawa perubahan pada
sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami forming.
Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh
semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok,
proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan
kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing.
Secara singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:
Fungsi
2. Memudahkan pekerjaan.
Kelompok Primer
Kelompok Sekunder
Kelompok Formal
Kelompok Informal
Kelompok Primer
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya
kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar
(AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh
organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang
memiliki AD/ART.
Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik,
dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak
teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu
dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat
informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya:
kelompok arisan
1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain
Pembentukan Kelompok :
Persepsi
Motivasi
Tujuan
Organisasi
Independensi
Interaksi
1. Kelebihan Kelompok
2. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan,
tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.
1. Media Pendukung :
1. Green House
2. Selasar Depan dan Belakang Ruang Kelas X sd XII
3. Selasa Depan dan Belakang Ruang : Kantor, Guru, Lab, Seni Rupa, Seni Karawitan,
4. Halaman / Taman seluruh Ruangan.
2. Faktor SDM :
1. Kepsek, Wakasek, Guru, TU, Caraka, Satpam, Siswa , Ortu Siswa dan
Pedagang Kantin serta Komite Sekolah.
2. Steak Holder Kabupaten Bidang Pertanian dan Agriholtikultura.
3. Staf Ahli Bidang Hidroponik Tkt Kecamatan dan Kabupaten.
4. Seluruh Guru PLH .
5. Guru Pencinta dan Pemelihara Tanaman Hias, Buah-buahan dll.
3. Materi Hidroponik :
istilah menanam menggunakan sistem hidroponik untuk saat ini menjadi sangat populer. Kata
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "ponics" yang artinya
daya atau tenaga atau tenaga kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam
menggunakan media air atau tenaga kerja air.Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture
atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless. Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan memperhatikan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya
bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tanaman.Rupanya masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.Di
mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap
tanaman. Dari sinilah akhirnya muncul beberapa teknik bertanam dengan menggunakan air yang
kita sebut hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman.
Menanam hidroponik itu mudah dan menyenangkan, betapa tidak. Cara bertanam secara
hidroponik memiliki berbagai teknik mulai yang paling sederhana sampai yang canggih, mulai
yang murah sampai yang mahal. Mulai yang hanya menggunakan barang bekas, sampai yang
modern dengan menggunakan green house dan teknologi tepat guna lainnya untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, pada kesempatan ini mari kita coba menanam dengan cara
yang paling sederhana yaitu Hidroponik sistem Wick.
Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan sistem wick. Kita bisa
menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah yang paling sering
kita lakukan terutama oleh para pemula.
Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk memulai
bertanam secara hidroponik sederhana.
1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.
2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.
Kegiatan sosial / mengunjungi ke panti asuhan / panti jompo / panti rehabilitasi sosial,
dan bakti sosial;