Anda di halaman 1dari 3

HIDROSEFALUS Hydrocephalus ex-vacuo terjadi apabila terdapat kerusakan otak yang

biasanya diakibatkan karena adanya trauma atau stroke, dimana akan


--------------------------------------------------------------------------------------------------RD--
Collection 2002
terdapat pengurangan dari substansi otak. Pengurangan dari substansi otak
tersebut akan menghasilkan ruang yang secara pasif akan diisi oleh cairan
serebrospinal
Hidrosefalus merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan penumpukan cairan Normal Pressure Hydrocephalus (NPH).
serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak. NPH disebabkan adanya hambatan atau blokade dari aliran serebrospinal
Dalam arti lain Hidrosefalus adalah suatu kelainan yang ditandai dengan secara perlahan-lahan , sehingga walaupun terjadi pelebaran dari ventrikel
penumpukan cairan serebrospinal yang disebabkan adanya gangguan dari tetapi tekanan cairan serebrospinal masih dalam batas normal. NPH ini
pembentukan, aliran dan penyerapan cairan serebrospinal yang menyebabkan biasanya terjadi pada usia tua, di atas 60 tahun
pelebaran dari sistem ventrikel otak. Istilah hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani,
dari kata Hydro yang berarti air dan kata Cephalus yang berarti kepala. Etiologi
Hidrosefalus juga sering disebut dengan water on the brain. Hidrosefalus idiopatik merupakan 1/3 dari keseluruhan kejadian hidrosefalus dewasa
Biasanya hidrosefalus terjadi pada usia anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada usia Trauma kepala, perdarahan terutama subarachnoid hemorrhage (SAH), tumor,
dewasa. Hidrosefalus dewasa dapat disebabkan oleh karena perdarahan subaraknoid, infeksi, congenital aqueductal stenosis, tindakan bedah pada fossa posterior dan
trauma kepala, infeksi, tumor, pembedahan fossa posterior, idiopatik dan kongenital semua penyebab hidrosefalus anak yang terjadi pada usia dewasa merupakan
(tanpa gejala di usia anak). Hidrosefalus pada usia anak, ditandai dengan adanya penyebab hidrosefalus usia dewasa. Sepertiga dari kasus adanya hambatan vili
pembesaran dari ukuran kepala. Hal ini berbeda dengan hidrosefalus yang terjadi araknoid disebabkan karena SAH, kondisi ini menyebabkan sumbatan antara
pada usia dewasa, karena kepala tidak bisa lagi membesar sebagai kompensasi dari ventrikel dan ruang subaraknoid. Perdarahan intraventrikuler juga dapat
peningkatan volume cairan serebrospinal, akibat sutura yang sudah menutup rapat. menyebabkan hidrosefalus. Mekanisme ini sama dengan yang terjadi pada trauma
kepala. Tumor menyebabkan blokade pada aliran serebrospinal , ependymoma,
Klasifikasi subependymal giant cell astrocytoma, choroid plexus papilloma,
Pada hidrosefalus usia dewasa terdapat beberapa pembagian : craniopharyngioma, pituitary adenoma, hypothalamic or optic nerve glioma,
Acute dan chronic hamartoma, metastaic tumor merupakan penyebab tersering hidresefalus dewasa.
Pembagian berdasarkan waktu gejala itu muncul, pada acute gejala terjadi pada Infeksi yang tersering adalah meningitis, terutama bakterial
hitungan hari atau minggu, sedangkan pada chronic gejala terjadi pada
hitungan bulan atau tahun. Patofisiologi
Normal produksi cairan serebrospinal adalah 0,2-0,35 mL per menit atau sekitar 500
Compensated & uncompensated berdasarkan apakah masih ada gejala / tidak mL per 24 jam . Sebagian besar diproduksi oleh oleh pleksus koroideus yang
Normal-pressure dan high-pressure adakah peningkatan tekanan dari cairan terdapat pada ventrikel lateralis dan ventrikel IV. Kapasitas dari ventrikel lateralis
serebrospinal dan ventrikel III pada orang sehat sekitar 20 mL dan total volume cairan
Communicating dan noncommunicating serebrospinal pada orang dewasa sekitar 120 mL
Berdasarkan pada masih adakah hubungan antara ventrikel dengan ruang Cairan serebrospinal setelah diproduksi oleh pleksus koroideus akan mengalir ke
subaraknoid. Communikans bila terjadi produksi yang meningkat atau ventrikel lateralis, kemudian melalui foramen interventrikuler Monro masuk ke
gangguan penyerapan. Non-Kommunikans adanya sumbatan sirkulasi / ventrikel III , kemudian masuk ke dalam ventrikel IV melalui akuaduktus Sylvii,
setelah itu melalui 2 foramen Luschka di sebelah lateral dan 1 foramen Magendie di
obstruksi, kebanyakan karena stenosisi aquaduktus sylvilus
sebelah medial masuk kedalam ruangan subaraknoid, melalui granulasi araknoidea
masuk ke dalam sinus duramater kemudian masuk ke aliran vena Tekanan Intra
Obstructive dan nonobstructive.--> adakah hambatan pd aliran CSS
kranial meningkat karena produksi cairan serebrospinal melebihi jumlah yang
diabsorpsi. Ini terjadi apabila terdapat produksi cairan serebrospinal yang
Ada juga yang membagi menjadi hydrocephalus : berlebihan, peningkatan hambatan aliran atau peningkatan tekanan dari venous
Ex-vacuo sinus.

139
Mekanisme kompensasi yang terjadi adalah transventricular absorption, dural Gejala hipertensi intrakranial lebih mononjol pada anak yang lebih besar
absorption, nerve root sleeves absorption dan unrepaired meningocoeles. Pelebaran dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan
ventrikel pertama biasanya terjadi pada frontal dan temporal horns, seringkali kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala
asimetris, keadaan ini menyebabkan elevasi dari corpus callosum, penegangan atau gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).
perforasi dari septum pellucidum, penipisan dari cerebral mantle dan pelebaran Gejala lainnya yang dapat terjadi adalah spastisitas yang biasanya melibatkan
ventrikel III ke arah bawah hingga fossa pituitary (menyebabkan pituitary disfunction) ekstremitas inferior (sebagai konsekuensi peregangan traktus piramidal sekitar
ventrikel lateral yang dilatasi) dan berlanjut sebagai gangguan berjalan, gangguan
Aliran dan produksi LCS endokrin (karena distraksi hipotalamus dan pituitari stalk oleh dilatasi ventrikel
III).
Plexus Choroideus Pada penderita hidrosefalus dewasa biasanya terdapat gejala :
1. Sakit kepala terutama pagi hari ketika bangun tidur dan berkurang bila penderita
Foramen Monroe duduk.
2. Sakit pada leher, mual dan muntah terutama pagi hari.
Ventrikel II 3. Gangguan penglihatan, kabur (blurred vision graying out) dan penglihatan
dobel (double vision). mudah mengantuk
Aquaductus Sylvulus 4. Penurunan kemampuan kognitif (Cognitive deterioration), gangguan berjalan ,
gangguan keseimbangan dan inkontinentia
Ventrikel IV 5. Penderita juga lemah dan mudah lelah

