Anda di halaman 1dari 4

31

Perawatan Luka pada Pasien dengan Kulit Diradiasi atau Steroid. Pasien yang sedang
mendapat steroid harus menkonsumsi vitamin A (25.000 IU per hari per oral atau 200.000 IU
topikal tiga kali sehari), sebagaimana penelitian eksperimental tentang gangguan
penyembuhan akibat steroid menunjukan bahwa vitamin terbukti bermanfaat. Luka pada
pasien yang menerima steroid rentan terhadap infeksi, dan mengalami penurunan pada
tingkat angiogenesis, deposisi kolagen, dan proliferasi. Penting untuk ingat bahwa steroid
dapat mengganggu penyembuhan bahkan setelah penggunaannya lama dihentikan.
Pemeliharaan luka bersih dengan kolonisasi bakteri minimal harus menjadi tujuan utama dari
perawatan luka tersebut.
Luka iradiasi memiliki masalah yang menantang. Endarteritis obliterans progresif dan
kerusakan mikrovaskuler, bersamaan dengan perubahan interstitial yang fibrotik,
menghasilkan luka yang ditandai dengan iskemia, dipersulit dengan penuaan selular, dan
rentan terhadap infeksi. Luka ini perlu didebridemen dengan hati-hati, karena cedera bedah
lebih lanjut sering menyebabkan luka tidak sembuh yang lebih besar. Penggunaan perban
antimikroba, yang mampu mempertahankan penyembuhan luka yang lembab dan juga
mempromosikan autolisis, sangat ideal untuk luka tersebut, begitu pula penggunaan faktor
pertumbuhan dan bahkan terapi oksigen hiperbarik. Luka ini akan sering membutuhkan
sebuah penutup mikrovaskular yang bebas untuk mencapai cakupan luka yang stabil.

Perawatan Luka pada Pasien dengan Luka Akibat Tekanan. Pasien dengan luka akibat
tekanan sering menjadi lemah. Hal tersbut belum tentu merupakan kontraindikasi untuk
operasi, sebagaimana pengalaman klinis menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kurus
dengan malnutrisi kronis mampu sembuh dengan sukses. Namun, pasien yang baru-baru ini
mengalami episode akut kehilangan berat badan atau kekurangan gizi lebih cenderung
memiliki masalah dalam perbaikan luka; pasien seperti ini merupakan kelompok yang
seharusnya diberi gizi secara agresif dan mengkonsumsi suplemen vitamin. Pemberian
hormon pertumbuhan atau steroid anabolik harus diperhatikan, seperti oksandrolon, karena
steroid ini melawan status katabolik pasien. Luka akibat tekanan perlu didebridemen sebagai
sesegera mungkin. Mengingat keadaan pasien yang lemah, debridemen sering dilakukan "di
samping tempat tidur" dengan cara yang kurang menyeluruh. Debridemen seharusnya
dilakukan secara ideal, dengan beberapa kali masuk kembali ke ruang operasi jika perlu. Hal
sulit dari perawatan pasien ini adalah tingginya tingkat kekambuhan ulkus.
Kejang harus dikontrol, baik dengan obat atau, pada kasus yang ekstrim, dengan
pembedahan. Perban digunakan secara strategis. Karena prioritas pada ulkus tahap 1 dan
tahap 2 adalah untuk mempertahankan lingkungan yang lembab, bersih, maka perban film
sesuai untuk ini. Perban yang lebih mudah terserap (hidrokoloid, alginat, atau busa)
digunakan untuk ulkus tahap 2 sampai 4, tergantung pada tingkat drainase luka, dan harus
ditutupi dengan perban film untuk mencegah pengeringan dan untuk menyingkirkan kotoran
dari tanah.
Kemajuan yang luar biasa adalah evolusi terapi dukungan permukaan. Hal ini berupa
alat penurun tekanan (penurunan tekanan di lokasi ulkus sampai ke tingkat kurang dari yang
dihasilkan oleh permukaan biasa) dan penghilang tekanan (menghilangkan tekanan ke tingkat
kurang dari tekanan penutupan kapiler). Alat ini terdiri dari tempat tidur terisi udara, kasur
udara, alat pengapung udara dan pengapung air, dan udara tempat tidur lepas udara rendah.
Variabel yang mereka konrol, selain tekanan, adalah retensi kelembaban, gaya gesek, dan
suhu. Kelemahannya adalah biaya, yang bisa jadi mahal.

Perawatan Luka pada penderita Diabetes. Dasar perawatan pada pasien dengan diabetes
adalah pengakuan bahwa sebagian besar ulkus yang terlihat sebenarnya merupakan luka
akibat tekanan yang terjadi akibat neuropati. Ulkus neuropati adalah lesi yang disebabkan
oleh beberapa hal, yang terdiri dari nekrosis akibat tekanan, mikroangiopati fungsional, dan
kerusakan saraf yang nyata. Kami lebih menyukai istilah "mikroangiopati fungsional" karena
meskipun diabetes tidak memiliki kelainan antomik pada arteriol dan kapiler (karenanya
kesalahan dari penyakit pembuluh darah kecil diabetes),

32
diabetes tetap mengalami disfungsional microvaskulatur, dengan gangguan dalam
vasodilatasi dan kompensasi angiogenesis terhadap iskemia. Pengobatan kaki diabetes
disesuaikan untuk mengatasi komponen yang bervariasi tersebut. Debridemen selektif,
kontrol kadar glukosa, mengurangi tekanan (baik melalui ortotik non-kontak atau
pembedahan dalam kasus kaki Charcot. atau dengan menggunakan prosedur pemanjangan
tendon Achilles), revaskularisasi ketika ada lesi arteri signifikan, penggunaan faktor
pertumbuhan seperti hecaplermin (Regranex), dan, dalam kasus tertentu, dekompresi saraf
tibialis, semuanya merupakan modalitas yang harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan
tingkat penyembuhan. Mengingat perawatan yang bervariasi dan kerusakan pada kaki
diabetes, pasien paling bagus ditangani dengan perawatan di klinik khusus luka/penyelamatan
ekstremitas multidisiplin.

Perawatan Luka pada Pasien dengan Ulkus akibat Stasis Vena. Terapi kompresi sangat
penting pada ulkus stasis vena. Hal ini berlaku untuk pasien yang telah menjalani operasi
pembuluh darah dan juga bagi mereka yang belum. Banyak balutan kompresi canggih dan
individual telah dikembangkan untuk pasien ini. Peringatan dalam terapi kompresi adalah
bahwa modalitas ini merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan ABI <0,7 dan harus
digunakan di bawah pengawasan medis yang ketat pada ekstremitas dengan ABI antara 0,7
dan 0,9.
Produk kompresi kaku terdiri dari perban boot Unna dan perban dengan keregangan
rendah. Perban kompresi elastis lebih berlaku untuk pasien yang bukan rawat jalan, karena
perban tersebut memiliki tekanan saat istirahat yang lebih tinggi daripada produk kaku. Tipe
produk kompresi terdiri dari stoking, pembungkus elastis, dan pembungkus berlapis.
Penggunaan perban kombinasi berupa gabungan komponen yang elastis dan komponen
regangan minimal yang mudah diserap telah diterima secara luas lebih unggul dibanding boot
Unna tradisional, yang tidak mencapai tekanan optimal dengan sendirinya, meskipun itu bisa
sangat berguna bila dikombinasikan dengan perban kompresi elastis.
Balutan ini khusus untuk masing-masing pasien. Meskipun idealnya tekanan yang
dihasilkan harus antara 30 dan 40 mmHg, ini merupakan situasi dimana tekanan yang lebih
atau kurang dapat digunakan. Dasar logis untuk tingkat tekanan ini adalah bukti
eksperimental yang menunjukkan bahwa ulksus stasis vena sangat meningkat ketika tekanan
vena saat rawat jalan naik di atas 30 mmHg. Perawatan yang dilakukan tidak boleh melebihi
tekanan yang direkomendasikan untuk indikasi klinis, karena dapat terjadi ulserasi. Kunci
penggunaan terapi kompresi adalah komitmen pasien dimana pasien mungkin perlu beberapa
perubahan dan perubahan ukuran untuk mengakomodasi perubahan ketebalan ekstremitas
selama pengobatan berlangsung. Terapi kompresi harus dilanjutkan selama beberapa minggu
setelah penutupan luka yang berhasil untuk terjadinya remodeling dan memperkuat
neomatriks.
Terapi kompresi sering dilengkapi dengan penggunaan perban. Pilihan perban sekali
lagi ditentukan oleh jumlah drainase yang ada. Karena banyak produk kompresi yang dipakai
berhari-hari pada suatu waktu, perban yang dipilih harus mampu menyerap eksudat dan
transudat tingkat tinggi yang dihasilkan oleh jenis luka ini. Ketika edema telah terkendali,
penutupan sering dipercepat dengan menggunakan pengganti kulit rekayasa jaringan.
Indikasi untuk intervensi bedah vaskuler adalah tetap insufisiensi vena superfisial dari sistem
yang mengalami perforasi. Semua pasien ulkus stasis vena yang resisten terhadap terapi
kompresi pantas untuk dilakukan penelitian vaskular untuk menentukan kesesuaian
intervensi. Penggunaan operasi perforator endoskopi subfascia berada di bawah studi intensif
yang berhubungan dengan pendekatan vaskuler yang lebih tradisional seperti pembuangan
vena.

MODALITAS MASA DEPAN


Dimungkinkan di masa depan untuk meningkatkan penyembuhan pada pasien lansia,
diabetes, atau teradiasi dengan penggunaan sel punca autologus. Bahkan yang lebih menarik
adalah manipulasi respon penyembuhan yang potensial untuk mengarahkan "program" luka
tidak terlalu ke arah penyembuhan cepat dengan bekas luka amorf, dan lebih ke arah
rekaptulasi program-program pembangunan yang akan menghasilkan regenerasi yang nyata.
Pertumbuhan bagian tambahan yang dimanipulasi dengan terarah dan tepat seperti kelenjar
dan folikel sebasea, dan modulasi melanosit yang tepat, berpotensi menghasilkan bekas luka
yang tidak terlihat.

KESIMPULAN
Penelitian intensif tentang patofisiologi luka kronis dan kemajuan menarik dalam sel punca
dan pengobatan regeneratif pasti akan dijadikan pendekatan terapi perawatan luka yang baru
dan menarik. Namun, banyak dari penggunaan produk perawatan luka telah menadi
pendorong pasar dan industri. Netral, evaluasi tidak memihak tentang produk ini, idealnya
dengan penelitian acak yang prospektif, sangat dibutuhkan. Konsep pusat perawatan luka
telah secara agresif disebarkan, dan jika diarahkan dengan benar, dapat bermanfaat untuk
perawatan pasien. Namun, terdapat potensi untuk terjadinya konflik kepentingan, yakni
kebanyakan yang diorganisir perusahaan dan memihak ke pilihan pengobatan mereka. Pusat
perawatan luka yang ideal adalah bersifat multidisiplin dengan partisipasi dari ahli bedah
terkait. Sebuah gerakan oleh kelompok keperawatan yang terorganisir tentang manajemen
pasien otonom sedang agresif dilakukan di dunia perawatan luka. Manfaat keseluruhan untuk
pasien dengan luka bermasalah, terutama luka-luka yang memerlukan intervensi bedah, tetap
harus ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai