Gastritis
Disusun Oleh :
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................... 2
Page | 2
BAB 1...................................................................................................... 3
LAPORAN PENDAHULUAN.......................................................................3
1.1 Definisi........................................................................................... 3
1.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster).................................................4
1.3 Klasifikasi Gastritis............................................................................ 5
1.4 Etiologi........................................................................................... 6
1.5 Patofisiologi................................................................................... 10
1.6 Manifestasi Klinis............................................................................ 13
1.7 Komplikasi..................................................................................... 16
1.8 Penatalaksanaan Medis......................................................................16
1.9 Farmakologi................................................................................... 19
BAB 2.................................................................................................... 21
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................21
2.1 Pengkajian..................................................................................... 21
2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................24
2.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................24
2.4 Implementasi Keperawatan.................................................................29
2.5 Evaluasi........................................................................................ 31
BAB 3.................................................................................................... 34
PENUTUP............................................................................................... 34
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 34
3.2 Saran............................................................................................ 34
Daftar Pustaka.......................................................................................... 35
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunnee an suddarth 2001).
Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan
akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
,enyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi
menjadi dua garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor faktor dari
luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid, mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan
erosi mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis
kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan
gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih
lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada
bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa
mempunyai panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk
menampung makanan atau minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung
damlam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi akan mengembang, lipatan-lipatan
tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara
bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Kerika makanan masuk
kedalam esopagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara
esopagus dan lambung (asophageal sphincter) akan membukan dan
membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk kelambung
cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan-lapisan otot yang
kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar
yang berada dimukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan
lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.
Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini.
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah
lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bikarbonat secara regular
sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar
dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara
lain :
1. Infeksi bakteri.
4. Penggunaan kokain
5. Stress fisik
6. Kelainan autoimmune
7. Crohns disease
1. Gastritis akut
1) Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan pbat anti inflamasi non
steroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung.
2) Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap
asam lambung walaupun pada kondisi normal.
3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.
4) Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada
lambung.
2. Gastritis kronik
Pada gastritis kronik penyabab tidak jelas, tetapi berhubungan
dengan Hellicobacter Pylori, apalagi ditemukan ulkus pada
pemeriksaan penunjang.
2. Gastritis kronik
1.5 Patofisiologi
Pathway Gastritis
1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan
terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic
ulcer. Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan
mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang
mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein
seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu
terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak
dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih
sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Gastritis kronis
1. Gastritis Akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada
mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yangs ering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
Gastritis akut :
Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
Penurunan BB.
1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang
bisa mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir
sama namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak duodenum dan 60-90% pada tukak
lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.
1. Gastritis Akut
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida
7) Penghambat asam
2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang
termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat
golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
1.9 Farmakologi
1. Antasid
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala
antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1) Anamnesa meliputi :
1. Identitas Pasien
1. Nama
2. Usia
5. Alamat
6. Suku/bangsa
7. Agama
1. Keluhan utama
3) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori
dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes
darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi
akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea
diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan
karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung
dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
6. Analisis Lambung
7. Analisis stimulasi
4) Psikososial
2.
Tujuan : Gangguan 1. Reduksi stress dan 1. Stress
nutrisi teratasi farmakoterapi seperti menyebabkan
cytoprotective agent, peningkatan
Kriteria Hasil :
penghambat pompa produksi asam
proton, anatasida. lambung, untuk
1. Antoprometri
klien dengan
: Berat badan,
2. Kolaborasi transfusi
gastritis
lingkar lengan
albumin.
penggunaan
atas kembali
penghambat
normal. 3. Konsultasi dengan
pompa proton
ahli diet untuk
2. Albumin, membantu untuk
menentukan kalori /
hemoglobin mengurangi asam
kebutuhan nutrisi.
normal. lambung dengan
4. Tambahkan vitamin cara menutup
3. Klinis :
seperti B12. pompa asam dalam
terlihat segar.
sel lambung
5. Batasi makanan
penghasil asam.
4. Porsi makan
yang menyebabkan
Kemudian untuk
habis.
peningkatan asam
penggunaan
lambung berlebih,
cytoprotective
dorong klien untuk
agent membantu
menyatakan perasaan
untuk melindungi
masalah tentang makan
jaringan yang
diet.
melapisi lambung
dan usus kecil.
6. Berikan nutrisi
pada klien dengan
melalui Intravena
gastritis antasida
sesuai indikasi.
berfungsi untuk
menetralisir asam
lambung dan dapat
mengurangi rasa
sakit.
2. Dengan
tranfusi albumin
diharapkan kadar
albumin dalam
darah kembali
normal sehingga
kebutuhan nutrisi
kembali normal.
3. Pemasukan
individu dapat
dikalkulasikan
dengan berbagai
perhitungan yang
berbeda, perlu
bantuan dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Mencegah
terjadinya anemia.
5. Keragu-raguan
untuk makan
mungkin
diakibatkan oleh
takut makanan
yang menyebabkan
terjadinya gejala.
Program ini
mengistirahatkan
saluran pencernaan
sementara, dan
memenuhi nutrisi
sangat penting dan
dibutuhkan.
3. Tujuan : Intoleransi
1. Tingkatkan tirah 1. Tirah baring
aktivitas akibat
baring atau duduk dan dapat
kelemahan fisik
berikan obat sesuai meningkatkan
teratasi.
dengan indikasi. stamina tubuh
pasien sehinggga
Kriteria Hasil :
2. Berikan lingkungan
pasien dapat
1) Klien tampak
yang tenang dan
beraktivitas
lebih mudah
nyaman.
kembali.
aktivitas.
2) Klien merasa
3. Ajarkan klien
2. Lingkungan
nyaman dengan
metode penghematan
yang nyaman dan
posisinya.
energi untuk aktivitas
3) Klien tidak tenang dapat
(lebih baik duduk
dibantu oleh mendukung pola
daripada berdiri saat
keluarga dalam istirahat pasien.
melakukan aktivitas).
beraktifitas.
3. Klien dapat
beraktivitas secara
bertahap sehingga
tidak terjadi
kelemahan.
4. Pengkajian / evaluasi
Tujuan : 1. Beri pendidikan
secara periodik
Informasi tepat dan kesehatan (penyuluhan)
meningkatkan
efektif. tentang penyakit, beri
pengenalan /
kesempatan klien atau
pencegahan dini
Kriteria Hasil : keluarga untuk
terhadap komplikasi
Klien dapat bertanya, beritahu
seperti ulkus peptikum
3. Berkolaborasi
memberikan cimetidine
dan ranitidine.
4. Berkonsultasi
dengan ahli diet untuk
menentukan kalori /
kebutuhan nutrisi.
5. Membatasi makanan
yang menyebabkan
peningkatan asam
lambung berlebih,
mendorong klien untuk
menyatakan perasaan
masalah tentang makan
diet.
6. Berikan nutrisi
melalui Intravena sesuai
indikasi.
01 Mei 2015 3 dan 4 DO : Klien tampak
1. Membantu
(11.00) lebih leluasa
meningkatkan tirah
beraktivitas.
baring atau duduk dan
DS : Klien mampu
berikan obat sesuai
bergerak tanpa
dengan indikasi.
bantuan.
DS : Klien dan
2. Mengajarkan klien
keluarga klien
metode penghematan
bersedia menerima
energi untuk aktivitas
edukasi yang
3. Memberikan edukasi diberikan.
kepada klien dan DO : Klien
keluarga klien, tetntang menguasai
pentingnya menjaga pengetahuan yang
kesehatan lambung, dan telah diberikan.
memberikan edukasi
cara pemberian obat.
4. Evaluasi tingkat
pengetahuan pasien.
5. Memberikan
pengetahuan dasar
dimana klien dapat
membuat pilihan
informasi tentang
kontrol masalah
kesehatan.
01 Mei 2015 5 1. Menganjurkan puasa DS : Klien
(13.00) pada pasien pada 6 jam menyatakan rasa
pertama. nyeri berkurang
2. Memberikan makanan
DO : Klien tampak
lunak sedikit demi
lebih nyaman.
sedikit dan memberi
DO : Tidak ada
minum yang hangat.
iritasi pada
3. Mengidentifikasi dan
lambung.
membatasi makanan
yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
4. Mengobservasi keluhan
nyeri, mencatat lokasi,
lamanya, intensitasnya,
dengan menggunakan
( skala 0-10 ).
2.5 Evaluasi
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD
kembali normal.
Turgor membaik.
TTV normal.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
01 Mei 2015 3 dan 4 S : Klien mampu
bergerak tanpa
bantuan. Klien dan
keluarga klien
bersedia menerima
edukasi yang
diberikan.
O : Klien tampak
leluasa braktivitas
tanpa bantuan. Klien
dan keluarga klien
mampu melakukan
edukasi yang
diberikan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
01 Mei 2015 5 S : Klien tidak
merasakan nyeri
kembali.
O : Iritasi dilambung
hilang.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
3.2 Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem pencernaan itu baik,
karena dapat mengganggu kerusakan organ dalam sehingga memberikan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan yang asam,
pedas dan minuman yang beralkohol, kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi
gastritis karena asam lambung tidak bisa menjaga dinding lambung.
Mengakibatkan nyeri di epigastrium. Maka dari itu jagalah organ organ
penting dan kesehatan dalam tubuh kita ini.
Daftar Pustaka