Foramen Magendi dan Foramen Luscha Diagnosis


Penegakan diagnosis berdasarkan gejala dan pemerikaan klinis, pemeriksaan CT
Sistema dan rongga sub-arachnoid dibagian cranial maupun spinal scan kepala dan MRI. Biasanya juga dilakukan analisis cairan serebrospinal
Pengukuran lingkar kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi merupakan
tindakan untuk diagnosis dini. Pertumbuhan kepala normal terjadi pada tiga bulan
pertama. Lingkar kepala anak bertambah kira-kira 2 cm setiap bulan. Pada tiga bulan
Gambaran Klinis berikutnya penambahan akan berlangsung lebih lambat.
Pada permulaan adalah pembesaran tengkorak yang disusul oleh gangguan
neurologik akibat tekanan likuor yang meningkat yang menyebabkan hipotrofi otak. Ukuran rata-rata lingkar kepala
Pada bayi ditemukan : Lahir 35 cm
1. Penambahan lingkar kepala fronto-oksipital 2 cm dalam 3 bulan Umur 3 bulan 41 cm
2. Sutura sagitalis meregang
Umur 6 bulan 44 cm
3. Fontanela cembung dan tegang,
Umur 9 bulan 46 cm
4. Kulit kepala licin mengkilap
Umur 12 bulan 47 cm
5. Vena kulit kepala menonjol
6. Perkusi kepala akan terasa seperti kendi yang rengat (cracked pot sign). Umur 18 bulan 48,5 cm
7. Mata mengarah ke bawah (sunray phenomena), gangguan perkembangan
motorik, dan gangguan penglihatan akibat atrofi atau hipotrofi saraf Radiologis kepala kepala membesar dg disproporsi kraniofasial, tulang menipis
penglihatan. dan sutura melebar
CT Scan kepala dilatasi seluruh sistem ventrikel otak
Bila proses penimbunan cairan cerebrospinal dibiarkan terus berlangsung pada bayi USG dilakukan melalui fontanel yang tetap terbuka lebar, sehingga dapat
akan terjadi penipisan korteks cerebrum yang permanen walaupun kemudian ditentukan adanya pelebaran ventrikel atau perdarahan dalam ventrikel
hidrosefalusnya dapat diatasi. Pungsi melalui fontanela mayor peradangan dan perdarahan baru/lam, Pungsi
juga dilakukan untuk menentukan tekanan ventrikel.
140
1. Ventriculo-peritoneal shunting
2. Ventriculo-atrial shunting
Penatalaksanaan 3. Ventriculo-pleural shunting
4. Lumbo-peritoneal shunting
Medical treatment 5. Torkildsen shunting.
Pada kasus hidrosefalus tidak ada yang memuaskan . Obat yag biasa digunakan
adalah golongan Carbonic anhydrase inhibitors, golongan ini bekerja sebagai Pada keadaan darurat dapat dilakukan pungsi ventrikel melalui fontanella
inhibitor kerja suatu enzym pada tubuh yang berfungsi sebagai katalisator anterior untuk dekompresi sementara.
perubahan carbon dioxyde menjadi a carbonic acid dehydrated, dimana
perubahan ini akan menurunkan produksi cairan serebrospinal oleh pleksus
koroideus . Contoh Acetazolamide dan Furosemide

Terapi konservatif medikamentosa untuk membatasi evolusi hidrosefalus


melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid (asetazolamid
100 mg/ kgBB/ hari; furosemid mg/ kgBB/ hari) atau upaya meningkatkan
resorpsinya (isorbid). Terapi ini hanya bersifat sementara sebelum dilakukan
terapi definitive. Untuk jangka panjang tidak efektif mengingat adanya risiko
terjadinya gangguan metabolik.
Drainase likuor eksternal dilakukan dengan memasang kateter ventrikuler
yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong drain eksternal.
Tindakan ini dilakukan untuk penderita yang berpotensi menjadi hidrosefalus
(hidrosefalus transisi) atau yang sedang mengalami infeksi.

Surgical Treatment
Merupakan terapi yang sering dilakukan yaitu dengan pemasangan
serebrospinal shunt. Ventriculoperitoneal shunt adalah metode shunting
yang paling sering digunakan.
Sebagian besar pasien membutuhkan tindakan operasi pintas, yang bertujuan
membuat saluran baru antara aliran likuor (ventrikel atau lumbar) dengan
kavitas drainase ( seperti: peritoneum, atrium kanan, pleura). Pada anak-
anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum, mengingat ia
mampu menampung kateter yang cukup panjang sehingga dapat menyesuaikan
pertumbuhan anak serta risiko terjadi infeksi berat relatif lebih kecil.
Pada dasarnya alat shunt terdiri dari tiga komponen yaitu kateter proksimal,
katub (dengan/ tanpa reservoir),dan kateter distal. Komponen bahan dasarnya
adalah elastomer silikon. Ada beberapa bentuk profil shunt (tabung, bulat
lonjong dan sebagainya) dan pemilihan pemakaiannya didasarkan atas
pertimbangan mengenai penyembuhan kulit yang dalam hal ini sesuai dengan
usia penderita, berat badannya, ketebalan kulit dan ukuran kepala. Sistem
hidrodinamik shunt tetap berfungsi pada tekanan yang tinggi, sedang dan
rendah, dan pilihan ditetapkan sesuai dengan ukuran ventrikel, status pasien
(vegetatif, normal), patogenesis hidrosefalus dan proses evolusi penyakitnya.
Penyulit berupa infeksi, obstruksi dan dislokasi.
Beberapa jenis shunt :
141

Anda mungkin juga menyukai