Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS MILIER DAN TETRALOGI OF FALLOT

Disusun oleh:

FEBE RANGGA TAMBING

11.2012.026

Pembimbing:

Dr. Melani Rakhmi Mantu, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TARAKAN, JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA), JAKARTA

PERIODE 27 APRIL 2017 3 JUNI 2017


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal/Presentasi Kasus : tahun 2017
SMF ANAK
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

Nama : Febe Rangga Tambing Tanda Tangan

NIM : 11 2012 260

Dr. Pembimbing : dr. Melani Mantu, Sp.A Tanda Tangan

Identitas Pasien

Nama Lengkap : An. A Jenis kelamin : Laki - laki

Tempat Lahir : Jakarta Tanggal Lahir : 12 September 2006

Usia : 10 tahun 8 bulan Agama : Islam

Pekerjaan : - Pendidikan : Sekolah Dasar

Alamat : JL. Kebon Jeruk VII/14 RT 001/004 Masuk RS : 10 Mei 2017


Maphar, Taman Sari, Jakarta Barat

Identitas Orang Tua

Nama Orang Tua Ibu Ayah

Nama Ny. S Tn. D

Umur 35 tahun 29 tahun

Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Kebon Jeruk VII/14 RT 001/004, MAPHAR, Taman Sari, Jakarta Barat
Tanggal Masuk RS : 10 Mei 2017 Jam 00.03 WIB
Tanggal Pemeriksaan : 12 Mei 2017 Jam 12.00 WIB
Dilakukan di : Bangsal Melati 5305

Anamnesis
Diambil dari : Alloanamnesis dari ibu
Autoanamnesis dari anak
Tanggal : 12 Mei 2017

Keluhan Utama :
Batuk Berdarah

Keluhan tambahan :
Demam, sesak nafas, keringat dingin

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD tarakan dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 hari
SMRS. Batuk berdarah disertai dengan demam, sesak nafas dan keringat dingin. Menurut
ibu 1 bulan SMRS pasien sudah mengalami demam yang naik turun dan apabila demam
hanya diberikan obat penurun demam. Tujuh hari SMRS demam dirasakan mulai
memberat dan tidak turun walaupun di berikan obat penurun demam, demam disertai
dengan sesak nafas yang tidak terlalu berat dan juga keringat dingin, tidak ada muntah,
BAB cair dan akhirnya si anak di bawa ibunya ke klinik terdekat untuk berobat, dan di
berikan obat penurun demam. Satu hari SMRS pasien batuk darah dan disertai demam,
keringat dingin dan sesak nafas yang makin memberat tidak ada muntah maupun BAB cair,
tapi si anak hanya mengeluh sakit perut. Ibu kembali membawa pasien ke klinik yang dekat
rumah, dan akhirya dokter di klinik tersebut memutuskan untuk merujuk anak tersebut ke
RSUD TARAKAN. Ibu pasien mengaku bahwa dirinya sedang melakukan melakukan
pengobatan paru dan sedang memasuki bulan ke 3. Pengobatan ibu dilakukan di
puskesmas yang dekat dengan rumah nya. Dengan therapi TB paru on streptomycin inject
bulan ke 3.

Selain didapatkan anamnesis tentang penyakit paru, si ibu menceritakan bahwa si


anak terlihat biru pada bibir dan kuku kuku jari kaki dan tangan nya dan berbentuk seperti
tabuh, keadaan itu baru di sadari ibu baru sekitar beberapa bulan yang lalu. Pada
anamnesis, ibu mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir si anak cepat merasa capai
apabila sedang melakukan aktifitas, sering melakukan posisi jongkok untuk mengurangi
sesak nafas nya. Pada saat bayi si ibu mengatakan tidak pernah terlihat keanehan pada si
anak, terutama terlihat biru apabila setelah menangis, tidak malas minum ASI dan aktifitas
si anak pada waktu bayi tidak mengalami kelainan.

Riwayat Penyakit dahulu

Beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit, si ibu mengatakan pasien pernah
melakukan pengobatan paru rutin tetapi berhenti. Pasien tetap diberikan pengobatan rutin
sebanyak 4 tablet yang diminum 1x/hari untuk mencegah penularan dari si ibu. Si ibu juga
mengatakan bahwa pasien pernah melakukan tes sputum tetapi hasil negatif, namun
belum melakukan tes tuberkulin.

