Anda di halaman 1dari 21

P DRUG (KONSTIPASI)

PEMERIKSAAN, DIAGNOSIS, DAN PENENTUAN TERAPI

Nama : Ny. Evelyn Punham

Usia : 69 th

Jenis Kelamin : Perempuan

a. Pemeriksaan, diagnosis dan penentuan terapi

Anamnesis:

Keluhan Utama: Akhir akhir ini pasien merasa penuh dan konstipasi

Riwayat Penyakit Sekarang: Ny.Evelyn Punham mengeluhkan akhir


akhir ini perutnya kembung dan sembelit, terkadang dalam seminggu
hanya satu kali buang air besar. Pasien berusaha mengejan dalam proses
buang air, tapi menyangkal adanya rasa sakit ketika mengejan.
Kolonoskopi baru baru ini biasa-biasa saja. Pasien belum mengupayakan
pengobatan untuk meringankan sembelitnya.

Selainitu, pasien mengeluhkan sering nyeri uluhati (heatburn) ,


paling sering saat malam hari sebelum tidur. Berdasarkan saran teman,
pasien membeli Amphojel (aluminium hydroxide) di counter obat untuk
meringankan nyeri uluhatinya. Rasa nyeri biasanya berkurang setelahnya.
Di waktu yang sama saat nyeri uluhati itu muncul, pasien menjadi susah
tidur. Pasien mendapat resep amitriptyline dan obat ini membantu
mengatasi insomnia yang dialaminya. Pasien mengkonsumsi Advil 2
tablet, satu sampai 2 tablet per minggu untuk nyeri sendi di tangan dan
lututnya. Pasien menyatakan tangan dan lututnya terasa nyeri dan lunak.
Pasien juga telah menghetikan kegiatan rutinnya berjalan-jalan di taman
karena rasa sakit yang makin parah di lututnya.

1
Riwayat Penyakit Dahulu: HTN,

Osteoarthritis

GERD

S/P TAH 15 th yang lalu,

S/P CV/A 1 tahun yang lalu, tanpa residual


defisit
Riwayat Penyakit Keluarga: Ayah dan ibu meninggal karena penyakit
jantung diusia 80an.

Riwayat Sosial Ekonomi: Riwayat konsumsi alkohol dan tembakau (-)

Riwayat konsumsi kafein (+)

Riwayat konsumsi 1 cangkir kopi tiap pagi

Merupakan seorang janda selama 1 tahun,

Memiliki 2 anak perempuan yang sehat.

Riwayat Pengobatan:

Verapamil SR 240 mg po satu kali sehari

Tylenol 650 mg po o.6.h

Amitriptyline 75 mg po sebelum tidur

Amphojel 600 mg po (terkadang sebelum tidur)

Advil 1 - 2 tablet p.r.n. untuk nyeri sendi

2
Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum: baik

Tanda vital: Tekanan darah 135/85,

Nadi 78x/menit

RR 19x/menit

Suhu tubuh 37,7 C,

Tinggi 5'2''

Berat badan 63,5 kg

Kulit: turgor dan warna normal.

Kepala, mata, telinga, leher, tenggorok: PERRIA dan EOM (eye of


movement) penuh tanpa
nystagmus, sclera jernih, fundus
flat disk tanpa perdarahan atau
eksudat, ex auris canalis bersih,
TMs normal, oropharynx hidrasi
baik.

Leher/limphonodi: supel, tidak ada lymphodenophaty atau JVD,


hyromegaliatau bruits (-)

Sistem kardiovaskular: denyut dan irama regular

Paru: auskultasi dbn

Abdomen: Hepatomegaly (-), splenomegaly atau masa (-), nyeri tekan


(-), sedikit distensi (+), bising usus normal.

Rectal: tidak ada fisura, hemoroid atau striktura, tidak ada tanda
perdarahan rektal, banyak feses pada ampula rectal.

3
Extremitas: nyeri tekan tangan bilateral (+), tidak ada clubbing, nadi
perifer intak, Range of Motion kekuatan berkurang dan
terbatas pada kedua ekstremitas bawah.

