Disusun oleh:
11.2012.026
Pembimbing:
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal/Presentasi Kasus : tahun 2017
SMF ANAK
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
Identitas Pasien
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Kebon Jeruk VII/14 RT 001/004, MAPHAR, Taman Sari, Jakarta Barat
Tanggal Masuk RS : 10 Mei 2017 Jam 00.03 WIB
Tanggal Pemeriksaan : 12 Mei 2017 Jam 12.00 WIB
Dilakukan di : Bangsal Melati 5305
Anamnesis
Diambil dari : Alloanamnesis dari ibu
Autoanamnesis dari anak
Tanggal : 12 Mei 2017
Keluhan Utama :
Batuk Berdarah
Keluhan tambahan :
Demam, sesak nafas, keringat dingin
Pasien datang ke UGD RSUD tarakan dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 hari
SMRS. Batuk berdarah disertai dengan demam, sesak nafas dan keringat dingin. Menurut
ibu 1 bulan SMRS pasien sudah mengalami demam yang naik turun dan apabila demam
hanya diberikan obat penurun demam. Tujuh hari SMRS demam dirasakan mulai
memberat dan tidak turun walaupun di berikan obat penurun demam, demam disertai
dengan sesak nafas yang tidak terlalu berat dan juga keringat dingin, tidak ada muntah,
BAB cair dan akhirnya si anak di bawa ibunya ke klinik terdekat untuk berobat, dan di
berikan obat penurun demam. Satu hari SMRS pasien batuk darah dan disertai demam,
keringat dingin dan sesak nafas yang makin memberat tidak ada muntah maupun BAB cair,
tapi si anak hanya mengeluh sakit perut. Ibu kembali membawa pasien ke klinik yang dekat
rumah, dan akhirya dokter di klinik tersebut memutuskan untuk merujuk anak tersebut ke
RSUD TARAKAN. Ibu pasien mengaku bahwa dirinya sedang melakukan melakukan
pengobatan paru dan sedang memasuki bulan ke 3. Pengobatan ibu dilakukan di
puskesmas yang dekat dengan rumah nya. Dengan therapi TB paru on streptomycin inject
bulan ke 3.
Beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit, si ibu mengatakan pasien pernah
melakukan pengobatan paru rutin tetapi berhenti. Pasien tetap diberikan pengobatan rutin
sebanyak 4 tablet yang diminum 1x/hari untuk mencegah penularan dari si ibu. Si ibu juga
mengatakan bahwa pasien pernah melakukan tes sputum tetapi hasil negatif, namun
belum melakukan tes tuberkulin.
SILSILAH KELUARGA
Dari silisilah keluarga si ibu menerangkan bahwa hanya si pasien yang menderita penyakit
seperti ini.
PJB - +
1. Kehamilan
Perawatan antenatal : Trimester I 2x, trimester II 3x, trimester III 5x
Tempat perawatan : Puskesmas
Penyakit kehamilan : Tidak ada
2. Kelahiran
Tempat kelahiran : Rumah Sakit
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Aterm 37 minggu
Keadaan bayi
o Berat badan lahir : 2300 gram
o Panjang badan lahir : 45 cm
o Lingkar kepala : Ibu lupa
o Langsung menangis : Langsung menangis kuat
o Pucat/Biru/Kuning/Kejang : tidak ada
o Nilai APGAR : Tidak diketahui
o Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK)
Berbalik : 2 bulan
Tengkurap : 3 bulan
Merangkak : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 11 bulan
RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi Bulan
0 1 2 3 4 9
Hepatitis B + + + +
DPT + + +
Polio + + + + +
BCG +
Campak +
Pemeriksaan Umum
Antropometri
Tinggi badan : 137 cm
Berat badan : 21 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 63 cm
Lingkar perut : 60 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
IMT : 11,2
Status Gizi
BB/U : (21/32) x 100% = 65,62 %
TB/U : (137/138) x 100% = 99,2%
BB/TB : (21/31) x 100% =67,74 %
Kesan: Status Gizi Buruk
SISTEMATIS
Kepala
1. Bentuk dan ukuran : Tidak ada kelainan
2. Wajah : Simetris, lesi ulit (-) rash (-) edema (-)
3. Rambut&kulit kepala : Warna hitam cukup tebal, distribusi merata, ada
Ketombe
4. Mata : Bentuk normal, kelopak mata tidak cekung, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
5. Telinga : Normotia, liang telinga lapang +/+ sekret -/-
6. Hidung : Normosepta, deviasi septum (-), sekret -/-, pernafasan
cuping hidung (-)
7. Mulut : Bibir kering (-), sianosis (+), faring hiperemis (-),Tonsil T2-T2
tenang detritus (-) kripta melebar (-), lidah kotor (-)
8. Leher :Trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar
getah bening.
Thoraks
1. Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pernafasan torakoabdominal,pergerakan
dinding dada simetris dalam keadaan statis maupun dinamis,
retraksi sela iga (+)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri, nyeri tekan (-)
2. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
(-)
Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Extremitas
Ekstremitas superior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT > 2 detik, ujung jari
berbentuk seperti stick drum, sianosis (+)
Ekstremitas Inferior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT > 2 detik, ujung jari
berbentuk seperti stick drum, sianosis (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
PemeriksaanEKG
KESAN : DEPRESI ST QRS, AXIS RAD
KESAN : CLUBBING FINGER (JARI TABUH)
ECHOCARDIOGRAFI
Kesan :
Situs Solitus
AV VA Concordance
RA dilatasi
PV mengalir ke LA
Pulmonary stenosis
Kontraktilitas LV normal
Kontraktilitas RV normal
Aorta overriding (+)
VSD (+)
Arcus Aorta ke kira
Coarctatio aorta (-)
Resume
Seorang anak laki laki berumur 10 tahun datang dengan keluhan batuk berdarah 1
hari SMRS. Batuk berdarah disertai dengan demam yang tidak turun (walaupun diberikan
obat penurun demam), sesak nafas yang memberat serta keringat dingin. Tidak ada BAB
cair dan muntah.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis dan TTV dengan suhu yang meningkat. Pada pemeriksaan sistematis di
dapatkan sianosis pada mulut di dapatkan retraksi sela iga,sianosis pada kuku di
ekstremitas superior dan inferior, terlihat clubbing fingger pada ekstremitas superior dan
inferior dan terdengar bunyi murmur pada aukultasi jantung. Dari hasil antropometri
didapatkan kesan bahwa si anak kurang gizi. Pada antropometri didapatkan pasien juga
mengalami gizi buruk.
Pada hasil rontgen ditemukan gambaran infiltrate milier tersebar pada kedua paru.
Tidak terdapat kardiomegali.
DIAGNOSIS KERJA
TB MILIER
Penyakit Jantung Bawaan Tetralogi of Fallot
Gizi Buruk
Diagnois Banding
Penyakit jantung Bawaan -
SARAN PEMERIKSAAN
Mantoux Test
Test Sputum
Ekokardiografi
PENATALAKSANAAN
IVFD KAEN 3B 1000cc/24 jam
Infus D5 NS 720 cc/hari
Injeksi Cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
OAT :
o Rifampisin 1x250 Mg
o INH 1x200 Mg
o Pyrazinamid 1x650 Mg
o Etambutol 1x350 Mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg IV
Injeksi deksametason 3x1 ampul ( 3 hari)
02 simple mask 5lt
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
Tanggal 11 Mei 2017 (Hari rawat ke 2)
S : Pasien demam tadi malam (naik turun), batuk , dahak (+), darah (+), menggigil (-
),keringat dingin pada malam hari (-). Sakit perut (-),mual (-), muntah (-) BAB cair (-),
BAK kurang, nafsu makan agak kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : tampak sakit sedang Kes : Compos Mentis
HR : 110x/menit RR : 30x/menit S : 37.7C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi Of Fallot
P : IVFD KAEN 3B 1000cc/24 jam
Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg jika kencing kurang
OAT :
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 simple mask 5lpm
Cek BTA
Cek OP/PT
Pada kasus ini, anak laki laki usia 10 tahun 8 bulan di diagnosis dengan TB MILIER.