SILSILAH KELUARGA

Dari silisilah keluarga si ibu menerangkan bahwa hanya si pasien yang menderita penyakit
seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ya Tidak Hubungan
Penyakit
+
Alergi
+
Asma
+ - IBU
Tuberkulosis
+
Hipertensi
+
Diabetes
+
Kejang Demam
+
Epilepsi
+
Ginjal

PJB - +

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

1. Kehamilan
Perawatan antenatal : Trimester I 2x, trimester II 3x, trimester III 5x
Tempat perawatan : Puskesmas
Penyakit kehamilan : Tidak ada
2. Kelahiran
Tempat kelahiran : Rumah Sakit
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Aterm 37 minggu
Keadaan bayi
o Berat badan lahir : 2300 gram
o Panjang badan lahir : 45 cm
o Lingkar kepala : Ibu lupa
o Langsung menangis : Langsung menangis kuat
o Pucat/Biru/Kuning/Kejang : tidak ada
o Nilai APGAR : Tidak diketahui
o Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK)

RIWAYAT PERKEMBANGAN FISIK

Gigi Pertama : Ibu lupa

Berbalik : 2 bulan

Tengkurap : 3 bulan

Merangkak : 4 bulan

Duduk : 6 bulan

Berdiri : 11 bulan

Berjalan : Usia 1 tahun

Berbicara : menyebutkan ma atau pa usia 9 bulan

Kesan : Perkembangan anak normal sesuai usia

RIWAYAT IMUNISASI

Imunisasi Bulan

0 1 2 3 4 9

Hepatitis B + + + +

DPT + + +

Polio + + + + +

BCG +

Campak +

Kesan: Imunisasi dasar pasien lengkap.


PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Tanggal : 12 Mei 2017 Jam 12.00 WIB

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 120 kali/menit, kuat angkat, regular
Suhu : 38,4C
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 22 kali/menit, teratur, reguler, tipe
torakoabdominal

Antropometri
Tinggi badan : 137 cm
Berat badan : 21 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 63 cm
Lingkar perut : 60 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
IMT : 11,2
Status Gizi
BB/U : (21/32) x 100% = 65,62 %
TB/U : (137/138) x 100% = 99,2%
BB/TB : (21/31) x 100% =67,74 %
Kesan: Status Gizi Buruk

BB/TB : 21CMx31Cm =67,74 BB/U = 21CM x 32CM = 65,2%

SISTEMATIS

Kepala
1. Bentuk dan ukuran : Tidak ada kelainan
2. Wajah : Simetris, lesi ulit (-) rash (-) edema (-)
3. Rambut&kulit kepala : Warna hitam cukup tebal, distribusi merata, ada
Ketombe
4. Mata : Bentuk normal, kelopak mata tidak cekung, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
5. Telinga : Normotia, liang telinga lapang +/+ sekret -/-
6. Hidung : Normosepta, deviasi septum (-), sekret -/-, pernafasan
cuping hidung (-)
7. Mulut : Bibir kering (-), sianosis (+), faring hiperemis (-),Tonsil T2-T2
tenang detritus (-) kripta melebar (-), lidah kotor (-)
8. Leher :Trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar
getah bening.

Thoraks
1. Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pernafasan torakoabdominal,pergerakan
dinding dada simetris dalam keadaan statis maupun dinamis,
retraksi sela iga (+)

Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri, nyeri tekan (-)

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

2. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.

Batas kiri jantung di ICS IV, linea midclavicula kiri.

Batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.

Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (+), gallop (-)


Abdomen
Inspeksi : Datar dan simetris. Lesi kulit (-) massa (-) benjolan (-) caput medusa

(-)

Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut

Auskultasi : Bising usus (+)

Extremitas

Ekstremitas superior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT > 2 detik, ujung jari
berbentuk seperti stick drum, sianosis (+)

Ekstremitas Inferior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT > 2 detik, ujung jari
berbentuk seperti stick drum, sianosis (+)

Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium: tanggal 10 Mei 2017 jam 21:56 WIB

Nama Test Hasil Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 18,6 g/dL 13.0 18.0
Hematokrit 52.3 % 40 - 50
Eritosit 6.26 juta/uL 4.5 5.5
Lekosit 16,910/mm3 4000 10000
Trombosit 309,200/mm3 150000 - 450000
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium(Na) 137 mEq/L 135 150
Kalium(K) 3.4 mEq/L 3.6 5.5
Clorida(Cl) 97 mEq/L 94 111
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 96mg/dL < 140
KIMIA KLINIK
Fungsi Liver
AST (SGOT) 17 U/L <40
ALT (SGPT) 6 U/L <41

Pemeriksaan Penunjang

Radiologi

Inspirasi kurang dalam

COR : CTR tak dapat di nilai (kesan tak membesar)

Diafragma normal, Sinus kanan dan kiri lancip

Kedua hilus dan corakan bronkovaskuler kasar


Tampak infiltrate milier tersebar pada kedua paru

Tulang-tulang ; tampak normal

PemeriksaanEKG
KESAN : DEPRESI ST QRS, AXIS RAD
KESAN : CLUBBING FINGER (JARI TABUH)

ECHOCARDIOGRAFI

Kesan :
Situs Solitus
AV VA Concordance
RA dilatasi
PV mengalir ke LA
Pulmonary stenosis
Kontraktilitas LV normal
Kontraktilitas RV normal
Aorta overriding (+)
VSD (+)
Arcus Aorta ke kira
Coarctatio aorta (-)
Resume

Seorang anak laki laki berumur 10 tahun datang dengan keluhan batuk berdarah 1
hari SMRS. Batuk berdarah disertai dengan demam yang tidak turun (walaupun diberikan
obat penurun demam), sesak nafas yang memberat serta keringat dingin. Tidak ada BAB
cair dan muntah.

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis dan TTV dengan suhu yang meningkat. Pada pemeriksaan sistematis di
dapatkan sianosis pada mulut di dapatkan retraksi sela iga,sianosis pada kuku di
ekstremitas superior dan inferior, terlihat clubbing fingger pada ekstremitas superior dan
inferior dan terdengar bunyi murmur pada aukultasi jantung. Dari hasil antropometri
didapatkan kesan bahwa si anak kurang gizi. Pada antropometri didapatkan pasien juga
mengalami gizi buruk.

Pada pemeriksaan laboratorim didapatkan peningkatan hemoglobin,


hematokrit,lekosit dan penurunan kalium.

Pada hasil rontgen ditemukan gambaran infiltrate milier tersebar pada kedua paru.
Tidak terdapat kardiomegali.

DIAGNOSIS KERJA
TB MILIER
Penyakit Jantung Bawaan Tetralogi of Fallot
Gizi Buruk
Diagnois Banding
Penyakit jantung Bawaan -

SARAN PEMERIKSAAN
Mantoux Test
Test Sputum
Ekokardiografi
PENATALAKSANAAN
IVFD KAEN 3B 1000cc/24 jam
Infus D5 NS 720 cc/hari
Injeksi Cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
OAT :
o Rifampisin 1x250 Mg
o INH 1x200 Mg
o Pyrazinamid 1x650 Mg
o Etambutol 1x350 Mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg IV
Injeksi deksametason 3x1 ampul ( 3 hari)
02 simple mask 5lt
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
Tanggal 11 Mei 2017 (Hari rawat ke 2)
S : Pasien demam tadi malam (naik turun), batuk , dahak (+), darah (+), menggigil (-
),keringat dingin pada malam hari (-). Sakit perut (-),mual (-), muntah (-) BAB cair (-),
BAK kurang, nafsu makan agak kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : tampak sakit sedang Kes : Compos Mentis
HR : 110x/menit RR : 30x/menit S : 37.7C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi Of Fallot
P : IVFD KAEN 3B 1000cc/24 jam
Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg jika kencing kurang
OAT :
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 simple mask 5lpm
Cek BTA
Cek OP/PT

Tanggal 12 Mei 2017 ( Hari rawat ke 3)


S : Demam (-), sesak (+), batuk dahak campur darah, menggigil (-). Sakit perut (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 40x/menit HR : 116x/menit S : 37C
SaO2 : Eks Superior Dex : 70 %
Eks Superior Sin : 75 %
Eks Inferior Dex : 60%
Eks Inferior Dex : 69%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : IVFD KAEN 3B 1000cc/24 jam stop ganti infus D5 NS 720 cc/hari 30cc/jam
Injeksi cefotaxime 3x700 mg IV
Injeksi Gentamycin 3x40 mg jika kencing kurang
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
Injeksi deksametason 3x1 amp (3 hari) (1)
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
Konsul kardiografi untuk Echokardiografi
O2 simple mask 5lpm
Test Mantoux

Tanggal 13 Mei 2017 (Hari rawat ke 4)


S : Demam (-), sesak (+), batuk dahak campur darah, keringat dingin (+)menggigil (-).
Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien
terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 38x/menit HR : 105x/menit S : 37C
SaO2 : Eks Superior Dex : 70 %
Eks Superior Sin : 75 %
Eks Inferior Dex : 80%
Eks Inferior Dex : 75%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : infus D5 NS 480cc/hari 20 tpm mikro
Injeksi cefotaxime 3x700 mg IV
Gentamycin 3x40 mg jika kencing kurang
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
Injeksi deksametason 3x1 amp (3 hari) (2)
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 ganti nasal canule 2lpm

Tanggal 14 Mei 2017 ( Hari rawat ke 5 )


S : Demam (-), sesak (+), batuk dahak campur darah, menggigil (-). Sakit perut (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 38x/menit HR : 102x/menit S : 37C
SaO2 : Eks Superior Dex : 78 %
Eks Superior Sin : 80%
Eks Inferior Dex : 80%
Eks Inferior Dex : 82%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : infus D5 NS 480cc/hari 20 tpm mikro
Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Gentamycin 3x40 mg jika kencing kurang
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
Injeksi deksametason 3x1 amp (3hari) (1)
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm
HASIL TEX MANTOUX 12MM POSITIF

Tanggal 15 Mei 2017 ( Hari rawat ke 6 )


S : Demam (-), sesak (-), menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 24x/menit HR : 100x/menit S : 37C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm

Tanggal 16 Mei 2017 ( Hari rawat ke 7 )


S : Demam (-), sesak (+),menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 36x/menit HR : 100x/menit S : 37C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm

Tanggal 17 Mei 2017 ( Hari rawat ke 8 )


S : Demam (-), sesak (-), menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 24x/menit HR : 98x/menit S : 37C Sa02 : 78%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm

Tanggal 18 Mei 2017 ( Hari rawat ke 9 )


S : Demam (-), sesak (-),menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 24x/menit HR : 98x/menit S : 37C Sa02 : 98%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm

Tanggal 18 Mei 2017 ( Hari rawat ke 9 )


S : Demam (-), sesak (-), menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 26x/menit HR : 100x/menit S : 37C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm
Elkana cl 2x1 cth

Tanggal 19 Mei 2017 ( Hari rawat ke 10 )


S : Pusing (+), sesak (-), menggigil (-). Sakit perut (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah
(-). BAB cair (-), BAK kurang. Pasien terlihat lemas.
O : KU : Tampak Sakit Sedang Kes : Compos Mentis
RR : 24x/menit HR : 98x/menit S : 37C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : Sklera Ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
Hidung : deviasi septum (-) pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-) sianosis (+) Tonsil T2-T2 hiperemis (-)
faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Simetris, Retraksi Sela Iga +/+
Cor : BJ1 dan BJ2 murni reguler, murmur (+) gallop (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar. bising usus (+) normal, soepel, nyeri tekan (-) tidak
teraba pembesaran hepar,limpa dan ginjal.
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2detik, clubbing finger, sianosis
superior dan inferior
A : TB Milier
PJB Tetralogi of Fallot
P : Injeksi cefotaxime 3x700 mg
Injeksi Gentamycin 3x40 mg
Injeksi Ranitidine 3x20 mg/IV
P.O : OAT lanjut
Rifampisin 1x250 Mg
INH 1x200 Mg
Pyrazinamid 1x650 Mg
Etambutol 1x350 Mg
O2 nasal canule 2lpm
Curvit 2x1 cth
ANALISA KASUS
DIAGNOSIS
Diagnosis TB milier pada anak dibuat berdasarkan adanya riwayat kontak dengan
pasien TB yang dewasa (BTA positif), gambaran radiologis yang khas, gambaran klinis,
serta uji tuberkulin yang positif. Uji tuberkulin tetap merupakan alat bantu diagnosis TB
yang penting pada anak. Uji tuberkulin yang negatif belum tentu menunjukkan tidak ada
infeksi atau penyakit TB atau sebaliknya.2
Pemeriksaan sputum atau bilasan lambung dan kultur M.tuberculosis tetap penting
dilakukan. Pemeriksaan BTA akan menunjukka hasil positif pada 30-50% pasien. Namun,
untuk diagnosis dini, pemeriksaan sputum atau bilasan lambung kurang sensitif
dibandingkan dengan pemeriksaan bakteriologik dan histologik dan biopsi hepar atau
sumsum tulang.