Status neurologis: terjaga dan waspada x3, cn II-XII simetris dan intak,
DTRs 2+

Hasil Laboratorium:

Na 142 mEq/L Glu 123mg/dL

K 4,3 mEq/L Ca 8,9 mg/dL

Cl 105 mEq/L TSH 2,7 IU/mL

CO226 mEq/L Free T41,2 mg/dL

BUN 14 mg/dL

SCr 1,2 mg/dL

DAFTAR MASALAH

N Masalah Aktif Tanggal N Masalah Pasif Tanggal


o o
1 Konstipasi 21 Januari 2014 1 Nyeri ulu hati 21 Januari
2014
2 Insomnia 21 Januari
2014
3 Nyeri sendi 21 Januari
2014

Diagnosis:
Konstipasi

4
Terapi yang diberikan:

Sasaran terapi konstipasi yaitu:


(1) Massa feses
(2) Refleks peristaltic dinding kolon.
Tujuan terapinya adalah menghilangkan gejala, artinya pasien tidak
lagi mengalami konstipasi atau proses defekasi/BAB (meliputi frekuensi
dan konsistensi feses) kembali normal.
Strategi terapi dapat menggunakan terapi farmakologis maupun
non-farmakologis.
1. Terapi Nonfarmakologik
a. Cairan
Status hidrasi yang buruk dapat menjadi salah satu penyebab
konstipasi. Umumnya, seseorang membutuhkan minum setidaknya 8-
10 gelas perhari, sekitar 1500 ml cairan. Asupan cairan yang diperoleh
seseorang dapat berasal dari minuman itu sendiri maupun cairan yang
terdapat pada makanan yang dikonsumsi, misalnya kuah sayur.
b. Serat
Serat berasal dari biji-bijian, sereal, beras merah, buah, sayur dan
kacang-kacangan. Kebutuhan serat per hari adalah 15-20 gram. Serat
dapat menambah volume feses (karena dalam saluran pencernaan
manusiaia tidak dicerna), mengurangi penyerapan air dari feses, dan
membantu mempercepat feses melewati usus sehingga frekuensi
defekasi/BAB meningkat. Akan tetapi, serat tidak efektif tanpa cairan
yang cukup. Kontraindikasi serat adalah pada pasien dengan impaksi
tinja atau dilatasi kolon.
c. Bowel training dan latihan fisik
Bowel training bertujuan agar seseorang memiliki jadwal buang air
besar yang teratur. Pada pasien yang telah memiliki kebiasaan buang
air besar yang teratur, dianjurkan meneruskan kebiasaan tersebut.
Sedangkan pada pasien yang tidak memiliki kebiasaan teratur, jadwal

5
yang baik untuk buang air besar adalah setelah sarapan dan makan
malam.
d. Evaluasi penggunaan obat sebelumnya
Evaluasi terhadap obat-obatan yang digunakan sebelumnya perlu
dilakuakan untuk mengetahui apakah konstipasi berkaitan dengan
obat-obatan tersebut. Beberapa jenis obat yang cenderung
menimbulkan konstipasi antara lain: obat anti depresan, obat
Parkinson, obat yang mengandung zat besi, obat antihipertensi
(antagonis kalium), narkotik dan berbagai obat antikolinergik. Evaluasi
ini bertujuan untuk mengurangi atau mengganti obat yang
menimbulkan konstipasi, jika diperlukan.

2. Tatalaksana farmakologik
Tatalaksana farmakologik pada pasien adalah dengan
menggunakan obat pencahar. Pencahar adalah obat yang digunakan untuk
memudahkan pelintasan dan pengeluaran tinja dari kolon dan rektum.
Pencahar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain.
a) Pencahar rangsang
Pencahar rangsang secara langsung merangsang dinding usus
besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Pencahar ini
merangsang sekresi cairan dan saraf pada mukosa kolon yang
mengakibatkan kontraksi kolon sehingga terjadi pergerakan usus
(peristaltik).
Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi.
Beberapa contoh obat jenis ini adalah: senna, kaskara, difenilmetan,
fenolftalein, oksifenisatin, bisakodil, dantron dan minyak jarak.
Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja
setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk
supositoria, obat akan bekerja setelah 15-60 menit.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini
sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar
sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati
konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi

6
usus besar (misalnya narkotik). Penggunaan fenolptalein sudah
dilarang karena bersifat karsinogen.
b) Pencahar osmotik
Bahan-bahan osmotik akan mendorong sejumlah besar air
kedalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah
dilepaskan. Cairanyang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-
garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan
sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung natrium,
menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit
ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian
diserap kedalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal
ginjal.
Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih
baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan
ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan
rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
c) Pencahar pembentuk massa
Pencahar pembentuk massa bekerja dengan cara mengikat air
dan ion dalam lumen usus, sehingga tinja menjadi lebih banyak dan
lunak. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metil selulosa) bisa menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat
ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih
lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang
paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada
mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara
bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar. Orang
yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak
cairan.
d) Pencahar emolien.
Pencahar emollien memudahkan defekasi dengan jalan
melunakkan tinja tanpa merangsang peristaltik usus, baik langsung

7
maupun tidak langsung. Salah satu jenis pencahar emolien adalah
dokusat.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh
tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan
tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus
tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Minyak mineral
akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi
bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam
lemak. Jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak
mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada
jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari
rektum.

Pencahar umumnya harus dihindari, kecuali bila ketegangan akan


memperparah suatu kondisi (seperti pada angina) atau meningkatkan
resiko pendarahan rektal (seperti pada hemoroid). Penyalahgunaan
pencahar dapat menyebabkan hipokalemia dan atonia kolon sehingga tidak
berfungsi.

b. Evaluasi P-drug
1. Menyusun daftar kelompok obat yang manjur (P-group):
Daftar golongan obat yang manjur (p-drug)
Golongan Kemanjuran Keamanan Kecocokan
obat

8
Pencahar Farmakokinetik: Efek samping: Kontraindikasi:
Rangsang Berefek dalam waktu 6-12 jam Penggunaan jangka sumbatan pada usus
setelah diminum, atau 15-60 panjang dapat (ileus)
menit menyebabkan kondisi pembedahan
setelah diberikan melalui kerusakan pada usus perut akut
rektal. besar dan Lazy Bowel dehidrasi berat
Penghambatan sintesis Syndromes dugaan apendisitis
prostaglandin dengan sakit perut yang tidak
indometasin dapat menurunkan diketahui
fungsinya dalam merangsang penyebabnya
sekresi cairan.

Farmakodinamik:
Merangsang sekresi cairan dan
saraf padamukosa kolon yang
mengakibatkan kontraksi kolon
sehingga terjadi pergerakan
usus (peristaltik).

Pencahar Farmakokinetik: Efek samping: Kontraindikasi:


osmotik Absorpsi melalui usus Diuresis, dehidrasi, sumbatan pada usus
berlangsung lambat dan tidak hipotensi, mual, (ileus)
sempurna. muntah, flatulen, kondisi pembedahan
perasaan tidak enak di perut akut
Farmakodinamik: perut, diare, dehidrasi berat
Daya osmotik menyebabkan hipokalemia. dugaan apendisitis
sejumlah besar air tertarik sakit perut yang tidak
kedalam lumen usus besar, diketahui
sehingga tinja menjadi lunak penyebabnya
dan mudah dilepaskan. Tinja gagal ginjal
menjadi lunak setelah 3-6 jam. gagal jantung

Golongan Kemanjuran Keamanan Kecocokan


obat
Pencahar Farmakokinetik: Efek samping: Kontraindikasi:
pembentuk Umumnya tidak dicerna dan Obstruksi usus dan sumbatan pada usus
massa tidak diabsorpsi melalui esofagus (ileus)

9
saluran cerna. kondisi pembedahan
Diekskresi melalui tinja. perut akut
Efek pencahar diperoleh dehidrasi berat
setelah 12-24 jam. dugaan apendisitis
Durasi efek 1-3 hari. sakit perut yang tidak
diketahui
Farmakodinamik: penyebabnya
Meningkatkan volume feses pasien dengan asupan
dengan menarik air kalium yang
danmembentuk suatu hidrogel dibatasi
sehingga terjadi peregangan
dinding saluran cerna
danmerangsang gerak
peristaltik

Pencahar Farmakokinetik: Efek samping: Kontraindikasi:


emolien Beberapa tidak dicerna dalam Menurunkan sumbatan pada usus
usus dan hanya sedikit yang penyerapan dari (ileus)
diabsorpsi. Yang diabsorpsi vitamin yang larut kondisi pembedahan
ditemukan pada limfonodus dalam lemak. perut akut
mesenteric, hati dan limpa. Jika seseorang yang dehidrasi berat
Durasi efek 24-48 jam. dalam keadaan dugaan apendisitis
lemahmenghirup sakit perut yang tidak
Farmakodinamik: minyak mineral secara diketahui
Memudahkan defekasi dengan tidak sengaja, bisa penyebabnya
jalan melunakkan tinja tanpa terjadi iritasi yang Hemorrhoid
merangsang peristaltic usus, seriuspada jaringan Hernia
baik langsung maupun tidak paru-paru. Gagal jantung
langsung. Penyakit koroner
Hipertensi berat
Dokusat menurunkan Peningkatan tekanan
teganganpermukaan dari tinja, intracranial
sehingga memungkinkan air Peningkatan tekanan
menembus tinja denganmudah intraokuler
dan menjadikannya lebih
lunak.
Minyak mineral akan
melunakkan tinja dan
memudahkannya keluar dari
tubuh.

2. Memilih P-drug yang manjur

10
Golongan obat yang dipilih untuk pasien ini adalah obat pencahar
rangsang. Efek pencahar golongan ini terjadi relative lebih cepat (terlihat setelah
6-12 jam). Disamping itu, efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit
dibandingkan golongan lainnya, serta jarang timbul efek samping sistemik.
Berikut adalah daftar p-drug dari golongan tersebut:

p-drug kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya


senna Berefek 8-10 jam Efek samping: Penggunaan Tidak ada
setelah pemberian jangka panjang perbedaan
menyebabkan kerusakan
kolon neuro mesenteric
Kaskara Bekerja terbatas Efek samping: pigmentasi Tidak ada
Tablet 125 mg di usus besar, mukosa kolon perbedaan
berefek 6 jam
setelah pemberian
Difenilmetan Bekerja terbatas Efek samping: elektrolit Tidak ada
Tablet 125 mg di usus besar, banyak keluar, urin dan perbedaan
berefek 6 jam tinja berwarna merah,
setelah pemberian reaksi alergi
oksifenisatin Berefek 8 jam Efek samping: ikterus, Tidak ada
setelah pemberian hepatitis dan reaksi perbedaan
hipersensitivitas
Bisakodil Tidak ada
-Tablet 5 mg -Berefek dalam -Efek samping: kolik usus perbedaan
waktu 6-12 jam
setelah diminum,

-Berefek15-60
menit setelah -Efek samping: Perasaan
-Supposituria 10 diberikan terbakar
mg

Minyak jarak Bekerja sejak di Efek samping: Confusion, Tidak ada


usus halus, denyut nadi tak teratur, perbedaan
berefek 2-6 jam kram otot, rash kulit dan
setelah pemberian mudah lelah.
Minyak jarak dapat
mengganggu absorpsi
makanan lain

Untuk memilih p-drug yang tepat, digunakan MAUA sheet (Multiatribute-


utility analysis sheet). Berikut adalah hasil analisis dari berbagai obat tersebut:

11
p-drug Efficacy Safety Suitability Cost
senna 30% x 9 30% x 7 20% x 9 20% x
Kaskara 30% x 9 30% x 8 20% x 9 20% x
Tablet 125 mg
Difenilmetan 30% x 9 30% x 7 20% x 9 20% x
Tablet 125 mg
oksifenisatin 30% x 9 30% x 6 20% x 9 20% x
Bisakodil
-Tablet 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x
-Supposituria 10 30% x9 30% x 9 20% x 9 20% x
mg
minyakjarak 30% x 9 30% x 6 20% x 9 20% x

