DASAR TEORI
menjadi energi mekanik. Pada motor listrik tenaga listrik dirubah menjadi energi
mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator. Mesin ini juga disebut mesin asinkron atau mesin
tak serempak, hal ini dikarenakan putaran motor tidak sama dengan putaran fluks
berbagai aplikasi mulai dari aplikasi di lingkungan rumah tangga sampai aplikasi
keunggulan dibandingkan dengan jenis motor listrik yang lain, yaitu di antaranya
karena harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta
karakteristik kerja yang baik serta lebih mudah dari segi perawatan
(Prabowo,2019).
11
12
meliputi :
a. Motor class A.
Karakteristik dari motor kelas A adalah torsi starting yang normal, arus
start yang tinggi, slip kerja yang rendah. Motor kelas A memiliki tahanan
rangkaian rotor yang rendah pada beban penuh. Mesin jenis ini sesuai
diaplikasikan untuk beban yang memerlukan torsi rendah saat awal (seperti kipas
angin atau pompa) sehingga kecepatan penuh dapat dicapai dengan cepat, dan
overheating akibat arus start yang tinggi pada saat awal dapat diatasi. Pada motor
b. Motor class B.
Karakteristik dari motor kelas B yakni memiliki torsi start yang normal,
arus start rendah, dan slip yang rendah. Torsi awal motor kelas B hampir sama
dengan motor kelas A, namun arus start 75% lebih rendah dari motor kelas A.
Arus start dapat dikurangi akibat desain rotor bar yang dalam sehingga kebocoran
yang rendah. Sedangkan slip saat beban penuh dan efisiensi sama bagusnya
c. Motor class C.
Karakteristik motor kelas C memiliki torsi awal yang besar, dan arus start
yang kecil. rotor dengan double-cage digunakan, sehingga tahanan rotor lebih
besar dari motor kelas B. Slip saat beban penuh lebih tinggi dan efisiensi lebih
13
d. Motor class D.
Karakteristik motor kelas D yakni memiliki torsi awal yang besar, arus
start yang kecil, dan nilai slip yang besar. Batang konduktor rotor terbuat dari
bahan yang memiliki tahanan dalam tinggi seperti kuningan atau tembaga.
Karakteristik torsi kecepatan sama dengan motor induksi dengan rotor belitan
yang diberi tahanan luar. Slip saat beban penuh mencapai 8 hingga 15%, namun
efisiensi motor rendah. Motor ini cocok untuk menggerakkan beban yang
terputus-putus seperti hoist, akselerasi yang cepat, beban yang besar seperti
utama dan kumparan bantu yang secara konstruksi mengisi slot yang sama. Kedua
fasa biasanya mempunyai 2 kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu
Khusus pada motor kapasitor, maka motor ini menggunakan kapasitor untuk
kapasitor secara seri dengan salah satu kumparannya. Seperti gambar 2.1 dibawah
14
ini. Dengan cara ini maka torsi yang dihasilkan motor induksi 1 phase menjadi
phase.
adalah kapasitor yang digunakan pada kumparan bantu. F pada gambar 2.1. adalah
fasa dari sumber sistem satu phasa dan N merupakan netral dari sistem 1 phasa
(Anthony, 2018).
secara normal menggunakan sistem tenaga listrik 3-fasa. Motor ini mempunyai 3
kumparan yang identik yang terpisah sebesar 120 derajat listrik. Dalam sistem
2 bentuk sistem hubungan yaitu hubungan bintang (star) dan segitiga (delta)
kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai);
Mangapul and wasri Hasanah, 2020) .Pada umumnya motor induksi AC 3 phasa
Motor induksi merupakan mesin dengan kontruksi yang terdiri dari lilitan -
lilitan dan inti besi yang memiliki resistansi dan induktansi. Rangkaian ekivalen
adalah terletak pada sisi sekunder pada trafo dan sisi rotor pada motor. Pada
transformator, keluarannya berupa besaran listrik dan tidak ada gerakan sehingga
rangakain pada ekivalen trafo pada sisi sekundernya terhubung, sedangkan pada
motor listrik keluarannya berupa gerakan yang timbul sebagai akibat adanya
dengan slip “s“ ditunjukkan pada gambar (2.3) Seperti halnya tranformator,
16
arus stator dapat dipecah menjadi 2 komponen yaitu komponen beban dan
komponen peneralan.
menghasilkan suatu fluk yang akan melawan yang diakibatkan oleh arus rotor.
menghasilkan fluks celah udara resultan. Arus peneralan dapat dipecah menjadi
a b c
hubungan fasor antara GGL frekuensi slip E2s yang dibangkitkan pada
phasa patokan dari rotor patokan dan arus I 2s pada phasa tersebut
ditunjukan pada gambar (a). Pada stator ada gelombang fluks yang berputar
pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada
17
rotor dengan frekuensi slip sebesar E2s dan GGL lawan stator E1. Bila bukan
karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator karena
lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Kecepatan relative gelombang fluks
terhadap rotor adalah s kali kecepatan stator ditunjukkan pada gambar (b).
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang
dihasilkan komponen beban I2 dari arus stator ditunjukkan pada gambar (c).
Pada gambar 2.5. frekuensi arus rotor f2 = sf2 sehingga besar ggl rotor dan
reaktansi rotor sebagai fungsi frekuensi masing - masing berubah menjadi sE2 dan
sX2. Sehingga rangkaian ekivalen motor listrik saat berputar dengan slip s.
dasarnya mempunyai 3 bagian penting yaitu stator (merupakan bagian yang diam
energi dari stator ke rotor), rotor (Merupakan bagian yang bergerak karena adanya
induksi magnet dari kumparan stator yang diinduksi kepada kumparan rotor).
2.4.1. Rotor.
Rotor merupakan bagian yang bergerak pada motor induksi. Rotor pada
Pada gambar 2.6 merupakan bentuk dari rotor sangkar tupai atau squirrel
cage rotor. Terdapat beberapa bagian papda rotor tipe sangkar ini meliputi :
4. Aluminium bars
5. Aluminium ring.
Inti dari rotor motor induksi tipe sangkar tupai terdiri dari lapisan-lapisan
inti. Konduktor tidak terisolasi dari inti karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir menuju tahanan paling kecil yaitu konduktor rotor. Pada setiap ujung
rotor, semua konduktor rotor dihubung singkat dengan cincin ujung sehingga
konduktor rotor dan cincin cincin serupa dengan sangkar tupai yang berputar
19
sehingga dinamakan motor induksi rotor sangkar tupai (Tedjo Sukmadi &
Priahutama, 2010).
Pada gambar 2.7. diatas merupakan gambaran dari rotor belitan atau wound
rotor. Wound rotor adalah tipe motor yang memiliki rotor terbuat dari lilitan.
Lilitan rotor tersebar secara seragam pada slot-slot dan secara umum dihubungkan
dihubungkan dengan sikat yang diam (stationary brushes) dengan demikian maka
motor bisa diberi resistor dari luar sehingga kecepatan motor dapat diatur dengan
mengubah-ubah nilai tahanan resistor luar (Tedjo Sukmadi & Priahutama, 2010).
2.4.2. Stator.
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
dari bahan besi silikon dengan ketebalan 4-5 mm dengan dibuat alur sebagai
stator yang posisinya saling berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase
derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase) (Pattiapon & Rikumahu, 2020).
20
dalam stator.
2. Inti stator, merupakan bagian stator yang terbuat dari laminasi logam yang
disusun berlapis.
3. Kawat kumparan, bagian stator yang digunakan terbuat dari tembaga yang
dilapis dengan isolasi tipis. Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu
kecepatan sinkron.
Gambar 2.9. Gambaran sederhana celah udara diantara rotor dan stator.
Celah udara yang merupakan ruangan antara stator dan rotor, pada celah
udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga
meyebabkan rotor berputar. Pada gambar 2.9. celah udara ditunjukkan diantara
21
nomor 1 (kumparan stator) dan 2 (kumparan rotor). Celah udara yang terdapat
antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja
motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan
mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah
terlalu kecil atau sempit akan menimbulkan kerusakan mekanis pada mesin.
Gambar dibawah ini merupakan gambaran celah udara pada motor induksi
stator kepada kumparan rotor. Berdasarkan penelitian (Gianto et al., 2020) prinsip
kerja motor induksi 3 fasa didasarkan pada Hukum Faraday (tegangan induksi
akan ditimbulkan oleh perubahan induksi magnetik pada suatu lilitan) dan Hukum
ialah :
a. Jika arus listrik (I) dialirkan didalam suatu medan magnet dengan kerapatan
fluk (B) akan menghasilkan suatu gaya (F). Hal ini ditunjukkan pada gambar
2.10.
22
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan yang diperoleh
d. Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor
Keerangan :
f : Frekuensi.
N : Jumlah lilitan.
Q : Fluks
f. Adanya arus pada medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
g. Bila torsi awal yang dihasilkan oleg gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rorot akan berputar searah dengan arah medan
putar stator
Kecepatan motor induksi 3 phasa sangat tergantung pada jumlah kutub dan
Keterangan :
hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluks yang berputar.
Maka tidak akan ada GGL yang di induksikan dalam rotor, tidak ada arus yang
mengalir pada rotor, dan karenanya tidak akan menghasilkan kopel. Kecepatan
rotor sekalipun tanpa beban, harus lebih kecil sedikit dari kecepatan sinkron agar
adanya tegangan induksi pada rotor, dan akan menghasilkan arus di rotor, arus
induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik sehingga menghasilkan kopel
(Surianto, 2020).
𝑛𝑠 − 𝑛
S= 𝑛𝑠
x 100 % …………………….. (2.2)
Keterangan :
S : Slip
Daya dalam tegangan AC pada setiap saat sama dengan perkalian dari
harga arus dan tegangan pada saat itu. Jika arus dan tegangan bolak-balik satu fasa,
maka daya dalam satu periode sama dengan perkalian dari arus dan tegangan
24
efetif. Tetapi jika ada reaktansi dalam rangkaian arus dan tegangan tidak satu fasa
sehingga selama siklusnya biasa terjadi arus negatif dan tegangan positif
Secara teoritis daya terbagi menjadi 3 yaitu daya aktif, daya reaktif dan
1. Daya aktif (P) adalah daya yang diubah menjadi energi, persatuan waktu atau
dengan kata lain adalah daya yang benar-benar terpakai yang dihasilkan oleh
2. Daya reaktif (Q) adalah daya yang ditimbulkan oleh komponen reaktansi.
reaktansi induktif (XL) dan reaktasi kapasitif (Xc), satuannya adalah volt
3. Daya semu (S) adalah jumlah secara vektoris daya aktif dan daya reaktif yang
Faktor daya atau power factor (pf) merupakan rasio perbandingan antara
daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA). Faktor daya mempunyai nilai antara 0 - 1
dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka
kapasitas daya aktif (KW) yang digunakan akan berkurang (Khoir, 2020).
oleh suatu peralatan listrik, satuannya adalah Joule/detik atau watt yang disebut
sebagai daya aktif (P). Selain daya aktif, kita kenal daya reaktif (Q), memiliki
satuan VAR atau volt-amper reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak
apapun dalam kerja suatu beban listrik. Dengan kata lain daya reaktif ini tidak
25
berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah
Jika dilihat dari gambar 2.11. segitiga daya diatas maka daya semu
direpresentasikan oleh sisi miring (S) sedangkan daya aktif (P) dan daya reaktif
(Q) direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus. Sudut
adalah sudut yang dibentuk antara sisi daya aktif (P) dan daya semu (S),
sedangkan daya reaktif (Q) tegak lurus terhadap daya aktif (P), maka untuk
𝑝
Cos 𝜑 = ……………………. (2.3)
𝑠
Besarnya daya (P) pada motor induksi 3 phasa dapat diketahui dengan persamaan :
Keterangan :
V : Tegangan (Volt).
I : Arus (Ampere).
26
daya aktif dengan daya semu yang digunakan dalam rangkaian AC atau perbedaan
sudut fasa antara tegangan (V) dan arus (I) yang biasa dinyatakan dalam cosh φ.
