ABSTRAK
Setiap pembangkit tenaga listrik yang telah dibangun dan dilakukan pengujian operasi oleh
kontraktor, harus melaksanakan uji laik operasi oleh pihak ketiga untuk memastikan pembangkit
beroperasi dengan baik dan efisien. Kegiatan evaluasi kinerja pembangkit listrik di Indonesia
merupakan usaha jasa penunjang tenaga listrik yang telah diatur dalam Undang Undang No 30
tahun 2009. Dalam tulisan ini disajikan hasil pengujian uji kinerja pada PLTMH Kombongan
sebagai bentuk pelaksanaan Undang-undang tersebut dengan mengikuti aturan atau standar
internasional pengujian kinerja pembangkit listrik tenaga air skala kecil (IEC 60041). Cakupan
evaluasi sistem ketenagalistrikan PLTMH Kombongan ini hanya sebatas sistem pembangkitan
tenaga listrik yang terdiri dari tubin, generator dan konstruksi sipil secara umum. Evaluasi ini
dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan power quality analyzer dan water current
meter serta melakukan pemeriksaan terhadap getaran dan kebisingan peralatan. Hasil pengujian
menunjukan bahwa kinerja PLTMH Kombongan masih berada di bawah nilai desain. Hal ini
terkait erat dengan sistem perawatan yang dilakukan dan usia komponen utama pembangkit.
Kata kunci : PLTMH, Uji kinerja, Produksi daya listrik, Debit air.
ABSTRACT
Any power station which has been duly installed and commissioned by contractor should be tested
by a third party to confirm that all its parts and systems are performing their assigned functions
correctly and generating units are operating efficiently.The evaluation of power generation
performance in Indonesia is the power of business support services that have been regulated in
Law No. 30 of 2009. This paper presents results of Kombongan Micro Hydro Power Plant (MHP)
performance test reffering to the rules or international standards of performance testing for small
scale hydro power plant (IEC 60041). Scope of evaluation of the MHP-Kombongan electricity
system is only limited at electric power generation system including the turbine, generator and
civil construction in general. This evaluation is done by performing direct measurement using
portable power quality analyzer, water current meter, examination of equipment vibration and
noise. The analysis results show that MHP-Kombongan performance is still under design
specification due to maintenance system applied and life time of the main components.
Keywords: MHP, Performance test, Electrical power production, Water volume rate.
28
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
Ketentuan Pengukuran Debit Absolut tekanan diperoleh dari Pressure Gauge yang
Dengan Metode Profeller-Water Current dipasang pada saluran masuk turbin atau pada
Meter, Reference: IEC-60041 (1991), adapter pipe. Penentuan pemasangan alat
Clause 10.2 ukur tekanan juga diatur dalam pedoman.
Pengukuran Head Pada Bendung, Sedangkan data temperatur bearing diukur
Reference: IEC-60041 (1991), Clause dengan termo kopel. Peralatan ukur power
10.6.4 quality analyzer dipergunakan untuk
Pedoman Pengukuran debit air dalam mengukur dan merekam daya yang terbangkit.
Saluran Terbuka, Reference: Clause 10.2.5 Pengukuran di atas dimulai dari awal start
Pengambilan data dilakukan dengan frekwensi, voltase, dan arus yang ditunjukkan
1. Pengukuran debit air pada saluran untuk setting daya mulai dari 10 kW hingga
6. Pengukuran daya listrik yang dihasilkan. ditentukan apakah nilai efisiensi pembangkit
Nilai debit air diperoleh melalui perhitungan telah memenuhi spesifikasinya. Selain itu dari
berdasarkan data pengukuran laju aliran air. hasil data yang diperoleh dapat diketahui
Pengukuran laju aliran air dilakukan dengan apakah peralatan utama pada pembangkit
terlebih dahulu luas penampang saluran. pelaksanaan kegiatan ini meliputi sistem
Penentuan titik pengukuran diatur dalam pembangkitan tenaga listrik yang berasal dari
standar. Nilai yang digunakan adalah nilai laju generator dan pemakaian daya oleh konsumen
aliran air rata-rata. Nilai debit air diperoleh (masyarakat setempat). Evaluasi ini dilakukan
dari hasil perkalian nilai laju aliran air rata- dengan melakukan pengukuran menggunakan
rata terhadap luas penampang saluran. Data power quality analyzer dan water current
30
Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Studi Kasus: PLTMH Kombongan, Kab. Garut, Jawa Barat
meter. Power quality analyzer tersebut sungai. Kondisi bendung masih berfungsi baik
digunakan untuk mengukur dan merekam dengan menaikan muka air dan memasok air
daya yang dibangkitkan. memasuki intake. Kedalaman sungai rata-rata
saat pengukuran adalah 50 cm, dan dengan
Data Umum PLTMH adanya bendung ini, terjadi kenaikan muka air
Lokasi : Dusun Kombongan, Desa Pakenjen, normal menjadi 75 cm. Bendung yang dibuat
31
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
Gambar 4. Saluran pembawa (head race) Pada pengujian kecepatan runaway turbin,
dan titik potensi terjadinya longsoran yaitu pengujian bagian yang berputar pada
turbin dengan kondisi guide van terbuka
penuh dan tanpa beban, turbin masih mampu
beroperasi selama 5 menit. Hal ini sesuai
dengan standar yang digunakan. Secara
keseluruhan kinerja turbin cukup baik pada
pengujian di lapangan, namun dikarenakan
Gambar 5. Bak pengendap PLTMH terjadi kerusakan pada water intake, turbin
Kombongan hanya mampu beroperasi sekitar 110 kW dari
kemampuan terbesarnya 165 kW. Kondisi
bearing katup (guide vane) turbin masih
dalam keadaan baik dan tidak berkarat.
32
Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Studi Kasus: PLTMH Kombongan, Kab. Garut, Jawa Barat
33
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
semua elemen pemanas air celup masih Penentuan Efisiensi Turbin dan Parameter
pemanas air celup dan terminal heater masih Secara umum efisiensi turbin
Dimana:
Ph = Daya Hidrolik (kW)
Pg = Daya keluaran generator (kVA)
hg = Efisiensi Generator
Pth = Daya hilang pada thrust bearing
turbin (Hp)
34
Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Studi Kasus: PLTMH Kombongan, Kab. Garut, Jawa Barat
Pgd = Daya mekanikal yang hilang pada pihak kontraktor yaitu sebesar 0,93 dan 45,08
guide bearing (Hp) m. Dalam pengukuran efisiensi ini parameter-
Pau = Daya listrik yang disuplai untuk parameter yang terlibat adalah:
peralatan pendukung (Watt)
1. Debit air (m3/det)
Ptr = Kerugian daya mekanis pada sistem
2. Tinggi jatuh air (m)
transmisi (Hp)
3. Massa jenis air (kg/m3)
PLTMH Kombongan menggunakan 4. Percepatan gravitasi (m/det2)
sistem transmisi mekanik pulley flat belt yang 5. Daya keluaran generator (kVA)
dilengkapi dengan kopling fleksibel. Dengan 6. Efisiensi generator
sistem transmisi ini, maka dapat diasumsikan
Pengukuran yang dilakukan untuk
kerugian daya mekanis (Ptr) dapat diabaikan[5].
mendapatkan nilai parameter-parameter diatas
Untuk daya listrik yang disuplai bagi
harus mengacu pada standar yang telah
peralatan pendukung (P au) dapat dihilangkan
ditetapkan.
