Anda di halaman 1dari 52

MATERI PANDUAN

MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)


SENIN sd RABU /
18 sd 20 JULI 2016 / 13 sd 15 SYAWWAL 1417 H
DI KAMPUS SMAN 1 KLARI
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

DISUSUN OLEH :
TIM MPLS

Penanggung Jawab : Drs. Yunus Anis, M.Ag 19651030 199802 1001


Ketua Pelaksana : Tata Suwantha, S.Pd I
Sekretaris : Umi Rusliyati, S.Pd
Anggota : Dra. Oom Suhartini
: Drs. Budi
: Drs. Wahli
: Dra. Euis
: Dra. Endang, M.Pd
: Dra. Ikah Sutikah
: Yoyok Wardoyo, S.Pd
: Saprudin, S.Pd, MM
: Drs. Muslim
: Dessy Selinda S.Pd
: Setiawan S.Pd

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN KARAWANG

SMA NEGERI 1 KLARI


JL. KOSAMBI KLARI KARAWANG JAWA BARAT NO. TLP/FAX: 0267-431593
Email : smanoneklari@gmail.com Website : www.smanoneklari.sch.id
Setelah pengumuman peserta didik baru yang diterima di sebuah satuan pendidikan,
maka kegiatan selanjutnya sebelum peserta didik / siswa baru mengikuti pembelajaran
efektif di sekolah, maka kegiatan awal yang sebelumnya di sebut MOS (Masa Orientasi
Siswa) yang mana mulai tahun pelajaran 2016/2017 mendatang dikenal dengan
Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.

Dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru perlu dilakukan
kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman
belajar yang menyenangkan. Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama
masuk Sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara
belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.

Pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru dilaksanakan dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari pada minggu pertama awal tahun pelajaran.

Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru yang diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2016/2017 ini adalah berdasarkan pada Peraturan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.
Dalam Pasal 11 disebutkan bahwasannya dengan berlakunya Permendikbud Nomor 18
Tahun 2016 ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014
tentang Masa Orientasi Siswa Baru di Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan pada tahun pelajaran 2016/2017 mendatang seluruh
satuan pendidikan yang mengadakan kegiatan pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi
Siswa Baru berpedoman pada Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 ini.

Adapun pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru pada
awal tahun pelajaran baru adalah sebagai berikut:

a. mengenali potensi diri siswa baru;

b. membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara
lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;

c. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;

d. mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya;

e. menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling


menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih
dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan
semangat gotong royong.

Pengenalan lingkungan sekolah meliputi kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan
wajib dan kegiatan pilihan dilakukan sesuai dengan silabus pengenalan lingkungan
sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Permendikbud Nomor 18 Tahun
2016.
Sekolah dapat memilih salah satu atau lebih materi kegiatan pilihan pengenalan
lingkungan atau melakukan kegiatan pilihan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik lingkungan sekolah.

Sekolah melakukan pendataan tentang keadaan diri dan sosial siswa melalui formulir
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru yang diisi oleh orang tua/wali siswa
yang minimal memuat:

a. profil siswa yang terdiri dari identitas siswa, riwayat kesehatan, potensi/bakat siswa,
serta sifat/perilaku siswa; dan

b. profil orangtua/wali.

Contoh formulir pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru tercantum dalam
Lampiran II Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016.

Download selengkapnya Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan


Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru silahkan klik di sini. Semoga bermanfaat dan
terimakasih... Salam Edukasi...!

Terimakasih Sahabat... Telah berkenan berkunjung dan membaca salah satu


artikel dari situs personal saya di www.dadangjsn.com, untuk melihat
revisi/perbaikan dari artikel berikut (jika diperlukan) silahkan kunjungi
kembali publikasi terupdatenya pada links :
http://www.dadangjsn.com/2016/06/download-permendikbud-nomor-18-
tahun.html#ixzz4EImEGYK9
FORMULIR PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

BAGI SISWA BARU

A. PROFIL SISWA

1. Nama : ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

2. Jenis Kelamin :

3. Urutan anak : Anak ke..dari.bersaudara

4. Tempat tanggal lahir :

5. Agama :

6. Alamat rumah :

7. Asal sekolah : .

8. Riwayat Kesehatan

Penyakit berat pernah/sedang Jenis alergi yang diderita

No. diderita
1.
2.
3.

9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang seni, olahraga, sains, dll

10. Sebutkan sifat/perilaku siswa yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan

No Sifat/Perilaku Menonjol Sifat/Perilaku yang perlu ditingkatkan


1.
2,
3.

B. PROFIL ORANG TUA/WALI*

No Data Bapak/Wali* Ibu/Wali*


1. Nama
2. Tempat, Tanggal Lahir
3. Pekerjaan
4. Pendidikan terakhir
5. Alamat saat ini
6. No. Telp / HP

Klari, 18 Juli 2016

Ttd Ortu / Wali

(.)

Kata Pengantar

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja di Jalan Allah SWT yang sedang berbahagia
dan mudah-mudahan di Ridhoi Allah Allah SWT ..
.
Alhamdulillah... dalam kesempatan kali ini saya akan sampaikan Petunjuk Teknis MPLS
(MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) Tahun Pelajaran 2016/2017 di
Kampus SMAN 1 Klari atau MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) SD, SMP,
SMA / SMK Tahun Pelajaran 2015/2016 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang

Semoga dapat menjadi referensi bagi kita semua demi kelancaran serta efektifitas yang
optimal dari kegiatan MPLS (MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) /
MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di sekolah kita masing-masing. Amiin...

Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah diperuntukan bagi peserta didik baru SD, SMP,
SMA, SMK dengan mengikut sertakan siswa yang lain, Kepala Sekolah, dan Guru,
serta Staf Karyawan sekolah.

Setiap jenjang memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jenjang


pendidikan sebelumnya, kekhususan ini merupakan hal yang wajar dan memang harus
dilalui.

Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan cara-cara penyampaian bahan


pembelajaran dan materi pendidikan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
pertumbuhan fisik dan mental psikologis peserta didik.

Adanya ciri khusus pada setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan
belajar yang dikembangkan di jenjang sebelumnya perlu disempurnakan dan diubah
dengan cara belajar yang baru yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan sesuai perkembangan fisik dan mental psikologis peserta didik.

Berkenan hal tersebut, maka penyelenggaraan MPLS (MASA PERKENALAN


LINGKUNGAN SEKOLAH) di SMAN 1 Klari perlu dilaksanakan dalam rangka
memberikan pengenalan mengenai lingkungan sekolah yang menjadi pilihannya untuk
menuntut ilmu, sekaligus sebagai upaya mengenalkan peserta didik baru dengan
lingkungan barunya.

Dasar hukum diadakannya MPLS (MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH)


diantaranya : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Standar pengelolaan Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan, dan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 220/C/MN/2008
tanggal 18 Januari 2008 tentang kegiatan MPLS (MASA PERKENALAN LINGKUNGAN
SEKOLAH)

1. Tujuan diadakannya MPLS :

1. Membentuk karakter peserta didik dalam rangka mempertebal semangat nasionalisme;

2. Memberikan kesan kepada peserta didik tentang kesan positif dan menyenangkan
terhadap lingkungan pendidikan barunya;
3. Membantu peserta didik baru untuk mengenal lebih dekat dengan lingkungan pendidik
di SD, SMP, SMA dan SMK sehingga tercipta iklim akademik yang kondusif;

4. Memahami kehidupan sekolah yang baru, terutama bagi peserta didik baru dalam
upaya pengenalan dan pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala;

5. Memotivasi peserta didik baru agar tumbuh dan memiliki kepercayaan diri sehingga
mempunyai keberanian mengungkapkan pendapat serta aktif dalam kegiatan yang
positif dan kontruktif;

6. Menanamkan rasa bangga peserta didik baru terhadap almamaternya, sehingga akan
timbul rasa memiliki, dan mampu berinteraksi dengan berbagai unsur dan komponen
sekolah yang pada akhirnya akan berimbas pula terhadap pemahaman untuk
melaksanakan semua aturan dan norma yang diterapkan di sekolah dengan baik.

2. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN


SEKOLAH) :

Penanggung jawab MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) adalah


Kepala Sekolah dengan Penanggung jawab teknis/lapangan :

- SMP adalah Wakil Kepala Sekolah atau Kepala Urusan Kesiswaan,

- SMA, SMK adalah Waka Kesiswaan

Hari-hari pertama masuk sekolah selama 3 (tiga) hari diisi dengan kegiatan MPLS
( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) bagi peserta didik SMP, SMA, SMK
sedangkan bagi peserta didik baru SD diisi kegiatan pengenalan lingkungan dalam
bentuk kegiatan yang bersifat edukatif dan konstruktif serta tidak diperbolehkan
mengarah pada kegiatan destruktif dan atau kegiatan yang dapat merugikan peserta
didik baik secara fisik maupun psikologis.

Kegiatan MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) harus dilandasi


prinsip mudah, murah, menyenangkan, massal, meriah, dan mencerdaskan.

Penyampaian materi dalam MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH)


seminimal mungkin menggunakan metode ceramah, dan tidak diperbolehkan
melakukan perpelocoan dalam bentuk apapun.

Tema MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) :

PENGUATAN KEMITRAAN PENDIDIKAN KELUARGA UNTUK MEMBANGUN


PENDIDIKAN KARAKTER GUNA MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DI SMA
NEGERI 1 KLARI
3. Materi MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) Tahun Pelajaran
2016/2017 :

1. Materi Wajib :

a. Wawasan Wiyata Mandala.


b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Nasionalisme/Patriotisme.
c. Pendidikan Karakter.
d. Pengenalan Kurikulum 2013.
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
f. Kepramukaan.
g. Pembinaan Mental Keagamaan.

2. Materi Pilihan :

a. 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara;


b. Sosialisasi Dampak Merokok;
c. Sosialisasi Dampak Narkoba, HIV dan AIDS;
d. Cara Belajar Yang Efektif;
e. Dinamika Kelompok;
f. Lomba Kreatifitas Bidang Seni;
g. Lomba Kreatifitas Bidang Olahraga;
h. Leadership (Kepemimpinan);
i. Perkenalan dengan kakak kelas/guru/karyawan;
j. Kegiatan sosial / mengunjungi ke panti asuhan / panti jompo / panti rehabilitasi sosial,
dan bakti sosial;
k. Pengenalan Kegiatan Ekstrakurikuler;
l. Lain-lain (sesuai dengan kondisi sekolah).

Selama kegiatan MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH)


berlangsung, Kepala Sekolah dibantu Waka Kesiswaan (SMA/SMK), , harus memantau,
mengendalikan, dan bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut didasarkan pada
prinsip-prinsip penyelenggara MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN
SEKOLAH).

MATERI 1. MPLS 2016


Wawasan Wiyata Mandala.
Kepsek, Waka Kesiswaandan Koord. Ade Nurhatta, S.Pd

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang sedang berbahagia...


Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan bagikan informasi Materi MPLS ( MASA
PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) / MOPDB (Masa Orientasi Siswa / Peserta
Didik Baru) yakni Wawasan Wiyata Mandala selengkapnya sebagai berikut:

Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya
masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu
diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan
Wiyatamandala.

