I. PENDAHULUAN
Penyakit tanaman pengertian secara umum yaitu gangguan pada tanaman yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing
nematoda. Terjadinya penyakit dapat dilihat dari gejala yang tampak pada
tanaman. Ini membuat tata penamaan sesuai dengan gejala yang di timbulkan.
Oleh sebab itu, kita akan mempelajari lebih jauh tentang tanaman yang penting di
Lampung. Sehingga dapat di lakukan pengendalian yang tepat. Maka hasil
tanaman penting yang ada menghasilkan kualitas dan jumlah yang diinginkan.
1.2 Tujuan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ialah pisau, alat tulis, dan kamera.
Sedangkan bahan yang digunakan ialah spesimen tanaman yaitu Jamur Akar
Putih, Busuk Pangkal Batang, Layu Fusarium, Layu Bakteri, Kerdil, Busuk Buah
kako,Virus Tungro, Blast Padi, Bulai Jagung, Gosong Bengkak, Busuk Pangkal
Batang dan Karat Daun Kopi
.
2.2 Prosedur
2.
Busuk Pangkal
Batang
Ganoderma
boninensis
3.
Layu Fusarium
Fusarium
oxysporum
4.
Layu Bakteri
Ralstonia
solanacearum
5.
Kerdil
Bunchy top virus
6.
Busuk Buah
Phythophtora
palmivora
7.
Virus Tungro
Rice Tungro
Bacilliform Virus
8.
Blast Padi
Pyricularia grisea
9.
Bulai Jagung
Perenosclerospora
maydis
10.
Gosong Bengkak
Ustilago maydis
11.
12.
Karat Daun Kopi
Hemileia vastatrix
3.2.Pembahasan
Kingdom : Fungi
Fillum :Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Subkelas : Agaricomycetidae
Ordo : Polyporales
Family : Meripilaceae
Genus : Rigidoporus
Spesies : Rigidoporus lignosus
Penyebab
1. Lahan yang dipenuhi oleh sisa-sisa tanaman hutan atau bekas tanaman karet
yang tidak dicabut dan dibakar yang menjadi sarang koloni JAP.
2. Tanaman yang telah terinfeksi tidak di isolasi sehingga akar yang terkena JAP
dapat kontak dengan akar tanaman karet yang sehat.
3. Spora jamur yang ada di sekitar perkebunan terbawa angin dan hewan yang
dapat menularkan tanaman lain.
4. Areal yang memang menjadi habitat JAP.
5. Klon karet yang tidak toleran terhadap JAP.
Gejala Serangan
1. Serangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka
maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih
kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit
dilepas.
2. Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.
3. Tanaman yang terserang jamur akar putih daun-daunya terlihat kusam,
permukaan daun menelungkup, layu dan gugur, adakalanya tanaman membentuk
bunga/buah lebih awal.
4. Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup
waktunya berbuah dan bertajuk tipis. an.
5. Serangan lebih lanjut akan membentuk badan buah berbentuk setengah
lingkaran yang tumbuh pada pangkal batang. Badan buah berwarna pink dengan
tepi berwarna kuning muda atau keputihan.
6. Daun berwarna hijau gelap dan kusam serta keriput, dengan permukaan daun
menelungkup
7. Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya bukan waktu
yang tepat untuk berbuah dengan tajuk tipis
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyparales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma boninense
Penyebab
Gejala
Gejala awal penyakit sulit dideteksi karena perkembangannya yang lambat dan
dikarenakan gejala eksternal berbeda dengan gejala internal. Sangat mudah untuk
mengidentifikasi gejala di tanaman dewasa atau saat telah membentuk tubuh buah,
konsekuensinya, penyakit jadi lebih sulit dikendalikan. Gejala utama
penyakit Ganoderma adalah terhambatnya pertumbuhan, warna daun menjadi
hijau pucat dan busuk pada batang tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan,
gejala awal ditandai dengan penguningan tanaman atau daun terbawah diikuti
dengan nekrosis yang menyebar ke seluruh daun. Pada tanaman dewasa, semua
pelepah menjadi pucat, semua daun dan pelepah mengering, daun tombak tidak
membuka (terjadinya akumulasi daun tombak) dan suatu saat tanaman akan mati
Saat gejala pada tajuk muncul, biasanya setengah dari jaringan didalam pangkal
batang sudah mati oleh Ganoderma.Sebagai tambahan, gejala internal ditandai
dengan busuk pangkal batang muncul. Dalam jaringan yang busuk, luka terlihat
dari area berwarna coklat muda diikuti dengan area gelap seperti bayangan pita,
yang umumnya disebutzonareaksi
Secara mikroskopik, gejala internal dari akar yang terserang Ganoderma sama
dengan batang yang terinfeksi. Jaringan korteks dari akar yang terinfeksi berubah
menjadi coklat sampai putih. Pada serangan lanjutan, jaringan korteks menjadi
rapuh dan mudah hancur. Jaringan stele akar terinfeksi menjadi hitam pada
serangan berat. Hifa umumnya berada pada jaringan korteks, endodermis, perisel,
xilem dan floem. Tanda lain dari penyakit ialah munculnya tubuh buah atau
basidiokarp pada pangkal batang kelapa sawit. Tidak hanya di tanah mineral, di
tanah gambut perkembangan penyakit Ganoderma juga lebih cepat. Laju infeksi
yang lebih cepat ini diduga akibat peran mekanisme lain
penyebaran Ganoderma yang melalui basidiospora
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium oxysporum
Penyebab
Penyakit layu fusarium disebabkan jamur Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense
(FOC). Penyakit ini menular melalui tanah (soil borne), menyerang akar dan
masuk ke dalam bonggol pisang. Di dalam bonggol ini jamur merusak pembuluh
sehingga menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. merupakan salah satu
penyakit yang paling ditakuti terutama oleh petani hortikultura karena berpotensi
menimbulkan kerugian besar. Bahkan tidak jarang penyakit ini menjadi penyebab
kegagalan budidaya. Pada tingkat serangan tinggi, penyakit layu fusarium bisa
menghabisi seluruh tanaman, terutama terjadi pada musim hujan dan areal
pertanaman mudah tergenang air.
Gejala
Fusarium oxyporum yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi
pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi
antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut
tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat
bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke
lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang,
maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan
penyakit ini (Irzayanti, 2008)
Pengendalian
Pengendalian Teknis
Lakukan penggiliran tanaman dengan tanaman yang tidak rentan terhadap
serangan Fusarium oxysporum. Pengolahan lahan dengan pencangkulan dan
pembalikan tanah, agar bibit penyakit terkena sinar matahari. Pengapuran lahan
untuk meningkatkan pH tanah.
Pengendalian Mekanis
Sanitasi kebun untuk menjaga kelembaban areal pertanaman. Penyiangan secara
rutin terhadap gulma atau tanaman penggangu. Musnahkan tanaman terserang,
usahakan agar tanah pada tanaman terserang tidak tercecer. Masukkan tanaman
dalam wadah agar tanahnya tidak tercecer. Peri kapur pada bekas tanaman yang
dicabut.
Pengendalian Organik
Secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan,
Pengendalian Kimiawi
Meskipun cendawan ini tergolong resisten terhadap bahan aktif pestisida,
Tanaman inang yang dijangkiti penyakit Layu Fusarium ialah pisang, dan
diketahui bahwa inang alternatifnya ialah tomat.
Klasifikasi
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Proteobacteria
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Ralstonia
Spesies : Ralstonia solanacearum
Gejala
Gejala tampak menjelang tumbuhnya. Daun muda dari ibu tulang daun ke tepi
daun tampak berwarna coklat kekuning-kuningan. Kondisi ini berlangsung hingga
buah menjelang masak. Satu minggu setelah gejala pertama, semua daun tua
menguning dan kering lalu menjadi coklat dan tanaman menjadi layu. Jantung
pisang mengerut dan kering. Perkembangan buah terlambat, di mana pada saat
buah hampir masak buah berwarna kuning coklat dan busuk, daging buah
menjadi cairan seperti lendir berwarna merah kecoklatan yang mengandung
banyak bakteri. Selanjutnya apabila batang dipotong melintang akan
mengeluarkan cairan yang berwarna coklat kemerahan dan berbau kurang sedap
(Hadiyanti, 2003).
Gejala pada batang menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Pada
serangan berat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhenti sama sekali dan
dalam waktu singkat tanaman mejadi layu, akhirnya mati. Buah yang terserang
berwarna kuning kecoklatan, nampak seperti hangus, busuk, kemudian gugur
(Gaumann, 1921).
Gejala Serangan
Gejala bervariasi dan timbul pada bermacam-macam umur tanaman. Pada pangkal
daun kedua atau ketiga, apabila dilihat permukaan bawahnya dengan cahaya
tembus, akan tampak adanya garis-garis hijau tua sempit yang terputus-putus.
Pada punggung tangkai daun sering terdapat garir-garis hijau tua. Kadang-kadang
tulang daun menjadi jernih sebagai gejala pertama terjadinya infeksi.
Selanjutnya daun muda lebih tegak, pendek, sempit dengan tangkai yang lebih
pendek dari biasanya, menguning sepanjang tepinya, dan mengering. Daun
menjadi rapuh dan mudah patah. Tanaman terhambat pertumbuhannya dan daun-
daun membentuk roset pada ujung batang palsu.
Pengendalian
Daun muda lebih tegak, pendek, sempit dengan tangkai yang lebih pendek dari
biasanya, menguning sepanjang tepinya, dan mengering. Daun menjadi rapuh dan
mudah patah. Tanaman terhambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk
roset pada ujung batang palsu.
Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi kebun
dengan membersihkan tanaman inang seperti (Musa textiles), Heliconia spp dan
Canna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-kecil agar tidak ada
tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan menggunakan insektisida sistemik
untuk mengendalikan vektor terutama di pesemaian (Agrios, 1995).
Klasifikasi
Kingdom : Stramenophiles
Kelas : Oomycetes
Ordo : Peronosporales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophtora palmivora Butler
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phythophtora palmivora. Penyakit busuk buah
kakao adalah salah satu penyakit penting yang sering menyerang tanaman kakao.
Cendawan Phythoptora palmivora sebenarnya juga dapat menginfeksi pada
bagian tanaman kakao lainnya seperti batang, daun, tunas, bahkan bunga. Dampak
negatif serangan pada bagian tanaman lainnya tersebut tidak sebesar jika
cendawan ini menginfeksi buah.
Gejala
1.Infeksi P. palmivora pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu
kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak
mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam.
Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora
terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas.
2. Busuk buah dapat ditemukan pada semua tingkatan buah, sejak buah masih
kecil sampai menjelang masak warna buah berubah, umumnya mulai ujung buah
atau dekat dengan tangkai kemudian meluas keseluruh permukaan buah dan
akhirnya buah menjadi hitam.
3. Kerusakan oleh P. palmivora dapat bervariasi mulai ringan, sedang sampai
buah tidak dapat dipanen. Kerusakan berat bila cendawan ini masuk kedalam buah
dan menyebabkan pembusukan pada biji. Bila menyerang buah pentil,
menyebabkan buah termumifikasi sedangkan serangan pada buah muda
menyebabkan pertumbuhan biji terganggu yaitu menjadi lunak dan berwarna
coklat kehijau-hijauan dan akibatnya mempengaruhi penurunan kualitas biji.
PENGENDALIAN
Penyakit P. palmivora ini dapat dikendalikan dengan memadukan berbagai teknik
pengendalian seperti varietas tahan, kultur teknis, secara mekanis dan secara
kimiawi
1. Varietas resisten
2. Kultur Teknis : Mengatur kelembaban kebun agar tidak terlalu
tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pemangkasan tanaman
kakao. Drainase kebun, diperbaiki agar perkembangan penyakit
terhambat.
Mekanis : Buah-buah yang busuk di pohon diambil dan dikumpulkan, kemudian
dipendam sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah.
Kimiawi : Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan
fungisida.
Pestisida : Fungisida-fungisida
Pengendalian Secara Biologi : Dengan menggunakan agen hayati dari kelompok
1. Trichoderma harzianum 2. Trichoderma viren
Gejala
Penyakit tungro umumnya muncul kurang lebih seminggu setelah inokulasi,
dimulai dari adanya diskolorasi kekuningan pada ujung daun muda, kemudian
diikuti klorosis di antara vena daun. Tanarnan yang sakit parah mcmpunyai
anakan sedikit, pertumbuhan akar terhambat, sangat kerdil, dan menghasilkan
panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah kosong. Gejala penyakit akan
persisten pada varietas yang rentan, sedangkan pada varietas yang agak tahan
gejala tidak berkembang pada daun muda dan ada kecenderungan sehat kembali.
Penyebab
Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi
multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya.
Sejumlah species wereng hijau dapat menularkan virus tungro, namun Nephotettix
virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai
keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh
virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan
mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.Penyakit
tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang
Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro
Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan
serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama.
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya,
tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan. Pengendalian bertujuan
untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau
yang menularkan penyakit. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh pada
terjadinya serangan dan intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi, upaya pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
1. Waktu tanam tepat
2. Tanam serempak
3. Menanam varietas tahan
4. Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang
5. Pemupukan N yang tepat
6. Penggunaan pestisida
Jamur Pyricularia grisea (Cooke) Sacc. atau Pricularia oryzae ialah penyebab
penyakit blast pada padi. Jamur ini termasuk ke dalam kelompok Ascomycetes.
Konidia berbentuk bulat, lonjong, tembus cahaya, dan bersekat dua. Jamur ini
bersifat kosmopolit, yaitu dapat menyerang tanaman padi di seluruh dunia.
Gejala
Gejala penyakit blas berupa bercak-bercak pada daun, ruas, malai, dan gabah.Pada
daun padi, berbentuk oval atau elips dengan kedua ujung meruncing, seperti belah
ketupat.
Bagian tengah bercak biasa nya berwarna kelabu atau keputih-putihan, dengan
tepi berwarna coklat atau merah kecoklat-coklatan.Bentuk dan warna bercak
sangat bervariasi tergantung pada lingkungan, umur bercak, dan tingkat ketahanan
varietas padi. Pada varietas padi yang rentan, bercak tidak membentuk tepi yang
jelas dan bercak dikelilingi oleh warna kuning pucat, yang di sebut halo. Blas
yang menyerang pada buku batang padi akan terlihat pada pangkal pelapah daun
yang membusuk, kemudian akan berubah menjadi kehitam-hitaman , dan mudah
patah. Bercak bisa terjadi pada leher malai dan yang terinfeksi berubah menjadi
kehitam-hitaman dan patah, sehingga mengakibatkan malai menjadi hampa.Mirip
gejala serangan beluk.
Pengendalian
Pengendalian penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.) dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Pergiliran tnaman dengan tnaman bukan padi, terutama tanaman yang tidak
menjadi inang.
2. Penanaman varietas padi yang tahan.
3. Pengaturan jarak tanam, yaitu pada setiap beberapa baris dibuat jarak tanam
selebar dua kali jarak tanam biasanya .
4. Pemupukan berimbang
5. Penyemprotan pupuk mikro Silika (Si) dan seng (Zn), misalnya Biomax dan
Zilfo 90 WP yang masing-masing mengandung Silika 20%. Konsentrasi anjuran
untuk BioMax 2 ml/l air dan Zilfo 90 WP 2 g/l air
6. Dan dikombinasikan dengan penyemprotan fungsida yang terdaftar untuk
penyakit blas.
7. Di daerah-daerah yang selalu mengalami serangan berat dapat dilakukan
perlakuan benih dengan fungsida yang sesuai dengan aturan.
1.2.9. Bulai pada Jagung
Klasifikasi
Kingdom : Chromista
Filum : Heterokontophyta
Kelas : Oomycetes
Ordo : Sclerosporales
Famili : Peronosporaceae
Genus : Peronosclerospora
Spesies : Peronosclerospora maydis
Gejala
Terlihat adanya warna putih sampai kekuningan pada permukaan daun, diikuti
oleh garis-garis klorotik, daun berbentuk kaku, tegak dan menyempit, bentuk
tongkol tidak normal. Ciri lainnya, pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat
lapisan berbulu halus berwarna putih yang terdiri atas konidiofor dan konidium
jamur.
Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas ke
seluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik
terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh, sehingga semua daun
terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda
umumnya tidak menghasilkan buah. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang sudah
tua, buah masih terbentuk tetapi tidak sempurna dan tanaman kerdil.
Penyebab
Penyakit bulai jagung atau Downy Mildew disebabkan oleh cendawan
Peronosclerospora maydis. Kehilangan hasil jagung akibat penularan penyakit ini
dapat mencapai 100% pada varietas rentan.Pada tanaman yang sakit akan terlihat
adanya warna putih sampai kekuningan pada permukaan daun, diikuti oleh garis-
garis klorotik, daun berbentuk kaku, tegak dan menyempit, bentuk tongkol tidak
normal. Ciri lainnya, pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat lapisan berbulu
halus berwarna putih yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur.
Pengendalian
Menurut Semangun (1993), pengendalian penyakit bulai yaitu:
1. Penanaman varietas jagung yang tahan terhadap penyakit bulai seperti
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Ustilaginomycetes
Ordo : Ustilaginales
Genus : Ustilago
Spesies : Ustilago maydis
Gejala serangan :
Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi mambengkak,
membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi setelah
jamur yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar berwarna
hitam, dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar itu
tampak dari luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur
keluar. Mesnkipun agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga pada batang, daun
dan bunga jantan(Tjahjadi, Nur. 1989).
Penyebab
Faktor yang mendukung perkembangan penyakit gosong ini adalah curah hujan
yang tinggi dan angin kencang, Pupuk Nitrogen yang berlebihan meningkatkan
keparahan penyakit.
Pengendalian
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan cara memusnahkan bagian
tanaman yang terserang, perlakuan benih dengan fungisida dan menanam varietas
tanam jagung yang resisten. Selain itu juga masih banyak pengendalian lain
seperti :
1. Mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara
pengeringan dan irigasi,
2. Memotong bagian tanaman yang terserang kemudian dibakar,
3. Benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata
hingga semua permukaan benih terkena.
Pengendalian berdasarkan taktik dan strategi
Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana inokulum atau
penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya dibedakan menjadi
sumber penular primer, sumber penular sekunder, sumber penular tertier dan
seterusnya(Sinaga, Suradji. 2003.)
1.2.11. Busuk Pangkal Batang pada Lada
Kelayuan tanaman menunjukkan serangan telah lanjut. Selain itu, pangkal batang
yang terserang menjadi berwarna hitam. Terdapat lendir kebiruan di
permukaannya apabila keadaan lembab. Dan pada akhirnya tanaman akan mati.
Serangan P. capsici pada daun menyebabkan gejala bercak daun pada bagian
tengah atau tepi daun. Sepanjang tepi bercak tersebut bagian gejala berwarna
hitam bergerigi seperti renda yang akan nampak jelas bila gejala masih segar.
Daun-daun sakit merupakan sumber inokulum bagi tangkai atau cabang sehat
yang berada didekatnya. Infeksi pada daun biasanya terjadi setelah turun hujan.
Apabila selama waktu hujan angin kencang, maka propagul P. capsici dapat
terbawa dan menyebar ke daun tanaman di sekitarnya. Apabila serangan patogen
terjadi pada satu tanaman dalam suatu kebun, maka dapat diperkirakan 1-2 bulan
kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman di sekitarnya. Penyebaran penyakit
akan lebih cepat pada musim hujan, terutama pada pertanaman lada yang disiang
bersih.
Pada bercak terbentuk tepung berwarna jingga cerah (bright orange) yang terdiri
atas urediospora jamur. Bercak tua berwarna coklat tua berwarna coklat tua
sampai hitam dan mongering. Daun-daun akhirnya gugur sehingga pohon menjadi
gundul (Semangun, 1990).
Jamur Hemilelia vastatrix yang dapat menginfeksi tanaman kopi lain tanpa
melalui tanaman inang perantara. Jamur ini mempunyai urediospora yang semula
bulat, tetapi segera memanjang dan bentuknya mirip juring jeruk. Setelah masak
isinya berwarna jingga, tetapi dindingnya tetap tidak berwarna. Sisi luar yang
cembung mempunyai duri, sedang sisi lainnya tetap halus, ukurannya berkisar
antara 26-40 x 20-30 m.
Sinaga, Suradji Meity Ir. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar
Swadaya, Jakarta.