Anda di halaman 1dari 33

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,

perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul dengan penuh

perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang

survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah masuk itu,

cuma satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur . (Mirza dalam Elisabeth

2015).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung saat fertlilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 bingga

ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu yaitu minggu ke-28 hingga ke-40.

(Saifuddin dalam Elisabeth 2015).

2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan diberikannya asuhan dalam masa kehamilan yaitu (Ai Yeyeh, 2014)

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

5
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu

dan bayi.
c. Menemukan sejak dini adanya masalah atau gangguan dan komplikasi yang

mungkin terjadi saat kehamilan.


d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun

bayi dengan trauma seminimal mungkin.


e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan

normal.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.


2.1.3 Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Ibu Hamil
a. Sistem Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi antara lain:
1) Uterus
a) Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x

20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan dalam Centimeter

(Cm) (Hani, 2011):

20 minggu : 20 cm 28 minggu : 26 cm

24 minggu : 23 cm 32 minggu : 30 cm

36 minggu : 33 cm

Pengukuran TFU menggunakan metline seharusnya sesuai

dengan usia kehamilan dalam minggu, perbedaan hasil kurang lebih 1-

2 cm masih dapat dikatakan dalam batas normal (Sulistyawati, 2011).

Tabel 2.1
TFU menurut pertambahan per tiga jari

Usia kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari diatas simfisis

6
16 pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 pusat px
36 3 jari dibawah px
40 px pusat
(Sumber: Prawirohardjo, 2010).

b) Berat

Berat uterus naik secara luar biasa, dari sekitar 30 gram

menjadi sekitar 1000 gram pada akhir bulan kehamilan.

c) Serviks Uteri

Serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,

kondisi ini yang disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal

membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus.Oleh karna

pelebaran dan pertambahan pembuluh darah, warnanya menjadi livid,

dan ini disebut dengan tanda Chadwick (Sulistyawati, 2011).

2) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran

estrogen dan progesteron.

3) Vagina dan vulva

Oleh karna pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada

vulva dan vagina, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau

kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda chadwick.

b. Sistem Kardiovaskular

7
Selama kehamilan, jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap

menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat

sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu

dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karna

curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga

meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun

karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai

ke jantung.Selama persalinan curah jantung meningkat sebesar 30%, setelah

persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan,

lalu secara perlahan kembali kebatas kehamilan (Sulistyawati, 2011).

c. Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih giat. Ginjal menyaring darah

yang volumenya meningkat (sampai 30-50%), yang puncaknya terjadi pada

usiakehamilan 16-20 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. Dalam

keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun jika

berdiri.Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita

hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk

berbaring/tidur.

Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang

membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang

selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung

(Sulistyawati, 2011).

d. Sistem Gastrointenstinal

8
Rahim yang semakin besar akan menekan rektum dan usus bagian

bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Wanita hamil sering

mengalami rasa panas didada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan

terjadi karena makanan lebih lama berada didalam lambung dan karena

relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi

lambung mengalir kembali ke kerongkongan. (Sulistyawati, 2011).

e. Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan

tulangnya dan ini terjadi ketika trimester akhir.Peningkatan kebutuhan

kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk

selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam

perkembangan janin. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar

kolesterol sampai 350 mg atau lebih 100 cc. deposit lemak lainnya tersimpan

dibadan, perut, paha, dan lengan (Sulistyawati, 2011).

f. Sistem Muskuluskeletal

Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan

oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus.Bentuk tubuh

selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran urerus kedepan karena

tidak adanya otot abdomen (Sulistyawati,2011).

g. Kulit

Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan meningkatkan

kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnhya metabolisme.Efek ini

membuat warna puting dan aerola menjadi gelap.Penggelapan warna ini juga

dapat terjadi pada linea nigra (garis tengah abdomen mulai simfisis pubis

9
hingga umbilicus), striae (tanda peregangan kulit), serta cloasma gravidarum

(topeng kehamilan) dimana perubahan warna menjadi kecoklatan dan tidak

merata pada area dahi, pipi dan leher. Sebagian besar perubahan pigmentasi

kehamilan akan berkurang dan hilang setelah kehamilan berakhir (Husin,

2013).

h. Payudara

Beberapa perubahan yang terjadi pada payudara (Sulistyawati, 2011):

1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.


2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar aveoli.
3) Bayangan vena-vena lebih terlihat jelas.
4) Hiperpigmentasi pada aerola dan puting susu.
5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
i. Sistem Endokrin

Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH

dan FSH. FSH merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan

berpindah ke permukaaan ovarium dimana ia dilepaskan. Folikel yang kosong

dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi

progesteron. Progesteron dan estrogen merangsang poliferasi dari desidua

(lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika

kehamilan terjadi (Sulistyawati, 2011).

j. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Barat Badan

Pertamabahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi

selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan.Jika terdapat

kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan

adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin

intra-uteri (Sulistyawati, 2011).

Rumus Indeks Masa Tubuh (IMT):

10
MT = Berat Badan (dalam kg) / Tinggi Badan2 (dalam meter).
Tabel 2.2
Anjuran pertambahan berat badan total selama kehamilan

Anjuran Pertambahan Berat Badan


Kategori IMT (sebelum hamil)
Total (kg)
Reandah (IMT <19,8) 12,5 18

Normal (IMT 18,8 26,0) 11,5 16

Tinggi (IMT 26,0 29) 7 11


(Sumber:Yongki, 2012).

k. Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh kerena meningkatnya ruang

Rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru

berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.Wanita hamil bernapas lebih cepat

dan lebih dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan dirinya

(Sulistyawati, 2011).

2.1.4 Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Dalam Kehamilan Trimester III

Pada kehamilan trimester III ini seringkali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

(Asrinah, 2010).

Beberapa perubahan psikologis yang dialami ibu di trimester III

(Sulistyawati, 2011).

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak

menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

11
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

kahawatir akan keselamatannya.


d. Khawatir bayinya akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.


e. Merasa sedih karna akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).
h. Libido menurun.
2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil
a. Kebutuhan Fisik
1) Oksigen

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan

mempengaruhi pusat pernapasan, CO2 menurun dan O2 meningkat.

Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, diamana keadaan CO2 menurun.

Pada trimester III janin membesar dan menekan diafragma, menekan vena

cava inferior yang menyebabkan napas menjadi pendek (Asrinah, 2010).

2) Nutrisi

Dalam trimester III umumnya nafsu makan baik sekali dan wanita

hamil lebih sering merasa lapar. Pada masa ini kandungan sudah besar

sehingga lambung semakin terdesak.Karena itu, porsi makanan sebaiknya

kecil tapi sering. Nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil sebaiknya

beranekaragam, seperti mengonsumsi produk susu (yoghurt, keju, susu),

protein (daging, ikan, daging unggas, kacang-kacangan, buncis), sayur-

sayuran hijau, buah-buahan, roti dan sereal, serta kandungan lemak

(margarin) (Indrayani, 2011).

3) Personal Hygine (kebersihan tubuh)

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan

perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengluaran

12
keringat.Keringat yang menempel dikulit meningkatkan kelembapan kulit

dan kemungkinan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika

tidak dibersihkan maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena

penyakit kulit. Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan

kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran

secret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana

dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan (Sulistyawati,

2011).

4) Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah :

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ketat.


b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
c) Memakai bra yang menyokong payudara.
d) Memakai sepatu dengan hak rendah.
e) Pakaian dalam harus selalu bersih (Asrinah, 2010).
5) Eliminasi

Keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III adalah

konstipasi dan sering berkemih. Konstipasi terjadi karena hormone

progesterone yang mempunyai reflex terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga

menyebabkan terjadinya konstipasi.Pencegahannya dapat dilakukan

dengan makanan tinggi serat dan banyak minum air putih.Sering buang air

kecil yang dialami oleh ibu hamil trimester III adalah kondisi yang

fisiologis, karena pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada

kandung kemih (Sulistyawati, 2011).

13
6) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak

ada riwayat penyakit seperti berikut (Asrinah, 2010) :

a) Sering abortus dan kelahiran prematur.


b) Perdarahan pervaginam.
c) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang katrena dapat menyebabkan

infeksi janin intra uteri.


7) Mobilisasi

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang

dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.Keluhan yang sering muncul

dari perubahan ini yaitu rasa pegal di punggung dan kram kaki pada tidur

malam (Asrinah, 2010).