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor:


13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana
ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan
sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan
Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-
anggapan sebagai berikut:

1. Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh


digunakan untuk tujuan-tujuan di luar bidang pendidikan.
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang
harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan Yang Maha Esa,
b. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
c. Mempertinggi budi pekerti,
d. Memperkuat kepribadian,
e. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

3. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang
baik untuk mengemban tugas pendidikan.

4. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung
tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan
ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.

5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah


masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan
pertentangan antara kita sama kita.

Untuk mengimplementasikan Wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di


mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan
terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan
ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan
sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu
kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap. (Sumber referensi artikel :
Wikipedia)

MATERI 2. MPLS 2016


Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Nasionalisme/Patriotisme
Koord. Dra. Euis dan Drs. Yoyok Wardoyo

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang sedang berbahagia...


Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama
sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda.

Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran


berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke
dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain
yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.

Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga
bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara.

Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar
warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, dan lain-lain.

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup
dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai
sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara


sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua. Sehingga amanat pada
UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik
Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat
yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar
keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan,
maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam
melakukan bela negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan
rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan
kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:

1. Cinta Tanah Air

Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah
air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara
kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.

2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional.

3. Pancasila

Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada
di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.

4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara

Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet
bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya
antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga
demi mengharumkan nama bangsa.

5. Memiliki Kemampuan Bela Negara


Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.

Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri
agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan
budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat
nasional maupun internasional.

Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang menjadi faktor-faktor


pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan
mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga
sosialisasi di masyarakat,niscaya akan terwujud.

Pada pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu


kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai
dan mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah
harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki sikap
toleran.

Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme


terbagi atas ;

a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menggapai semua bangsa sama derajatnya.

Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut :
Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan
pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia :

a. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara


b. Mengembangka sikap toleransi
c. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme
adalah :

a. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.


b. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
c. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu
dengan kekerasan dan senjata.
d. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan
banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti
Sultan Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyak
Dien Tengku Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis memuncak setelah proklamasi
kemerdekaan pada periode perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai 1949 yaitu
periode mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk kembali menjajah
Indonesia.

Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa


sekalipun untuk mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah:

a. Cinta tanah air.


b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
d. Berjiwa pembaharu.
e. Tidak kenal menyerah dan putus asa.

Implementasi sikap patriotisme dalam kehidupan sehari hari :

a. Dalam kehidupan keluarga ; Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku bertema


perjuangan, dan Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari tertentu.
b. Dalam kehidupan sekolah ; Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan materi
pelajaran dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-sungguh untuk
kemajuan.
c. Dalam kehidupan masyarakat ; Mengembangkan sikap kesetiakawanan sosial di
lingkungannya, Memelihara kerukunan diantara sesama warga.
d. Dalam kehidupan berbangsa ; Meningkatkan persatuan dan kesatuan, Melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945, Mendukung kebijakan pemerintah, Mengembangkan
kegiatann usaha produktif, Mencintai dan memakai produk dalam negeri, Mematuhi
peraturan hukum, Tidak main hakim sendiri, Menghormati, dan menjungjung tinggi
supremasi hukum, Menjaga kelestarian lingkungan
MATERI 3. MPLS 2016
Materi MPLS ( MASA PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) /
MOPDB : Pendidikan Karakter
Koord Pemateri : Dra. Teni dan Dra. Ikah Sutikah

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang sedang berbahagia...

Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan bagikan informasi Materi MPLS ( MASA
PERKENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH) / MOPDB (Masa Orientasi Siswa / Peserta
Didik Baru) khususnya tentang materi Pendidikan Karakter selengkapnya sebagai
berikut:

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character


education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang
sedang melanda di negara kita.

Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja,
kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga
komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.

1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona

Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang
dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui
pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang
disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan
karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia
dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto

Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.

3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta
merupakan mesin yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap,
dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).

4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi


Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang
relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin,
Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,
Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar
membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka


mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu
warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan
karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to
foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi
kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. diantara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode
keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun
2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga
pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character that is the
goal of true education (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya).

Memahami Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,


seorang anak akan menjadi cerdas MPLS (Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)inya.
Kecerdasan MPLS ( Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)i ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,
yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya


2. Kemandirian dan tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah, diplomatis
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati, dan
9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.

Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang
senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang
mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu.
Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi
kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa
sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada
pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan
karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis
di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang
padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak
masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak.
Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan.
Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta
didik.

Dampak Pendidikan Karakter

Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa


penelitian bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa
penemuan penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character
Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.

Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University
of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih
prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-
kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan
adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat
keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins,
et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif
kecerdasan MPLS (Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)i anak terhadap
keberhasilan di sekolah.

Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah.
Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak,
tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di
masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan eMPLS ( Masa
Perkenalan Lingkungan Sekolah)i, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan
otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan eMPLS ( Masa
Perkenalan Lingkungan Sekolah)inya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan
tidak dapat mengontrol eMPLS ( Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)inya.
Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau
tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang
berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja
seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar
di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di
negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun
secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat
tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang
selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama
MATERI 4. MPLS 2016

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Usaha


Kesehatan Sekolah (UKS)
Koord : Dra. Endang dan Drs. Budi

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang sedang berbahagia...

Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah, seyogyanya tidak terlalu


susah karena pada umumnya tiap sekolah sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).

Pengertian UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu.

Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa


Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan
dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta derajat kesehatan peserta didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah :

a. Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.


b. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
e. Memberantas jentik nyamuk.
f. Tidak merokok di sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya.

Referensi : http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/phbs-di-sekolah

Surat Edaran Pengadaan / Penyediaan Buku Kurikulum 2013 SD,


SMP, SMA/SMK Tahun Pelajaran 2016-2017
Tulis Komentar Kurikulum 2013

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang berbahagia...

Dalam kesempatan berikut ini, saya akan share mengenai Surat Edaran Dirjen
Dikdasmen Nomor: 10/D/KR/2016 tentang Penyediaan Buku Teks Pelajaran Bagi
Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang dikirimkan
kepada Yth. 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; 2. Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota; Seluruh Indonesia.

Berdasarkan informasi resmi yang admin rilis pada situs


http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id bahwasannya dalam rangka mendukung
implementasi Kurikulum 2013 (K13) untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan Surat Edaran No: 10/D/KR/2016
tentang Pengadaan Buku Teks Pelajaran Bagi Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2016/2017 tersebut di atas.
Surat edaran tersebut dikirimkan berkenaan dengan implementasi Kurikulum 2013
(K13) untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan memperhatikan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 08/D/KR/2016 tentang Pembelian
Buku Teks Pelajaran melalui Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), disampaikan
beberapa hal penting sebagai berikut :

1. Pada saat ini buku teks pelajaran K13 yang direvisi untuk kelas 1, 4, 7, dan 10 dalam
proses pengadaan dengan sistem pembelian elektronik (e-purchasing) yang difasilitasi
oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Proses
pengadaan ini direncanakan akan selesai pada pertengahan bulan Juli 2016;

2. Pembelian buku teks pelajaran K13 seperti tersebut pada butir 1 dipesan langsung
oleh sekolah kepada penyedia terpilih dengan menggunakan dana BOS. Daftar
penyedia terpilih akan ditayangkan pada laman e-katalog LKPP;

3. Apabila proses pembelian buku teks pelajaran K13 tersebut belum selesai sampai awal
tahun pelajaran, maka sambil menunggu proses pemesanan buku, sekolah dapat:

a) menggunakan buku K13 yang telah dibeli pada tahun pelajaran sebelumnya;
b) memanfaatan buku teks pelajaran yang sesuai dan tersedia di sekolah sebagai
pengayaan sumber belajar.

Mengingat pentingnya surat edaran ini, disampaikan tembusan kepada Yth: 1. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Kepala Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah; 3. Sekretaris Jenderal, Kemdikbud; 4. Inspektur Jenderal, Kemdikbud; 5.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud.

Download selengkapnya Surat Edaran Pengadaan Buku Teks Pelajaran Bagi SD, SMP,
SMA, dan SMK Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 silahkan klik
pada tautan berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih. Salam Seperjuangan dan
Mitra Kerja...!
MATERI 5. MPLS 2016

Pembinaan Mental Keagamaan.


Koord. Dra. Oom Suhartini dan Karta Wijaya, S.Ag

FORMAT EVALUASI DIRI KESADARAN BERAGAMA

BAGI SISWA BARU

A. PROFIL SISWA

1. Nama : ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

2. Jenis Kelamin :

3. Urutan anak : Anak ke..dari.bersaudara

4. Tempat tanggal lahir :

5. Agama :

6. Alamat rumah :

7. Asal sekolah : .

8. Riwayat Kesehatan

Ibadah Sholat Yang sering Jumlah Hari Ibadah Saum

No. Ditinggalkan Yang Wajib Qadla


1.
2.
3.
4
5

9. Sebutkan potensi atau bakat siswa di bidang Keagamaam. (Seni Baca Al-

Quran., Seni Kaligrafi, Seni Nasyid. Seni Marawis, Mengumandangkan Adzan,

Pidato / Ceramah Keagamaan. Dll_)


10. Sebutkan Hafalan AlQuran dan Doa harian siswa yang menonjol dan yang
perlu ditingkatkan

No Hafalan AlQuran / Doa Jumlah Surat dlm Al-Quran /


Bacaan Sholat / Doa harian Doa Bacaan Sholat /Doa Harian
1. Hafalan Surat-Surat
2, Hafalan Bacaan Sholat ( Iftitah,
Ruku, Sujud, Tasyahud, Doa
Sebelum Salam)
3. Doa Harian ( Bangun Tidur,
Makan, Keluar Rumah, Masuk
WC. Naik Kendaraan, Bercermin,
Mengenakan Pakaian .dll

B. PROFIL ORANG TUA/WALI*

No Data Bapak/Wali* Ibu/Wali*


1. Nama
2. Tempat, Tanggal Lahir
3. Pekerjaan
4. Pendidikan terakhir
5. Alamat saat ini
6. No. Telp / HP

Klari, 18 Juli 2016

Ttd Ortu / Wali

(.)
MATERI 6. MPLS 2016

Sosialisasi Dampak Merokok;


dan Sosialisasi Dampak Narkoba, HIV dan AIDS;
Koord. Drs. Wahli dan Saprudin, S.Pd
A. Dampak Merokok

Segudang Bahaya Merokok terhadap Tubuh


Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan peringatan dilarang merokok. Dua kata itu
bisa dengan mudahnya dijumpai di mana saja. Sepertinya tidak mengherankan jika
mengingat dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat merokok pada tubuh Anda.

Salah satu konsekuensi utama yang bisa Anda dapatkan dari rokok adalah menderita penyakit
jantung. Diperkirakan, sebanyak 20% kematian akibat penyakit jantung terkait langsung dengan
kebiasaan merokok. Kenapa rokok begitu berbahaya? Apa saja efek negatif lainnya dari rokok?

Lihat saja kandungan yang terdapat pada sebatang rokok. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat
di dalamnya. Ratusan di antaranya zat beracun dan sekitar 70 bahan di dalamnya bersifat kanker.
Bahan-bahan berbahaya pada sebatang rokok, antara lain:

Karbon monoksida. Zat yang kerap ditemukan pada asap knalpot


mobil ini bisa mengikat diri pada hemoglobin dalam darah secara
permanen sehingga menghalang penyediaan oksigen ke tubuh. Hal
tersebut membuat Anda cepat lelah.

Tar. Ketika merokok, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap.
Zat ini akan mengendap di paru-paru Anda dan berdampak negatif
pada kinerja rambut kecil yang melapisi paru-paru. Padahal rambut
tersebut bertugas untuk membersihkan kuman dan hal lainnya keluar
dari paru-paru Anda.

Gas oksidan. Gas ini bisa bereaksi dengan oksigen. Keberadaannya


pada tubuh lebih meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung
akibat penggumpalan darah.

Benzene. Zat yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak ini


bisa merusak sel pada tingkat genetik. Zat ini juga dikaitkan dengan
berbagai jenis kanker seperti kanker ginjal dan leukimia.
Selain bahan-bahan di atas, masih banyak kandungan beracun pada sebatang rokok seperti
arsenic (digunakan dalam pestisida), toluene (ditemukan pada pengencer cat), formaldehyde
(digunakan untuk mengawetkan mayat), hydrogen cyanide (digunakan untuk membuat senjata
kimia), dan cadmium (digunakan untuk membuat baterai).

Ketika Anda merokok, Anda akan lebih mungkin terkena serangan jantung. Perokok berisiko dua
hingga empat kali lebih tinggi menderita penyakit jantung. Risiko lebih tinggi lagi jika Anda
perokok wanita yang sedang mengonsumsi pil KB.

Saat merokok, Anda akan turut memasukkan zat-zat berbahaya yang bisa berdampak buruk
tubuh, khususnya jantung. Contohnya zat nikotin. Ketika nikotin masuk ke tubuh, zat itu bisa
mengurangi kadar oksigen yang akan masuk ke darah. Zat yang bersifat candu ini juga bisa
mempercepat detak jantung, menaikkan tekanan darah, merusak pembuluh darah dalam jantung,
dan mempercepat pembekuan darah yang bisa memicu serangan jantung. Begitu juga dengan
akibat-akibat buruk terhadap organ tubuh yang lainnya.

Otak

Merokok bisa meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 50 persen. Hal tersebut bisa
menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Merokok juga dapat meningkatkan risiko
mengalami aneurisma otak. Aneurisma otak adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi
akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Sewaktu-waktu bisa pecah dan mengakibatkan
pendarahan di otak.

Mulut dan Tenggorokan

Bau mulut dan gigi bernoda merupakan efek yang akan timbul akibat merokok. Penyakit gusi
dan kerusakan indera perasa pun dapat timbul. Masalah serius yang akan hinggap pada mulut
dan tenggorokan adalah meningkatnya risiko kanker pada lidah, tenggorokan, bibir, dan pita
suara.

Paru-paru

Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan kimia
pada rokok berpotensi merusak sel-sel pada paru-paru yang bisa membentuk sel kanker. Penyakit
serius lainnya yang bisa Anda alami adalah bronkitis, pneumonia, dan emfisema.

Lambung

Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan Anda. Hal
tersebut memungkinkan asam dari lambung bergerak ke arah yang salah, yaitu ke kerongkongan.
Kondisi tersebut dinamakan penyakit asam lambung. Beberapa risiko penyakit yang akan
dihadapi oleh seorang perokok adalah ulkus atau tukak dan kanker lambung.
Tulang

Racun pada rokok bisa merusak tulang dengan cara menghentikan kerja sel-sel konstruksi. Oleh
sebab itu, perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Racun rokok juga
bisa mengganggu keseimbangan hormon-hormon yang bertugas menjaga tulang tetap kuat,
seperti hormon estrogen.

Kulit

Perokok akan terlihat lebih tua ketimbang yang bukan perokok karena kurangnya asupan oksigen
ke kulit. Penuaan dini akan dirasakan, seperti kemunculan kerutan di sekitar mata dan mulut.
Racun rokok juga bisa menyebabkan selulit pada kulit.

Organ Reproduksi

Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan Anda. Pada pria, merokok bisa
menyebabkan impotensi, mengurangi produksi sperma, dan kanker testis. Sementara pada
wanita, merokok dapat mengurangi kesuburan. Selain itu, risiko terkena kanker serviks pun lebih
tinggi karena rokok mengurangi kemampuan alami tubuh dalam melawan infeksi human
papillomavirus atau HPV.

Selain penyakit pada fisik, perokok juga mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak merokok. Selama ini mungkin Anda mengira merokok bisa membuat lebih
rileks. Anda menganggap kandungan nikotin bisa menenangkan pikiran Anda, tapi ternyata itu
salah. Yang membuat perokok gelisah dan cemas adalah gejala putus obat terhadap nikotin.
Dengan merokok, kecanduan terhadap nikotin akan terpenuhi dan perokok merasa seperti rokok
tersebut menurunkan stres.

Memang tidak semua perokok akan meninggal karena penyakit jantung, kanker paru-paru, atau
stroke, namun kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu dan mengurangi kualitas hidup Anda
sehari-hari. Efek rokok yang bisa Anda rasakan sehari-hari adalah batuk-batuk, sesak napas,
lebih mudah lelah, lebih rentan terhadap infeksi, atau mengalami gangguan tidur yang ditandai
dengan sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa kelelahan di pagi hari.

Mungkin Anda sudah terbiasa mendengar bahaya merokok terhadap tubuh, namun Anda tetap
tidak menghentikan kebiasaan mengisap rokok karena merasa saat ini kesehatan Anda masih
baik-baik saja.

Perlu diingat, merokok sama saja seperti menabung racun pada tubuh yang sedikit demi sedikit
bisa menumpuk jika dilakukan terus-menerus. Dengan begitu, risiko menderita penyakit pun
akan lebih tinggi pada masa tua. Tidak hanya Anda, orang-orang terdekat pun akan merasakan
efeknya karena menghirup asap rokok yang beracun.
B. Bahaya mengkonsumsi Narkoba bagi pecandunya

Narkoba atau merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan


berbahaya sekarang ini telah banyak disalahgunakan oleh masyarakat
Indonesia, terutama remaja. Padahal mayoritas pengguna telah mengetahui
dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba, tetapi hal tersebut tidak
dihiraukan.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai dampak negatif serta bahaya


penyalahgunaan narkoba, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai
pengertian narkotika.

Pengertian narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,


jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan
damar ganja.

Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta


campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika
menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No.
35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II
dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila
bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan
IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara
lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine,


Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis


maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina
yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan


pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang
sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat
anaestetik jika aromanya diisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether
dan sebagainya.
Sumber: id.wikipedia.org

Itulah penjelasan mengenai narkotika. Secara teknis, narkotika atau narkoba


tidak berbahaya bagi kesehatan bila Anda menggunakannya pada hal-hal
tertentu seperti yang disebutkan di atas. Namun bila digunakan pada hal
yang salah, maka akan berdampak negatif.

Apa saja kerugian yang dapat dirasakan si pecandu? Berikut ini ulasannya.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba


Ada banyak sekali dampak buruk yang dialami jika narkoba dikonsumsi,
diantaranya:

1. Dampak narkoba terhadap fisik dan kesehatan

Gangguan pada sistem saraf (neurologis), seperti: Kejang-kejang,


imajinasi, dan halusinasi.

Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

Gangguan pada kulit (dermatologis)

Gangguan pada paru-paru (pulmoner)

Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh


meningkat, pengecilan hati dan insomnia
Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan


antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan
menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian


jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit
seperti hepatitis B, C, dan HIV

Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.
Over dosis bisa menyebabkan kematian

2. Dampak narkoba terhadap psikologi

Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah

Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

3. Dampak narkoba terhadap lingkungan sosial

Gangguan mental

Anti-sosial dan asusila

Dikucilkan oleh lingkungan

Merepotkan dan menjadi beban keluarga

Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram

Dan terakhir, yang paling berbahaya bila suatu saat si pecandu narkoba
ingin tobat memakai narkoba, sayang sekali tapi EFEK dari pemakaian
narkoba tidak bisa SEMBUH TOTAL. Jadi si pemakai tetap akan
terkontaminasi dengan berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
seperti HIV.

Dampak buruk narkoba menurut jenisnya


1. Opioid

Depresi berat

Apatis, gugup dan gelisah

Banyak tidur, rasa lelah berlebihan

Malas bergerak, kejang-kejang, dan denyut jantung bertambah cepat

Selalu merasa curiga, rasa gembira berlebihan, rasa harga diri


meningkat

Banyak bicara namun cadel, pupil mata mengecil

Tekanan darah meningkat, berkeringat dingin

Mual hingga muntah

luka pada sekat rongga hidung

Kehilangan nafsu makan, turunnya berat badan

2. Kokain

Denyut jantung bertambah cepat

Gelisah, banyak bicara

Rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat

Kejang-kejang, pupil mata melebar

Berkeringat dingin, mual hingga muntah

Mudah berkelahi

Pendarahan pada otak


Penyumbatan pembuluh darah

Pergerakan mata tidak terkendali

Kekakuan otot leher

3. Ganja

Mata sembab, kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair

Sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa

Terkadang cepat marah

Tidak bergairah, gelisah

Dehidrasi, liver

Tulang gigi keropos

Saraf otak dan saraf mata rusak

Skizofrenia

4. Ectasy

Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, berkeringat

Sulit tidur

Kerusakan saraf otak

Dehidrasi

Gangguan liver

Tulang dan gigi keropos

Tidak nafsu makan

Saraf mata rusak

5. Shabu-shabu
Enerjik

Paranoid

Sulit tidur

Sulit berfikir

Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga


merasa sesak nafas

Banyak bicara

Denyut jantung bertambah cepat

Pendarahan otak

Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada


kematian.

6. Benzodiazepin

Berjalan sempoyongan

Wajah kemerahan

Banyak bicara tapi cadel

Mudah marah

Konsentrasi terganggu

Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Disari melalui: http://obatkistaovarium.net/bahaya-narkoba/

MATERI 7. MPLS 2016


Kepramukaan

Koord. Khoeriah S.Pd dan Arief S.Pd


Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler Kurikulum 2013 Pramuka
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Bagi SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK
Tulis Komentar Kurikulum 2013

Sahabat Seperjuangan dan Mitra Kerja yang sedang berbahagia...

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang :

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


berakhlak mulia,
sehat,
berilmu,
cakap,
kreatif,
mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan


nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan
salah satu kegiatan dalam program kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak


ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan
perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun
dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang


berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan
kreativitas.

Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta
menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga
memberikan manfaat sosial yang besar.

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut :

1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat
yang dikembangkan oleh kurikulum.

Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah
yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan
ekstrakurikuler.