Mengacu gambar 2.12. sudut φ atau yang disebut power factor terdapat 2
buah sudut φ (φ lama dan φbaru). Sudut φlama merupakan sudut φ dengan nilai
sudut yang besar sehingga menyebabkan nila Q (daya reaktif) lebih besar.
sudut φ yang lebih kecil dibandingankan dengan φ lama sehingga membuat nilai
Semakin besar sudut φ , maka semakin besar pula daya yang harus
disuplay oleh sumber energi listrik. Sehingga biaya yang harus ditanggung oleh
𝑄𝑐
𝐶 = …………………………. (2.5)
−𝑉 2 𝑥 𝜔
Keterangan :
C : Kapasitansi capasitor ( 𝐹 /𝜇𝑓 )
V : Tegangan (volt)
𝜔 : 2𝜋𝑓
a. Belitan dalam motor yang dinamakan rugi - rugi listrik (rugi - rugi belitan).
b. Kerugian daya yang timbul langsung karena putaran motor, yang dinamakan
rugi - rugi rotasi. Pada rugi - rugi rotasi terdapat 2 jenis (Rugi - rugi mekanis
akibat putaran beserta rugi - rugi inti besi akibat kecepatan putaran dan fluk
medan).
yang menunjukkan bahwa rugi-rugi motor induksi 3 phasa merupakan hasil daya
Keterangan :
Rugi-rugi inti diperoleh pada besi magnetis didalam stator dan rotor akibat
timbulnya efek histeris dan arus pusar (eddy current). Timbulnya rugi-rugi inti,
ketika besi jangkar atau struktur rotor mengalami perubahan fluks terhadap waktu.
Rugi-rugi ini tidak tergantung pada beban, tetapi merupakan fungsi dari pada fluks
dan kecepatan motor. Pada umumnya rugi-rugi inti berkisar antara 20 –25% dari
Rugi-rugi gesekan dan angin adalah energi mekanik yang dipakai dalam
motor listrik untuk menanggulangi gesekan batalan poros, gesekan sikat melawan
komutator atau slip ring, gesekan dari bagain yang berputar terhadap angin,
terutama pada daun kipas pendingin. Kerugian energi ini selalu berubah menjadi
panas berubah menjadi panas seperti pada semua rugi - rugi lainnya.
Rugi-rugi mekanik dianggap konstan dari beban nol hingga beban penuh
dan ini adalah masuk akal tetapi tidak sepenuhnya tepat seperti halnya pada rugi -
rugi inti. Macam-macam ketidak tepatan ini dapat dihitung dalam rugi-rugi stray
29
load. Rugi-rugi mekanik biasanya berkisar antara 10 - 15% dari total rugi-rugi
Rugi-rugi belitan atau sering juga disebut rugi-rugi tembaga, tetapi pada
saat sekarang tidak begitu, hanya notor listrik terutama motor dengan ukuran
sangat kecil diatas 750 W, mempunyai belitan stator dari kawat kawat aluminium,
yang lebih tepat disebut rugi-rugi (I2.R) yang menunjukan besarnya daya yang
berubah menjadi panas oleh tahanan dari konduktor tembaga atau aluminium.
Total kerugian (I2.R) adalah jumlah dari rugi-rugi (I2.R) primer (stator) dan rugi-
rugi (I2.R) sekunder (rotor), termasuk rugi-rugi kontak sikat pada motor. Rugi -
rugi (I2.R) dalam belitan sebenarnya tidak hanya tergantung pada arus, tetapi juga
pada tahanan belitan dibawah kondisi operasi. Sedangkan tahanan efektif dari
belitan selalu berubah dengan perubahan temperature, skin effect dan sebagainya.
Sangat sulit untuk menentukan daya yang sebenarnya dari tahanan belitan
dimasukan ke dalam kerugian stray load. Pada umumnya rugi-rugi belitan ini
berkisar antara 55 - 60% dari total kerugian motor pada keadaan beban normal.
30
Pada tabel 2.1. merupakan rugi-rugi pada motor induksi 3 phasa yang
dipresentase dengan rugi-rugi total pada motor induksi 3 phasa (AB Naesa,2017).
dapat dihitung berapa besarnya, geometri konduktor sehingga arus terbagi sedikit
konduktor dan karena itu rugi-rugi konduktor harus bertambah. Dari semua
kerugian yang relatif kecil ini, baik dari sumber yang di ketahui maupun yang
tidak diketahui, disatukan menjadi rugi-rugi stray load yang cenderung bertambah
besar apabila beban meningkat (berbanding kuadrat dengan arus beban). Pada
umumnya kerugian ini berkisar 1-5% dari total kerugian daya motor pada keadaan
konvensional, yaitu dengan percobaan beban nol seluruh daya listrik input motor
digunakan untuk mengatasi rugi - rugi inti dan rugi - rugi mekanik.
percobaan block rotor (hubungan singkat). Dimana pada keadaan ini rangkaian
equivalen motor adalah sama dengan rangkaian equivalen hubung singkat dari
suatu transformator, jadi daya pada keadaan ini merupakan rugi-rugi tahanan atau
belitan dan pada keadaan ini rugi - rugi inti dapat diabaikan karena tegangan
Rugi-rugi stray load adalah rugi-rugi yang paling sulit ditukar dan berubah
terhadap beban motor. Rugi-rugi ini ditentukan sebagai rugi-rugi sisa (rugi-rugi
input dikurangi daya output. Rugi-rugi konvensional adalah jumlah dari rugi-rugi
inti, rugi-rugi mekanik, rugi-rugi belitan. Rugi-rugi stray load juga dapat
ditentukan dengan anggapan kira-kira 1% dari daya output dengan kapasitas daya
150 KW atau lebih, dan untuk motor yang lebih kecil dari itu dapat diabaikan.
Untuk menghitung total besarnya daya pada rugi - rugi pada motor induksi
Keterangan :
lain seperti panas, pendinginan, gesekan dan radiasi begian tenaga yang tidak
dapat diubah menjadi tenaga mekanis dinilai sebagai kerugian pada proses
perbandingan antara daya keluaran dan daya masukan dan biasanya dinyatakan
dalam persen juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran dengan
Pada beban-beban dengan nilai yang kecil, rugi-rugi tetap lebih besar
ketika rugi inti dan rugi variabel adalah sama. Efisiensi maksimum terjadi sekitar
80 – 95 % dari rating output mesin, dimana nilai yang lebih tinggi terdapat pada
motormotor yang besar. Jika beban yang diberikan melebihi beban yang
yang terjadi pada motor induksi. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi
perubahan tegangan sumber yang disuplai terhadap motor, dan juga rugi rugi daya
Efisiensi motor induksi 3 fasa yang dihasilkan dari motor yang digunakan
sebagai objek penelitian ini relatif kecil, penyebab rendahnya efisiensi motor
induksi 3 adalah rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh motor cukup besar serta
motor induksi akan menghasilkan efisiensi lebih baik saat beban mendekati
kapasitasnya. Secara prosentase rugi-rugi daya pada motor hubung delta lebih
Frekuensi berbanding lurus dengan nilai arus input motor, daya input, kecepatan
lurus dengan besar nilai arus input motor, daya input, slip, dan efisiensi namun
dalam berbagai kondisi operasi. Karakteristik motor listrik yang utama adalah :
1. Karakteristik torsi-arus.
2. Karakteristik kecepatan-arus.
3. Karakteristik torsi-kecepatan.
34
waktu tertentu. Kecepatan putaran motor diukur dalam satuan revolusi per menit
(rpm) atau revolusi per detik (rps). Kecepatan putaran motor listrik umumnya
menggunakan satuan revolusi per menit (rpm). Motor akan mencapai suatu
kecepatan konstan jika torsi yang dibangkitkan sama besar dengan torsi lawan
(torsi pengereman) yang disebabkan oleh rotor itu sendiri, gesekan yang timbul
dan beban yang digerakkan.Untuk motor listrik, terdapat hubungan antara torsi M
Gambar 2.14. Grafik kopel sebagai fungsi daya dan kecepatan putar.
Karakteristik garis grafik kopel sebagai fungsi dari waktu daya dan
kecepatan putar dapat dilihat pada gambar 2.14 Pada bagian AB dari grafik, kopel
bagian slip bertambah terus tetapi kopel berkurang dan motor berhenti.
Tidak semua tenaga listrik yang diserap motor induksi berubah menjadi
tenaga mekanik yang berguna, tetapi sebagian hilang dalam bentuk tenaga panas.
tenaga panas (Wk), rendamen sebagai fungsi dari tenaga mekanik dan tenaga