Tabel 2. Tabel skoring TB anak 1

Dalam menegakkan diagnosis TB anak, semua prosedur diagnostik dapat dikerjakan,


namun apabila dijumpai keterbatasan sarana diagnostik yang tersedia, dapat menggunakan
suatu pendekatan lain yang dikenal sebagai sistem skoring. Sistem skoring tersebut
dikembangkan diuji coba melalui tiga tahap penelitian oleh para ahli yang IDAI, Kemenkes
dan didukung oleh WHO dan disepakati sebagai salah satu cara untuk mempermudah
penegakan diagnosis TB anak terutama di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Sistem
skoring ini membantu tenaga kesehatan agar tidak terlewat dalam mengumpulkan data klinis
maupun pemeriksaan penunjang sederhana sehingga diharapkan dapat mengurangi
terjadinya underdiagnosis maupun overdiagnosis TB.

Penilaian/pembobotan pada sistem skoring dengan ketentuan sebagai berikut:


Parameter uji tuberkulin dan kontak erat dengan pasien TB menular mempunyai nilai
tertinggi yaitu 3.
Uji tuberkulin bukan merupakan uji penentu utama untuk menegakkan diagnosis TB pada
anak dengan menggunakan sistem skoring.
Pasien dengan jumlah skor 6 harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT.
Setelah dinyatakan sebagai pasien TB anak dan diberikan pengobatan OAT (Obat
Anti Tuberkulosis) harus dilakukan pemantauan hasil pengobatan secara cermat terhadap
respon klinis pasien. Apabila respon klinis terhadap pengobatan baik, maka OAT dapat
dilanjutkan sedangkan apabila didapatkan respons klinis tidak baik maka sebaiknya pasien
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.

Pada kasus ini, anak laki laki usia 10 tahun 8 bulan di diagnosis dengan TB MILIER.
Diagnosis didasarkan pada
Riwayat penyakit keluarga, dimana si ibu sedang melakukan pengobatan TB
kurang lebih sudah 3 bulan
Uji tuberkulin yang di lakukan pada anak ini didapatkan indurasi dengan
ukuran 12mm
Pada status gizi didapatkan hasil BB/TB < 70%
Demam tanpa sebab jelas kurang lebih > 1 bulan
Batuk disertai dahak kuran lebih > 1 bulan
Foto rontgen thoraks dada di dapatkan hasil sugestif TB

Dari skoring TB didapatkan hasil = 10


Pada kasus ini anak umur 10 tahun 8 bulan dengan BB 21 kg dapat diberikan pengobatan
pada Fase intensif 2HRZE dan Fase lanjutan 4RH.
ISONIAZID 1 x 300 Mg PYRAZINAMID 1 x 500 Mg
RIFAMPISIN 1 x 450 Mg Etambutol 1 x 500 Mg

Tetralogi Of Fallot
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai keluhan ujung jari tangan dan
kaki serta bibir membiru sejak beberapa bulan yang lalu. Keluhan ini merupakan
keluhan sianosis tipe sentral oleh karena kebiruan terlihat pada kulit dan membran
mukosa. Sianosis tipe sentral terjadi akibat penurunan laju oksigen tanpa adanya
kompensasi yang cukup dari paru paru untuk menambah jumlah oksigen tersebut.
Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa
hingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah
rendah oksigen kembali beredar ke seluruh ke sirkulasi sistemik
Pasien cenderung memposisikan diri dengan berjongkok saat serangan sianosis.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan anak dengan gangguan pertumbuhan , tampak
ada nya jari tabuh, dan pada pemeriksaan jantung terdapat bising ejeksi sistolik
gr 3/6.
Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan depresi segmen ST QRS dan axis RAD
(kriteria hipertrofi ventrikel kanan)
Telah dilakukan pemeriksaan echocardiografi dan hasilnya positif Tetralogy of
Fallot.

Tata Laksana
Serangan sianotik
Penderita dapat mengalami serangan sianotik yaitu suatu keadaan serangan biru
tiba tiba. Anak tampak lebih biru, pernafasan cepat, gelisah, kesadaran menurun, kadang-
kadang di sertai kejang. Ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke paru secara tiba-
tiba. Keadaan ini dapat dicetuskan oleh beberapa kejadian seperti menangis, buang air
besar, demam, atau aktivitas yang meningkat. Kejadian berlangsung selama 15-30 menit
dan biasanya teratasi spontan.
Serangan sianotik biasanya mulai timbul pada usia antara 6-12 bulan, bahkan dapat
lebih awal sejak usia 2-4 bulan. Serangan sianotik juga dapat terjadi pada penderita
stenosis atau atresia pulmonal disertai komunikasi intraventrikular dan pirau dari kanan ke
kiri pada tingkat ventrikel. Apapun mekanisme nya, serangan sianotik terjadi akibat
meningkatnya pirau kanan ke kiri yang tiba tiba, maka terjadi penurunan aliran darah ke
paru yang berakibat hipoksemia berat.6

Tata Laksana serangan sianotik


Posisi lutut ke dada. Dengan posisi ini diharapkan aliran darah ke paru bertambah
karena peningkatan afterload aorta akibat penekukan arteri femoralis.
Morfin sulfat 0,1 0,2 mg/kgBB SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan
dan mengatasi takipne
Bikarbonas natrikus 1 mEq/kgBB IV untuk mengatasi asidosis. Dosis yang sama
dapat diulang dalam 10-15 menit
Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian di sini tidak begitu tepat karena
permasalahan di sini bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah
ke paru yang berkurang.

Dengan usaha di atas di harapkan an anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak
menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi, dapat dilanjutkan dengan pemberian berikut :
Propranolol 0,01-0,25 mg/kgBB (rata-rata 0,05 mg/kgBB) intravena bolus perlahan
untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatas. Harus diingat
bahwa 1 mg IV merupakan dosis standar pada dewasa. Dosis total dilarutkan
dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal diberikan separuh nya dengan IV bolus,
bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5 sampai 10 menit
berikutnya. Pada dosis pemberian propanolol, isoproterenol harus disiapkan untuk
mengatasi efek overdosis
Ketamin 1-3 mg/kgBB (rata-rata 2mg/kgBB) IV perlahan (dalam 60 detik). Preparat
ini bekerja dengan meningkatkan resistensi vaskular sistemik dan juga sebagai
sedatif
Vasokonstriktor seperti fenilefrin 0,02 mg/kgBB Ivmeningkatkan resistensi vaskular
sistemik sehingga aliran darah ke paru meningkat.
Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penanganan serangan sianosis. Volume darah dapat mempengaruhi tingkat
obstruksi. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung ,
sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa
oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat

GIZI BURUK
Diagnosis didapatkan dari antropometri
Tinggi badan : 137 cm
Berat badan : 21 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 63 cm
Lingkar perut : 60 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
IMT : 11,2
Status Gizi
BB/U : (21/32) x 100% = 65,62 %
TB/U : (137/138) x 100% = 99,2%
BB/TB : (21/31) x 100% =67,74 %
Kesan: Status Gizi Buruk
DAFTAR PUSTAKA
1. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2013.h.7-31

2. Indarto WF. Skoring TB pada Anak. 2015. Diunduh dari


http://www.idaijogja.or.id/skoring-tb-pada-anak/
3. Kementrian Kesehatan RI, Subdirektorat tuberkulosis. 2017. Diunduh dari
http://www.tbindonesia.or.id/tb-anak/
4. Gamma H, Nataprawira HM. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak Ed
ke-4. Bandung: Dep. IKA FKU Padjadjaran; 2012. H. 493
5. Sudoyo AW, Setioyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jilid II. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing; 2009.h.1583725.
6. Price Sylvia dan M W Lorraine. Gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2013.h. 517-76.
7. Iskandar wahidiyat. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. Sagung Seto: Jakarta;
2014.
8. Suryawan A, Chairulfatah A, Kurniawan A,dll. Nelson ilmu kesehatan anak
esensial. Edisi 6 Jakarta: EGC. 2014.

Anda mungkin juga menyukai