2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh


seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh


peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi,


bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal
melalui kegiatan-kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.

Sedangkan misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah sebagai


berikut:

a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik.
b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui
kegiatan mandiri dan atau berkelompok.

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi


pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir :

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk


mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan
pelatihan kepemimpinan.
b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan
kehidupan atau atMPLS ( Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah)fer sekolah lebih
menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan


psikomotor peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik
dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

Prinsip kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan


prinsip sebagai berikut :

1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan


potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan
peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana
yang menggembirakan bagi peserta didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan
bekerja dengan baik dan giat.
6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :

1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang


Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;
2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan
dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau
4. Jenis lainnya.

Format kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk :

1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
peserta didik dalam satu kelas.
4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh peserta didik antarkelas.
5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti
oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan
lapangan.

Pengembangan Program dan Kegiatan Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013


dikelompokkan berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni
ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh


seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum
2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari
sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam
pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat
bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR.
Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang
kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata
pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.

Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik
yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat
positif bagi peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula
berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan
pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya :

1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah


2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi
3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate,
Yudo, Bela Diri lainnya.
4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.
5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi,
Kebersihan Lingkungan, Pertanian
6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah
7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok
Peduli Rumah Yatim.

Satuan pendidikan selanjutnya menyusun Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler yang


berlaku di satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada
setiap awal tahun pelajaran.

Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan


paling sedikit memuat :

1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;


2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
d. jadwal kegiatan; dan
e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan;
b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus mengikuti program


ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program
ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata
pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun
atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah
bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau
dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap
hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu
(blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin
saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain
seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan waktu
panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).

Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait
dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh
pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu
belajar kurikuler rutin.

Penilaian kegiatan ekstrakurikuler perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik


dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan


ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan
sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang
diselenggarakan bagi mereka.

Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan
dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik
dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di
atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.

Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan
ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan
kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir
semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh
program pembelajarannya.
Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi
baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya.

Download selengkapnya panduan kegiatan ekstrakurikuler kurikulum 2013


selengkapnya dengan klik pada links berikut ==> Lampiran III. Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Pedoman Kegiatan
Ekstrakurikuler. Semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Seperjuangan dan
Mitra Kerja...!

MATERI 8. MPLS 2016

Cara Belajar Yang Efektif;


Dan Dinamika Kelompok;

Koord. Umi Rusliyati, S.Pd dan Drs.Muslim


A. Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam
Dakwah Muslimah - Belajar merupakan sebuah perbuatan yang mulia, namun
perbuatan yang mulia tidak akan membuahkan hasil hanya dengan berdoa
saja, harus ada kerja keras agar bisa memahami pelajaran yang diberikan di
sekolah.

Sabda Rasulullah SAW tentang Belajar Ilmu pendidikan Agama

: :
:



( )

Artinya : "Dari Ali R.A. ia berkata : Rasulullah bersabda : Didikkanlah anak-


anak kalian dengan 3 (tiga) macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan
juga keluarganya serta membaca Al-Quran, karena sesungguhnya orang
yang menjunjung tinggi Al-Quran, akan berada di bawah lindungan Allah
SWT, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi
dan kekasihnya (HR Ad-Dailami)

Ada beberapa Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam yang bisa
memudahkan Anda dalam belajar, tips ini yaitu:

1. Belajarlah di tempat yang nyaman


Agar belajar lebih efektif dan cepat diterima oleh otak, sebaiknya kegiatan
belajar dilakukan di tempat yang nyaman. Tempat yang nyaman tidak harus
luas tapi tempat yang nyaman adalah tempat yang bersih dan rapi. Setiap
orang mempunyai konsep tempat nyaman menurut versinya, jadi sesuaikan
dengan diri Anda sendiri.

2. Pilih waktu yang tepat untuk belajar

Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam selanjutnya adalah Waktu yang tepat
untuk belajar adalah ketika tubuh dalam keadaan yang sehat atau bugar.
Anda bisa memilih waktu belajar setelah bangun tidur di pagi hari ataupun
sore hari setelah tidur siang. Jam-jam pagi dan sore hari memang sangat
cocok untuk belajar karena suasananya yang sangat tenang sehingga
membuat Anda cepat dalam memahami.

3. Gunakan metode belajar yang sesuai

Setiap orang mempunyai metode belajar yang berbeda, terapkan metode


belajar yang paling cocok dengan diri Anda agar pelajaran yang akan
dipelajari bisa cepat dipahami. Metode belajar yang digunakan tidak harus
monoton, Anda bisa mengubah metode belajar agar tidak bosan dengan satu
metode saja.

4. Belajar dengan periode waktu yang teratur

Belajar yang paling efektif adalah belajar secara teratur dengan periode
waktu yang teratur pula. Jangan biasakan belajar ketika akan ada ulangan
saja, tapi biasakan minimal satu jam setiap harinya untuk belajar. Belajar
tidak harus dengan mengerjakan PR, karena Anda bisa membaca ulang
pelajaran yang sudah disampaikan atau membaca pelajaran yang akan
disampaikan esok hari.

5. Buat catatan khusus

Untuk mempermudah Anda dalam urusan belajar, sebaiknya buatlah


catatan-catatan khusus yang berisi inti dari pelajaran yang disampaikan.
Rangkumlah istilah-istilah penting dalam catatan khusus yang mudah untuk
dibawa. Membuat rangkuman secara tertulis bisa membantu mengingat
pelajaran yang sudah Anda pelajari sebelumnya. Catatan ini juga bisa
dijadikan sebagai bahan belajar di hari-hari berikutnya.