Dari kelompok p-drug di atas, dipilih bisakodil sebagai terapi pasien ini.
Bisakodil ini dipilih karena lebih umum digunakan sebagai obat pencahar dan
efek sampingnya lebih ringan dibandingkan obat lain dari golongan pencahar
rangsang.
Untuk pertimbangan lebih lanjut pilihan utama, yaitu bisakodil, berbagai
bisakodil yamg diproduksi oleh pabrik obat juga perlu dibandingkan, termasuk
harga dari masing-masing produk tersebut (patokan harga diambil dari buku ISO
2007).Perbandingan yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut.

p-drug Efficacy Safety Suitability Cost


Bicolax tab 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x 9.500/ 18
tab
Dulcolax tab 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x 67.430/
80 tab
Dulcolax 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x 61.820/ 6
supposituria 10 mg supposituria
p-drug Efficacy Safety Suitability Cost
Laxamex tab 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x 2.310/ 4
tab
Melaxan tab 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x 23.000/ 40
tab

Dari hasil analisis di atas, maka obat yang dipilih untuk pesien ini
adalah Laxamex tab 5 mg. Obat ini mempunyai efek terapi yang cepat,
efek samping minimal, mudah digunakan dan harganya murah.

12
c. Pengenalan Obat Pilihan
a) Bisakodil

Zat aktif : yang dipilih adalah golongan bisakodil (golongan pencahar


rangsang) yaitu laxamex tablet dengan dosis 5 mg.

Jadwal dosis baku :

Dosis lazim untuk dewasa sekali 5 mg 10 mg. Untuk anak 0,3 mg /


kgBB. Dosis maksimum dewasa sehari 30 mg. Sediaan berupa tablet 5 mg.
Dewasa 1 tablet sekali minum (1 kali sehari) dan anak anak di atas 6 th 1
tablet (1 kali sehari). Diberikan pada malam hari. Obat digunakan bila
diperlukan.

Perhatikan :

Dikonsumsi saat perut kosong (1 atau 2 jam sebelum makan). Harus


ditelan tanpa dikunyah. Efek samping obat berupa rasa tidak nyaman di
perut. Perlu diperhatikan juga untuk wanita hamil trimester pertama karena
indeks keamanan untuk obat ini adalah B (baik penelitian reproduksi
hewan tidak menunjukkan resiko pada janin maupun penelitian terkendali
pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan
kecuali penurunan kesuburan dimana tidak ada penelitian terkendali yang
mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama dan tidak ada
risiko pada trimester selanjutnya).

Lama Pemberian :

Lama pemberian kurang dari 7 hari

b) Antiinflamasi
Obat spesifik untuk pasien ini: Pirocam (piroxicam)
Jadwal dosis baku:
Untuk RA, osteoarthritis, ankylosing spondilitis : 20 mg sekali sehari
Untuk gangguan musculoskeletal akut : 40 mg untuk 2 hari bisa dalam
dosis tunggal atau dosis terbagi, kemudian dilanjutkan dengan 20 mg
sekali sehari selama 7 14 hari

13
Untuk gout akut : 40 mg sekali sehari kemudian dilanjutkan dengan 40 mg
dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari
Sediaan berupa kapsul 10 mg.
Perhatikan :
Dikonsumsi setelah makan. Kontra indikasi obat ini adalah bagi penderita
ulkus peptikum, riwayat serangan asma, rhinitis, angioedema. Efek
samping berupa gangguan pencernaan, nyeri kepala, iritasi lambung.

c) Proton Pump Inhibitor


Obat pilihan untuk pasien ini: omeprazole
Jadwal dosis baku:
Untuk ulkus duodenum : 20 mg selama 7 14 hari
Untuk ulkus gaster dan refluks esophagus : 20 mg selama 4 8 minggu
Sediaan berupa kapsul 20 mg
Perhatikan :
Dikonsumsi sebelum makan. Efek samping berupa mual, diare,
flatulensi, kemerahan di kulit.

