TINJAUAN PUSTAKA
Hasil pemisahan berupa retentate dan permeate. Ada dua parameter penting yang
dalam penyisihan kadar zat-zat organik dalam limbah cair, salah satunya adalah
membran ultrafiltrasi yang sesuai untuk menahan suspensi koloid dan partikel
Hasil pemisahan berupa retentate dan permeate. Ada dua parameter penting yang
dalam penyisihan kadar zat-zat organik dalam limbah cair, salah satunya adalah
membran ultrafiltrasi yang sesuai untuk menahan suspensi koloid dan partikel
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya
tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun
karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah
utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks
(Pujiatno, 2003).
lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet,
perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa
Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan
karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha),
sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet
industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari
5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan
pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks
pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu
mengembang ini. Inilah al asan mengapa karet bersifat elastik (Dwi, 2003).
Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti yang strategis karena memiliki
daya tarik bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan secara langsung atau untuk
ekosistem darat dan laut yang merupakan ekosistem transisi yang dipengaruhi
daratan dan lautan, yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah
biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan
menjadi rusak, artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan
terjadi dimana-mana. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas manusia yang telah
mengubah lingkungan yang tadinya nyaman menjadi tidak nyaman. Setiap hari
kita berinteraksi dengan asap rokok, asap kendaraan, suara bising, dan limbah
Masih ada kondisi mangrove yang baik yang berada pada kawasan-
kawasan tertentu. Hutan mangrove Sungai Liung secara umum berada dalam
kondisi rusak namun masih memiliki tutupan vegetasi yang berada dalam kondisi
baik pada kawasan tertentu yang jarang diakses masyarakat dan tingkat
mangrove berukuran besar seperti jenis L. racemosa untuk kebutuhan bahan baku
dalam pembuatan perahu. Kawasan yang masih terlihat baik adalah pada kawasan
hilir (sekitar Parit II Desa Selat Baru) dan bagian hulu (sekitar Desa Ulu Pulau).
(Wandri, 2011)
mangrove untuk mengurangi tekanan terhadap hutan mangrove yang ada saat ini
Bengkalis terutama untuk kayu cerocok dan kayu untuk bahan baku dalam
garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah.
Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan
pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut
ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah,
jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah
jika tingkat DO nya tinggi, sedangkan BOD dan zat padat terlarutnya rendah
(Setiawan, 2011).
langsung dan sumber tidak langsung. Sumber langsung adalah buangan (effluent)
yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau limbah dari
hasil kegiatan domestik berupa buangan hasil cucian atau sampah, pencemaran
terjadi karena buangan ini langsung dibuang ke badan air (sistem) seperti sungai,
kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air
(Yusuf, 2008).
ini sedang menggalakkan pembangunan industri kecil dan menengah, industri itu
sendiri mempunyai hubungan erat dengan masalah lingkungan. Salah satu industri
yang erat hubungannya dengan masalah lingkungan adalah industri karet (Danis,
2011).
Kebutuhan bahan baku karet tersebut dipenuhi oleh petani karet berupa
bahan olah karet berbentuk kepingan atau bentuk balok, dari proses pengolahan
karet ini dihasilkan limbah cair yang banyak mengandung senyawa organik.
mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan teliti agar tingkat pencemaran
limbah yang dibuang ke perairan berada di bawah baku mutu lingkungan (BML)
yang ditetapkan, hal ini memerlukan penanganan yang terpadu antara pihak
limbah karet yang murah dan mudah penanganannya, seperti melalui proses aerasi
kandungan karbon saja sedangkan senyawa nitrogen dan fosfor masih relatif
tinggi. Selain itu, limbah cair pabrik karet di Indonesia pada umumnya belum
sehingga kandungan amonium limbah yang telah diolah masih relatif tinggi.
sistem perairan tersebut, selain itu nitrat dapat menyebabkan gangguan pada balita
(Blue babbies), sedangkan nitrogen dalam bentuk amonia bersifat racun terhadap
mamalia dengan konsentrasi 0,2 mg/l dan juga berbahaya terhadap berbagai jenisn
hutan, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat (Triwanto, et. al., 2012).
Kondisi sungai yang tercemari olah limbah karet pada parameter BOD
pada tingkat tercemar sedang, sedangkan pada parameter lain (suhu, pH,
Kecerahan, DO, COD) mendekati nilai ideal untuk kegiatan perikanan, maka
perlu adanya perhatian dari pemerintah Kabupaten dan Instansi terkait untuk
lingkungan perairan, baik yang belum tercemar maupun yang sudah tercemar
sehingga fungsi dan peruntukannya dapat terus terjaga. Namun pada umumnya
tanah sekitar aliran yang dialiri limbah cair karet bersifat gembur, dan disana
terdapat banyak sekali cacing yang dapat menyuburkan tanah (Redy, 2000).
limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk
meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum segala jenis potensi
karena itu usaha pencegahan tersebut harus dilakukan mulai dari awal (Waste
limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle). Keberhasilan upaya ini akan
Limbah cair industri karet perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk
pengolah limbah saat ini sangat pesat dan banyak digunakan dalam proses
memerlukan zat kimia tambahan, konsumsi energi rendah, mudah dalam scale up,
2012).
dipakai dalam mengolah data adalah matrik EFAS dan IFAS. Untuk menganalisis
hasil pengolahan data digunakan matrik TOWS dan matrik IE. Rumusan strategi
portugis) yang berarti tumbuhan dan kata Grove (bahsa Inggris) yang berarti
belukar atau hutan kecil. Ada yang menyatakan mangrove dengan kata Mangal
yang menunjukan komunitas suatu tumbuhan. Atau mangrove yang berasal dari
dari rawa bakau dan 50 % daripadanya berasal dari dalam bakau (Bengen,2011)
memiliki 3 fungsi utama yaitu (1). fungsi fisis meliputi pencegah abrasi,
perlindungan terhadap angin, pencegah instrusi garam dan penghasil energi serta
hara, (2). fungsi biologis meliputi sebagai daerah tempat bertelur dan sebagai
asuhan biota, tempat bersarang burung dan habitat alami biota lainnya, (3). fungsi
ekonomis meliputi sebagai sumber bahan bakar kayu dan arang, perikanan,
suatu habitat mangrove. Mangrove merupakan ekosistem hutan yang unik karena
baik sumberdaya kayunya maupun sumberdaya biota air (udang, kepiting, ikan)
yang biasanya hidup dan berkembang biak di hutan mangrove (Santono, et al.,
2005).
Hal ini disebabkan karena dosis koagulan Aluminium Sulfat 250 mg/l
lebih banyak menyisihkan beban pencemar di dalam limbah cair industri karet.
Persentase penyisihan yang didapat pada penelitian ini lebih besar dibandingkan
unit pengolah limbah saat ini sangat pesat dan banyak digunakan dalam proses
memerlukan zat kimia tambahan, konsumsi energi rendah, mudah dalam scale up,
2012).
kuantitas dan kualitas hutan mangrove dari pemanfaatan langsung terhadap kayu
diantaranya melalui pengembangan hutan rakyat (Kusmana et. al., 2003) berupa
Perubahan tata guna dan konversi lahan untuk beragam aktivitas ekonomi
Menurut Fikri (2006), perubahan luas hutan mangrove Pulau Bengkalis sebesar
2.012,129 hektar selama 1992-2002 dari 8.182,080 hektar pada tahun 1992
menjadi 6.115,950 hektar pada tahun 2002 atau sebesar 201,213 hektar per tahun.
efeknya seperti limbah yang dihasilkan. Industri yang menghasilkan limbah salah
satunya adalah industri karet. Industri karet menghasilkan limbah cair yang
(Chemical Oxygent Demamd) pada limbah cair industri karet menjadi tinggi
ekologis (Kusmana, 1996; Walters et. al., 2008; Nagelkerken et. al., 2008).
Selain itu, secara ekonomi telah memberikan manfaat besar baik langsung
merupakan salah satu faktor kelemahan dan dapat menjadi kendala dalam
mangrove dapat dilihat dari kondisi tanah dengan salinitas tinggi atau adanya air
asin dan zonasi dengan jenis tanaman mangrove yang masih dapat tumbuh.
mangrove buatan dalam bentuk hutan rakyat (Kusmana et. al., 2003).
mangrove untuk mengurangi tekanan terhadap hutan mangrove yang ada saat ini
Bengkalis terutama untuk kayu cerocok dan kayu untuk bahan baku dalam
bahan baku arang dan kayu bakar untuk energi biomassa rumah tangga serta kayu
bakar untuk produksi arang meskipun dalam jumlah kecil. Jenis X. granatum,
selain digunakan sebagai kayu cerocok sebagian besar digunakan sebagai kayu
organik dalam limbah cair, salah satunya adalah membran ultrafiltrasi yang sesuai
untuk menahan suspensi koloid dan partikel (bakteri). Prinsip dasar pemisahan
hutan, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat (Triwanto, et. al., 2012).
tersedia ini, dalam arti sempit disebut dengan kawasan penyangga mangrove.
Kordi, M.G.H., 2012. Jurus Jitu Pengelolaan Tambak untuk Perikanan Ekonomis.
Tim Dosen Biologi. 2010. Biologi Umum II. Medan: FMIPA UNIMED.