dengan mengukur daya keluaran generator
sebelum terjadi konsumsi daya listrik oleh
Pengukuran Debit Air
peralatan pendukung. Selanjutnya dalam
Pengukuran debit air diperoleh dengan
pengujian pembangkit listrik skala kecil
mendapatkan data laju aliran air. Menurut
kerugian bantalan dapat diabaikan[2], sehingga
standar yang digunakan yaitu IEC-60041
persamaan efisiensi akan menjadi seperti
(1991)[4] ada beberapa metode yang dapat
berikut:
digunakan untuk pengukuran ini, di antaranya
h adalah
h= ............................... (4)
r 14. Current meter method
Dimana: 15. Pitot tube gauging
16. Pressure-time method (Gibson method)
h = Efisiensi Sistem 17. Tracer methods
18. Ultrasonic method
= Daya keluaran generator (kVA)
19. Weirs
h = Efisiensi Generator
20. Standardised differential pressure devices
= Percepatan gravitasi (m/det2) 21. Volumetric gauging method
Pada kegiatan kali ini metode yang
= Net Head (m)
digunakan adalah dengan menggunakan
= Massa jenis air (kg/m3)
Profeller Water Current Meter Method untuk
= Debit air (m3/det) mendapatkan nilai debit air. Hasil pengukuran
Untuk nilai efisiensi generator dan net debit air dan perhitungan efisiensi sistem
head digunakan data hasil pengukuran oleh dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
35
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
Tabel 1. Hasil pengukuran debit dan pada saat Q/Qmak 1, disamping itu untuk
perhitungan efisiensi sistem. perubahan debit sampai dengan Q/Qmak 0,2
Debit Air Pengujian menunjukan harga effisiensi yang relatif
Efisiensi
(liter/detik)
tetap[6].
70 0
98 20
155 29 Pengujian Daya Keluaran Maksimum
209 33 Kapasitas daya pembangkitan
309 42 maksimum yang dapat dihasilkan oleh
426 48 PLTMH Kombongan pada saat pengukuran
545 63
seperti yang terlihat pada Gambar 10 adalah
655 60
sebesar 150 kW dari kapasitas desain sebesar
Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa 165 kW. Namun, setelah mencapai titik
efisiensi pembangkit cenderung meningkat tersebut daya yang dihasilkan langsung turun
seiring dengan pertambahan nilai debit air. mencapai titik nol dikarenakan air yang ada
Namun selanjutnya nilai efisiensi mengalami pada bak penenang sudah habis masuk ke
penurunan. Hal ini disebabkan desain turbin dalam saluran menuju turbin. Hal ini terjadi
yang direncanakan bekerja optimal pada debit karena terdapat kerusakan pada gate van
sekitar 560 liter/detik, yang ditentukan sehingga gate tidak dapat dibuka penuh
berdasarkan data hidrologi dari data studi 100%. Nilai maksimum pembangkitan yang
kelayakan sebelumnya. Hal ini ditentukan dapat dimungkinkan untuk bekerja secara
dengan menghitung nilai debit maksimal yang stabil dan konstan ada pada kisaran 130 kW
tersedia dari sumber air. Sehingga setelah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 11.
nilai debit telah melebihi 560 liter/detik, nilai Namun pengujian ini hanya dilakukan sesaat
efisiensi akan mengalami penurunan. Estimasi mengingat hal tersebut dilakukan hanya untuk
debit optimal yang diperoleh akan memastikan nilai maksimum yang dapat
berpengaruh terhadap perhitungan segitiga dioperasikan secara stabil, kemudian operasi
kecepatan pada desain turbin, yang secara PLTMH dikembalikan ke nilai tengah
langsung akan berpengaruh terhadap pembangkitannya untuk memenuhi kebutuhan
perhitungan runner, rancangan governor, listrik masyarakat sekitar pembangkit.
desain mekanisme guide van, serta desain
pulley yang akan digunakan. Sehingga ketika
debit berada pada nilai yang lebih besar dari
debit optimal, maka terjadi ketidaksesuaian
dengan desain optimal hidrodinamik turbin,
dan cenderung menurunkan nilai efisiensi.
Efisiensi maksimum turbin cross flow dicapai
36
Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Studi Kasus: PLTMH Kombongan, Kab. Garut, Jawa Barat
Tegangan (V)
W 50.04 380.00
Hz
Arus (A)
a 100000 150
50.02
t 375.00
t 80000 50.00 100
370.00
49.98
60000 365.00 50
49.96
40000 49.94 360.00 0
0 2 3 5 6 8 10 1113 14 16 18 1921 22 24 0 5 101419242934384348535862
Waktu (Menit) Waktu (Menit)
Daya Nyata Frekuensi tegangan arus
Evaluasi
Gambar 10. Kinerja Pembangkit
Pengukuran daya Gambar
Listrik Tenaga 12. Pengukuran
Mikrohidro (PLTMH) tegangan dan arus
Gambar 11. Pengukuran daya keluaran pelanggan. Untuk itu dilakukan pengaturan
daya pembangkitan dari generator hingga
generator untuk nilai maksimum yang stabil
mencapai 80 kW agar dapat menstabilkan
Tegangan listrik yang dihasilkan pada
kembali frekuensi yang dihasilkan dari
saat generator bekerja secara stabil dan
generator. Bahaya yang dapat diakibatkan dari
konstan berada pada kisaran 380 385 V
pergeseran besar frekuensi ini adalah dapat
(Gambar 12). Hal ini menunjukkan bahwa
merusak generator yang sedang bekerja serta
sistem kendali dan generator dapat berfungsi
peralatan elektronik yang terdapat pada
dengan baik untuk dapat membangkitkan
pelanggan.
tenaga listrik yang aman dikonsumsi oleh
pelanggan. Fluktuasi besarnya tegangan listrik
yang dihasilkan dalam kisaran 370 385 V
akan tampak apabila arus yang dihasilkan oleh
37
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
Hz
43.00
41.00 70
60000
39.00 60
55000
Effisiensi (%)
50
37.00
40
50000 35.00 30
0
12
23
35
47
59
70
82
94
106
117
20
10
Waktu (Menit) 0
0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720
Daya Nyata Frekuensi
Debit (Liter/Detik)
Dari hasil pengukuran, dapat dilihat Dari grafik terlihat bahwa efisiensi
pada Gambar 14 bahwa efisiensi berdasarkan perencanaan dan hasil pengujian sama-sama
hasil pengujian berada di bawah efisiensi yang mengalami kenaikan seiring dengan
direncanakan pada variasi debit yang ada. Hal pertambahan nilai debit air, hingga melewati
ini dapat terjadi karena faktor usia pembangkit debit air optimal yaitu sekitar 560 liter/detik
atau terjadi endapan dan longsoran pada efisiensi mengalami penurunan. Kedua
saluran pembawa dan bak penenang. Selain efisiensi maksimal pada hasil pengujian dan
itu dalam laporan ini perlu dilakukan kembali desain, sama-sama berada pada kisaran 550-
perhitungan nilai error pada peralatan ukur 560 liter/detik. Kenaikan nilai efisiensi
yang digunakan karena riwayat kalibrasi pengujian pada rentang debit antara 300
peralatan telah melewati masa penggunaanya. sampai 560 liter/detik cukup besar, sedangkan
Nilai-nilai efisiensi komponen utama seperti pada desain hanya sedikit terjadi perubahan
turbin dan generator akan mengalami nilai efisiensi. Nilai efisiensi pembangkit
penyusutan seiring bertambahnya jam operasi sama-sama dapat diketahui setelah debit air
pembangkit. Terlebih lagi jika pergantian mencapai nilai lebih dari 70 liter perdetik.
spare part pada komponen penggerak utama Pada pengujian yang dilakukan, debit air yang
tidak dilakukan sesuai jadwal. Endapan dan diperoleh dapat dihasilkan hingga di atas 1500
longsoran pada saluran pembawa dan bak liter/detik pada daya sebesar 110 kW. Namun
penenang juga cenderung mengurangi debit hal ini tidak disertakan pada laporan berikut,
sebab pada desain perencanaan, debit
38
Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Studi Kasus: PLTMH Kombongan, Kab. Garut, Jawa Barat
maksimal yang ditampilkan sampai kisaran pembuat, hal ini disebabkan oleh usia
700 liter/detik saja. Hingga untuk peralatan dan terjadinya endapan pada
memudahkan perbandingan efisiensi ini, batas saluran pembawa dan bak penenang atau
debit yang digunakan mengikuti desain pada belum dilakukannya perhitungan nilai
studi awal perencanaan pembangunan. eror dari alat ukur yang digunakan.
39
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : 27 - 40
40