Anda di halaman 1dari 3

Penjelasan gambar :

X Corp. di Negara X mempunyai BUT di Indonesia.

1. BUT X Corp. di Indonesia melakukan penjualan Produk X kepada PT.PQR . Dalam hal
ini yang menjadi objek pajak bagi BUT adalah Penghasilan dari kegiatan atau usaha
BUT yaitu penjualan produk X (Atribusi Faktual).

2. BUT X Corp. di Indonesia mendapatkan penghasilan dari penjualan atau sewa harta yang
dimilikinya dari PT.ABC. Dalam hal ini yang menjadi objek pajak bagi BUT adalah
penghasilan dari harta yang dimiliki atau dikuasainya (Atribusi Faktual).
Force of Attraction : Pasal 5 ayat (1) huruf b

Penjelasan gambar :

X Corp. di Negara X mempunyai BUT di Indonesia.

1. BUT X Corp. di Indonesia melakukan penjualan Produk X kepada PT.PQR . Dalam hal
ini yang menjadi objek pajak bagi BUT adalah Penghasilan dari kegiatan atau usaha
BUT yaitu penjualan produk X (Atribusi Faktual).

2. PT.ABC membeli produk X langsung dengan X Corp. tidak melalui BUT nya di
Indonesia. Dalam hal ini penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan,penjualan
barang,atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang
dilakukan oleh BUT di Indonesia menjadi objek pajak bagi BUT. Penghasilan X Corp.
dari penjualan produk X langsung kepada PT.ABC menjadi objek pajak BUT X Corp.
di Indonesia.
Atribusi hubungan efektif : Pasal 5 ayat (1) huruf c

Penjelasan gambar :

X Corp. di Negara X mempunyai BUT di Indonesia.

1. PT.ABC akan mendirikan bangunan hotel. PT.ABC membuat License Agreement dan
Management Agreement dengan Betah Corp.,atas perjanjian tersebut terdapat
pembayaran royalty dan fee.

2. Betah Corp. mengirimkan pegawai atau perwakilannya ke Indonesia untuk mengawasi


agar bangunan hotel yang didirikan PT.ABC dengan lisensi dari Betah Corp. mengikuti
standar yang telah ditentukan. Dalam hal ini pegawai atau perwakilan Betah Corp. di
Indonesia merupakan BUT Betah Corp. dan yang menjadi objek pajaknya adalah royalty
dan fee yang dibayarkan PT.ABC kepada Betah Corp.

Anda mungkin juga menyukai