Anda di halaman 1dari 17

Hidrostatis

TUGAS RANCANG II dan


Bonjean

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Dalam Tugas rancang II, yang selanjutnya disebut TR II akan dibuat kurva
hydrostatic dan kurva bonjean dari suatu kapal. Pengerjaan TR II ini berdasarkan
data hasil perencanaan dan perhitungan dari Tugas Rancang I (Lines Plan).
Kurva Hydrostatic merupakan kurva yang menunjukkan karakreristik dan
sifat badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat
Even Keel maupun Trim, sedangkan kurva Bonjean merupakan kurva yang
menunjukkan luas tiap-tiap Station sebagai fungsi sarat dari kapal.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam Tugas Rancang II ini adalah agar mahasiswa mampu:
a. Mampu membuat kurva hydrostatic dan bonjean.
b. Memahami kurva-kurva hydrostatic dan bonjean, antara lain: MSA,
WPA, CW, CM, CB, CP, MTC, WSA, displacement, shell displacement,
LBM, LKM, LCB, LCF, TKM, TBM, TPC, DDT, MTC.
c. Mengetahui cara membaca dan menggunakan kurva-kurva Hydrostatic
dan Bonjean.

Irin Yanita| 1
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

BAB II
KURVA HIDROSTATIK DAN BONJEAN

2.1 DATA KAPAL


Dalam Tugas Rancang II akan dibuat kurva hidrostatik dan bonjean dari
Kapal dengan data sebagai berikut :

Type = Oil Tanker


Loa = 159 m
Lwl = 156 m
Lpp = 150 m
B = 21 m
H = 12 m
T = 9 m
VS = 15 Knot
Cb = 0.733

2.2 KURVA HIDROSTATIK (HYDROSTATIC CURVES)


Kurva Hydrostatic merupakan kurva yang menunjukkan karakteristik dan
sifat badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat
Even Keel maupun Trim. Dari kurva hidrostatik tersebut, kita dapat meninjau
karakteristik kapal pada tiap-tiap kondisi atau ketinggian garis air (water line).
Kurva hidrostatik terdiri dari dua sumbu utama yang saling tegak lurus. Sumbu
mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan garis vertikal
menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal pengukuran
kurva hidrostatik.
Kurva hidrostatik digambar sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk
kondisi kapal trim. Pergitungan dan penentuan tiap-tiap kurva hidrostatik terdapat
pada lampiran. Ada 19 kurva dalam kurva hidrostatik keseluruhan. Kurva-kurva
tersebut adalah :

Irin Yanita| 2
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

1. Water Plan Area (WPA)


WPA adalah luas bidang garis air dari tiap-tiap water line. Kemungkinan-
kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari bentuk alas kapal antara lain:
- Untuk kapal dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis air adalah
nol karena luasan water line hanya berupa garis lurus (base-line),
sehingga lengkung WPA dimulai dari titik (0,0).
- Untuk kapal tanpa rise of floor, pada 0 mWL ada luasan yang
terbentuk pada garis dasar sehingga luas garis air tidak sama
dengan nol.
- Kapal alas miring pada 0 m WL, luas garis air mempunyai besaran
dan titik awal lengkung garis air dimulai dari titik terdalam dari
kapal.
WPA (water plan area) didapatkan berdasar perhitungan pada lampiran
(tabel B), dirumuskan :
1
WPA=2 4
3
dimana : = jarak antar station
4 = luasan station antara water line yang ditinjau
(4 berdasar perhitungan lampiran Tabel A)
2. Coefficient of Water Line (CWL)
CWL adala nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap water line
dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah
panjang maksimum dari tiap water line dan B adalah lebar maksimum dari
tiap water line. CWL dirumuskan sebagai berikut:
WPA
CWL =
( LB )
3. Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
TPC adalah jumlah ton yang diperlukan untuk mengadakan perubahan
sarat kapal sebesar 1 cm. Bila kita menganggap tidak ada perubahan luas
garis air pada perubahan sarat sebesar 1 cm, atau pada perubahan 1 cm

Irin Yanita| 3
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

tersebut dinding kapal dianggap vertikal. Jadi jika kapal ditenggelamkan


sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil kali luas garis air
dengan tebal pelat pada garis air tersebut. Dengan demikian penambahan
volume dan berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penambahan volume = t x WPA (m3)
Penambahan berat = t x WPA x (ton)
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan adalah berat jenis air laut
1.025 ton/m3.
4. Midship of Section Area (MSA)
MSA adalah luas moulded kapal pada section midship untuk tiap-tiap sarat
kapal. Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari lampiran Tabel B
yang dirumuskan sebagai berikut :

1
MSA=2 9
3
dimana : = setengah dari jarak antar water line yang
ditinjau
9 = luasan station terluas antar water line yang
ditinjau
5. Midship Coefficient (CM)
CM adalah perbandingan luas penampang midship kapal dengan luas suatu
penampang dengan lebar B dan tinggi T untuk tiap water line.
MSA
CM=
( BT )
6. Keel to Centre of Buoyancy (KB)
KB adalah jarak titik tekan bouyancy ke lunas kapal dalam meter.
Perhitungan KB terdapat di lampiran Tabel B, yang dirumuskan sebagai
berikut :
( 2 )
KB= ' +
dimana : 1 = tinggi WL
tengah-tengah dari antar water line yang
ditinjau

Irin Yanita| 4
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

1 = luasan station terluas antar water line yang


ditinjau

7. Transverse Centre of Buoyancy to Metacentre (TBM)


TBM adalah jarak titik tekan buoyancy ( gaya tekan ke atas air ) secara
melintang terhadap titik metacentre. Satuannya dalam meter (m).
Perhitungan TBM dirumuskan sebagai berikut :

IT
TBM =

= displacement
IT = momen inersia melintang
1 1
2 5
= 3 3
5 = function of cube
8. Transverse of Keel to Metacentre (TKM)
TKM adalah letak titik metacenter melintang terhadap lunas kapal untuk
tiap-tiap water line-nya. Satuannya dalam meter (m).

TKM=KB +TBM
9. Longitudinal Centre of Buoyancy (LCB) atau (B)
LCB atau B adalah jarak titik tekan bouyancy terhadap penampang
midship kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Tanda
negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya ada di depan midship (+)
dan di belakang midship (-). Pada lampiran Tabel B perumusan untuk LCB
adalah :
3
LCB=
1
3 = function of moment

Irin Yanita| 5
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

10. Longitudinal Centre of Floatation (LCF) atau (F)


Lcf atau F adalah jarak titik berat garis air terhadap penampang tengah
kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Seperti juga LCB
tanda (-) dan (+) menunjukkan bahwa titik LCF terletak di depan dan di
belakang midship. Pada lampiran Tabel B perumusan untuk LCB adalah :

6
LCB=
4
6 = function for CG of water plan
11.Longitudinal Centre of Buoyancy to Metacentre (LBM)
LBM adalah jarak titik tekan bouyancy secara memanjang terhadap titik
metacentre. Satuannya dalam meter (m). LBM dirumuskan dalam
persamaan :
IL
LBM =

= displacement
IL = momen inersia memanjang
7

=
( 4
62
)2
3
3

7 = moment
12. Longitudinal of Keel to Metacentre (LKM)
LKM adalah letak metacentre memanjang terhadap lunas kapal untuk tiap
sarat kapal dalam meter. LKM merupakan penjumlahan LBM dan KB.

LKM=KB + LBM
13. Block Coefficient (CB)
CB adalah perbandingan isi karena dengan balok dengan panjang L, lebar
B dan tinggi T. Hal ini juga berlaku untuk tiap-tiap water line. Dengan
demikian CB dapat dirumuskan sebagai berikut :

Irin Yanita| 6
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean


C B=
( LBT )
14. Prismatic Coefficient ( )
CP adalah perbandingan volume karene dengan volume prisma dengan
luas penampang midship kapal dan panjang L. Dengan perhitungan lebih
lanjut CP dapat dirumuskan sebagai berikut:
C
= = B
( MSAL ) C M
15.Wetted Surface Area (WSA)
WSA adalah luas permukaan badan kapal yang tercelup dalam air pada
setiap water line-nya. WSA didapat dari jumlah perkalian half girth
dengan faktor luas pada setiap station dan setiap water line-nya. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
2 L
WSA= PP 8
3 20
Dimana 8 = jumlah perkalian half girth dengan faktor luas.
16.Displacement Moulded ( mld )
Displacement moulded adalah berat air laut yang dipindahkan karena
adanya volume karene tanpa kulit. Nilai ini didapat dari perkalian volume
karene dengan berat jenis air laut yaitu 1.025 ton/m3.
17.Displacement ()
Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya
volume badan kapal yang tercelup ke dalam air (karene) termasuk juga
akibat tambahan adanya pelat karene. Jadi displacement di sini adalah
penjumlahan dari displacement moulded dengan shell displacement.
18. Moment to change Trim one Centimeter (MTC)
MTC adalah momen yang diperlukan untuk mengadakan trim sebesar 1
cm. Satuannya dalam ton-meter. Secara matematis MTC dirumuskan
sebagai berikut:
( LBM )
MTC=
( 100L PP )
19 Displacement Due to one centimeter of Trim (DDT)

Irin Yanita| 7
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang diakibatkan


oleh perubahan trim kapal sebesar 1 cm. Perumusan DDT adalah sebagai
berikut:
(F TPC )
DDT =
LPP

2.3 KURVA BONJEAN (BONJEAN CURVES)


Kurva bonjean adalah kurva yang menunjukkan luas station sebagai
fungsi sarat. Jadi untuk menghitung luas station sampai setinggi sarat yang
diinginkan dapat di baca pada lengkung-lengkung bonjean dengan menarik garis
mendatar hingga memotong lengkung bonjean pada station dan sarat yang
diinginkan. Pada umumnya lengkung bonjean cukup digambarkan sampai dengan
geladak tepi kapal (Upper Deck Side Line) sepanjang kapal.
Bentuk-bentuk Lengkung Bonjean :
1. Garis Lurus
Bentuk ini adalah bentuk station atau penampang kapal berbentuk
segiempat. Jadi pertambahan luas tiap sarat yang sama selalu konstan.
2. Parabola
Bentuk ini adalah bentuk station dengan penampang segitiga maupun
melengkung.
3. Parabola diikuti Garis Lurus
Bentuk seperti ini adalah untuk bentuk penampang kapal melengkung
pada bagian bawah kapal dan garis lurus untuk bagian atas kapal. Jadi
pada awalnya perubahan luas tidak konstan tetapi kemudian
pertambahan luasnya konstan pada sarat yang lebih tinggi.
Fungsi Lengkung Bonjean
Lengkung bonjean berfungsi untuk mendapatkan volume dan
displacement tanpa kulit pada setiap sarat yang dikehendaki, baik kapal
tersebut dalam keadaan even-keel maupun trim dan juga pada saat kapal
terkena gelombang. Untuk langkah pengerjaan selanjutnya lengkung
bonjean digunakan untuk perhitungan kebocoran (Floodable Length).

Irin Yanita| 8
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

2.4 PERHITUNGAN TEBAL PELAT KAPAL


Ketebalan pelat dasar kapal dengan panjang kapal kurang dari 100 meter dapat
dicari dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

1. Menghitung Koefisien Gelombang (C1)


Koefisien gelombang dapat dicari dengan rumus:
C1 = 0.0282 x L (untuk Lpp > 100 meter, dimana L = 96% Lpp)
= 0.0282 x 149.76
= 4.2
2. Menghitung beban pada dasar kapal (Pb)
Beban pada dasar kapal dapat dicari dengan rumus:
Pb = ( 10 x T ) + ( Po x (0.5 + b) )
dimana:
Po = 10.5 x C1
= 10.5 x 4.2
= 44.3 kN/m2
b =1
sehingga:
Pb = ( 10 x 6 ) + ( 44.3 x (0.5 + 1) )
= 156.5 kN/ m2
3. Menghitung jarak pengaku/ penguat melintang (a)
Jarak pengaku/ penguat melintang dapat dicari dengan rumus:
a = Lpp/500 + 0.48
= 150/500 + 0.48
= 0.8 mm
4. Menghitung tebal material ( t)
Tebal material dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
t' = n x a x [((Pb x k)/(16.5 +(Lpp/50))]1/2) x (1 + (Lpp/300) - (H/25))
dengan:
n = 0.83 (untuk konstruksi memanjang)
a = 0.8 mm (jarak pengaku/penguat melintang)
Pb = 156.5 kN/ m2 (beban pada dasar kapal)

Irin Yanita| 9
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

k =1 (untuk kapal baja dengan struktur lambung biasa)


Sehingga:
t' = n x a x [((Pb x k)/(16.5 +(Lpp/50))]1/2) x (1 + (Lpp/300) - (H/25))
= 0.83 x 0.8 x [((156.5 x 1)/(16.5 +(150/50))] 1/2) x (1 + (150/300) -
(21/25))
= 19 mm

