Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vitamin E adalah nutrisi essensial yang berfungsi sebagai antioksidan
dalam tubuh manusia (Sesso, dkk., 2008). Antioksidan adalah senyawa
kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal
bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Suhartono, 2007).
Antioksidan berfungsi sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi
dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas
tak reaktif yang relatif stabil (Dinna, 2005).
Vitamin E (alfa-tokoferol) adalah suatu antioksidan yang melindungi
sel- sel tubuh terhadap kerusakan oleh senyawa kimia reaktif yang dikenal
sebagai radikal bebas. Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan
radikal bebas sehingga dapat melindungi sistem biologi tubuh dari efek
merugikan yang timbul dari proses atau pun reaksi yang menyebabkan
oksidasi yang berlebihan (Hariyatimi, 2004).
Fungsi utama Vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam
lemak dan mudah memberikan hydrogen dari gugus hidroksil (OH) pada
struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul
reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai electron yang tidak
berpasangan. Bila menerima hydrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif.
Pembentuka radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolism
aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air.
Radikal bebas yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-
benda polusi, ozon, dan asap rokok (Suhartono, dkk., 2007).
Sumber vitamin E dapat diperoleh secara alami maupun sintesis.
Sumber vitamin E alami banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan
seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, dan juga biji-
bijian lain. Selain banyak dihasilkan dari tanaman, juga dapat diperoleh dari
ikan. Vitamin E tersusun dari dua senyawa yakni tokoferol dan tokoetrinol
yang sama-sama memiliki aktivitas antioksidan. Tokoferol, terutama -

1
2

tokoferol telah diketahui sebagai antioksidan yang mampu mepertahankan


integritas membran. Senyawa tersebut dilaporkan bekerja sebagai
scanvenger radikal bebas oksigen, peroksida lipid, dan oksigen singlet.
Berdasarkan jumlh gugus metil pada inti aromatik, dikenal 4 tokoferol yaitu
, , , dan . Diantara keempat bentuk tokoferol tersebut, yang paling aktif
adalah -tokoferol (Suhartono, dkk., 2007).
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses
penggorengan) dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan
dalam bahan makanan dalam bentuk segar atau yang tidak terlalu
mengalami pemrosesan. Karena vitamin E tidak larut air, vitamin E tidak
hilang selama dimasak di air. Pembekuan dan penggorengan dalam minyak
merusak sebagian besar vitamin E (Yu, Liangli., dkk., 2002).
Untuk mengetahui kadar vitamin E pada makanan tersebut dapat
dilakukan dengan m etode memperhatikan absorbansinya. Pada praktikum
ini, kadar total tokoferol ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-
Visibel. Metode spektrofometri visibel merupakan metode modern yang
lebih mengarah pada penggunaan alat atau instrumen yang canggih. Pada
metode ini jumlah sampel yang diperlukan sedikit dan waktu pengerjaannya
relatif cepat (Sediaoetomo, 2002).
Oleh karena itu, perlu dila kukan analisis kadar tokoferol pada sampel
Natur-E. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan
tokoferol di dalam sampel, yang mana tokoferol berfungsi sebagai
antioksidan yang bekerja untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab
penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif.

B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis kadar vitamin E (Tokoferol) pada
sampel secara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran.

2. Tujuan Khusus
a) Mampu menganalisis kadar vitamin E (Tokoferol) pada sampel.
b) Mampu menghitung hasil analisis kadar vitamin E (Tokoferol) pada
sampel.