Diagnosis didasarkan pada
Riwayat penyakit keluarga, dimana si ibu sedang melakukan pengobatan TB
kurang lebih sudah 3 bulan
Uji tuberkulin yang di lakukan pada anak ini didapatkan indurasi dengan
ukuran 12mm
Pada status gizi didapatkan hasil BB/TB < 70%
Demam tanpa sebab jelas kurang lebih > 1 bulan
Batuk disertai dahak kuran lebih > 1 bulan
Foto rontgen thoraks dada di dapatkan hasil sugestif TB
Tetralogi Of Fallot
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai keluhan ujung jari tangan dan
kaki serta bibir membiru sejak beberapa bulan yang lalu. Keluhan ini merupakan
keluhan sianosis tipe sentral oleh karena kebiruan terlihat pada kulit dan membran
mukosa. Sianosis tipe sentral terjadi akibat penurunan laju oksigen tanpa adanya
kompensasi yang cukup dari paru paru untuk menambah jumlah oksigen tersebut.
Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa
hingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah
rendah oksigen kembali beredar ke seluruh ke sirkulasi sistemik
Pasien cenderung memposisikan diri dengan berjongkok saat serangan sianosis.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan anak dengan gangguan pertumbuhan , tampak
ada nya jari tabuh, dan pada pemeriksaan jantung terdapat bising ejeksi sistolik
gr 3/6.
Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan depresi segmen ST QRS dan axis RAD
(kriteria hipertrofi ventrikel kanan)
Telah dilakukan pemeriksaan echocardiografi dan hasilnya positif Tetralogy of
Fallot.
Tata Laksana
Serangan sianotik
Penderita dapat mengalami serangan sianotik yaitu suatu keadaan serangan biru
tiba tiba. Anak tampak lebih biru, pernafasan cepat, gelisah, kesadaran menurun, kadang-
kadang di sertai kejang. Ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke paru secara tiba-
tiba. Keadaan ini dapat dicetuskan oleh beberapa kejadian seperti menangis, buang air
besar, demam, atau aktivitas yang meningkat. Kejadian berlangsung selama 15-30 menit
dan biasanya teratasi spontan.
Serangan sianotik biasanya mulai timbul pada usia antara 6-12 bulan, bahkan dapat
lebih awal sejak usia 2-4 bulan. Serangan sianotik juga dapat terjadi pada penderita
stenosis atau atresia pulmonal disertai komunikasi intraventrikular dan pirau dari kanan ke
kiri pada tingkat ventrikel. Apapun mekanisme nya, serangan sianotik terjadi akibat
meningkatnya pirau kanan ke kiri yang tiba tiba, maka terjadi penurunan aliran darah ke
paru yang berakibat hipoksemia berat.6
Dengan usaha di atas di harapkan an anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak
menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi, dapat dilanjutkan dengan pemberian berikut :
Propranolol 0,01-0,25 mg/kgBB (rata-rata 0,05 mg/kgBB) intravena bolus perlahan
untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatas. Harus diingat
bahwa 1 mg IV merupakan dosis standar pada dewasa. Dosis total dilarutkan
dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal diberikan separuh nya dengan IV bolus,
bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5 sampai 10 menit
berikutnya. Pada dosis pemberian propanolol, isoproterenol harus disiapkan untuk
mengatasi efek overdosis
Ketamin 1-3 mg/kgBB (rata-rata 2mg/kgBB) IV perlahan (dalam 60 detik). Preparat
ini bekerja dengan meningkatkan resistensi vaskular sistemik dan juga sebagai
sedatif
Vasokonstriktor seperti fenilefrin 0,02 mg/kgBB Ivmeningkatkan resistensi vaskular
sistemik sehingga aliran darah ke paru meningkat.
Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penanganan serangan sianosis. Volume darah dapat mempengaruhi tingkat
obstruksi. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung ,
sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa
oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat
GIZI BURUK
Diagnosis didapatkan dari antropometri
Tinggi badan : 137 cm
Berat badan : 21 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 63 cm
Lingkar perut : 60 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
IMT : 11,2
Status Gizi
BB/U : (21/32) x 100% = 65,62 %
TB/U : (137/138) x 100% = 99,2%
BB/TB : (21/31) x 100% =67,74 %
Kesan: Status Gizi Buruk
DAFTAR PUSTAKA
1. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2013.h.7-31