Anda di halaman 1dari 39

PRESENTASI KASUS LUKA

BAKAR
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. Utis Cahyana


 Jenis Kelamin : Laki Laki
 Tanggal Masuk : 29 November 2016
 Usia : 31 tahun
 Status Perkawinan : Menikah
 Alamat : Jl. Pasir Langu RT 02/RW 06, Cisarua, Bandung Baru
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Tukang bensin eceran
A.ANAMNESIS

 Diambil secara : Autoanamesis

Keluhan Utama
 Tubuh terbakar api pada muka, kedua tangan dan sebagian kaki kiri dan kaki
kanan

Keluhan Tambahan
 Pasien tampak kesakitan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 OS masuk dengan luka bakar pada seluruh muka, tangan


kanan, tangan kiri , sebagian punggung kaki kanan dan
sebagian punggung kaki kiri. OS mengatakan sedang
memperbaiki televisi nya yang rusak, kemudian keluar
percikan api dan menyambar bensin yang berada di
samping televisi. Istri OS yang berada dekat dengan nya
memberikan pertolongan dengan menyiramkan air dan
kain basah untuk menutupi bagian tubuh OS yang terkena
percikan api
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 OS mengaku tidak memiliki riwayat perawatan


atau pembedahan di RS sebelum nya
 Riwayat Diabetes Melitus dan Hipertensi disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Tidak
ada riwayat hipertensi, DM,
asma , TBC
B. Primary Survey
AIRWAY
 Tidak tampak adanya sumbatan jalan napas, darah (-), muntahan (-),
corpus alineum (-),
BREATHING
 Spontan, frekuensi nafas 24x/menit,reguler, kedalaman cukup
CIRCULATION
 Akral hangat, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit,
suhu afebris
DISABILITY
 GLASGOW COMA SCALE
 EYE : 4
 VERBAL : 5
 MOVEMENT : 6
C.SECONDARY SURVEY
Kepala dan wajah : deformitas (-), bibir edema (-), bula (-)
Mata : ikterus (-), strabimus (-), konjungtiva tidak pucat.
Leher : pembesaran KGB (-)
THT : tonsil membesar (-), tidak ada sekret
Dada : Simetris dalam diam dan pergerakan
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : datar, lemas, tidak teraba massa, BU(+)
Ektremitas : di status lokalis
STATUS LOKALIS

 Kepala dan muka : 5%


 Manus dan anthebrachii dx : 5%
 Manus sinistra : 2%
 Pedis dan caninus dx : 2%
 Pedis sinistra : 1%
Total : 15%
Pemeriksaan Penunjang
 Rutin  Urinalisis
Hb : 14,2 Sedimen
Ht : 41 Sel epitel :0-2
Leukosit : 19.400 Leukosit :3-5
Trombosit : 14.000 Eritrosit :0-1
BT : 1 menit Silinder :-
CT : 8 menit 30 detik Kristal :-
Bakteri :-
 Berat Jenis : 1.005 GDS : 114
pH :7 Natrium : 138
Protein :- Kalium : 3,3
Glukosa :-
Keton :-
Darah/Hb :-
Bilirubin :-
Urobilinogen : -
BIlirubin :-
DI AGNOSIS KERJA

Luka bakar grade II 15% ec.api


TATA LAKSANA

 Evaluasi keadaan umum tanda vital


IVFD RL 20tpm
Ceftriaxon 500 mg /12 jam IV
Ketorolac ½ amp/8jam IV
Tramadol ½ amp/8jam IV
Cester 1x1 tab
Proneuron 3x1 tab
Ranitidine 2x1 tab
GV/ganti perban setiap hari
PEMBAHASAN UMUM
COMBUTIO
DEFINISI

 Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau


kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi.
 Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai
fase lanjut.
ETIOLOGI

 Paparan api  Aliranlistrik


 Flame  Zat kimia
 Benda panas  Radiasi
(kontak)
 Sunburn
 Scalds(air panas)
 Uap panas
 Gas panas
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

 Derajat I

 Kerusakan terbatas
pada bagian epidermis
 Kulit kering, eritema
 Nyeri

 Tidak ada bula


 Derajat II
 Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
 Terdapat proses eksudasi
 Ada bula
 Dasar luka berwarna
merah/pucat
 Nyeri
 Derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih
dalam
 Tidak ada bula
 Kulit berwarna abu-abu dan
pucat
 Kering
 Terdapat eskar
 Tidak nyeri
LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan luas luka


bakar:
 Estimasi menggunakan luas permukaan palmar
pasien. Luas telapak tangan = 1% luas permukaan
tubuh.
 Rumus 9 atau rule of nine untuk
orang dewasa
 Luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas
kanan, ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri, tungkai
dan kaki kanan, serta tungkai
dan kaki kiri masing-masing 9%.
 Daerah genitalia = 1%.
 Pada anak dan bayi digunakan
rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih
besar dan luas relatif permukaan
kaki lebih kecil.
 Rumus 10 untuk bayi
 Rumus 10-15-20 untuk anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR
 Luka bakar berat (major burn)
 Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di
atas usia 50 tahun
 Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada
butir pertama
 Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
 Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
 Luka bakar listrik tegangan tinggi
 Disertai trauma lainnya
 Pasien-pasien dengan resiko tinggi
 Luka bakar sedang (moderate burn)

 Lukabakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,


dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
 Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10
tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
 Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
 Luka bakar ringan
 Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
 Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
 Lukabakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
FASE LUKA BAKAR

 Fase awal, fase akut, fase syok


 Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau
trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti
keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
 Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
 Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-
system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
 Fase lanjut
 Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi
jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar
seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
Pembagian zona kerusakan jaringan

 Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang lsg mgalami


kerusakan)
 Zona statis
 Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
 Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit  gangguan
perfusi (no flow phenomena) --> perubahan permeabilitas
kapiler dan respon inflamasi lokal
 12-24 jam pasca cedera
 Zona hiperemi
 Daerah diluar zona statis
 Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
 Zona hiperemi
 Daerah diluar zona statis
 Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


 Urinalisis
 Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
 Analisis gas darah
 Radiologi – jika ada indikasi ARDS
 Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosis SIRS dan MODS
TATALAKSANA RESUSITASI

 Tatalaksana resusitasi jalan nafas:


 Intubasi
 Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding intubasi)
 Pemberian oksigen 100%
 Perawatan jalan nafas
 Penghisapan sekret (secara berkala)
 Pemberian terapi inhalasi
 Bilasan bronkoalveolar
 Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
 Eskarotomi pada dinding toraks  memperbaiki kompliansi paru
Tatalaksana resusitasi cairan

 Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.


 Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya


diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam


pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
Terapi pembedahan pada luka bakar

 Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan


debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu < 7 hari
pasca cedera termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar
derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti
tindakan hemostasis dan juga “skin grafting” (dianjurkan
“split thickness skin grafting”).
 Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial
Skin grafting

 Tujuan dari metode ini:


 Menghentikan evaporate heat loss
 Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan
waktu
 Melindungi jaringan yang terbuka
 Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat
dilakukan secara split thickness skin graft atau full
thickness skin graft
 Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut
dapat direnggangkan dan dibuat lubang – lubang pada kulit donor
(seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1
sampai 1 : 6) dengan mesin.  mess grafting.
 Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan
dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah
dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.
 Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin
‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau
Goulian.
 Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit
donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
 Kulit donor setipis mungkin
 Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang
dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :
 Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut
tekan)
 Drainase yang baik
 Gunakan kasa adsorben
PROGNOSIS

 Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:


 Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
 Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
 Letak daerah yang terbakar
 Usia dan keadaan kesehatan penderita
 Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang
timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS,
infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.
Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS),
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),
dan Sepsis

Anda mungkin juga menyukai