C. Manfaat praktikum
3

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang analisis kadar vitamin


E, serta mampu melakukan analisis kadar vitamin E pada sampel secara
baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran.
2. Mampu melakukan langkah-langkah analisis kadar vitamin E, hingga
menghitung kadar vitamin E ari sampel yang dianalisis, dan
mendapatkan kadar vitamin E dari sampel yang dianalisis.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Vitamin
Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah
kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan,
pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang sehat dan optimal.
Vitamin sebagai zat gizi mikro tidak diproduksi oleh tubuh sehingga harus
didapatkan dari makanan (WHO, 2016).
Kata vitamin berasal dari bahasa Latin, yaitu gabungan dari kata
vital artinya hidup dan amina (Amin) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N). Pengertian ini didasarkan pada
konsep awal penemuan vitamin, yaitu semua vitamin dianggap mengandung
atom N. Akan tetapi, pada akhirnya diketahui bahwa banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N (Bender, 2003).
Vitamin berdasarkan keperluan studi aspek gizi dapat didefinisikan
sebagai berikut (Comb, 2012).
1. Suatu senyawa organik yang berbeda dari karbohidrat, lemak, dan
protein.
2. Suatu komponen alamiah (natural component) pada makanan yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil.
3. Zat gizi penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk menjalankan
fungsi fisiologis secara normal (fungsi pemeliharaan, pertumbuhan,
perkembangan, dan produksi senyawa tertentu).
4. Suatu zat yang ketidakhadirannya atau ketidakcukupannya dapat
menyebabkan gangguan spesifk (spesific deficiency syndrome).
5. Zat yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis secara normal.
Beberapa definisi lainnya juga hampir sama. Vitamin merupakan zat
gizi esensial yang dibutuhkan tubuh, senyawa organik yang mengandung
karbon yang berikatan dengan hidrogen dan dibutuhkan dalam jumlah kecil
dari makanan. Vitamin tidak dapat menghasilkan energi, tetapi berperan
6

penting dalam membantu proses pertumbuhan, perkembangan, dan


pemeliharaan jaringan tubuh (Byrd-Bredbenner, dkk., 2007). Vitamin
merupakan ikatan organik yang berfungsi sebagai zat pengatur yang
dibutuhkan dari makanan karena manusia tidak dapat menyintesisnya
sehingga termasuk zat esensial, bahkan karena zat tersebut harus diperoleh
dari makanan (Erdman, dkk., 2012).
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang
dapat larut dalam air dan vitamin yang dapat larut dalam lemak. Jenis
vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C.
Vitamin yang dapat larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E dan K, serta
provitamin A yaitu -karoten. Bahan makanan yang kaya akan vitamin
adalah sayur-sayuran dan buah-buahan (Soedarmadji, 2007).
Kekurangan vitamin memberikan konsekuensi yang serius terhadap
kesehatan di setiap daur kehidupan. Pada bayi, keurangan vitamin
menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR), tingginya angka kematian,
gangguan perkembangan mental, dan meningkatnya resiko terkena penyakit
kronis. Pada anak dan remaja, keurangan vitamin dapata menyebabkan
stunting, penurunan kapasitas mental, peningkata frekuensi infeksi, tidak
adekuatanya pertumbuhan, menurunnya produktivitas, dan tingginya angka
kematian. Selanjutnya, pada orang dewasa menyebabkan meningkatnya
komplikasi pada wanita hamil, rendahnya produktivitas kerja, dan
kekurangan gizi. Sementara itu, pada lansia menyebabkan tingginya resiko
penyakit dan gangguan mental (IFPRI, 2000).

B. Vitamin E
Vitamin E umumnya dikenal sebagai tokoperol dan tokotrienol,
merupakan antioksidan alami larut dalam lemak yang dapat mencegah
terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada produk makanan
(Andayani, 2008). Vitamin E ditemukan pada tahun 1936 oleh Evans dan
Bishop, dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti kelahiran
anak dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk
semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E,
7

namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.


Vitamin E tidak larut dalam air tetapi larut dalam minyak dan lemak.
Terdapat delapan bentuk vitamin E yaitu berupa tokoferol alfa, beta,
gamma, dan delta, serta empat bentuk tokotrienol homolog (alfa, beta,
gamma, dan delta) (Kumalaningsih, Sri., 2006).
Vitamin E adalah salah satu fitonutrien penting dalam minyak makan.
Vitamin ini secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokan dalam -
tokoferol, -tokoferol, -tokoferol, dan -tokoferol, serta 4-tokotrienol , ,
, homolog. Suplemen vitamin E yang ada di pasaran umumnya tersusun
atas tokoferol dan tokorienol yang diyakini merupakan antioksidan potensial
(Winarsi, 2007). Alfa-tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif, yang
digunakan pula sebagai standar pengukuran vitamin E dalam makanan.
Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktivitas biologic 50% daripada alfa-
tokoferol yang terdapat di alam (Almatsier, 2004).
Salah satu sifat kimia tokoferol yang penting adalah bahwa senyawa-
senyawa ini merupakan senyawa redoks yang bekerja sebagai antioksidan
dalam beberapa kondisi tertentu, dalam hal ini tampaknya merupakan dasar
untuk sebagian besar, tetapi mungkin tidak semua, efek vitamin E. Senyawa
tokoferol rusak secara perlahan jika terpajan udara atau sinar ultraviolet
(Marcus, R., dan Coulston, A.M., 2007).

Gambar 2.1 Struktur -Tokoferol

C. Fungsi Vitamin E
Sifat-sifat antioksidan vitamin E memperbaiki kerusakan membran
biologis akibat radikal bebas. Vitamin E melindungi asam-asam lemak tak
jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid, PUFA) dalam membran fosfolipid
dan dalam lipoprotein bersikulasi. Radikal-radikal peroksil (ROO) bereaksi
8

1000 kali lebih cepat dengan vitamin E dibandingkan dengan PUFA,


membentuk hydrogen peroksida organik yang sesuai dan radikal
tokoferoksil (vitamin E-O). Selanjutnya radikal tokoferoksil berinteraksi
dengan antioksidan lain seperti vitamin C, yang akan membentuk kembali
tokoferol (Marcus, R., and Coulston, A.M., 2007).
Vitamin E penting untuk melindungi membran sel darah merah yang
kaya akan asam lemak tidak jenuh ganda dari kerusakan akibat oksidasi.
Selain itu vitamin E melindungi lipoprotein dalam sirkulasi LDL teroksidasi
yang ternyata memegang peranan penting dalam menyebabkan
aterosklerosis. Vitamin E dosis besar (1600 mg/hari) melindungi LDL dari
oksidasi. Meskipun masih kontradiktif, beberapa hasil penelitian
epidemiologik mengatakan bahwa vitamin E dapat memproteksi penyakit
kardiovaskuler, namun mekanisme kerjanya tidak jelas. Vitamin E mengatur
proliferasi sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan vasodilatasi dan
menghambat baik aktivasi trombosit maupun adhesi lekosit. Vitamin E juga
melindungi -karoten dari oksidasi (Dewoto, H.R., 2007). Semakin tinggi
asupan vitamin E, semakin tinggi kadar tokoferol dalam tubuh seseorang.
Namun demikian, kadar tokoferol dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh
aktivitas tubuh. Selama aktivitas olah raga, vitamin E menunjukkan respon
yang bervariasi (Winarsi,H., 2007).
Fungsi terpenting vitamin E adalah sebagai antioksidan. Adapun
fungsi vitamin E yang lain dapat menstimulasi respon imunologi.
Kemampuan peningkatan imunologi terlihat dalam peningkatan kekebalan
tubuh.. Dari beberapa penelitian mengemukakan bahwa kejadian infeksi
akan berkurang bilamana kadar vitamin E dalam tubuh meningkat. Selain
itu vitamin E dalam tubuh dapat menghambat konversi nitrit dalam asap
rokok menjadi nitrosamin dalam perut. Nitrosamin dikenal sebagai
promotor tumor kanker yang berbahaya (Winarsi,H., 2007).

D. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Vitamin E


Asupan vitamin E yang ditetapkan Recommended Daily Allowance
(RDA) adalah 30 Satuan lntemasional (Sl) untuk orang dewasa (1 mg = 1,49
Sl). Kemudian angka ini direvisi pada tahun 1989 menjadi lebih rendah
9

yaitu 15 Sl untuk orang dewasa laki-laki dan 12 SI untuk orang dewasa


wanita. Untuk mendapatkan jumlah vitamin E yang memenuhi angka
kecukupan tersebut dapat diperoleh dari bahan makanan yang banyak
mengandung vitamin E. Makanan yang paling banyak mengandung vitamin
E adalah minyak nabati, kacang-kacangan dan biji-bijian (Nurul, 2013).
Takaran yang dianjurkan untuk konsumsi vitamin E adalah, anak-anak
sebesar 4-7 mg/hari, wanita dewasa sebesar 15 mg/hari, pria dewasa sebesar
15 mg/hari. Tolerable Upper Intake Levels (Uls) atau angka tertinggi dari
nilai zat gizi yang bila dikonsumsi tiap hari tidak membahayakan kesehatan
untuk dewasa 19 tahun menurut food and nutrition Board and Institute Of
Medicine adalah 1000 mg/hari, yang di dapatkan dari suplemen (Nurul,
2013).

E. Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C


Defisiensi vitamin E terjadi bila asupan kurang atau absorbsi
terganggu. Malabsorbsi lemak juga dapat menimbulkan defisiensi vitamin
E, karena pembawa vitamin ini adalah lemak. Defisiensi vitamin E dapat
mempengaruhi beberapa sistem organ yang berbeda. Manifestasi
kekurangan vitamin E sangat beragam, terkait dengan fungsinya sebagai
pelindung membran sel yang terbentuk selama metabolisme atau karena
pengaruh lingkungan. Secara umum defisiensi ini mempengaruhi 3 sistem
yaitu neuromuskuler, vaskuler, dan reproduksi (Comb, JF., 2012). Kelainan
yang timbul pada sistem neuromuskuler adalah ataksia, kelemahan otot,
penurunan refleks-refleks, neuropati perifer, serta degenerasi saraf dan otot.
Defisiensi berat yang terjadi lama dapat berakibat kebutaan, irama jantung
abnormal, dan penyakit jantung. Defisiensi vitamin E pada beberapa hewan
coba dapat mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran kapiler,
peningkatan jumlah dan agregasi trombosit, pada manusia dapat
menimbulkan fragilitas eritrosit, penurunan jumlah eritrosit, serta anemia
(Comb, JF., 2012).
Berbagai tanda defisiensi vitamin E ini merupakan akibat adanya
disfungsi membran disebabkan degradasi oksidatif dari membran fosfolipid
polyunsaturated (peroksidasi lipid) dan terganggunya proses seluler penting
10

yang lain, sehingga menyebabkan kerusakan sel dan nekrosis (Comb, JF.,
2012).
Kelebihan konsumsi vitamin E dapat mempengaruhi peranan vitamin
K dalam proses pembekuan darah yang menyebabkan insufiensi pembekuan
dan resiko pendarahan. Resiko tersebut sering terjadi pada individu yang
menggunakan obat-obat an aspirin atau antikoagulan. Selain itu dosis tinggi
pada vitamin E dapat menyebabkan pendarahan berat. Untuk mencegah
toksisitas vitamin E ditetapkan batas atas (upper level) konsumsi sebanyak
1000 mg atau 1500 IU alfa-tokoferol dari sumber alami atau 1100 IU dari
sumber sintetik. Konsumsi alfa-tokoferol dalam jumlah besar menyebabkan
menurunnya aktivitas gama-tokoferol (Hardinsyah, I Dewa Nyoman
Supariasa, 2017).

F. Prinsip Analisis Kadar Vitamin E dengan Menggunakan Metode


Spektrofotometri UV-Visibel.
Metode ini berdasarkan kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air
untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang maksimum
pada 520 nm. Oleh karena vitamin E dalam larutan mudah sekali mengalami
kerusakan, maka pengukuran dengan cara ini harus dilakukan secepat
mungkin. Untuk memperbaiki hasil pengukuran, sebaiknya ditambahkan
senyawa pereduksi yang lebih kuat daripada vitamin E. Hasil terbaik
diperoleh dengan menambahkan larutan KCN (sebagai stabilisator) ke
dalam larutan vitamin (Moffat, dkk., 2005).
10

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat


Praktikum tentang Analisis Kadar Vitamin C dilaksanakan pada
tanggal 15 Mei 2017, pukul 09.30-11.00 di ruang Laboratorium Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

B. Alat Dan Bahan


1. Alat:
a. Timbangan Analitik
b. Beaker glass
c. Tabung Reaksi
d. Aluminium Foil
e. Pipet Volume
f. Bulb
g. Spektofotometer Uv-Vis
2. Bahan:
a. 1 Kapsul Natur-E
b. Toluene
c. 2,2 bipiridin
d. FeCl36. H2O
e. Etanol 95%
f. Aquabidest
g. Buku panduan praktikum
h. Buku tulis (logbook).
3.
4.
5.
6.
7.
11

C. Skema atau Alur Kerja Praktikum


8.
9. Dimulai
10.
11.
Dipersiapkan
12.alat dan bahan
13.
Ditambahkan 2001014.
mg ekstrak dan 5 ml toluene
15.
Ditambahkan 3,5 ml 2,2 bipiridin
16.
Ditambahkan 0,517.
ml larutan FeCl36H2O
18.
Ditepatkan menjadi19.
10 ml dengan etanol 95%
Didiamkan dalam20.
ruangan gelap (1 menit)
21.
Diukur absorbansi dengan spectrofotometer
22. UV-Vis pada panjang
gelombang
23. 520 nm
24. prosedur yang sama
Dilakukan blanko dengan
25.
Selesai
26.
27. Gambar 3.1 Skema Kerja Analisis Kadar Vitamin E
28.
D. Pengolahan Dan Analisis Data
29.Kegiatan pengolahan data, sampel Natur-E di cari kadar vitamin E
dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Visibel. Kemudian
dilakukan pengolahan data dengan:
a. Menghitung Total Tokoferol
30.
31.Total Tokoferol (PPM) =
Absorbansi sampel Absorbansi Blanko
32.
M X Berat sampel( mg)
33. Keterangan:
34. M = gradient kurva standar.
1 mg
35. PPM = 1000 g
36. 1 mg -tokoferol = 1,49 IU
12

37. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil


analisis tokoferol pada sampel Natur-E dengan kadar tokoferol yang
diperoleh oleh kelompok lain dan yang ada di kemasan Natur-E.
38.BAB IV
39.HASIL DAN PEMBAHASAN
40.
41.
A. Hasil
42. Tabel 4.1 Hasil analisis kadar vitamin E
43. Ke 44. Abs 45. Abs 46. Be 47. H 48. I
lompok orbansi orbansi rat Sampel asil (mg) U
Blanko Sampel (mg)
49. 1 50. 0,7 51. 3,4 52. 20 53. 20 54. 3
28 36 1,1 2 00,98
55. 2 56. 1,4 57. 3,2 58. 20 59. 12 60. 8
90 14 6,8 5,4 6,85
61. 3 62. 0,9 63. 3,4 64. 19 65. 19 66. 2
84 36 1,8 2 86,08
67. 4 68. 2,7 69. 3,4 70. 18 71. 57 72. 8
37 36 2,5 4,93
73. 5 74. 0,1 75. 3,3 76. 19 77. 26 78. 3
47 612 6,8 4,7 99,4
79. 6 80. 0,4 81. 3,3 82. 18 83. 23 84. 3
65 11 3 3 47,17
85. 7 86. 0,3 87. 3,3 88. 19 89. 23 90. 3
38 11 0,3 5 50,15
91. 8 92. 0,2 93. 0,3 94. 18 95. 7, 96. 1
88 88 8,8 96 1,8604
97. Hasil perhitungan kadar vitamin C kelompok 5:
98. Total Tokoferol (ppm) =

Absorbansi Blanko Absorbansi Sampel


M x Berat Sampel
3,6120,147
99. = 0,0665 x 196,8
3,465
100. = 13,087

101. = 0,2647
13

1 mg
102. ppm = 1000 g

103. 1 mg = ppm x 1000 g


104. = 0,2647 x 1000 g
105. = 264,7 mg
106. 1 mg -tokoferol = 1,49 IU
107. IU = 264,7 x 1,49
108. = 394,4 IU
109.
B. Pembahasan
110. Penentuan kadar total tokoferol pada praktikum ini
dilakukan pada sampel suplemen vitamin E yaitu Natur-E. Uji vitamin E
atau tokoferol ini dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Metode ini merupakan metode spektrofotometri yang didasarkan pada
adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan sinar tampak
(Visibel) dari suatu senyawa. Metode spektrofotometri UV-Vis
membutuhkan sampel yang lebih sedikit dan waktu pengerjaannya relatif
cepat (Sudjadi, 2008).
111. Natur-E merupakan suplemen kulit yang mengandung
vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan dan berkhasiat pada kulit
yaitu memperlambat proses penuaan, melindungi fungsi imunitas kulit,
menurunkan resiko terjadinya kanker kulit, mencegah terjadinya penuaan
dini, dan menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh dari timbulnya
berbagai penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti kanker,
katarak, gangguan saluran pencernaan dan lain-lain (Kurniawan, 2011).
112. Pengukuran kadar vitamin E dilakukan menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Spektrofometer UV-Vis merupakan gabungan
antara spetrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible
(tampak). Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia
dan populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sampel berwarna juga untuk sampel tidak berwarna (Riyanto, Rifky
M., 2014).
14

113. Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum kadar


vitamin E (tokoferol) adalah menimbang sebanyak 20010 mg ekstrak
natur-E di dalam tabung reaksi menggunakan timbangan analitik.
Memasukkan 5 ml toluene ke dalam 20010 mg ekstrak natur-E, tambahkan
3,5 ml 2,2 bipiridin, dan 0,5 ml larutan FeCl 36H2O. Sampel yang telah
tercampur dengan toluene, bipiridin, dan FeCl 36H2O kemudian ditepatkan
10 ml dengan etanol 95% kemudian didiamkan dalam ruangan gelap selama
1 menit. Dalam praktikum ini, ruangan gelap yang dimaksud adalah sampel
dalam tabung reaksi dilapisi dengan alumunium foil. Setelah satu menit,
sampel diukur absorbansinya menggunakan spectrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang 520 nm. Dilakukan prosedur yang sama menggunakan
blanko namun tanpa sampel.
114. Hasil analisis kadar vitamin E yang dilakukan oleh delapan
kelompok dengan sampel yang sama yaitu natur-E menunjukkan hasil yang
rata-rata sama. Hasil analisis dengan perbedaan signifikan terdapat pada
kelompok 2 yaitu sebesar 186 IU, kelompok 4 sebesar 84,93 IU, dan
kelompok 8 sebesar 11,8604 IU. Perbedaan hasil perhitungan kadar vitamin
E pada sampel natur-E dapat disebabkan karena pemilihan panjang
gelombang yang berbeda, kondisi sampel yang berbeda, dan perbedaan
metode pengambilan ekstrak yang dilakukan oleh praktikan (Dewi, 2016).
115. Perbedaan hasil yang diperoleh oleh tiap-tiap kelompok
juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang teliti dalam melakukan
penimbangan sampel, tidak cepat melakukan penambahan larutan sehingga
larutan menjadi menguap dan akan mempengaruhi kadar tokoferol, Vitamin
E terlalu lama berada di lingkungan yang terang sehingga vitamin E menjadi
rusak dan mempengaruhi perhitungan, kurang tepat dalam menentukan
volume larutan yang ditambahkan ke dalam tabung reaksi, pengocokan
untuk penghomogenan sampel yang tidak merata sehingga sampel masih
mengendap (Chairns, 2009).
116. Angka kecukupan gizi vitamin E perhari pada orang
dewasa sebesar 15 mg (Almatsier, 2009). Tolerable Upper Intake Levels
(Uls) atau angka tertinggi dari nilai zat gizi yang bila dikonsumsi tiap hari
15

tidak membahayakan kesehatan untuk dewasa 19 tahun menurut food and


nutrition Board and Institute Of Medicine (IOM) (2000) adalah 1000
mg/hari, yang di dapatkan dari suplemen (Nurul, 2013).
117. Berdasarkan hasil analisis kelompok 5, maka natur-E aman
dikonsumsi karena hasil perhitungan kadar vitamin E pada sampel natur-E
adalah 394,4 IU masih di bawah Tolerable Upper Intake Level yang
ditetapkan oleh Board and Institute of Medicine.
118. Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan
Defisiensi vitamin E dapat mempengaruhi beberapa sistem organ yang
berbeda. Secara umum defisiensi ini mempengaruhi 3 sistem yaitu
neuromuskuler, vaskuler, dan reproduksi (Comb, JF., 2012). Kelainan yang
timbul pada sistem neuromuskuler adalah ataksia, kelemahan otot,
penurunan refleks-refleks, neuropati perifer, serta degenerasi saraf dan otot.
Defisiensi berat yang terjadi lama dapat berakibat kebutaan, irama jantung
abnormal, dan penyakit jantung. Sedangkan, kelebihan konsumsi vitamin E
dapat mempengaruhi peranan vitamin K dalam proses pembekuan darah
yang menyebabkan insufiensi pembekuan dan resiko pendarahan. Resiko
tersebut sering terjadi pada individu yang menggunakan obat-obat an aspirin
atau antikoagulan. Selain itu dosis tinggi pada vitamin E dapat
menyebabkan pendarahan berat. (Hardinsyah, I Dewa Nyoman Supariasa,
2017).
119. BAB V
120.PENUTUP
121.
122.
123. A. Kesimpulan
1 Penentuan kadar total tokoferol pada sampel dapat dilakukan dengan
metode spektrofotometri dengan prinsip kerja penyerapan cahaya.
Metode ini lebih modern dan canggih serta pengerjaannya relatif lebih
cepat. Sampel yang diuji diukur absorbansinya dengan
18

spektrofotometer yang kemudian dijadikan sebagai acuan perhitungan


kadar total tokoferol.
2 Hasil perhitungan analisis kadar vitamin E kelompok 1 sebesar 300,98
IU, kelompok 2 sebesar 186,85 IU, kelompok 3 sebesar 286,08 IU,
kelompok 4 sebesar 84,93 IU, kelompok 5 sebesar 394,4 IU, kelompok
6 sebesar 347,7 IU, kelompok 7 sebesar 250,15 IU, dan kelompok 8
sebesar 11,8604 IU.

124. B. Saran
1. Dalam melakukan proses praktikum dari awal sampai akhir sebaiknya
dilakukan dengan teliti, agar mendapatkan hasil yang akurat.
2. Lakukan prosedur secara berurutan sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam proses analisis kadar vitamin E.
3. Sampel harus benar-benar terbungkus alumunium foil secara merata,
sehingga proses penghitungan kadar vitamin E akurat.
4. Diharapkan alat-alat penunjang praktikum disediakan secara cukup dan
memadai, sehingga praktikum bisa selesai dengan tepat waktu tanpa
mengganggu jam mata kuliah lain, dan setelah pemakaian alat-alat
laboratorium sebaiknya dicuci dan dikembalikan ke tempat semula.
5. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, khususnya yang
menggunakan alat dan bahan yang masih awam bagi mahasiswa,
sebaiknya dilakukan pendampingan, agar mahasiswa tidak kebingungan
saat praktikum.
125.DAFTAR PUSTAKA
126.
127. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
128. Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
129. Andayani. 2008. Kimia Vitamin. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers.
130. Bender. AD. 2003. Nutritional Biochemisty of the Vitamins. 2th Ed.
Cambridge University Press, New York
19

http://www.dphu.org/uploads/attachements/books/books_2264_0.pdf
(Diakses Pada 21 Mei 2017).
131. Byrd-Bredbenner. C, Beshgetoor. D, Moe. G, Berning. J. 2007. Wardwlaws
Perspective in Nutrition. 8th Ed. The McGraw-Hill Companies.
132. Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
133. Comb, JF. 2012. The Vitamin: fourth edition. Elsevier, United Stats of
America https://books.google.co.id/books?
id=6fYso23Mi5IC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_
r&cad=0#v=onepage&q&f=false (Diakses Pada 21 Mei 2017).
134. Dewi, Indri Kusuma. 2016. Perbandingan Kadar Vitamin E Pada Ekstrak
Buah Alpukat, Mangga, dan Tomat. Surakarta : Poltekkes Kemenkes
Surakarta http://cfp.apikescm.ac.id/files/Indri.pdf (Diakses Pada 21 Mei
2017).
135. Dinna, Sofia. 2005. Antioksidan dan Radikal Bebas. Majalah ACID FMIPA
Universitas Lampung Edisi III.
136. Edrman. JW, Macdonald. IA, Zeisel. SH. 2012. Present Knowledge in
Nutrition. 10th. Ed. ILSI dan Willey Black Well
http://www.sightandlife.org/fileadmin/data/Magazine/2012/26_3_2012/publi
cations_books_reviews_notices.pdf (Diakses Pada 21 Mei 2017).
137. Hardinsyah, I Dewa Nyoman Supariasa. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
138. Hariyatimi. 2004. Kemampuan Vitamin E sebagai Antioksidan terhadap
Radikal Bebas pada Lanjut Usia. Surakarta : Universitas Muhamadiah
Surakarta Vol. 14 http://www.retrievo.pt/record?
id=oai:eprints.ums.ac.id:265 (Diakses Pada 21 Mei 2017).
139. Kumalaningsih, Sri, 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas,
Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus
Agrisarana http://onesearch.kink.kemkes.go.id/Record/IOS2902-
YOGYA000000000008996 (Diakses Pada 21 Mei 2017).
20

140. Kurniawan, Rizky Ari. 2011. Representasi Kecantikan Wanita Dalam Iklan
Natur-E. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
141. MarcusRandCoulstonA.M.2007. VitaminE,didalamGoodmandan
Gilman Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10.Jakarta: Penerbit Kedokteran
ECG
142. Moffat, A.C., dkk. 2005. Clarkes Analysis Of Drug And Poisons. Thirth
edition London: Pharmaceutical Press. Electronic version
http://www.almustafauniversity.com/wp-
content/uploads/2016/04/Anthony_C._Moffat_Clarkes_Analysis_of_Drugs_
andBookFi.org_.pdf (Diakses Pada 21 Mei 2017).
143. Nurul, Fithriyah. 2013. Analisis -Tokoferol (Vitamin E) Pada Minyak Biji
Kelor (Moringa oleifera Lam.) Secara Kromatogradi Cair Kinerja Tinggi
(Skripsi). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26489/1/NURUL
%20FITHRIYAH-FKIK.pdf (Diakses Pada 21 Mei 2017).
144. Riyanto, Rifki, M. 2014. Spektrofotometri UV-VIS. www.academia.edu
(diakses 19 Mei 2017).
145. Sediaoetomo, AH. 2002. Ilmu Gizi II untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta:
Penerbit Dian Rakyat.
146. Sesso, H. D, dkk. 2008. Vitamin E and C in the pRevention of
Cardiovascular Disease in Men: the Physician Health Study II Randomixed
Controlled Trial. The Journal of The American Medical Association
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2586922/ (Diakses Pada 21
Mei 207).
147. Soedarmadji. S. dkk. 2007. Analisis bahan makanan dan pertanian. Liberty:
Yogyakarta.
148. Sudjadi dan Rohman, A. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta:
Gadjah Mada Universitas Press.
149. Suhartono, E. H. 2007. Stres Oksidatif Dasar dan Penyakit. Banjarmasin:
Penerbit Pustaka Banua.
21

150. (WHO) World Health Organization. 2016. Micronutrient Deficiences


http://www.who.int/nutrition/topics/vad/en/ (Diakses Pada 21 Mei 2017).
151. Winarsi, H. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas. Potensi dan
aplikasi dalam Kesehatan. Yokyakarta: Kanisius.
152. Yu, Liangli, Scott H., Jonathan P., Mary H., John W. & Ming Qian. 2002.
Free Radicals Scavenging Properties of Wheat Extracts. Colorado : J.Agric
Food Chem http://pubs.acs.org/doi/pdf/10.1021/jf010964p (Diakses Pada 21
Mei 2017).
153.
22

154.LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Penambahan


Toluena Gambar 2. Proses Penambahan
2,2Biiripidin

Gambar 3. Proses Penambahan


FeCl36H2O Gambar 4. Proses Penambahan
Etanol 95%
23
24

Gambar 5. Proses Pembungkusan Gambar 6. Proses Pengukuran


Sampel dengan Aluminium Foil dengan Spektrofotometer Uv-Vis

Anda mungkin juga menyukai

  • Logsheet Kunjungan 2
    Logsheet Kunjungan 2
    Dokumen2 halaman
    Logsheet Kunjungan 2
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Perihal Kaedah Hukum Makalah
    Perihal Kaedah Hukum Makalah
    Dokumen33 halaman
    Perihal Kaedah Hukum Makalah
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Logsheet Bimbingan
    Logsheet Bimbingan
    Dokumen1 halaman
    Logsheet Bimbingan
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • BERKAS PENDAFTARAN
    BERKAS PENDAFTARAN
    Dokumen11 halaman
    BERKAS PENDAFTARAN
    Ade Chandra
    80% (5)
  • Format Cover Laporan Per Topik
    Format Cover Laporan Per Topik
    Dokumen1 halaman
    Format Cover Laporan Per Topik
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • AWAL
    AWAL
    Dokumen4 halaman
    AWAL
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen5 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Dan Inokulasi
    Isolasi Dan Inokulasi
    Dokumen4 halaman
    Isolasi Dan Inokulasi
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Format Cover Laporan Akhir Praktikum
    Format Cover Laporan Akhir Praktikum
    Dokumen1 halaman
    Format Cover Laporan Akhir Praktikum
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • RLPP
    RLPP
    Dokumen1 halaman
    RLPP
    PujiSriRahayuningtyas
    100% (1)
  • Cover
    Cover
    Dokumen5 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover Peroksida
    Cover Peroksida
    Dokumen3 halaman
    Cover Peroksida
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • KIE
    KIE
    Dokumen12 halaman
    KIE
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • MANKES
    MANKES
    Dokumen60 halaman
    MANKES
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • AWAL
    AWAL
    Dokumen8 halaman
    AWAL
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Kolesterol dan LDL
    Tinjauan Kolesterol dan LDL
    Dokumen10 halaman
    Tinjauan Kolesterol dan LDL
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kadar Sukrosa
    Analisis Kadar Sukrosa
    Dokumen25 halaman
    Analisis Kadar Sukrosa
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kadar Abu
    Analisis Kadar Abu
    Dokumen22 halaman
    Analisis Kadar Abu
    PujiSriRahayuningtyas
    33% (3)
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Alat-Alat Laboratorium
    Laporan Praktikum Alat-Alat Laboratorium
    Dokumen23 halaman
    Laporan Praktikum Alat-Alat Laboratorium
    PujiSriRahayuningtyas
    100% (1)
  • Kuisioner
    Kuisioner
    Dokumen5 halaman
    Kuisioner
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Post Test
    Post Test
    Dokumen3 halaman
    Post Test
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • LABGIZI
    LABGIZI
    Dokumen24 halaman
    LABGIZI
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kadar Sukrosa
    Analisis Kadar Sukrosa
    Dokumen25 halaman
    Analisis Kadar Sukrosa
    PujiSriRahayuningtyas
    Belum ada peringkat