d) Anti ansietas
Obat pilihan untuk pasien ini: Alganax (alprazolam)
Jadwal dosis baku : 0,75 mg 1,5 mg, diberikan 3 kali sehari. Sediaan
berupa tablet 0,25 mg dan 1 mg
Perhatikan :
Kontraindikasi : glaukoma akut
Efek samping berupa rasa kantuk, rasa melayang, pandangan kabur.

d. Penulisan Resep

Dokter: Supri

SIP: 101010101010

Alamat: Jl. Sekayu no 40 Semarang

Telp: 08787878675 Jam Praktek 17.00-21.00

Semarang, 21 Januari 2014

R/ Laxamex 5 mg tab No. VII

14
1 dd tab I p.r.n. (bila masih konstipasi)

R/ Pirocam 20 mg tab No. VII

1 dd tab I p.r.n (bila terasa nyeri pada persendian)

R/ Omed 20 mg tab No. VII

1 dd tab I p.r.n. (bila terasa nyeri pada ulu hati)

R/ Alganax 1 mg tab No. V

3 dd tab I

Pro : Ny. Evelyn ( 69 tahun )

e. Informasi, instruksi dan peringatan lain


Efek Samping Obat
1. Pemberian oral dapat terjadi rasa tidak nyaman pada perut termasuk
kram, mual, sakit perut dan diare.
2. Pemberian suppositoria bisakodil rectal menyebabkan iritasi dan rasa
terbakar pada mukosa rectum serta prokitis ringan.

Edukasi
Edukasi terhadap pasien konstipasi meliputi edukasi terhadap pola hidup
pasien seperti:
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat,
seperti buah buahan dan sayur sayuran.
- Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi
- Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter dan cairan lainnya
setiap hari
- Olahraga seperti jalan kaki
- Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka
menahan buang air besar
- Hindari stress

15
DAFTAR PERTANYAAN:

1. a. Problem terapi obat pasien


Verapamil SR 240 mg
Efek klinis penting dari antagonis kalsium adalah penekanan
potensial aksi Ca2+ dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV.
Dosis verapamil untuk anti hipertensi, untuk mencegah PSVT atau
untuk mengontrol irama ventrikel pada vibrilasi atrium , diberikan dosis
oral 240-480 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis atau dapat pula menggunakan
obat extended release (verapamil SR) yang diminum sekali sehari pada
pagi hari atau setiap 12 jam sesuai dengan petunjuk dokter.
Efek samping utama dari verapamil adalah pada jantung dan
saluran cerna. Efek samping utama verapamil pada saluran cerna adalah
konstipasi.

Amitriptyline 75 mg po sebelum tidur


Amitriptyline adalah obat golongan antidepresi trisiklik derivate
dibenzosikloheptadin. Amitriptyline telah dibuktikan dapat mengurangi
keadaan depresi dengan perbaikan suasana perasaan, bertambahnya
aktivitas fisik, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang baik. Efek
samping amitriptyline pada pasien lanjut usia antara lain adalah pusing,
hipotensi postural, sembelit, sukar berkemih, edema dan tremor.

Amphojel 600 mg po sesudah makan (kadang sebelum tidur).


Amphojel berisi aluminium hidroksida adalah obat golongan
antacid.Antasid adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga
berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptic. Antasid tidak
mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung,

b. Gejala dan tanda konstipasi yang ditemukan pada pasien adalah:

Gejala: Pasien merasa penuh dan kadang seminggu hanya sekali buang
air besar.

Tanda: Pada pemeriksaan palpasi abdomen, perut teregang. Pada


pemeriksaan rectal teraba feses dalam jumlah banyak.

c. Kondisi non farmakologik yang dapat menyebabkan konstipasi pada


pasien. Kondisi non farmakologik dapat pula menyebabkan konstipasi.
Kondisi tersebut antara lain kondisi psikologis yakni psikosis, depresi,
demensia, kurang privasi untuk BAB, konstipasi imajiner dan lain-lain
seperti defisiensi diet dalam asupan cairan dan serat, imobilitas / kurang
olahraga, bepergian jauh, paska tindakan bedah perut.

16
Pada pasien yang dapat menyebabkan konstipasi adalah keadaan
psikologis seperti stress, defisiensi asupan cairan dan serat, imobilitas /
kurang olahraga.

d. Bahan farmakologik yang dapat menyebabkan konstipasi pada pasien.

Bahan farmakologik juga dapat menyebabkan konstipasi. Bahan-bahan


tersebut antara lain obat-obatan golongan anti kolinergik, golongan
narkotik, golongan analgetik, golongan diuretik, NSAID, antagonis
kalsium, preparat kalsium, preparat besi, antasida alumunium,
penyalahgunaan pencahar.

Bahan farmakologik yang dapat menyebabkan konstipasi pada pasien


adalah:

Verapamil (antagonis kalsium).

Amitriptyline (anti depresitrisiklik).

Amphojel (antasida alumunium).

Advil (NSAID).

e. Informasi yang ingin digali lebih lanjut pada pasien dengan keluhan
konstipasi

- Makanan yang biasa dimakan pasien.

- Jumlah cairan yang diminum pasien.

- Keadaan psikologis pasien.

- Obat-obatan yang diminumpasien.

- Kebiasaan buang air besar pasien.

2. Apa tujuan farmakoterapi dalam mengobati konstipasi?

Jawab: Konstipasi ialah kesulitan dalam defekasi karena tinja yang


mengeras, otot polos usus yang lumpuh (mis: pada megakolon kongenital)
dan gangguan pada reflex defekasi (konstipasi habitual).

Sedangkan faktor penyebabnya sendiri bisa dikarenakan faktor psikis,


penyakit dan obat. Tujuan farmakoterapi dari obat pencahar adalah
mengatasi penyebab dan faktor-faktor yang memicu konstipasi tersebut.

17
3.a. Langkah langkahnon farmakologis yang berguna untuk mengatasi
konstipasi?

Jawab: Banyak penyebab konstipasi fungsional dapat diatasi sederhana


tanpa menggunakan obat, misalnya dengan makan makanan yang
mengandung serat, minuman adekuat dan olahraga. Bila cara diatas tidak
berhasil maka boleh ditambahkan obat pencahar.

3.b. Pilihan farmakologi pada terapi konstipasi?

Jawab: Pilihan terapi pada konstipasi bervariasi tergantung pada


kebutuhan dan faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi keefektifan
obat pencahar (mis. Penyakit kronis, alergi, dll). Bila tindakan non
farmakologis tidak berhasil dalam mengatasi konstipasi maka pilihan
terapi dengan menggunakan pencahar rangsang, pencahar pembentuk
masa dan pencahar garam boleh diberikan. Pencahar dalam bentuk
emolien kadang kadang menolong, tetapi sering tidak berhasil.

3.c. Apakah resep untuk refluk pada pasien ini sudah rasional? Jika tidak, apa
rekomendasi yang bisakamu berikan untuk mengoptimalkan resep ini?

Jawab: Resep untuk mengatasi refluk pada pasien ini adalah Amphojel
(Alumunium hydroxide) 600 mg PO PC (kadang kadang sebelum tidur).
Tidak baik digunakan karena alumunium hydroxide dapat menyebabkan
konstipasi yang mana menjadi masalah utama pada pasien ini. Maka
dipilih antasid dari golongan magnesium karbonat yang tidak meyebabkan
konstipasi. Jenis obat yang dipiliha dalah Omeprazole.

4. Dalam kasus ini golongan obat yang dipilih adalah golongan obat pencahar
perangsang karena golongan ini mempunyai kerja obat yang cepat (efek
pencahar terlihat setelah 6-8 jam) dibandingkan dengan golongan pencahar
lainnya serta jarang mempunyai efek samping sistemik. Bisakodil dipilih
karena lebih umum digunakan sebagai obat pencahar dan efek sampingnya
lebih ringan dibandingkan obat lain dari golongan pencahar rangsang, bentuk
sediaan obat terpilih (drug of choice) adalah Laxamex tab, karena memberikan
efek terapi cepat, efek samping minimal, mudah digunakan dan murah.

