Anda di halaman 1dari 6

DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Usia : 75 th
Jenis kelamin : Laki - laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Ds. Bendo RT 001/001 Kec. Pagu, Kab. Kediri
Pekerjaan : Pensiunan
ANAMNESIS
Keluhan Utama : mata kanan dan kiri terasa kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Mata kanan dan kiri kabur saat dipakai melihat jarak jauh, jika
jarak dekat masih bisa. Mata kiri lebih kabur dari kanan. Mata
kabur sejak 3 bulan lalu. Kadang-kadang berkabut. Mata merah
(-/-), nrocoh (-/-), nyeri kepala (-/-), mual (-), muntah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu : Riw. HT (-), Riw. DM (-). Pernah
menggunakan kacamata saat usia 60 tahun. Tidak ada alergi
Riwayat Penyakit Keluarga : HT (-), DM (-)
Riwayat Sosial : merokok (-), jamu (-), alkohol (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : baik
Vital Sign
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit

Status Lokalis Mata

OD OS

Visus 1/ 5/60

1
Pergerak semua arah semua arah
an bola
mata

TIO Normal palpatoar Normal palpatoar

OD OS

Pemeriksaan Segmen Anterior

Palpebra Edema (-), Hiperemi (-) Edema (-), Hiperemi (-)

Konjungti CVI (-), Sekret (-) CVI (-), Sekret (+)


va

Kornea Jernih (+), edema (-) Jernih (+), edema (-)

BMD Cukup, jernih Cukup, jernih

Iris Reguler, sinekia (-) Reguler, sinekia (-)

Pupil Refleks pupil (+), bulat (+) Refleks pupil (+), bulat
3 mm (+) 3 mm

Lensa Keruh merata Keruh merata

Pemeriksaan Segmen Posterior

(-) dievaluasi (-) dievaluasi

III. DIAGNOSIS
ODS Katarak senil imatur
IV. DIAGNOSIS BANDING
Ablasio retina, retinoblastoma, endoftalmitis, tumor pada retina
V. TERAPI
Konsul dr. Sp Mata Pro operatif fakoemulsifikasi

2
VI. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
VII. DISKUSI
Dari hasil anamnesis pada pasien dengan usia 75 tahun ini,
ditemukan adanya keluhan utama penglihatan kabur pada kedua mata
terutama pada mata kiri, yang terjadi secara perlahan - lahan dan dirasakan
semakin memberat disrtai adanya riwayat penglihatan seperti berkabut dan
silau. Pada pemeriksaan oftalmoskopi didapatkan visus OD = 0,2 ; OS =
5/60. Pemeriksaan TIO dengan palpasi normal. Pemeriksaan segmen
anterior tampak bilik mata depan cukup dalam dan jernih pada kedua mata
serta lensa tampak keruh pada kedua mata. Berdasarkan anamnesis dan
hasil pemeriksaan oftalmologi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien
menderita ODS Katarak Senilis Imatur.
Katarak senilis adalah gangguan penglihatan yang dicirikan oleh
kekeruhan pada lensa yang berlangsung scara lambat dan progresif.
Penyakit kekeruhan lensa ini dapat terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas
usia 50 tahun. Keluhan yang sering dialami adalah penglihatan berkabut
dan pnglihatan yang semakin kabur. Pada lensa mata penderita katarak
akan tampak bayangan putih, selain itu dapat pula terjadi pandangan
ganda, rabun senja dan terkadang membutuhkan cahaya yang lebih terang
unuk membaca. Pada pemeriksaan penyinaran oblik, pada pasien katarak
senilis imatur akan tampak iris shadow positif, sedangkan katarak senilis
yang lain tidak.
Pada katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu :
1. Katarak insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju
korteks anterior dan posterior (kortikal). Vakuol mulai terlihat di
dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai
terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat
lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada
katarak insipien. kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh
karena indeks refaksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.
Bentuk ini kadang menetap untuk waktu yang lama.

3
2. Katarak imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang bentuk mengenai
seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume
lensa akibat meningkatnya teknan osmotik bahan lensa yang
degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
3. Katarak matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyuruh. Bila
katarak imatur tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi
kekeruhan seluruh lensa yang bila akan mengakibatkan kalsifikasi
lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji
bayangan iris negatif.
4. Katarak hipermatur
Katarak yang mengalami proses degeneratif lanjut, dapat menjadi
keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar
dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning
dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan
kapsul lensa. Kadang kadang pengkerutan berjalan terus sehingga
hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor. Bila proses katarak
berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan
nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat.
Keadaan ini disebut sebagai katarak morgagni.
Perbedaan Stadium Katarak Senil

4
Pasien ini diterapi dengan pembedahan, beberapa pembedahan katarak
yaitu:
1. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstrak kapsular
(EKEK) massa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul bagian
anterior dan meninggalkan kapsul bagian posterior
2. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular atau
ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK) massa lensa dan kapsul
dikeluarkan seluruhnya
3. Fakoemulsifikasi inti lensa dihancurkan di dalam kapsul dan sisa
massa lensa dibersihkan dengan dibersikan dengan irigasi dan aspirasi
Operasi dilakukan jika mengganggu aktivitas, indikasi kosmetik, dan
jika dikhawatirkan akan timbul komplikasi. Pada pasien ini disarankan
untuk dilakukan ekstraksi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi oleh
karena teknik tersebut hanya meninggalkan luka insisi yang sangat kecil
yakni 2 mm , sehingga tidak perlu dilakukan penjahitan untuk menutup
luka insisi tersebut. Hal ini juga berguna untuk mengurangi komplikasi yang
dapat timbul setelah operasi.
Sebelum melakukan operasi katarak, dilakukan pemeriksaan DL,
GDA, Elektrokardiografi, tanda-tanda vital dan TIO. Selain itu dipastikan
tidak ada infeksi atau tanda radang dan tidak ada proptosis. Setelah
melakukan operasi katarak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, visus,
tanda-tanda radang/infeksi dan pemeriksaan jahitan apakah rapat/tidak.
Edukasi pada pasien setelah operasi adalah :

5
Mata yang di operasi harus ditutup dengan perban, diganti setiap
2x sehari
Mata tidak boleh basah. Jika mandi hanya dari leher ke bawah dan
usahakan berwudhu dengan tayamum
Tidak boleh menunduk secara berlebihan. Sebaiknya solat
dilaksanakan dengan duduk atau tidur
Tidak boleh miring pada mata yang sakit
Tidak boleh mengedan
Tidak boleh memangku atau mengangkat beban >5 kg
Kontrol pertama, 1 minggu setelah operasi

REFERENSI
1. Vaughan & Asbury. 2016. Oftalmologi Umum. 17th ed. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2016. 28-60.
2. Ilyas HS dan Yulianti SR. 2013. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata
Merah Dalam Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. Hal 204-215
3. Nurwasis dkk. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Penyakit
Mata RSU Dokter Soetomo. Surabaya.
4. Ocampo,VV.2016. Senile Cataract. Emedicine.Medscape.com (Online)

Anda mungkin juga menyukai