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut

(Sulistyawati, 2011).

a) Menggunakan sepatu dengan hak rendah atau tanpa hak dan jangan

terlalu sempit.
b) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan

pastikan beban terfokus pada lengan.


c) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan.
d) Duduk dengan posisi punggung tegak.
e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian

untuk mengurangi ketegangan otot).


8) Senam Hamil

Tujuan dilakukannya senam hamil ini yaitu memberi dorongan

serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu

menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat

berjalan lancar (Asrinah, 2010).

14
9) Istirahat dan Rekreasi

Pada trimester akhir, kehamilan sering diiringi dengan

bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk

menentukan posisi tubuh yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi

tidur yang dianjurkan adalah miring kekiri, kaki kiri lurus, kaki kanan

sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa

nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.

Rekreasi yang dapat dilakukan oleh ibu hamil yaitu mengunjungi objek

wisata atau pergi keluar kota.

Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian yaitu

(Sulistyawati, 2011):

a) Hindari pergi ketempat yang ramai,sesak, dan panas serta berdiri

terlalu lama.
b) Hindari duduk dalam jangka waktu yang lama karena dapat

menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dalam (deep vein

thrombosis).
c) Wanita hamil dapat mengendarai mobil selama 6 jam dalam sehari dan

berhenti selama 2 jam.


d) Sabuk pengaman sebaiknya selalu di gunakan , sabuk tersebut di pakai

di bawah perut ketika kehamilan sudah besar.


10) Persiapan Laktasi

Persiapan untuk menyusui ibu-ibu sejak masa kehamilan dapat

menjaga kebersihan payudara setiap hari dengan mandi, membersihkan

puting dari kerak kolostrum, dengan air hangat dan kapas/kain lembut agar

saluran tidak tersumbat. Tidak boleh menggunakan sabun karena akan

15
menghilangkan sekresi normal dan membuat puting kering (Indrayani,

2011).

11) Persiapan Persalinan

Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan

(Sulistyawati, 2011):

a) Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.


b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika

terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan rujukan.


c) Baju ibu dan bayi serta perlengkapan lainnya.
d) Surat-surat fasilitas kesehatan (ASKES, jamkesmas, dan lain-lain).

Selain beberapa hal diatas, pemberian informasi mengenai tanda-

tanda persalinan juga penting bagi ibu, seperti:

a) Adanya rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian

bawah sampai ke pinggang bagian belakang (kontraksi). Kontraksi

yang terjadi teratur, makin lama makin kuat, dengan intensitas yang

meningkat.
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c) Keluar cairan pervaginam (ketuban) secara spontan.
12) Memantau Kesejahteraan Janin

Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri

oleh ibu adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam

adalah 10 kali. Selain dihitung secara manual, gerakan janin dapat

dipantau melalui suatu metode yang disebut Non-Stress Test(NST), dengan

cara suatu electrode ditempelkan diperut ibu yang dihubungkan dengan

monitor sehingga setiap ada gerakan janin akan muncul suatu grafik yang

tergambar jelas di monitor (Sulistyawati, 2011).

13) Ketidaknyamanan Dan Cara Mengatasi

16
Tabel 2.3
Beberapa ketidaknyamanan kehamilan trimester III dan cara
mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara mengatasi


1. Sering buang air kecil a. Kosongkan saat ada dorongan
berkemih.
b. Perbanyak minum saat siang hari.
c. Jangan kurangi minum di malam
hari, kecuali mengganggu tidur.
d. Batasi minum kopi, the dan soda.
e. Penjelasan mengenai bahaya
infeksi saluran kemih dengan
menjaga posisi tidur, yaitu
berbaring miring ke kiri dan kaki
di tinggikan untuk mencegah
diuresis.
2. Hemoroid a. Hindari konstipasi
b. Makan-makanan yang berserat dan
banyak minum
c. Gunakan kompres es atau air
hangat.
d. Secara perlahan masukkan kembali
anus setiap selesai BAB.
3. Keputihan a. Tingkatkan kebersihan dengan
mandi setiap hari.
b. Memakai pakaian dalam dari
bahan yang mudah diserap.
c. Memperbanyak makan sayur dan
buah.
4. Keringat bertambah a. Menggunakan pakaian yang tipis
sampai akhir kehamilan dan longgar.
b. Memperbanyak asupan cairan.
c. Mandi secara teratur.
5. Sembelit a. Minum cairan dingin atau hangat
saat perut sedang koso
b. Istirahat yang cukup.
c. Senam hamil.
d. Membiasakan buang air besar
secara teratur.
e. Buang air besar segera setelah ada
dorongan.
6. Kram pada kaki a. Kurangi konsumsi susu (tinggi
fosfor)
b. Latihan dorsofleksi pada kaki dan

17
meregangkan otot yang terkena.
c. Gunakan penghangat untuk otot.
7. Napas Sesak a. Dorong agar secara sengaja
mengatur laju dan dalamnya
pernapasan pada kecepatan normal
yang terjadi.
b. Merentangkan tangan diatas kepala
serta menarik napas panjang.
c. Mendorong postur tubuh yang
baik, melakukan pernapasan
inteerkostal.
8. Nyeri ligamentum a. Tekuk lutut kearah abdomen
rotundum b. Mandi air hangat
c. Gunakan bantalan pemanas pada
area yang terasa sakit hanya jika
tidak ada kontra indikasi.
9. Panas perut (heart burn) a. Makan sedikit tapi sering.
b. Mengurangi makan berlemak dan
berbumbu tajam.
c. Hindari rokok, asap rokok, alkohol
dan coklat.
d. Hindari berbaring setelah makan.
e. Tidur dengan kaki ditinggikan.
10. Perut kembung a. Hindari makanan yang
mengandung gas.
b. Mengunyah makanan yang secara
sempurna.
c. Lakukan senam secara teratur.
d. Buang air besar secara teratur.
11. Pusing atau sinkop a. Bangun secara perlahan dari posisi
istirahat.
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak.
c. Hindari berbaring dalam posisi
terlentang.
12. Sakit punggung atas dan a. Gunakan bra yang menopang
bawah dengan ukuran yang tepat.
b. Gunakan bantal ketika tidur untuk
menopang punggung.
13. Varises pada kaki a. Meninggikan kaki sewaktu
berbaring.
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu
lama.
d. Senam untuk melancarkan

18
peredaran darah.
e. Hindari pakaian yang ketat
(Sumber: Asrinah, 2010).

14) Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang pada trimester III adalah minimal 2 kali. Namun

kunjungan tersebut sebaiknya dilakukan setiap 2 minggu sekali dari usia

kehamilan 28-32 minggu, dan sekali seminggu pada usia kehamilan 36-40

minggu. Tujuannya yaitu agar petugas kesehatan dapat mengenali secara

dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu

hamil (Asrinah, 2010).

15) Pekerjaan

Perempuan hamil tetap boleh bekerja namun aktivitas yang

dijalaninya tidak boleh terlalu berat.Istirahat untuk perempuan hamil

dianjurkan sesering mungkin. Pada minggu-minggu akhir kehamilan,

tanda-tanda permulaan persalinan harus diketahui ibu hamil, sehingga

keluarga akan lebih waspada apabila muncul tanda-tanda tersebut

(Asrinah, 2010).

16) Tanda bahaya kehamilan trimester III (Indrayani, 2011).


a) Perdarahan pervagina.
b) Keluar cairan pervagina.
c) Sakit kepala yang hebat.
d) Pandangan kabur.
e) Nyeri abdomen yang hebat.
f) Bengkak pada muka atau tangan.
g) Gerakan janin berkurang.

b. Kebutuhan Psikologis Trimester III

Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu mungkin mulai merasa takut

19
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

Membicarakan kembali kepada ibu bagaimana tanda-tanda persalinan yang

sebenarnya. Menenangkan ibu dengan menyatakan bahwa setiap pengalaman

kehamilan bayi adalah unik, dan meyakinkan bahwa petugas kesehatan

akanselelu berada bersama ibu untuk membantu melahirkan bayinya

(Indrayani, 2011).

2.1.6 Standar Asuhan Kehamilan

Asuhan yang diberikan pada ibu selama kehamilan yang diberikan oleh

seorang bidan harus mengacu standar yang telah ditetapkan dan mengacu pada

keputusan Kesehatan Republik Indonesia nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan terdapat 6 standar. (Ai Yeyeh, 2014).

a. Standar I : Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan

masalah kebidanan yang tepat.

c. Standar III : Perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

d. Standar IV : Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam

20
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan

secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

e. Standar V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan

kepada klien/pasien.

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

Standar minimal Asuhan Kehamilan adalah sebagai berikut (Sulistyawatii,

2011).

a. Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal:


1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
3) Duakali pada trimester III (usia kehmilan 28-40 minggu)
b. Kunjungan ideal selama kehamilan adalah sebagai berikut (Yulifah, 2012).
1) Pemeriksaan pertama dikalukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan

terlambat haid 1 bulan.


2) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan (28 minggu).
3) Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan (32-36 minggu)
4) Satu kali setiap minggu sampai usia kehamilan 9 bulan (36-40 minggu)
c. Lingkup asuhan kehamilan (Ai Yeyeh, 2014)
Menurut Depkes (2009) asuhan antenatal dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan menetapkan diagnosa rencana tindakan dan

melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan keleluasaan serta

kesejahteraan janin selama periode kehamilan terutama pemeriksaan antenatal

pertama ataupun ulangan. Standar minimal ANC adalah 14 T, yaitu :


1) Timbang dan ukur tinggi badan
2) Ukur tensi darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid
5) Tablet Fe (min 90 tablet selama hamil)

21
6) Tes PMS
7) Pemeriksaan Hb
8) Pemeriksaan VDRL
9) Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara
10) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil
11) Temu wicara
12) Pemeriksaan protein urin atas indikasi
13) Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi
14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok.

2.2 MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY


2.2.1 Konsep Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada

pasien.

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh

dan menyeluruh dari kepada pasiennya, yang merupakan suatu proses

manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang

disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan

yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan

tepat, efektif dan efisien.

2.2.2 Manajemen Kebidanan

22
Standar 7 langkah Varney, yaitu :

a. Langkah 1 : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien,

untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:


1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-

tanda vital
3) Pemeriksaan penunjang : Protein Urine
Bila pasien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan

kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan

langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga

kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan

menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap

selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang

komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan

sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan pasien yang

sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan

apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.


b. Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.

Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

23
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang

dialami wanita yang di identifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil

pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa

kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

c. Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan


Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose

potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah

potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi

agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi


d. Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi pasien. Langkah ini mencerminkan

kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,

penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama

bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam

melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan

yang dihadapi pasiennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang

perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada

langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan

24
emergency/segera untuk segera ditangani. Dalam rumusan ini termasuk

tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau

yang bersifat rujukan.


e. Langkah V: Merencana Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah

teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang

tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak

hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien

atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah

perlu merujuk pasien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan

sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.


Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,

yaitu oleh bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan dengan efektif

karena pasien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua

keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus

rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang

up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan

pasien.
f. Langkah VI: Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan

efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian lagi oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.

25
Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan

berkolaborasi dengan dokter untuk menangani pasien yang mengalami

komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi

pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien

akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan

pasien
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam

pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses

penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua

langkah terakhir tergantung pada pasien dan situasi klinik

2.2.3 Pendokumentasi Asuhan Kebidanan

Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah,

tetapi juga merupakan instrumen untuk melindungi pasien dan bidan. Saat

ini metode dokumentasi asuhan kebidanan menggunakan Metode SOAP

digunakan untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis

26
pasien sebagai catatan kemajuan. SOAP adalah catatan yang bersifat

sederhama, jelas, logis, dan tertulis. Data subjektif (S) adalah yang

dikatakan klien. Data objektif (O) apa yang dilihat dan dirasakan oleh

bidan sewaktu melakukan pemeriksaan. Analisis (A) adalah kesimpulan

dari apa yang didapat dari data subjektif dan objektif. Perencanaan (P)

adalah apa yang dilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian.

Alasan SOAP digunakan untuk metode pendokumentasian adalah

sebagai berikut:

a. Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang

sistematis yang mengorganisasi penemuan dan kesimpulan menjadi suatu

rencana asuhan.
b. Merupakan penyaringan inti dari proses pelaksanaan kebidanan untuk

tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan


c. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu dalam mengorganisir

pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh (Salmiati, dkk, 2011)

Pendokumentasian penting dilakukan karena :

1) Membuat catatan permanen tentang asuhan yang diberikan pada

klien
2) Memungkinkan berbagi informasi diantara pemberi asuhan

kepada klien
3) Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan
4) Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic

mortalitas dan morbiditas


5) Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu

tinggi kepada klien

Berdasarkan Standar Asuhan Kebidanan No.

938/Menkes/SK/VIII/2007. Bidan mengumpulkan semua informasi yang

27
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Kriteria pengkajian meliputi:

a. Data subjektif, terdiri dari:


1) Hasil anamnesa
2) Biodata, usia, gravida dan para
3) Keluhan utama, , ketidaknyamanan, ada tidaknya gerakan janin
4) Riwayat obstetri: komplikasi perdarahan, riwayat persalinan yang

lalu (tempat, jenis dan lama persalinan, berat badan dan panjang

bayi), tafsiran persalinan, HPHT


5) Riwayat kesehatan: masalah prenatal (misalnya anemia) (Varney,

2008)
6) Latar belakang sosial budaya
b. Data objektif, terdiri dari :
Hasil pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,

suhu, pernapasan), berat badan, denyut jantung janin, gerakan janin,

pola kontraksi, penancapan, tafsiran berat badan janin, tinggi fundus

uteri, letak janin, presentasi, posisi dan variasi janin, jaringan parut

pada abdomen, oedema pada ekstremitas, reflek . (Varney, 2008). Hasil

pemeriksaan psikologis dan pemeriksaan penunjang.


c. Analisis
Bidan menganalisis data yang diperoleh dari pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk mengakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat, dengan kriteria:


1) Perumusan diganosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi pasien
3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan


Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan, antisipatif, tindaka segera,

tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi follow up dan rujukan.

28
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 KASUS

Tanggal :2 Mei 2017 Pukul : 10.00 Wib

Mahasiswa : Rosmemori

A Data Subjektif
1 Biodata
Nama ibu : Ny. D Nama suami : Tn. H
Umur : 23 thn Umur :35 thn
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat :Jl, Rokan
Penanggung jawab
Nama : Tn. H
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan pasien : suami
Alasan kunjungan / dirawat / keluhan utama :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2 Riwayat menstruasi
HPHT : 8-8-2016
TP : 15-5-2017
3 Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : 1 (satu)
Usia saat kawin : 22 tahun
Lama perkawinan : 1 tahun

29
4 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertama
5 Riwayat Kehamilan saat ini :

Hamil saat ini : G1P0A0H0

Pemeriksaan kehamilan pertama kali pada UK : 11-12 minggu di BPM oleh bidan
Masalah yang pernah dialami TM II/III : Sering kencing, pusing
Pengobatan yang pernah diberikan : Calc, Tablet Fe, Vit. C
6 Riwayat penyakit / operasi yang lalu :
Ibu mengatakan tidak ada penyakit dan operasi yang lalu.
7 Riwayat penyakit keluarga:
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keluarga seperti kanker, TBC, penyakit hati

dan lain-lain.
8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi:
Ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit dengan masalah kespro
9 Riwayat keluarga berencana :
ibu tidak pernah mengunakan alat kontrasepsi sebelumnya.
10 Pola makan / minum / eliminasi/ istirahat/ psikososial
Makan : 3 x/ hari
Minum : 7 gelas/ hari
Makan dan minum yang dikonsumsi : lauk, pauk, sayur-sayuran, ikan, daging dan

susu
Pola Eliminasi : BAK : 8-9 kali / hari
BAB : 1 kali/hari
Pola Istirahat : Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
Psikososial : Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini sangat diinginkan dan

mendapat dukungan dari suami, orangtua, mertua dan keluarga lainnya.


B Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Sikap tubuh : normal
Tanda-tanda Vital:
TD : 120/70 mmHg
P : 20 x/menit
S : 36,20C
N : 80 x/menit
Tugor : baik
TB : 160 cm
Lila : 28 cm
BB : 68 Kg
Inspeksi

30
Rambut / kepala : rambut ibu bersih tidak ada kotoran / rambut sedikit rontok.

Mata : sclera tidak ikterus, kenjungtiva pucat, penglihatan jelas dan

ibu tidak memakai alat bantu penglihatan seperti kacamata.

Muka : tidak ada closma gravidarum dan edema.

Gigi : ibu tidak ada karies dan tidak ada sariawan pada mulut

Telinga :tidak ada tanda infeksi dan pembengkakan pada telinga

dan ibu tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran dan vena

jugolaris.

Payudara :payudara ibu simetris, putting susu menonjol, areola mamae ibu

bersih

Abdomen

Bekas operasi : tidak ada bekas operasi di bagian bawah perut ibu.

Strie : Albikans

Linea : Nigra

Palpasi Abdomen :

Bagian atas : 2 jari dibawah PX teraba bundar, lunak, tidak melenting adalah

bokong janin

Bagian samping kanan : Teraba tonjolan-tonjolan kecil adalah ekstremitas janin

Bagian samping kiri : Teraba keras, memanjang adalah punggung janin

Bagian bawah : Teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin dan kepala

sudah masuk PAP convergent

TFU : 32 cm

TBJ : 32-12x155= 3100 gram

31
DJJ : 130 x/i, teratur

Perkusi :

Reflek patella : +/+ pergerakan normal

Oedema : Ada

Varises : Tidak ada

Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

2. Assasement
G1P0A0H0 Uk 38-39 Minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, letak

memanjang, presentasi kepala, keadaaan ibu dan janin baik


3. Penatalaksaan
a. Menginformasikan ibu hasil pemeriksaan normal yaitu TD : 120/70

mmHg, N:80 x/I, S: 36,2 C, P: 20x/I dan letak dan kondisi janin baik
Evaluasi : ibu sudah mengerti mengenai hasil pemeriksaan
b. Menginformasikan pada ibu untuk tetap melanjutkan pola

makan,minum yang sudah dilakukan ibu serta mengingatkan ibu

untuk tetap menjaga personal hygine agar terhindar dari bakteri dan

jamur
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan bidan
c. Menginformasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada

kehamilan trimester 3 yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang

hebat,penglihatan kabur, bengkak diwajah dan di jari tangan,

keluarcairan pervaginam,gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang

hebat.
Evaluasi : Ibu memahami tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III
d. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda-tanda persalinan

diataranya : nyeri dari pinggang hingga keari-ari, perut mules secara

teratur, sering dan lama, keluarnya lendir bercampur darah, keluarnya

air ketuban.

32
Evaluasi : ibu mampu mengulang tanda-tanda bahaya yang disebutkan

oleh bidan
e. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai persiapan persalinan

seperti: tempat akan bersalin, transportasi, biaya, pendamping,

pendonor, perlengkapan ibu dan bayi.


Evaluasi : ibu mengerti dengan persiapan persalinan dan akan

mempersiapkan persiapan persalinan


f. Memberitahu ibu untuk tetap melanjutkan obat yang masih ada
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
g. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau segera

datang jika ada keluhan atau masalah ke tenaga kesehatan.


Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada langkah ini penulis dapat mengkaji data pada ibu hamil normal
G1P1A0h0 usia kehamilan 38-39 minggu. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.

a. data subjektif
ibu mengatakan ini kehamilan yang pernah, ibu mengatakan hari pertama

haid terakhir tanggal 8 Agustus 2016, ibu datang ke puskesmas mengatakan ingin

melakukan kunjungan ulang dan tidak ada keluhan. Dari HPHT ibu taksiran

persalinan tanggal 15 Mei 2017. Hal ini berdasarkan rumus Naegele yaitu Bulan

di kurang 3, Tahun di tambah 1, Tanggal di tambah 7.


(1 bulan =30 hari)

b. data objektif

33
Pada data objektif didapatkan dari perut membesar sesuai dengan usia

kehamilan. Pada saat dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen bagian atas : TFU

32cm, 2 jari dibawah PX teraba lunak, tidak melenting, susah di goyangkan

(bokong), bagian kanan perut ibu : teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)-

bagian kiri perut ibu : teraba bagian keras,panjang, datar (punggung), bagian

bawah teraba bagian keras,bulat, dan melenting (kepala) dan kepala sudah masuk

PAP convergent.
Rumus menghitung berat janin dalam uterus atau rumus Johnson adalah:
Berat janin=(tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP)
Berat janin=(tinggi fundus uteri-11) x 155 gram (jika kepala sudah masuk PAP)
Sesuai rumus Lohnson di dapatkan hasil penghitungan sebagai berikut:
TBJ: ( TFU-12)X155 gram
(32-12)X155 = 3100 gram
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Auskultasi : DJJ: 130x/ menit. Frekuensi: Teratur
Lokasi : Kuadran kiri bawah perut (punktum maksium)
Menurut Prawiroharjo (2005) DJJ adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak

sedang bersalin,atau di ukur diantara dua kontaksi. Rentang normal adalah 120

sampai 160 denyut/menit.


Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmetis, TD : 110/80

mmHg,menurut Prawirohardjo (2005) perlu diukur untuk mengetahui

perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang perlu untuk

memperetahankan fungsi plasenta. Tetapi tekanan darah sistolik 140mmHg atau

diastolic 90mmHg pada awal kehamilan dapat mengindikasi hipertensi Nadi : 80

x/mnt, RR : 22 x/mnt, Suhu : 37 oC BB sebelum hamil :52 kg, BB sekarang : 63

kg TB : 155 cm serta pemeriksaan HB ibu 11 gr/dl. Pertumbuhan berat badan

yang ada pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : body massa index )

dimana metode ini untuk menentukan pertumbuhan berat badan yang optimal

selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui

BMI wanita hamil. Total pertumbuhan berat badan pada kehamialan yang normal

34
adalah 12,5 kg, adapun tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran

normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm,

pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian imunisasi TT pada kehamilan,

diberikan tiga kali yaitu satu pada kunjungan ANC pertama dan diberikan TT1

kemudian TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1. Menurut Depkes RI, (2011).
Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb 11gram %, Ibu hamil

dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia

pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga

pada janin yang dikandungnya (Fadlun, 2011). Pada awal kehamilan dapat

mengindikasi anemi. Berdasarkan teori diatas dan apa yang terjadi dilapangan

tidak terdapat kesenjangan dan ibu hamil Ny. D tidak mengalami anemia

c. Analisa data
Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas dapat ditegakkan bahwa
Ny L G2P1Ao Uk 38-39 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, letak
memanjang, presentasi kepala keadaan umum ibu dan janin baik
d. Penatalaksanan

Penatalaksanaan yang diberikan penulis adalah Memberitahu ibu

mengenai semua hasil pemeriksaan yaitu keadan ibu baik-baik saja. Memberitahu

kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan, diantaranya : nyeri melingkar dari

punggung menjalar ke perut bagian depan, kenceng-kenceng atau perut mulas

secara teratur,sering dan lama, keluarnya lendir bercampur darahdari jalan

lahir,keluarnya air ketuban dari jalan lahir. Menjelaskan dan memberitahukan

perlengkapan apa saja yang harus di persiapkan, seperti : tempat bersalin, alat

transportasi, biaya yang di butuhkan, menyiapkan donor darah, perlengkapan

bayi, memberitahu keluarga terutama suami agar mendampingi ibu pada saat

proses persalinan, obat obatan, serta surat-surat jika terjadi rujukan.Menganjurkan

35
ibu untuk jalan-jalan di pagi hari karena banyak manfaat nya pada saat proses

persalinan seperti memperkuat otot menjelang persalinan, membuat bumil lebih

bugar,mengurangi stress fisik dan mental, serta membantu penurunan kepala

janin. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester 3

yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,penglihatan kabur, bengkak

diwajah dan di jari tangan, keluarcairan pervaginam,gerakan janin tidak terasa,

nyeri perut yang hebat. Menanyakan kepada ibu tentang apa yang belum di

mengerti dengan penjelasan bidan.Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1

minggu lagi atau jika ada keluhan dan indikasi

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari pengkajian data mengenai asuhan

kebidanan pada ibu hamil yaitu:

36
1. Berdasarkan data subjektif NY D datang ke puskesmas untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan dengan usia kehamilan 38-39 minggu dan

tidak ada keluhan.


2. Berdasarkan data objektif serta semua hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan keadaan umum Ny. D dalam batas normal.


3. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan

diagnosa Ny. D G2 P1 A0 Umur Kehamilan 38-39 minggu


4. Dari analisa data tersebut dapat melaksanakan perencanan asuhan

kebidanan yang sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan mengenai

pada NY D G1P0 A0 Usia kehamilan 38-39 minggu.

5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan

pada Ibu Hamil dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu

hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.

2. Bagi Lahan Praktek


Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan

Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil sesuai standar pelayanan


3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadiakn sebagaii sumber

referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.

37

Anda mungkin juga menyukai