5. Datang kembali untuk kontrol dan evaluasi terhadap keluhan pasien serta
monitor terhadap pola hidup pasien, yaitu:

- Menanyakan kepada pasien jadwal buang air besar, apakah teratur atau tidak.

18
- Makanan yang dikonsumsi pasien, apakah cukup serat atau tidak.

- Konsumsi air putih setiap harinya, apakah cukup atau tidak, yaitu 1,5 2
liter perhari.

6. Pencahar pembentuk masa bekerja dengan cara mengikat air sehingga


dengan demikian tinja akan menjadi lebih banyak dan lunak dan harus
diimbangi dengan mengkonsumsi banyak air putih.

1. Obat yang dapat direkomendasikan bila dengan penggunaan obat


pencahar golongan pembentuk massa tidak tumbuh sempurna

Dapat dipilih obat pencahar golongan lain, misalnya obat pencahar


golongan pencahar rangsang.
Farmakodinamik: Pencahar rangsang merangsang mukosa, saraf
intramural atau otot polos usus sehingga meningkatkan peristaltis dan
sekresi lender usus. Pencahar rangsang dapat menghambat NA+, K+-
ATPase. Beberapa di antara pencahar rangsang juga meningkatkan
sintesis prostaglandin dan siklik AMP, dan kerja ini meningkatkan
sekresi air dan elektrolit.

Tabel pencahar rangsang

P Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya


Bisakodil Tablet bersalut Tidak ada Tidak ada Tablet 5
enteral 5 mg perbedaan perbedaan mg @ Rp
& 10 mg 612

Suppositoria
10 mg

Dosis 10 15
mg diberikan
2-3 tab/hari
Difenilmetan Tablet 125 mg Tidak ada Tidak ada -
Fenoltaflein Dosis 60 perbedaan perbedaan
100 mg
Oksifenisatin Tablet 5 mg, Tidak ada Tidak ada -
sirup perbedaan perbedaan
5mg/5mL
Dosis oral 4-5
mg
Dosis per
rektal 10 mg

19
Sena Sirup & eliksir Tidak ada Tidak ada -
Dosis 2 4 perbedaan perbedaan
mL
Tablet 280 mg
Dosis 0,5-2 g
Atrakinon Sirup & eliksir Tidak ada Tidak ada -
kaskara & tablet 125 perbedaan perbedaan
sagrada mg
Dosis 2 5
mL
Atau 100
300mg
Dantron Tablet 75 mg Tidak Tidak ada -
Dosis 75 perbedaan perbedaan
150 mg
Minyak jarak Dosis 15 60 Tidak ada Tidak ada -
mL perbedaan perbedaan

2. Sebutkan rencana farmakoterapi untuk masalah terapi obat-obatan


yang telah diidentifikasi pada pertanyaan 1a dan 1d

a. Verapamil
Pemberian Verapamil dapat diganti dengan Bisoprolol
Bisoprolol OGB Dexa
Dosis : 2,5 5 mg 1x/hari selama 14 hari

b. Amitriptyline
Pemberian Amitriptyline dapat diganti dengan Alprazolam
Actazolam
Dosis : 0,25 0,5 mg 3x/hari selama 5 hari

c. Amphojel
Pemberian amphojel dapat diganti dengan Omeprazole
Omeprazole
Dosis : 20 mg/hari

d. Advil
Pemberian Advil dapat diganti dengan Piroksikam
Pirocam
Dosis : 20 mg/hari

3. Tulislah daftar golongan obat yang dapat menyebabkan konstipasi


dan diskusikan golongan obat yang tidak menyebabkan konstipasi.

20
Golongan obat yang dapat menyebabkan konstipasi antara lain
yaitu:

- Golongan obat antagonis kalsium


- Golongan obat antidepresi trisiklik
- Golongan obat non Steroid Anti Inflamasi derivate asam
propionate
- Golongan obat antasida alumunium

Golongan obat yang tidak menyebabkan konstipasi

- Golongan obat Anti Hipertensi Beta Bloker


- Golongan obat Benzodiazepine
- Golongan obat proton pump inhibitor
- Golongan obat Non steroid anti inflamasi derivate asam enolat

21

Anda mungkin juga menyukai