Daftar pustaka:
1. Syamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta:
1. Subjektif
Pasien, pria, berusia 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri di seluruh lapang
perut sejak 10 jam SMRS. Nyeri hebat terutama dirasakan pada perut kanan
bawah. Nyeri yang dirasakan awalnya disekitar pusar kemudian berpindah ke
perut kanan bawah. Nyeri dirasakan seperti tertusuk - tusuk, terus menerus,
tidak menjalar dan semakin lama makin memberat. Nyeri dirasakan memberat
saat pasien bergerak sehingga pasien sulit untuk beraktivitas. Pasien
menahan nyeri sampai keluar keringat dingin. Pasien juga mengeluhkan
adanya demam tinggi terus menerus sepanjang hari, mual, muntah sebanyak
3 kali dan tidak ada nafsu makan. Pasien tidak bisa BAB selama 3 hari. BAK
tidak ada kelainan. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran. Pasien sebelumnya meminum obat promag dan bodrexin tapi tidak
ada perbaikan.
2. Objektif
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital:
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Suhu : 38 oC
Pernafasan : 24 kali/menit
Status Generalis
K/L An (-/-), Ict (-/-), RCL dan RCTL (+/+), pupil bulat, isokor
Paru :
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga (-)
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, wheezing -/- , rhonki -/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : lihat status lokalis
Ekstremitas : akral hangat, oedem (-), RCT < 2 detik
Status lokalis regio abdomen :
Inspeksi : tampak datar
Palpasi : NT (+) seluruh lapang abdomen terutama di titik Mc Burney, Rovsing
sign (+), Blumberg sign (+), defans muskular (+) kuadran
kanan bawah
Perkusi : tidak dilakukan karena pasien tampak sakit sekali
Auskultasi : BU (+) menurun
Pemeriksaan Khusus :
Psoas sign (+), obturator sign (-).
Rectal toucher : Tonus sphinter ani baik, ampula tidak kolaps, mukosa licin,
nyeri tekan(+) jam 9-12, massa(-). Pada handscoon feses(+), darah(-).
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 14 g/dl
Leukosit : 20.900/mm3
Trombosit 233.000/mm3
Hematokrit :40%
LED: 20 mm/jam
GDS : 164 mg/dl
CT : 5
BT: 12
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien pada kasus ini, dapat dilakukan
penilaian Alvarado score pada pasien ini, sebagai berikut:
Migration of pain :1
Anorexia :1
Nausea/vomiting :1
RLQ tenderness :2
Rebound :1
Elevated temperatur :1
Leukocytosis :2
Left shift :-
Total points :9
Keterangan:
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka
tindakan bedah sebaiknya dilakukan.
3. Assessment
Dari penilaian Alvarado score dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien ini
kemungkinan besar menderita Appendisitis akut.
4. Plan
Non-Farmakologi :
Diet bubur, makanan tidak berserat
Farmakologi :
Ceftriaxone inj. 2 x 1 gram
Ketorolac inj. 3 x 1 amp
Ranitidin inj. 2 x 1 amp
Parasetamol 3 x 500 mg p.o.
Dilakukan appendiktomi segera karena sudah terjadi perforasi.
KIE
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit, tindakan yang
akan dikukan, prognosa dan pengobatan setelah operasi
Memotivasi penderita untuk mau melakukan operasi
Konsultasi : dilakukan secara rasional perlunya konsultasi dengan
dokter spesialis bedah.