Usia : 69 th
Anamnesis:
Keluhan Utama: Akhir akhir ini pasien merasa penuh dan konstipasi
1
Riwayat Penyakit Dahulu: HTN,
Osteoarthritis
GERD
Riwayat Pengobatan:
2
Pemeriksaan Fisik:
Nadi 78x/menit
RR 19x/menit
Tinggi 5'2''
Rectal: tidak ada fisura, hemoroid atau striktura, tidak ada tanda
perdarahan rektal, banyak feses pada ampula rectal.
3
Extremitas: nyeri tekan tangan bilateral (+), tidak ada clubbing, nadi
perifer intak, Range of Motion kekuatan berkurang dan
terbatas pada kedua ekstremitas bawah.
Status neurologis: terjaga dan waspada x3, cn II-XII simetris dan intak,
DTRs 2+
Hasil Laboratorium:
BUN 14 mg/dL
DAFTAR MASALAH
Diagnosis:
Konstipasi
4
Terapi yang diberikan:
5
yang baik untuk buang air besar adalah setelah sarapan dan makan
malam.
d. Evaluasi penggunaan obat sebelumnya
Evaluasi terhadap obat-obatan yang digunakan sebelumnya perlu
dilakuakan untuk mengetahui apakah konstipasi berkaitan dengan
obat-obatan tersebut. Beberapa jenis obat yang cenderung
menimbulkan konstipasi antara lain: obat anti depresan, obat
Parkinson, obat yang mengandung zat besi, obat antihipertensi
(antagonis kalium), narkotik dan berbagai obat antikolinergik. Evaluasi
ini bertujuan untuk mengurangi atau mengganti obat yang
menimbulkan konstipasi, jika diperlukan.
2. Tatalaksana farmakologik
Tatalaksana farmakologik pada pasien adalah dengan
menggunakan obat pencahar. Pencahar adalah obat yang digunakan untuk
memudahkan pelintasan dan pengeluaran tinja dari kolon dan rektum.
Pencahar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain.
a) Pencahar rangsang
Pencahar rangsang secara langsung merangsang dinding usus
besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Pencahar ini
merangsang sekresi cairan dan saraf pada mukosa kolon yang
mengakibatkan kontraksi kolon sehingga terjadi pergerakan usus
(peristaltik).
Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi.
Beberapa contoh obat jenis ini adalah: senna, kaskara, difenilmetan,
fenolftalein, oksifenisatin, bisakodil, dantron dan minyak jarak.
Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja
setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk
supositoria, obat akan bekerja setelah 15-60 menit.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini
sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar
sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati
konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi
6
usus besar (misalnya narkotik). Penggunaan fenolptalein sudah
dilarang karena bersifat karsinogen.
b) Pencahar osmotik
Bahan-bahan osmotik akan mendorong sejumlah besar air
kedalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah
dilepaskan. Cairanyang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-
garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan
sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung natrium,
menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit
ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian
diserap kedalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal
ginjal.
Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih
baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan
ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan
rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
c) Pencahar pembentuk massa
Pencahar pembentuk massa bekerja dengan cara mengikat air
dan ion dalam lumen usus, sehingga tinja menjadi lebih banyak dan
lunak. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metil selulosa) bisa menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat
ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih
lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang
paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada
mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara
bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar. Orang
yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak
cairan.
d) Pencahar emolien.
Pencahar emollien memudahkan defekasi dengan jalan
melunakkan tinja tanpa merangsang peristaltik usus, baik langsung
7
maupun tidak langsung. Salah satu jenis pencahar emolien adalah
dokusat.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh
tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan
tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus
tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Minyak mineral
akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi
bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam
lemak. Jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak
mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada
jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari
rektum.
b. Evaluasi P-drug
1. Menyusun daftar kelompok obat yang manjur (P-group):
Daftar golongan obat yang manjur (p-drug)
Golongan Kemanjuran Keamanan Kecocokan
obat
8
Pencahar Farmakokinetik: Efek samping: Kontraindikasi:
Rangsang Berefek dalam waktu 6-12 jam Penggunaan jangka sumbatan pada usus
setelah diminum, atau 15-60 panjang dapat (ileus)
menit menyebabkan kondisi pembedahan
setelah diberikan melalui kerusakan pada usus perut akut
rektal. besar dan Lazy Bowel dehidrasi berat
Penghambatan sintesis Syndromes dugaan apendisitis
prostaglandin dengan sakit perut yang tidak
indometasin dapat menurunkan diketahui
fungsinya dalam merangsang penyebabnya
sekresi cairan.
Farmakodinamik:
Merangsang sekresi cairan dan
saraf padamukosa kolon yang
mengakibatkan kontraksi kolon
sehingga terjadi pergerakan
usus (peristaltik).
9
saluran cerna. kondisi pembedahan
Diekskresi melalui tinja. perut akut
Efek pencahar diperoleh dehidrasi berat
setelah 12-24 jam. dugaan apendisitis
Durasi efek 1-3 hari. sakit perut yang tidak
diketahui
Farmakodinamik: penyebabnya
Meningkatkan volume feses pasien dengan asupan
dengan menarik air kalium yang
danmembentuk suatu hidrogel dibatasi
sehingga terjadi peregangan
dinding saluran cerna
danmerangsang gerak
peristaltik
10
Golongan obat yang dipilih untuk pasien ini adalah obat pencahar
rangsang. Efek pencahar golongan ini terjadi relative lebih cepat (terlihat setelah
6-12 jam). Disamping itu, efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit
dibandingkan golongan lainnya, serta jarang timbul efek samping sistemik.
Berikut adalah daftar p-drug dari golongan tersebut:
-Berefek15-60
menit setelah -Efek samping: Perasaan
-Supposituria 10 diberikan terbakar
mg
11
p-drug Efficacy Safety Suitability Cost
senna 30% x 9 30% x 7 20% x 9 20% x
Kaskara 30% x 9 30% x 8 20% x 9 20% x
Tablet 125 mg
Difenilmetan 30% x 9 30% x 7 20% x 9 20% x
Tablet 125 mg
oksifenisatin 30% x 9 30% x 6 20% x 9 20% x
Bisakodil
-Tablet 5 mg 30% x 9 30% x 9 20% x 9 20% x
-Supposituria 10 30% x9 30% x 9 20% x 9 20% x
mg
minyakjarak 30% x 9 30% x 6 20% x 9 20% x
Dari kelompok p-drug di atas, dipilih bisakodil sebagai terapi pasien ini.
Bisakodil ini dipilih karena lebih umum digunakan sebagai obat pencahar dan
efek sampingnya lebih ringan dibandingkan obat lain dari golongan pencahar
rangsang.
Untuk pertimbangan lebih lanjut pilihan utama, yaitu bisakodil, berbagai
bisakodil yamg diproduksi oleh pabrik obat juga perlu dibandingkan, termasuk
harga dari masing-masing produk tersebut (patokan harga diambil dari buku ISO
2007).Perbandingan yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut.
Dari hasil analisis di atas, maka obat yang dipilih untuk pesien ini
adalah Laxamex tab 5 mg. Obat ini mempunyai efek terapi yang cepat,
efek samping minimal, mudah digunakan dan harganya murah.
12
c. Pengenalan Obat Pilihan
a) Bisakodil
Perhatikan :
Lama Pemberian :
b) Antiinflamasi
Obat spesifik untuk pasien ini: Pirocam (piroxicam)
Jadwal dosis baku:
Untuk RA, osteoarthritis, ankylosing spondilitis : 20 mg sekali sehari
Untuk gangguan musculoskeletal akut : 40 mg untuk 2 hari bisa dalam
dosis tunggal atau dosis terbagi, kemudian dilanjutkan dengan 20 mg
sekali sehari selama 7 14 hari
13
Untuk gout akut : 40 mg sekali sehari kemudian dilanjutkan dengan 40 mg
dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari
Sediaan berupa kapsul 10 mg.
Perhatikan :
Dikonsumsi setelah makan. Kontra indikasi obat ini adalah bagi penderita
ulkus peptikum, riwayat serangan asma, rhinitis, angioedema. Efek
samping berupa gangguan pencernaan, nyeri kepala, iritasi lambung.
d) Anti ansietas
Obat pilihan untuk pasien ini: Alganax (alprazolam)
Jadwal dosis baku : 0,75 mg 1,5 mg, diberikan 3 kali sehari. Sediaan
berupa tablet 0,25 mg dan 1 mg
Perhatikan :
Kontraindikasi : glaukoma akut
Efek samping berupa rasa kantuk, rasa melayang, pandangan kabur.
d. Penulisan Resep
Dokter: Supri
SIP: 101010101010
14
1 dd tab I p.r.n. (bila masih konstipasi)
3 dd tab I
Edukasi
Edukasi terhadap pasien konstipasi meliputi edukasi terhadap pola hidup
pasien seperti:
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat,
seperti buah buahan dan sayur sayuran.
- Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi
- Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter dan cairan lainnya
setiap hari
- Olahraga seperti jalan kaki
- Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka
menahan buang air besar
- Hindari stress
15
DAFTAR PERTANYAAN:
Gejala: Pasien merasa penuh dan kadang seminggu hanya sekali buang
air besar.
16
Pada pasien yang dapat menyebabkan konstipasi adalah keadaan
psikologis seperti stress, defisiensi asupan cairan dan serat, imobilitas /
kurang olahraga.
Advil (NSAID).
e. Informasi yang ingin digali lebih lanjut pada pasien dengan keluhan
konstipasi
17
3.a. Langkah langkahnon farmakologis yang berguna untuk mengatasi
konstipasi?
3.c. Apakah resep untuk refluk pada pasien ini sudah rasional? Jika tidak, apa
rekomendasi yang bisakamu berikan untuk mengoptimalkan resep ini?
Jawab: Resep untuk mengatasi refluk pada pasien ini adalah Amphojel
(Alumunium hydroxide) 600 mg PO PC (kadang kadang sebelum tidur).
Tidak baik digunakan karena alumunium hydroxide dapat menyebabkan
konstipasi yang mana menjadi masalah utama pada pasien ini. Maka
dipilih antasid dari golongan magnesium karbonat yang tidak meyebabkan
konstipasi. Jenis obat yang dipiliha dalah Omeprazole.
4. Dalam kasus ini golongan obat yang dipilih adalah golongan obat pencahar
perangsang karena golongan ini mempunyai kerja obat yang cepat (efek
pencahar terlihat setelah 6-8 jam) dibandingkan dengan golongan pencahar
lainnya serta jarang mempunyai efek samping sistemik. Bisakodil dipilih
karena lebih umum digunakan sebagai obat pencahar dan efek sampingnya
lebih ringan dibandingkan obat lain dari golongan pencahar rangsang, bentuk
sediaan obat terpilih (drug of choice) adalah Laxamex tab, karena memberikan
efek terapi cepat, efek samping minimal, mudah digunakan dan murah.
5. Datang kembali untuk kontrol dan evaluasi terhadap keluhan pasien serta
monitor terhadap pola hidup pasien, yaitu:
- Menanyakan kepada pasien jadwal buang air besar, apakah teratur atau tidak.
18
- Makanan yang dikonsumsi pasien, apakah cukup serat atau tidak.
- Konsumsi air putih setiap harinya, apakah cukup atau tidak, yaitu 1,5 2
liter perhari.
Suppositoria
10 mg
Dosis 10 15
mg diberikan
2-3 tab/hari
Difenilmetan Tablet 125 mg Tidak ada Tidak ada -
Fenoltaflein Dosis 60 perbedaan perbedaan
100 mg
Oksifenisatin Tablet 5 mg, Tidak ada Tidak ada -
sirup perbedaan perbedaan
5mg/5mL
Dosis oral 4-5
mg
Dosis per
rektal 10 mg
19
Sena Sirup & eliksir Tidak ada Tidak ada -
Dosis 2 4 perbedaan perbedaan
mL
Tablet 280 mg
Dosis 0,5-2 g
Atrakinon Sirup & eliksir Tidak ada Tidak ada -
kaskara & tablet 125 perbedaan perbedaan
sagrada mg
Dosis 2 5
mL
Atau 100
300mg
Dantron Tablet 75 mg Tidak Tidak ada -
Dosis 75 perbedaan perbedaan
150 mg
Minyak jarak Dosis 15 60 Tidak ada Tidak ada -
mL perbedaan perbedaan
a. Verapamil
Pemberian Verapamil dapat diganti dengan Bisoprolol
Bisoprolol OGB Dexa
Dosis : 2,5 5 mg 1x/hari selama 14 hari
b. Amitriptyline
Pemberian Amitriptyline dapat diganti dengan Alprazolam
Actazolam
Dosis : 0,25 0,5 mg 3x/hari selama 5 hari
c. Amphojel
Pemberian amphojel dapat diganti dengan Omeprazole
Omeprazole
Dosis : 20 mg/hari
d. Advil
Pemberian Advil dapat diganti dengan Piroksikam
Pirocam
Dosis : 20 mg/hari
20
Golongan obat yang dapat menyebabkan konstipasi antara lain
yaitu:
21