Anda di halaman 1dari 11

PENGAMATAN MIKROSKOPIS DAN INOKULASI PATOGEN

(POSTULAT KOCH II)


(Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit Tumbuhan)

Oleh
Adfal Bimantara
1514121193

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium.Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.Setalah bakteri dan jamur
yang akan diamati tumbuh barulah kita dapat mengamatinya. Untuk mengamatinya
dapat menggunakan mikroskop untuk mengetahui struktur patogen tersebut. Hal
tersebut sangat penting kita mengetahui seperti apa bentuk fisik patogen tersebut
karena pada mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan tidak hanya mengetahui nama
patogennya tetapi harus mengetahui bentuk fisik patogen tersebut agar dalam
melakukan analisis patogen tidak terjadi kesalahan. Selain itu dengan mengetahui
bentuk fisiknya kita dapat mengetahui perbedaan tiap patogen yang menyerang atau
menginfeksi tanaman-tanaman apakah dengn patogen yang sama dapat menyerang
tanaman lain atau tidak (Oriandhi, 2002).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril
sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung

banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat


hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh
karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut
dengan teknik inokulasi biakan (Hadioetomo, 1993).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan
demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan
satu kultur murni saja.

I.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengenal dan mengetahui morfologi patogen secara mikroskopis.
2. Mengetahui dan mempelajari cara-cara penularan penyakit (inokulasi buatan).

II.

METEDOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 10 November 2016 pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 10.00 WIB di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan untuk pengamatan mikroskopis yaitu mikroskop
majemuk, kaca preparat, dan jarum pentul. Sedangkan alat yang digunakan untuk
percobaan inokulasi dengan penempelan yaitu nampan, sedotan, selotip, tisu, plastic
wrap, gabus plastic dan jarum ose. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biakan
jamur Colletotrichum capsici (hasil praktikum sebelumnya) dan air steril.

2.3 Cara Kerja


Cara kerja dari percobaan pengamatan mikroskopis dan inokulasi patogen dibagi
menjadi 2 yaitu pengamatan mikroskopis dan inokulasi dengan penempelan. Untuk
prosedur kerja pengamatan mikroskopis yaitu jamur Colletotrichum capsici hasil dari

praktikum sebelumnya disiapkan, cuplikan jamur diambil dengan menggunakan


jarum pentul, diletakkan diatas kaca preparat yang sudah di tetesi air kemudian
ditutup dengan menggunakan kaca preprat, bentuk jamur diamati dibawah mikroskop.
Sedangkan prosedur kerja inokulasi dengan penempelan yaitu disiapkan biakan
patogen dalam cawan petri, disiapkan nampan, di dalam nampan diletakkan tisu yang
telah diberi air, dibagian atas tisu diletakkan sedotan lalu buah cabai diletakkan diatas
sedotan, cuplikan jamur Colletotrichum capsici diambil dengan menggunakan jarum
ose, lalu ditaruh diatas cabai yang telah dilukai dan belum dilukai, ditutup dengan
selotip, lalu nampan ditutup dengan menggunakan plastik wrap.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Pengamatan Makroskopis
No.
1.

Foto

Keterangan
Konidia berbentuk
bulat dan bersekat.
Sudah dipastikan
bahwa ini adalah
jamur
Colletotrichum
capsici

Pengamatan Inokulasi
No.
1.

Foto
Dilukai

Tidak dilukai

Keterangan
Pengamatan hari
pertama bagian
yang dilukai
luka lebih
melebar.
Sedangkan
bagian yang
tidak dilukai
tidak terlihat
adanya

2.

perubahan.
Pengamatan hari
kedua bagian
yang dilukai
luka lebih
melebar.
Sedangkan
bagian yang
tidak dilukai
biakan mulai

3.

melebar.
Pengamatan hari
pertama bagian
yang dilukai
luka semakin
terlihat.
Sedangkan
bagian yang
tidak dilukai
biakan semakin

melebar.

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari berturut-turut dapat disimpulkan
bahwa bagian cabai yang diberi biakan patogen Gloesperium sp. Pada cabai yang
dilukai pertumbuhan patogen lebih cepat daripada bagian yang tidak dilukai. Pada
pengamatan hari pertama, untuk bagian cabai yang dilukai sudah mulai terlihat
bahwa patogen mulai menyebar, terlihat bahwa bagian yang dilukai berwarna
kekuning-kuningan. Sedangkan bagian yang tidak dilukai, biakan patogen belum
merusak jaringan tubuh cabai. Pengamatan hari kedua, pada bagian cabai yang
dilukai, luka sudah mulai melebar dan mulai cekung. Sedangkan untuk cabai yang
tidak dilukai belum terlihat adanya perubahan. Pengamatan hari ketiga, pada
bagian cabai yang dilukai, luka semakin melebar sehinggu luka semakin sangat
terlihat. Sedangkan untuk bagian cabai yang tidak dilukai, biakan patogen terlihat
melebar dari sebelumnya. Gejala sudah timbul dan dapat terlihat pada hari
pertama melakukan pengamatan, dan dapat disimpulkan bahwa bagian cabai yang
dilukai akan lebih mempermudah patogen untuk menyebar dibandingkan dengan
bagian yang tidak dilukai.

Jamur Gloesperium sp ini mempunyai ciri morfologi yang struktur tubuhnya


sangat kecil dan hidupnya sebagai parasit obligat merupakan sifat jamur yang
hanya dapat hidup pada inangnya saja, serta mempunyai habitat yang sangat luas
penyebarannya sampai keseluruh bagian tumbuhan. Konidia Gloesperium sp
berwarna orange kemerahan, dan berbentuk bulat dan lonjong seperti bulir padi.

Konidia berada pada ujung konidiofor. Konidia berbentuk hialin, uniseluler,


ukuran 17-18 x 3-4 m. Konidia dapat berkecambah pada permukaan buah yang
hijau atau merah tua. Tabung kecambah akan segera membentuk apresorium
(Purnomo, 2009).
Gejala yang ditimbulkan dibuah cabai terbentuk bintik-bintik orange dan
melengkung, bintik-bintik akan membesar dan memanjang dan bagian tengah
buah cabai menjadi gelap, Gloesperium sp ini bisa menyerang buah cabai yang
masih hijau dan akan tetap membusuk meskipun buah cabai sudah dipetik atau
ditanam.

IV.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Postulat Koch hanya dapat dilakukan pada parasit non-obligat.
2. Jamur dengan kondisi lembab dan dilukai permukaannya akan lebih cepat
tumbuh disbanding dengan yang tidak dilukai.
3. Patogen yang menyerang buah cabai pada praktikum kali ini adalah
Gloesperium sp.
4. Bentuk dari spora Gloesperium sp yaitu berbentuk bulat lonjong seperti bulir
padi.

DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo. 1993. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya.


Jakarta.
Purnomo. 2009. Penuntun praktikum penyakit tanaman. Laboratorium Fakultas
Pertanian USU. Sumatera Utara
Oriandhi, P. 2002. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai