PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
arbovirus (arthropadborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue I, II,
II, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
(Sudoyo, 2010).
Indonesia dalam peta wabah demam berdarah dengue ada di posisi yang
memprihatinkan. Dalam jumlah angka kesakitan (morbidity rate) dan
kematian (mortality rate) demam berdarah dengue di kawasan Asia Tenggara,
selama kurun waktu 1985-2004, Indonesia berada di urutan kedua terbesar
setelah Thailand (WHO 2004). Selama tahun 1985-2004, di Indonesia tercatat
angka penderita demam berdarah dengue terendah 10.362 pada tahun 1989
dan tertinggi 72.133 orang pada tahun 1998, dengan angka kematian terendah
422 orang pada tahun 1999 dan tertinggi 1.527 pada tahun 1988.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) muncul hampir setiap tahun di
beberapa bulan tertentu dan telah merenggut banyak korban jiwa, bahkan
jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap tahunnya.DBD merupakan
salah satu penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang
menyeluruh, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa
(Depkes RI, 2010).
2
Lampung Selatan merupakan salah satu kota di Indonesia yang tercatat
sebagai daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Data Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung menyebutkan bahwa pada tahun 2010
terdapat 763 kasus, tahun 2011 terdapat 399 kasus, tahun 2012 terdapat 440
kasus, akan tetapi pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus demam berdarah
dengue sebesar 576 kasus, 5 orang diantaranya meninggal dunia (Dinas
Kesehatan kota Bandar Lampung, 2013).
Data di Puskesmas Karang Anyar sendiri tercatat angka kejadian DBD pada
tahun 2016 sebanyak 988 kasus dan angka bebas jentik (ABJ) tidak mencapai
target 100% yaitu 90,3%. Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan
evaluasi program Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Puskesmas Karang
Anyar agar dapat membantu pelaksana program tersebut berjalan lebih baik
pada tahun berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penulisan ini, rumusan masalah yang
akan dibahas adalah bagaimana gambaran pelaksanaan Sub Program Angka
Bebas Jentik pemberantasan penyakit demam berdarah dengue yang
dilaksanakan Puskesmas Karang Anyar selama periode bulan Januari
Desember tahun 2016.
3
a. Mengetahui masalah dari Sub Program Angka Bebas Jentik
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Puskesmas
Karang Anyar selama periode bulan Januari-Desember tahun 2016.
b. Mengetahui kemungkinan penyebab masalah dari Sub Program
Angka Bebas Jentik Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
Dengue di Puskesmas Karang Anyar selama periode bulan Januari
Desember tahun 2016.
c. Merumuskan altematif pemecahan masalah bagi pelaksanaan Sub
Program Angka Bebas Jentik Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue Puskesmas Karang Anyar selama periode bulan
JanuariDesember tahun 2016.
4
b. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai
umpan balik agar keberhasilan program di masa mendatang dapat
tercapai secara optimal.