Abstrak
Faktor daya motor induksi yang rendah akan sangat merugikan konsumen terutama kalangan industri sebagai pengguna terbesar. Bagi industri kondisi faktor daya rendah tak dapat dihindari karena beban motor yang bervariasi. Motor induksi dengan beban penuh dapat memberikan faktor daya tinggi, namun pada saat motor berbeban rendah faktor dayanya akan turun hingga dapat mencapai 0,3. Kondisi semacam ini dapat diatasi dengan penambahan kapasitor. Kapasitor yang dipasang secara paralel dengan motor dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya. Besarnya nilai kapasitor tergantung pada daya reaktif yang ditarik oleh motor. Nilai kapasitor tidak boleh melebihi 90% dari daya reaktif motor tanpa beban, sebab kapasitor yang nilainya terlalu tinggi dapat mengakibatkan tingginya tegangan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemasangan kapasitor 1 F dapat perbaikan faktor daya hingga mencapai 0,93. Perbaikan faktor daya hanya efektif pada beban kurang dari 50% dari beban normal. Kata kunci : faktor daya, motor induksi, kapasitor.
Abstract
Induction motor power factor the lower will be very detrimental to consumers, especially as the industry's largest user. For the industrial conditions of low power factor can not be avoided because the motor load varies. Induction motor with a full load can provide high-power factor, but at low load, the motor power factor will drop enough to be able to reach 0.3. Such conditions can be overcome by the addition of capacitors. Capacitors are installed in parallel with the motor can be used to improve the power factor. The value of the capacitor depends on the reactive power drawn by the motor. Capacitor value should not exceed 90% from the motor no-load reactive power, because the capacitor whose value is too high can lead to high voltage. The results showed that with the installation of power factor correction 1 F capacitors can be increased up to 0.9. Power factor correction is only effective at the expense of less than 50% of the normal load. Keywords: power factor, induction motors, capacitors.
PENDAHULUAN Motor induksi banyak digunakan sebagai penggerak utama pada sebagian besar industri. Pada umumnya motor yang digunakan untuk keperluan industri adalah motor-motor kecil yang efisiensinya tidak tinggi, sehingga banyak kerugian pada rangkaian magnetisasi saat berbeban ringan. Motor yang dibuat oleh pabrik dirancang untuk beroperasi mendekati beban penuh, sehingga jika beban turun Rahardjo, dkk
dibawah beban tertentu maka efisiensi turun dengan cepat. Mengoperasikan motor dibawah laju beban rendah memiliki dampak pada faktor dayanya. Faktor daya yang tinggi sangat diinginkan, agar operasi mesin lebih efisien dan menjaga biaya rendah untuk seluruh sistem kelistrikan pabrik.
Dalam praktek yang umum dilakukan adalah memilih motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat motor lebih mahal, padahal
451 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk jangka waktu yang pendek, dan beresiko motor bekerja pada beban rendah. Unjuk kerja dan faktor daya motor
induksi banyak berkurang bila beban berkurang. Faktor daya rendah pada motor induksi disebabkan oleh belitan motor sendiri yang bersifat induktif, dan karakteristik beban yang tidak konstan besarnya yang selalu berubah-ubah dari beban ringan ke beban berat. Untuk mengatasi rendahnya faktor daya, yang biasa dilakukan adalah dengan memasang kapasitor parallel dengan beban. Pemasangan kapasitor yang terlalu kecil tidak memberikan dampak yang berarti, sedangkan kapasitor yang terlalu besar akan berdampak naiknya tegangan kerja motor. Jika kenaikan tegangan kerja motor berlangsung lama, maka suhu motor akan menjadi tinggi yang dapat mengakibatkan motor terbakar. Dengan pemasangan kapasitor yang sesuai diharapkan dapat memperbaikan faktor daya dan tidak terjadi kenaikan tegangan yang membahayakan. DASAR TEORI Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan pada berbagai peralatan industri. Motor induksi menjadi terkenal karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya listrik AC. Berdasarkan pasokan dayanya motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan [4] : 1. Motor induksi satu fase, yaitu motor dengan satu gulungan stator yang beroperasi dengan pasokan daya satu fase. Motor jenis banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci, dll. 2. Motor induksi tiga fase, yaitu motor dengan tiga gulungan stator yang beroperasi dengan pasokan listrik tiga fase. Motor jenis ini memiliki kemampuan daya yang tinggi, sehingga banyak digunakan di industri. Konstruksi motor induksi terdiri dari kumparan stator (N1) dan kumparan rotor (N2). Kumparan stator berfungsi sebagai kumparan medan, yaitu membangkitkan medan magnet putar melalui pasokan arus I0. Sedangkan kumparan rotor disebut dengan kumparan jangkar. Jika sumber listrik dihubungkan ke kumparan stator, maka pada kumparan tersebut timbul medan magnet putar. Medan magnet putar stator ini akan memotong batang-batang konduktor dari kumparan rotor yang mengakibatkan timbulnya gaya gerak listrik. Rangkaian motor induksi tiga fase dapat STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 452
digambarkan dengan menggunakan rangkaian ekivalen satu fase seperti terlihat pada Gambar 1. R1 X1 X2 R2 V1 I1 X I0 Rc E1 N1 N2 E2 I2 V2
Gambar 1 Rangkaian ekivalen satu fase Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator ke kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul ggl atau tegangan induksi. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan tersebut. Kumparan rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Perbedaan medan putar stator dan perputaran rotor disebut slip (S), sehingga
nr
Kapasitor
120. f p
Kapasitor adalah komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulomb atau setara dengan 6,25 x 1018 elektron. Struktur sebuah kapasitor yang terbuat dari 2 buah pelat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik ditunjukkan pada Gambar 2. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang lain. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Rahardjo, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Faktor daya (power factor) atau sering disebut dengan cos adalah perbandingan daya aktif dan daya semu. Sudut adalah sudut yang dibentuk antara sisi daya aktif (P) dan daya semu (S), sedangkan daya reaktif (Q) tegak lurus terhadap daya aktif (P), maka :
dielektrik
elektroda
elektroda
cos
P S
(1)
S = V.I (volt-amper)
Besarnya daya P motor induksi satu fase adalah :
(2)
P = V.I Cos
(watt)
(3) (4)
Dimana, P = daya motor (watt) V = tegangan kerja motor (volt) I = arus motor (amper) Cos = faktor daya Daya semu, S adalah daya yang harus dipasok oleh PLN untuk memikul beban P yang diperlukan industri, sehingga besarnya sudut sangat berpengaruh terhadap besarnya pasokan daya. Semakin besar sudut , maka semakin besar daya yang harus dipasok oleh PLN, sehingga biaya yang harus ditanggung oleh industri juga semakin besar. Besarnya faktor daya yang ditetapkan PLN untuk kalangan industri sebesar 0,85. Untuk memperkecil sudut , maka diperlukan penambahan kapasitor. Besarnya sudut = 1 + 2, maka besarnya daya reaktif Q = Q1 + Q2, sehingga Q2 = Q Q1, yang tak lain adalah daya yang tersimpan dalam kapasitor. Besarnya sudut dipengaruhi oleh besarnya impedansi beban, jika beban bersifat induktif (+) maka impedansi mengarah ke sumbu positif dan jika beban bersifat kapasitif (-) mengarah ke sumbu negatif, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Untuk beban yang bersifat induktif, besarnya impedansi adalah :
ZL R X L
X L L 2 . f .L
Q1 S1 Q2 Q Sedangkan untuk impedansi adalah : beban
(5)
1 2
kapasitif,
besarnya (6)
2 ZC R 2 X C
XC
Gambar 2 Segitiga daya Rahardjo, dkk 453
1 1 C 2 . f .C
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
1 2 . f .X C
XL L C
METODE Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Listrik Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Yogyakarta. Langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : R
XL
XC
XC
Mulai
Kesimpulan
Selesai
Spesifikasi motor induksi yang digunakan : - Merk motor : ELWE - Motor 3 fase; 0,12 kW - Tengangan 380/220-50 Hz - Cos = 0,84 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 setelah pemasangan kapasitor. Pengamatan meliputi besar arus, tegangan kerja, daya kerja motor, dan putaran. Hasil pengujian motor dengan kapasitor ditunjukkan pada Tabel 2. setelah pemasangan kapasitor dengan variasi beban. Hasil pengukuran ini ditunjukkan pada Tabel 2. Data name plate motor : Jenis motor : Induksi 3 fase, 380/220 V - 50 Hz Daya motor : 0,12 kW Faktor daya : 0,84 Arus nominal : 0,35 A Putaran : 2800 rpm Data pengukuran besaran motor :
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui besarnya faktor daya motor induksi pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengukuran arus, tegangan, putaran, dan daya motor tanpa kapasitor dengan variasi beban. Hasil pengukuran ini ditunjukkan pada Tabel 1. Tahap kedua adalah pengukuran arus, tegangan, putaran, dan daya motor
No.
% Beban Penuh 20 30 40 50 60 70 80 90
Nilai Pengukuran Tegangan (volt) 380 380 380 380 380 380 380 380 Arus (Amp) 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28 0,30 0,32 0,34 Daya (Watt) 24 80 96 140 160 164 170 200 Putaran (rpm) 2995 2937 2906 2883 2860 2835 2818 2790
Perhitungan faktor daya 0,18 0,55 0,61 0,78 0,80 0,81 0,83 0,85
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Perhitungan faktor daya : Dari hasil pengamatan besaran pada beban 40% diperoleh data sebagai berikut :
yang nilainya diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut : Dari hasil perhitungan motor tanpa kapasitor diperoleh : Cos 1 = 0,61, sehingga 1 = Cos-1 0,61 = 5225 Arus reaktif yang diperlukan motor adalah : Ir1 = I1 Sin 1 = 0,24 . 0,79 = 0,19 A Jika kapasitor dipasang paralel, untuk menghasilkan Cos 2 = 0,9 maka motor dengan kapasitor akan mengkonsumsi arus sebesar :
Cos1
P S. 3
96 0,61 158
Untuk meningkatkan besarnya faktor daya menjadi Cos 2 = 0,90 diperlukan pemasangan kapasitor Rahardjo, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 IC = Ir1 - Ir2 = 0,19 0,07 = 0,12 A Tahanan reaktif kapasitor : adalah:
C
diperlukan
yang
Dari variasi beban dan hasil perhitungan faktor daya dapat dibuat Grafik 1.
Faktor daya
Tabel 2 Pengukuran besaran dengan kapasitor % Beban Penuh 20 30 40 50 60 70 80 90 Nilai Pengukuran Tegangan (volt) 400 400 400 400 400 400 400 400 Arus (Amp) 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28 0,30 0,32 0,34 Daya (Watt) 120 134 152 166 178 193 206 220 Putaran (rpm) 2955 2885 2870 2856 2845 2840 2804 2778 Perhitungan faktor daya 0,87 0,88 0,91 0,92 0,92 0,93 0,93 0,93
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dari grafik 1 terlihat bahwa pada prosentase beban dibawah 50%, faktor daya turun sangat rendah, sehingga diperlukan penambahan kapasitor.
Dari variasi beban dan hasil perhitungan faktor daya setelah pemasangan kapasitor dapat dibuat Grafik 2.
456
Rahardjo, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Manfaat dari koreksi faktor daya adalah penurunan kebutuhan VA, sehingga dapat mengurangi biaya kebutuhan utilitas. Ukuran kapasitor tergantung pada daya reaktif tanpa beban (VAR) yang ditarik oleh motor. Ukuran ini tidak boleh melebihi 90% dari VAR motor tanpa beban, sebab kapasitor yang lebih tinggi dapat mengakibatkan terlalu tingginya tegangan dan dapat mengakibatkan motor terbakar. Untuk memperbesar harga faktor daya yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut , agar komponen daya reaktif (VAR) menjadi rendah. Komponen daya reaktif yang bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor. Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban bersifat induktif dan kapasitif yang arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Dari grafik 2 terlihat bahwa pada pembebanan 20% beban penuh terjadi perbaikan faktor daya dari 0,18 menjadi 0,87. KESIMPULAN DAN SARAN
Saran Dengan pemasangan kapasitor dimungkinkan terjadi perubahan tegangan yang dapat menimbulkan frekuensi harmonis. Salah satu cara penanggulangan frekuensi harmonis adalah dengan pemasangan kumparan seri. Pada penelitian ini digunakan motor daya kecil yang berskala laboratorium, untuk penelitian berikutnya diharapkan berskala industri. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. HARTEN P. VAN, SETIAWAN E., 1998, Instalasi Listrik Arus Kuat, Jilid I dan II, Penerbit Bina Cipta Bandung. HARTEN P. VAN, SETIAWAN E., 2002, Instalasi Listrik Arus Kuat, Jilid III, Penerbit Trimitra Mandiri. KHATER F.M.H., NOVOTNY D.W., 1986, An Equivalent Circuit Model for Phase Back Voltage Control of AC Machines, III Transaction on Industry Application Vol. IA22 No. 5, September/October 1986. RIJONO Y., 2002, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Edisi Revisi, Penerbit Andi Yogyakarta.
3.
4. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbaikan faktor daya motor dapat dilakukan dengan pemasangan kapasitor. Dengan pemasangan kapasitor 1 F dapat memperbaikan faktor daya hingga mencapai 0,87 saat berbeban 20% beban penuh.
TANYA JAWAB Petanyaan: 1. Bagaimana cara menentukan variasi beban dalam percobaan ? (Djiwo harsono) 2. Apa keuntungan penempatan C individual ? 457 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Rahardjo, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 (Suyamto) Bagaimana jika motor dioperasikan dengan faktor daya rendah ?
3.
Jawaban: 1. Variasi beban dilakukan dengan cara membebani motor pada beban penuh (In) dan beban terendah, kemudian antara beban penuh dan terendah dibagi dalam step-step beban (%). 2. Pemasangan C individual lebih efisien untuk pengoperasian motor secara terpisah, sedangkan untuk motor-motor berkelompok lebih efisien dengan pemasangan C pada rangkaian cabang. 3. Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah akan menyebabkan arus yang dibutuhkan menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar.
458
Rahardjo, dkk