A. Pasal 26 PP 94 TAHUN 2010 (berlaku sejak 30 Desember 2010) tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam Tahun Berjalan.
B. PMK-157/PMK.010/2015 (berlaku sejak 13 Agustus 2015) tentang pelaksanaan perlakuan PPh
yang didasarkan pada ketentuan dalam perjanjian internasional
II. UU PPH VS PERJANJIAN INTERNASIONAL
o Dalam hal terdapat ketentuan perpajakan yang diatur dalam perjanjian internasional yang berbeda
dengan ketentuan perpajakan yang diatur dalam UU PPh, perlakuan perpajakannya didasarkan
pada ketentuan dalam perjanjian tersebut sampai dengan berakhirnya perjanjian dimaksud, dengan
syarat perjanjian tersebut telah sesuai dengan UU tentang Perjanjian Internasional. (Pasal 26 PP 94
TAHUN 2010)
Pelaksanaan perlakuan perpajakan dilakukan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
(Pasal 2 ayat (1) PMK-157/PMK.010/2015)
Perjanjian internasional tersebut adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur
dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di
bidang hukum publik antara Pemerintah Indonesia dengan organisasi internasional atau subjek
hukum internasional lainnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran PMK-157/PMK.010/2015
ini. (Pasal 2 ayat (3) PMK-157/PMK.010/2015)
Organisasi internasional ini merupakan
organisasi/badan/lembaga/asosiasi/perhimpunan/forum/kerjasama antar pemerintah atau
non pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama internasional dan dibentuk
dengan aturan tertentu atau kesepakatan bersama. (Pasal 2 ayat (4) PMK-
157/PMK.010/2015)