6. Perbanyak minum air putih ketika sedang belajar

Ketika belajar, otak akan terus bekerja dan membutuhkan asupan oksigen
yang lebih banyak. Jika otak kekurangan oksigen bisa menyebabkan kantuk
dan pusing, hendaknya sediakan air putih yang cukup selama belajar agar
menjadi sumber asupan oksigen bagi otak Anda. Selain itu, memperbanyak
minum air putih juga bisa menambah konsentrasi selama belajar.

Baca Juga : Tata Cara Sholat Dhuha Sesuai Hadits Shahih

Tips atau Cara Belajar Yang Efektif Menurut Islam di atas bisa diterapkan
untuk memahami semua jenis pelajaran. Jika memang Anda merasa lemah
dalam pelajaran tertentu, sebaiknya belajar secara rutin dan lakukan
berulang-ulang agar pelajaran tidak mudah terlupakan. Tidak cukup hanya
dengan membaca doa belajar saja tapi harus dibarengi dengan usaha yang
gigih dalam belajar dan menerapkan cara belajar yang paling efektif.

B. DINAMIKA KELOMPOK

Pengertian dinamika

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu


bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai
terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,
semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu,
oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat
kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

Pengertian kelompok

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial


yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang
yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat the essence of
a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their
interdependence. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit
yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk
berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi.
Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila
masing-masing anggota kelompok.

Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum
mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku
seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal
individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses
ini disebut sebagai ice breaking. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas,
proses ini disebut storming. Storming akan membawa perubahan pada
sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami forming.
Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh
semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok,
proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan
kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing.
Secara singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:

Alasan pentingnya dinamika kelompok:

Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat

Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya

Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar


pekerjaan dapat terlaksana dengan baik

Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial


dapat bekerja dengan efektif

Fungsi

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi


persoalan hidup.

2. Memudahkan pekerjaan.

3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan


mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih
cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar
sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan
memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Jenis kelompok sosial :

Kelompok Primer

Kelompok Sekunder

Kelompok Formal

Kelompok Informal

Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang


anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah
orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan
lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan
sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya
kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar
(AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh
organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang
memiliki AD/ART.

Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik,
dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak
teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu
dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat
informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya:
kelompok arisan

Ciri Kelompok Sosial :

1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain

2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu


dengan yang lain

3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok


yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing

4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang


mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.

Pembentukan Kelompok :

Persepsi

Motivasi

Tujuan

Organisasi

Independensi

Interaksi

Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok

1. Kelebihan Kelompok

* Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima


informasi & pendapat anggota yang lain.

* Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan


kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi

* Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah


disepakati kelompok.

2. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan,
tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah


kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang
melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

MATERI 9. MPLS 2016

. Pengenalan dan Pertunjukan Esktrakulikuler a. Kreatifitas Bidang Seni; b. Kreatifitas


Bidang Olahraga; c. Kreatifitas Eskul Paskibra, PMR dan Pramuka. d. Leadership
(Kepemimpinan); e. Perkenalan dengan kakak kelas/guru/karyawan;

Koord. Tata Suwantha, S.PdI dan Dudi Maulana, S.Pd

MATERI 10. MPLS 2016


Menanam hidroponik

Koord. Dessy Selinda, S.Pd dan Dra. Tati

1. Media Pendukung :
1. Green House
2. Selasar Depan dan Belakang Ruang Kelas X sd XII
3. Selasa Depan dan Belakang Ruang : Kantor, Guru, Lab, Seni Rupa, Seni Karawitan,
4. Halaman / Taman seluruh Ruangan.

2. Faktor SDM :
1. Kepsek, Wakasek, Guru, TU, Caraka, Satpam, Siswa , Ortu Siswa dan
Pedagang Kantin serta Komite Sekolah.
2. Steak Holder Kabupaten Bidang Pertanian dan Agriholtikultura.
3. Staf Ahli Bidang Hidroponik Tkt Kecamatan dan Kabupaten.
4. Seluruh Guru PLH .
5. Guru Pencinta dan Pemelihara Tanaman Hias, Buah-buahan dll.
3. Materi Hidroponik :

Apakah Hidroponik Itu

istilah menanam menggunakan sistem hidroponik untuk saat ini menjadi sangat populer. Kata
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "ponics" yang artinya
daya atau tenaga atau tenaga kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam
menggunakan media air atau tenaga kerja air.Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture
atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless. Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan memperhatikan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya
bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tanaman.Rupanya masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.Di
mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap
tanaman. Dari sinilah akhirnya muncul beberapa teknik bertanam dengan menggunakan air yang
kita sebut hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman.

Menanam hidroponik itu mudah dan menyenangkan, betapa tidak. Cara bertanam secara
hidroponik memiliki berbagai teknik mulai yang paling sederhana sampai yang canggih, mulai
yang murah sampai yang mahal. Mulai yang hanya menggunakan barang bekas, sampai yang
modern dengan menggunakan green house dan teknologi tepat guna lainnya untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, pada kesempatan ini mari kita coba menanam dengan cara
yang paling sederhana yaitu Hidroponik sistem Wick.

Cara bertanam hidroponik dengan sistem wick

Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan sistem wick. Kita bisa
menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah yang paling sering
kita lakukan terutama oleh para pemula.

Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk memulai
bertanam secara hidroponik sederhana.
1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.
2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.

MATERI 11. MPLS 2016


KEGIATAN SOSIAL

Kegiatan sosial / mengunjungi ke panti asuhan / panti jompo / panti rehabilitasi sosial,
dan bakti sosial;

Anda mungkin juga menyukai