Anda di halaman 1dari 4

KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

OKSIGENASI

A. PENGERTIAN
Oksigenasi merupakan kebutuhkan untuk mempertahankan
kehidupan. Perawat sering kali menemukan klien yang tidak mampu
memenuhi oksigennya, fungsi sistem pernapasan dan jantung adalah
menyuplai kebutuhan oksigen tubuh (Perry & Potter, 2005).
Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam
memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah
sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal (Asmadi,
2008).

B. PROSES OKSIGENASI
Proses pemenuhan kebuthan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer
kedalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dan
paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,
demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin
tinggi. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah compliance dan recoil
yang dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu yaitu adanya surfaktan yang
terdapat pada alveoli lapisan.
Pada alveoli lapisan yang berfungsi menurunkan tegangang
permukaan dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya
kolaps serta gangguan torak. Recoil adalah kemampuan mengeluarkan
CO2/kontrakasi penyempitan paru.Pusat pernafasaan adalah
medulaoblongata dan pons yang dapat mempengaruhi proses ventilasi
karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernafasan dan bila
PCO2 kurang dari samadengan 60 mmHg dapat menyebabkan deperasi
pusat pernafasan.

2. Difusi gas
Difusi gas merupakaan pertukaran antara O2 di alveoli dengan
kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli.Proses pertukaran ini
dipengaruhi ole beberapa faktor yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interfesial(keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan),perbedaan tekanan dan konsentrasi O2, PCO2 dalam
arteri pulmonalis akan berdifusi dalam alveoli dan aktifitas
gas(kemampuan menembus dan saling mengikat Hb).
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan pendistribusiaan O2 kapiler kejaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh kekapiler. Pada proses transportasi, O2
akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin(97,7) dan larut
dalam plasma (3,1) Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb
membentuk karbominohemoglobin (301) larut dalam plasma (5,1) dan
sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah (651) transportasi gas
dipengarui oleh beberapa faktor yaitu curah jantung (cardiac output),
kondisi pembuluh darah,latihan (exeraise), perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.

C. ETIOLOGI
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada
Obstruksi saluran pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka,
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit
kronis seperti TBC paru.

b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
dan koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi / Fe
mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
5. Kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Suara napas tidak normal.
2. Perubahan jumlah pernapasan.
3. Batuk disertai dahak.
4. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
5. Dispnea.
6. Penurunan haluaran urin.
7. Penurunan ekspansi paru.
8. Takhipnea

E. PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan keb O2 adalah:

1. Latihan nafas
2. Membersihkan jalan nafas dan Latihan batuk efektif
3. Fisioterapi dada dan bila perlu dilakukan suction
4. Atur posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur.
5. Ciptakan lingkungan yng tenang, nyaman disekitar penderita
6. Pantau tanda vital dan kedalaman nafas
7. Kolaborasi dengan medis untuk terapi O2 dan pengobatan sesuai program
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba


Medika
Asmadi. (2009). Konsep dan Aplikasi Kebuuhan Dasar Klien.: Jakarta: Salemba
Medika
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4,
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013.
Gray, Huon H., Dawkins, K. D., Simpson, I., Morgan, J. (2002). Lecture Notes
Kardiologi. Jakarta : Erlangga
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Vol. 2. Bandung : Yayasan
Alummi Pendidikan Keperawatan Padjajaran
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013.
Noer, Sjaifoellah. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: FKUI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, (2015). Pedoman
Tatalaksana Gagal Jantung, edisi pertama. Jakarta :
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantu
ng_2015.pdf diakses pada 21 Mei 2017.
Smeltzer & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC
Udjianti, Wajan J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai