Anda di halaman 1dari 41

EPILEPSI

Perceptor : dr. Diah Astika Rini, Sp.A

Oleh : Suci Widya Primadhani


BAB II
STATUS PASIEN
Tanggal Masuk : 22 September 2016 RM: 293166
Nama Ayah : Tn. S
Pukul : 13.00 WIB Ruang : RA III.1 Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Anamnesis
Identitas Nama Ibu : Ny. P
Nama Pasien : An. KD Umur : 35 tahun
Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMK
Umur : 4 Tahun
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat: Gendang Rejo, Pekalongan
Riwayat Penyakit

Keluhan Utama : Kejang

Keluhan Tambahan : demam, batuk, flu

Riwayat Penyakit Sekarang :

Mata
terbelalak,
1 jam SMRS 15 menit
3 hari SMRS kedua tangan Berhenti saat
pasien SMRS pasien
pasien kontrol dan kaki diberikan
Demam naik mengalami mengalami
ke poli. Pasien bergerak diazepam
turun 4 hari demam tinggi kejang dan
masih demam seperti rektal. Pasca
SMRS dan pasien langsung
disertai batuk menyentak, kejang pasien
sedang dibawa ke
dan flu pasien tidak tidak sadar
tertidur RSAY
bersuara saat
kejang
Riwayat penyakit dahulu
Dalam satu
tahun terakhir
Usia 7 bulan
Kejang Bayi lahir tidak os rutin kontrol
sering Pemeriksaan
pertama saat 3 langsung dan minum
mengalami EEG abnormal
jam post natal menangis obat asam
kejang
valproat 2x2,5
cc

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit ini sebelumnya. Riwayat epilepsi

pada keluarga disangkal


Riwayat Persalinan
Pemeliharaan Kehamilan Ibu dan Prenatal
Pemeriksaan di : Bidan Lahir di : Bidan
Frekuensi : Trimester I : 1x Cukup bulan : Cukup bulan
Trimester II : 1x
Berat Badan : 3500 gram
Trimester III : 4x
Keluhan selama kehamilan :- Panjang Badan : 49 cm
Obat yang dikonsumsi selama hamil : Suplemen Cacat :-

Anak ke :1
Kesan : Ibu kontrol kehamilan teratur dan tidak terdapat
masalah pada kehamilan Kesan: Persalinan normal
Riwayat
Immunisa
si
KESAN : Imunisasi dasar lengkap
a. Riwayat Perkembangan

Pasien hanya dapat Berjalan dengan


mengatakan 1 kata berpegangan
tangan

Bicara
Motorik
dan
kasar
bahasa

Adaptif
Person
-
al
motori
Sosial
k halus
Pasien hanya dapat Pasien belum bisa
mencoret-coret mengenakan
membuat garis pakaian sendiri

Kesan : Terdapat gangguan perkembangan secara keseluruhan pada anak. Saat ini pasien

sedang menjalani terapi wicara dan terapi berjalan.


a. Riwayat Makanan

0-3 bulan : ASI

3 bulan-6 bulan : ASI + Susu formula

6 bulan dst : ASI + Susu formula + Makanan

Pendamping ASI

Kesan: Pemberian makanan sesuai


a. Status Present

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Somnolen

GCS E2M4V3

Suhu : 38,6C (aksila) Status Gizi :

Frekuensi Nadi : 108x/menit BB/U : 11/16 x 100% = 68 % (Gizi kurang)

Frekuensi Nafas : 28x/ menit TB/U: 96/103 x 100% = 93,2% (Normal)

Berat Badan Awal : 11 kg BB/TB: 11/14 x 100% = 78,5% (Kurus)

Berat Badan Sekarang : 11 kg

Tinggi Badan : 96 cm

Lingkar kepala : 47 cm

Lingkar lengan : 14 cm
Grafik
BB
terhad
ap TB
Grafik
BB
terhada
p umur
Grafik
TB
terhada
p Umur
Status Generalis

Kelainan Mukosa Kulit/ Subkutan Yang Menyeluruh

Pucat :-

Sianosis :-

Ikterus :-

Oedem :-

Turgor : Baik

Pembesaran KGB :-

Kesan : Status generalis dalam batas normal


Kepala

Muka : Simetris, normochepal Leher

Rambut : Dalam batas normal, allopecia (-) Bentuk : Simetris

Ubun-ubun besar : tidak cekung, tidak menonjol Trakea : deviasi (-)

Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, KGB : Tidak terdapat pembesaran

cekung -/- Kaku kuduk dan GRM : tidak ditemukan

Telinga : simetris, sekret (-) Kesan : Pemeriksaan leher dalam batas normal

Hidung : Simetris, tidak ada napas cuping hidung,

sekret (+)

Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)

Kesan : Pemeriksaan hidung terdapat sekret (+)


Thorak

Bentuk : Normochest

Retraksi : (-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ1 BJ2 murni reguler, murmur (-) gallop (-)

Kesan: Pemeriksaan jantung dalam batas normal


Pemeriksaan Fisik Paru
Anterior Posterior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Inspeksi Normochest, Normochest, Normochest, Normochest,

pergerakan dada pergerakan dada pergerakan dada pergerakan dada

simetris simetris simetris simetris

Palpasi Fremitus taktil Fremitus taktil Fremitus taktil Fremitus taktil

dextra = sinistra dextra = sinistra dextra = sinistra dextra = sinistra

Perkusi Sonor Sonor Sonor sonor

Auskultasi Suara napas Suara napas Suara napas Suara napas

vesikuler (N) , ronki Vesikuler (N), ronki Vesikuler (N), Vesikuler (N),

-/-, wheezing -/- -/-, wheezing -/- ronki -/-, wheezing ronki -/-,

-/- wheezing -/-

Kesan : Pemeriksaan paru dalam batas normal


Abdomen

Inspeksi : Datar Ekstremitas :

Palpasi : Supel, organomegali (-) Jari Tangan : Lengkap, tanpa cacat, tidak

Perkusi : Tympani sianosis, tidak oedem

Auskultasi : Bising Usus (+) Normal Jari Kaki : Lengkap, tanpa cacat, tidak
Kesan : Pemeriksaan abdomen dalam batas normal
sianosis, tidak oedem

Genetalia Eksterna : Pergerakan : Aktif


Jenis Kelamin : Perempuan
Kesan : Ekstremitas dalam batas normal
Lubang Anus : Ada

Bentuk : Simetris

Keadaan : Bersih

Kesan : Genetalia dalam batas normal


Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan saraf kranialis: N I-XII dalam batas normal

Pemeriksaan sistem sensoris dalam batas normal.

Pemeriksaan refleks fisiologis : - refleks bisep kanan dan kiri (+) refleks trisep kanan dan kiri (+)

refleks patella kanan dan kiri (+) refleks achilles kanan dan kiri (+ )

Pemeriksaan refleks patologis:

- refleks babinsky (-)

- refleks hoffman trommer (-)

- kaku kuduk (-)

- brudzinkis sign I dan II (-)

Kesan : Pemeriksaan Neurologis dalam batas normal


Pemeriksaan Penunjang
22/09/2016

Hematologi Rutin Hasil

WBC 27,92 x103 /Ul


RBC 4,35 x106 /uL
Hemoglobin 11,70 g/dL
Hematokrit 34,8 %
MCV 80,1 fL
MCH 26,9 pg
MCHC 33,6 g/dL
Platelet 165 x103 /uL
Diagnosis Banding
Kejang demam kompleks
Status epileptikus

Diagnosis Kerja
Epilepsi dengan bangkitan kejang tonik klonik dengan
ISPA, gangguan perkembangan menyeluruh dan gizi
kurang
Tatalaksana
Patensi jalan nafas
Berikan O2 2 L/menit
IVFD D5 10 tpm makro
Diazepam rectal 10 mg sesaat masuk RS
PCT infus 15 cc bila T>39 C
Inj. Diazepam 3 mg iv pelan bila kejang berulang sesuai tatalaksana kejang akut
Inj. Ampicilin 3x400 mg
Inj. Gentamicin 2x25 mg
Oral : - PCT syrup 4x1 cth
- Asam Valproat 2 x 2,75 cc
Observasi TTV ketat
Follow up pasien
Tanggal 23-09-2016
S O A P
Os belum KU : TSS Epilepsi Berikan O2 2 L/menit
sepenuhnya sadar,
KS: Apatis IVFD D5 1/4 10 tpm makro
kejang (-), demam
(+) naik turun. HR: 146x/menit
PCT infus 15 cc bila T>39 C
Keluhan tambahan
RR: 27 x/menit
lainnya disangkal Inj. Diazepam 3 mg iv pelan
T: 37,6 C bila kejang
SpO2 : 99%
Inj. Ampicilin 3x400 mg
Kepala : normochepal, CA -/-,
Inj. Gentamicin 2x25 mg
Si -/- Pembesaran KGB (-)
Thorax : Retraksi thorax (-), Oral : - PCT syrup 4x1 cth

fremitus taktil Ka=Ki, sonor - Asam Valproat

+/+, vesikuler +/+, ronki -/-, 2 x 2,75 cc

wheezing -/- Observasi TTV ketat

Abdomen : Hepar teraba (-),


lien teraba(-), shifting
dullness (-),fluidwave (-),
Ekstremitas: akral hangat,
turgor baik
Tanggal 24-09-2016

S O A P
Os sudah sadar KU : TSS Epilepsi IVFD D5 10 tpm makro
penuh, kejang (-), KS : Compos Mentis PCT infus 15 cc bila T>39
BAB lunak (+) 2x//12 HR : 102 x/menit C
jam, asupan oral RR : 24 x/menit Inj. Ampicilin 3x400 mg
baik T : 35,6 C Inj. Gentamicin 2x25 mg
Retraksi thorax (-), fremitus
Oral : - PCT syrup 4x1
taktil Ka=Ki, sonor +/+, cth
vesikuler +/+, ronki -/-,
- Asam Valproat 2
wheezing -/-
x 2,75 cc
Hepar teraba (-), lien teraba(-),
shifting dullness (-),fluidwave (-)
, akral hangat, turgor baik
Tanggal 25-09-2016

S O A P
Os sudah tidak KU : Baik Epilepsi Boleh pulang
demam, kejang (-), KS : Compos mentis
asupan oral baik,
HR : 100 x/menit
BAB dan BAK
normal RR : 22 x/menit
T : 36,0 C
Retraksi thorax (-),
fremitus taktil Ka=Ki,
sonor +/+, vesikuler
+/+, ronki -/-,
wheezing -/-
Hepar teraba (-), lien
teraba (-), shifting
dullness (-), fluidwave
(-) , turgor kulit baik,
akral hangat
Definisi Epilepsi

Menurut konsesnsus International League Against Epilepsy (ILAE) 2011, Epilepsi


didefinisikan sebagai gangguan otak yang ditandai oleh berlangsungnya
terus-menerus faktor predisposisi yang memicu bangkitan epilepsi dan dengan
konsekuensi terhadap neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial pada kondisi
ini. Definisi epilepsi membutuhkan pengulangan kejang setidaknya satu kali.
Definisi klinis epilepsi :
Epilepsi merupakan penyakit yang ditandai dengan kondisi dibawah ini :
1. Setidaknya terdapat 2 kejang yang tidak terprovokasi dalam 24 jam
2. Satu kejang yang tidak terprovokasi dan kemungkinan risiko kejang berulang
selanjutnya sama dengan pasca dua kejang yang tidak terprovokasi (sekitar
75% atau lebih)
3. Setidaknya terdapat dua kejang pada keadaan refleks epilepsi
Epidemiologi epilepsi

Di Indonesia, diperkirakan, jumlah penderita epilepsi sekitar 1 - 4


juta jiwa.
Penderita terbanyak pada golongan umur 1 - 6 tahun (46,5%)

Umur 6 - 10 tahun (29,1%)

Umur 10 - 18 tahun (16,28%)

Umur 0 - 1 tahun (8,14%)


Faktor risiko

Prenatal : Natal Postnatal


Umur ibu saat hamil terlalu Asfiksia Kejang demam
muda (<20 tahun) atau Bayi dengan berat badan Trauma kepala
terlalu tua (>35 tahun) lahir rendah (<2500 gram) Infeksi SSP
Kehamilan dengan eklamsia Kelahiran prematur atau Gangguan Metabolik
dan hipertensi postmatur
Kehamilan primipara atau Partus lama
multipara Persalinan dengan alat
Pemakaian bahan toksik
Klasifikasi Epilepsi
Etiologi Epilepsi Abnormalitas
neuroanatomis dan
neuropatologis (+)
Misalnya pada trauma
Simptomat kepala, infeksi SSP,
ik kelainan kongenital
Timbul apabila terdapat
faktor sistemik yang
spesifik atau faktor Dianggap simptomatik namun
lingkungan yg memicu penyebab tidak diketahui
Abnormalitas
Provok Epilep Kriptogen Tanpa disertai abnormalitas yg
neuroanatomis dan ed si ik mendasari di otak atau
abnormalitas tidak diketahui
neuropatologi (-) Misalnya pada West Syndrome
Biasanya memiliki riwayat Lennox
genetik
Kejang umum
Idiopat
Penyebab tidak diketahui
ik
Abnormalitas neuroanatomis
dan neuropatologis (-)
Patofisiologi epilepsi
Patofisiologi epilepsi
Penegakan diagnosis
Pola / bentuk serangan Pada anak - anak EEG

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis

Pemeriksaan Penunjang
Lama serangan
harus
Gejala sebelum, selama
dan paska serangan memperhatikan CT Scan
adanya
Frekuensi serangan
keterlambatan
MRI
Faktor pencetus
Ada atau tidaknya perkembangan
penyakit lain yang
diderita sekarang Organomegali
Usia saat serangan Perbedaan ukuran
terjadinya pertama
Riwayat kehamilan, antara anggota
persalinan dan tubuh
perkembangan
Riwayat penyakit,
penyebab dan terapi
sebelumnya
Riwayat keluarga
Tatalaksana Epilepsi
Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi kejang dengan dosis optimal
terendah. Yang terpenting adalah kadar obat antiepilepsi bebas yang
dapat menembus sawar darah otak dan mencapai reseptor susunan
saraf pusat.
Prinsip pengobatan epilepsy (Markam dkk, 2009):
Mendiagnosis secara pasti, menentukan etiologi, jenis serangan dan
sindrom epilepsy
Memulai pengobatan dengan satu jenis obat antiepilepsi
Penggantian obat antiepilepsi secara bertahap apabila obat
antiepilepsi yang pertama gagal
Pemberian obat antiepilepsi sampai 1-2 tahun bebas kejang.
Serangan OAE I :Karbamazepin, fenobarbital, primidon, fenitoin,
asam valproat
tonik klonik OAE II : Benzodiazepin, asam valproate

Serangan OAE I : Etosuksimid, asam valproat

absens OAE II : Benzodiazepin

Serangan OAE I : Benzodiazepin, asam valproat

mioklonik OAE II : Etosuksimid

Serangan
tonik, klonik, Semua OAE kecuali etosuksinid

atonik
ANALISA KASUS
Anamnesis
Kejang didahului dengan adanya demam. Demam disertai batuk dan flu sejak 4 hari SMRS.
Kejang berlangsung >15 menit
Kejang berawal dari mata terbelalak, kedua tangan kaki kaku kemudian tangan dan kaki bergerak seperti menyentak
Setelah kejang os belum sadar hingga keesokan harinya

Riwayat terdahulu
Kejang pertama dirasakan 3 jam setelah lahir, bayi lahir tidak langsung menangis
Os sering mengalami kejang sejak 7 bulan
Telah melakukan EEG didapatkan hasil abnormal
Sejak saat itu os rutin minum obat asam valproat 2x2,5 cc, rutin kontrol dan tidak pernah putus obat
Riwayat Perkembangan
Baik dalam segi berbicara dan berbahasa, motorik kasar, motorik halus dan
personal sosial pasien terdapat keterlambatan

Pemeriksaan Fisik
Terdapat kenaikan suhu T: 38,6C, sekret hidung (+)
status gizi kurang
Tidak ada kelainan berarti pada pemeriksaan fisik lain, pemeriksaan neurologis
dalam batas normal

Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis (27,92 x103 /Ul)

Berdasarkan Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang


didapatkan diagnosis epilepsi dengan bangkitan kejang umum tonik-klonik dengan
ISPA, gangguan perkembangan menyeluruh dan gizi kurang
Tatalaksana
Diazepam
Patensi jalan Berikan O2 2 IVFD D5 10 rectal 10 mg
nafas L/menit tpm makro sesaat masuk
RS

Oral : - PCT
Inj. Ampicilin Inj. Diazepam
syrup 4x1
3x400 mg & 3 mg iv pelan PCT infus 15 cc
cth Asam
Gentamicin bila kejang bila T>39 C
Valproat 2 x
2x25 mg berulang
2,75 cc

Observasi TTV
ketat
Dosis as. Valproat sebelumnya sebanyak 22 mg/kgBB/hari dikarenakan
pemberian obat anti epilepsi dengan tanpa putus obat dan rutin kontrol tetap
mengalami bangkitan epilepsi sehingga dosis dinaikkan 25 mg/kgBB/hari
Sehingga 25 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis pada berat badan 11 kg
didapatkan 25 mg x 11 kg =275 : 2 = 137,5 mg/kali pemberian
Dalam as. Valproat sirup 1 cc = 50 mg sehingga pasien mendapatkan asam
valproat sirup sebanyak 2,75 cc

Anda mungkin juga menyukai