Tanggal (kasus)
: 7 Agustus 2015
Persenter
: dr. Febrita Putri Perdani
Tangal presentasi : 16 September 2015 Pendamping : dr. Ratmawati
Tempat presentasi : RSUD Majenang
Obyektif presentasi :
Keterampilan
Penyega Tinjauan pustaka
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus Bayi
Manajemen
Anak Remaja
ran
Masalah
Dewasa
Istimewa
Lansia Bumil
Deskripsi:
Perempuan, 30 tahun datang ke IGD RSUD Majenang rujukan PKM Wanareja 1
dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tanggal 6 Agustus 2015 sejak pagi.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri perut
bawah diatas simpisis. Sampai dipkm pasien masih mengeluarkan darah sebanyak 3
softeks.
Pasien sedang hamil anak ke 4 dengan umur kehamilan 13 minggu. Pasien hanya
memeriksakan kehamilan nya ke bidan dan tidak pernah ke rumah sakit ataupun USG
kehamilan. Pasien mempunyai riwayat keguguran sudah 3 kali sebelumnya. Pada
kehamilan pertama pasien keguguran pada umur kehamilan 8 minggu, dikuret di RS oleh
spesialis. Kehamilan kedua pasien keguguran pada umur kehamilan 10 minggu tapi tidak
dikuret, katanya janin nya sudah keluar semua oleh dokter yang memeriksa. Pada
kehamilan ketiga saat umur kehamilan 8 minggu juga keguguran tapi juga tidak dikuret
karena sudah keluar semua.
Pasien sudah diedukasi sebelumnya oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan untuk mengetahui penyebab keguguran tapi pasien tidak mau dengan alasan
tidak punya uang dan tidak ada waktu karena jualan di pasar dari pagi sampai sore.
Riwayat HT disangkal, riwayat DM disangkal, riwayat operasi pada daerah perut
juga disangkal. Riwayat keputihan hanya beberapa hari saja menjelang mau mens dan
tidak terasa gatal ataupun panas. Riwayat nyeri saat BAK juga disangkal.
Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun termasuk jamu dan herbal saat kehamilan
dan hanya minum obat dari bidan saja.
Tujuan: mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus habitualis dan
penanganan jika ingin hamil kembali
Bahan
Tinjauan
Riset
bahasan:
pustaka
Kasus
Audit
Cara
Diskusi
Presentasi dan
membahas:
Pos
diskusi
Data pasien :
Nama: Ny. A
Nama klinik : dr. Febrita putri
No registrasi: 05-80-58
Telp : 085713311040
Terdaftar sejak :
07/08/15
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
keluar darah dari kemaluan sejak tanggal 6 Agustus 2015 sejak pagi. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri perut bawah diatas simpisis.
Sampai dipkm pasien masih mengeluarkan darah sebanyak 3 softeks.
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak mengkonsumsi obat apapun selama kehamilan
3. Riwayat kesehatan/Penyakit :
Pasien jarang memeriksakan diri ke RS ataupun spesialis, hanya ke bidan saja.
4. Riwayat keluarga:
5. Riwayat pekerjaan:
Berjualan
6. Lain-lain:
a. Riwayat haid :
Menarche
:13tahun
Pola haid
:Teratur
Siklus
:28 hari
Jumlah
:Biasa
Lama haid
:7 hari
Nyeri
HPHT
:07-05-2015
c. Riwayat kehamilan/persalinan :
Persalinan
Abortus
: 3
d. Pernah operasi
Tidak
e. Imunisasi TT
f. ANC
g. Riwayat perkawinan :
Kawin
Ya
Berapa kali
1 kali
Lama perkawinan
3 tahun
Daftar Pustaka:
1. Benson, R.C., 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Ed. 9. Jakarta : EGC
2. Kalalo, L.P, Darmadi, S., Dachlan, E.G., 2006. Laporan Kasus : Abortus Habitualis pada
Antiphospholipid Syndrome. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laborator. Vol. 12(2) : 82-87
3. Norwitz, E.R., Schorge, J.O, 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga
4. Rustam, M., 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Ed. 2. Jilid 1.
Jakarta : EGC
5. Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T., 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.
Tanda-tanda Vital
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 88 kali/menit
Suhu
: 36.50C
Pernapasan
: 20x/menit, reguler
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Status Generalis
Kepala : Rambut tidak mudah dicabut, alopecia Wajah : Simetris
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil bulat
isokor, diameter 3 mm/3mm.
Telinga : Auricula simetris, discharge -/-, serumen -/Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -, mukosa hiperemis Mulut : Bibir sianosis -, karies dentis -, atrofi papil lidah -, uvula di tengah, tonsil
T1/T1
Leher
KGB
Tiroid
JVP
Dada
Paru
: Tidak teraba
: Tidak terdapat pembesaran
: dalam batas normal
: Spider nevi -, ginekomasti -/-, bentuk simetris +/+,
Abdomen
o Leopold I
: Tidak dilakukan
o Leopold II
: Tidak dilakukan
o Leopold III
: Tidak dilakukan
o Leopold IV
: Tidak dilakukan
:-
:-
His
:-
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi
Genitalia eksterna
vagina bersih, terdapat rambut pubis, pembengkakan vulva (-), keluar darah yg
mengalir (+), pus (-), lendir (-), busa atau buih (-)
Genitalia Interna (inspekulo) :
Tidak dilakukan
Vaginal toucher
Dinding vagina teraba licin, tidak teraba adanya massa, porsio teraba bulat lunak
tebal, dengan canalis servicalis teraba membuka 2 jari, teraba jaringan sisa (+), nyeri
goyang porsio (-), tidak ada nyeri tekan di kedua adneksa.
Pemeriksaan USG
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin tanggal
PARAMETER
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
HASIL
12 g/dL
43%
9,5. 103/uL
279. 103/uL
NILAI NORMAL
14 18 g/dL
42 52 %
(4,8 10,8). 103/uL
(150 400). 103/uL
bagian atas simphisis merupakan keluhan yang sering berkaitan dengan abortus.
Abortus sendiri merupakan berakhirnya kehamilan melalui cara apapun (spontan /
provakatus) sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan < 20 minggu
berdasarkan HPHT atau berat janin < 500 gr.
Yang membedakan abortus dengan perdarahan lain pada kehamilan muda
lain adalah sebagai berikut:
Abortus iminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus. Perdarahan
pervaginam pada usia kehamilan < 20 minggu, ostium uteri masih tertutup, hasil
konsepsi masih baik berada didalam kandungan, mulas sedikit atau bahkan tidak ada
keluhan lain selain perdarahan pervaginam, besar uterus masih sesuai usia
kehamilan, tes kehamilan urine masih positif.
Abortus insipiens
Abortus yang sedang mengancam kondisi janin. Serviks yang telah mendatar,
ostium uteri telah membuka, hasil konsepsi masih berada didalam kavum uteri
masih dalam proses pengeluaran, mulas karena kontraksi uterus yang sering dan
kuat, perdarahan bertambah seiring pembukaan serviks dan usia kehamilan, besar
uterus masih sesuai usia kehamilan, gerak dan detak jantung janin masih jelas
meskipun mungkin sudah terganggu,
Abortus Inkomplet
sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri namun masih ada yang
tertinggal. Kanalis serikalis masih terbuka, teraba jaringan dalam kavum uteri atau
menonjol dari ostium uteri eksternum, perdarahan tergantung jumlah jaringan yang
masih tersisa, besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan, massa hiperekoik yang
bentuknya tidak beraturan.
Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, ostium uteri sudah menutup,
uterus sudah mengecil, perdarahan sedikit, besar uterus tidak sesuai usia kehamilan.
KET
Kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri. nyeri merupakan keluahn utama pada KET,
perdarahan merupakan tanda penting kedua, hal ini menandakan kematian janin dan
berasala kavum uteri karena pelepasan desidua, perdarahan tidak banyak dan
berwana kecokelatan.
Mola Hidatidosa
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan
janin dan seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenari hidropik. Adanya
mola harus dicurigai pada wanita dengan amenorea, perdarahan pervaginam, uterus
yang lebih besar dari usia kehamilan, tidak ditermkan tanda kehamilan pasti (balotemen
dan DJJ). Peninggian kadar hCG, snow flake pattern &honey comb appearance pada
USG.
Untuk riwayat keguguran 3kali secara berturut-turut adalah tanda dari
terjadinya abortus habitualis. Penyebab dari abortus habitualis sendiri yaitu:
1) Kelainan zygote: kelainan genetik (kromosomal) pada suami atau istri
2) Gangguan hormonal
Pada wanita dengan abortus habitualis, ditemukan bahwa fungsi glandula tiroidea
kurang sempurna.
3) Gangguan nutrisi
Berbagai penyakit seperti anemia berat, penyakit menahun dan lain-lain dapat
mempengaruhi gizi ibu sehingga mengganggu persediaan berbagai zat makanan untuk
janin yang sedang tumbuh
4) Penyakit infeksi
Infeksi Toksoplasma, virus Rubela, Cytomegalo dan herpes merupakan penyakit
infeksi parasit dan virus yang selalu dicurigai sebagai penyebab abortus melalui
mekanisme terjadinya plasentitis. Mycoplasma, Lysteria dan Chlamydia juga
merupakan agen yang infeksius dan dapat menyebabkan abortus habitualis.
5) Autoimmune disorder
Penyakit pembuluh darah kolagen lupus eritematosus sistemik (SLE) dapat
menyebabkan abortus, kemungkinan disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah.
6) Kelainan pada serviks dan uterus
Abortus juga dapat disebabkan oleh kelainan anatomik bawaan, laserasi uterus
yang luas, serviks inkompeten yang membuka tanpa rasa nyeri, sehingga ketuban
menonjol dan pecah. Di mioma uteri submukus terjadi gangguan implantasi ovum
yang dibuahi atau gangguan pertumbuhan dalam kavum uteri.
Kelainan bawaan dapat menjadi sebab abortus habitualis, antara lain hipoplasia
uteri, uterus subseptus, uterus bikornis, dan sebagainya.
7) Faktor Psikologis
IVFD RL 500 cc
Pemantauan KU
Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui. Oleh karena itu,
DOKTER INTERNSIP,
dr. Ratmawati