5. Menghitung korosi ijin kapal ( tk )


Karena t > 10 mm , korosi ijin kapal dapat dihitung dengan rumus:
tk = (0.1 x t) k 1 /2 + 0.5 (rumus ini digunakan untuk t'>10 mm)
= (0.1 x 19) k 1 /2 + 0.5
= 0.69
6. Menghitung tebal plat kapal ( t )
Tebal plat kapal dapat dicari dengan rumus:
Tebal Plat Alas
Co = 10.75 x (300 L/100)1.5 ( untuk 90 < L < 300)
= 10.75 x (300 150/100)1.5
= 19.75
CL = 1.00 ( untuk L > 90 m)
Crw = 1 (koefisien daerah pelayaran)
F =1
Po = 2.1 x (Cb+0.7) x Co x CL x F x Crw
= 2.1 x (0733+0.7) x 19.75 x 1 x 1 x 1
=59.43
Pb = (10 x T) + (Po x Cf)
= (10 x 9) + ( 59.43 x 1)
= 149.43
talas = 1.9 x nf x a x (Pb x k)1/2
= 1.9 x 0.83 x 0.8 x (149.43 x 1)1/2 + o.69
= 15.72 mm
tkeel = talas + 2
Irin Yanita| 10
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

= 15.72 + 2
= 17.72 mm
tbilga= 1.9 x nf x a x (Ps x k)1/2 + tk + 2
Ps = beban plat sisi
= 10 x ( T-z) + (T x Cf x (1 + (z/T))
z = T (1/2 x (T R Bilga) g
= 9 (1/2 x (9 2.3)
= 4.685
Ps = 10 x (9 4,685) + (9 x 1 x (1 + (4.685/9))
= 56.835
tbilga = 1.9 x nf x a x (Ps x k)1/2 + tk + 2
= 1.9 x 1 x 0.8 x (1 x 56.835)1/2 + 0.69 + 2
= 14 mm
tsisi = 1.9 x nf x a x (Ps x k)1/2 + tk
= 1.9 x 1 x 0.8 x (56.835 x 1)1/2 + 0.69
= 11.9 mm

2.5 PENJELASAN TABEL


Berikut adalah penjelasan table perhitungan untuk menggambar
Hydrostatic Bonjean curve.
1. TABEL A
Tabel A dan B merupakan tabel perhitungan untuk main part.tabel A dibuat
untuk interval waterline. Interval tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang sama
sehingga terdapat 3 waterline yang ditinjau pada tiap tabel A.
Data - data yang dimasukkan dalam tabel A adalah :
y : Half Breadth pada station dan waterline yang ditinjau.
n : Faktor momen memanjang kapal ditinjau dari midship.
S : Faktor Simpson memanjang kapal.
n' : Faktor momen vertikal ditinjau dari waterline tengah.
S' : Faktor Simpson vertikal.

Irin Yanita| 11
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

g : Panjang kurva body plan dari midship s/d waterline yang ditinjau pada
tiap station.
2. TABEL B
Pada tabel B dilakukan perhitungan berdasarkan data atau hasil
perhitungan yang didapat dari tabel A. Perhitungan tersebut adalah :
Lwl = Panjang garis air paling atas.
B = Lebar garis air paling atas.
d = Tinggi garis air paling atas.
= Jarak station = 4.8 m
= Jarak tiap waterline = Interval
t = Tebal Pelat
Vol. Disp. = 2 (1/3) (1/3) [1]
Displ = 1,025 Vol. Disp.
KB = Tinggi titik berat volume Interval tersebut (Tinggi WL tengah)
B = Jarak titik berat volume interval tersebut ke midship
= ( [3] ) / [1]
WPA = Luas garis air paling atas
= 2 (1/3 ) [4]
Cw = Koefisien garis air teratas
= WPA / (Lwl B)
MSA = Luas midship station pada tiap interval
= 2 (1/3) [9]
MSA / WL = Luas midship station dari 0 m WL s/d garis air teratas.
Cm = Koefisien midship station
= MSA per WL / (B d)
Vol. Disp' = Volume Displacement dari 0 m WL s/d garis air teratas.
Cb = Koefisien blok
= Vol. Disp' / (Lwl B d)
IT = Momen Inersia melintang garis air teratas
= 2 (1/3) (1/3) [5]
TBM = IT / Vol. Disp'
Irin Yanita| 12
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

F = Jarak titik berat luas garis air teratas ke midship


= ( [6] ) / [4]
IL = ( [7] - ( [6] 2 / [4] )) 2/3 3
LBM = IL / Vol. Disp'
WSA = Luas permukaan basah pada interval tersebut
= 2 (1/3) [8]
Dif of WSA= Luas permukaan basah dari 0 m WL s/d garis air terbawah.
WSA / WL = Luas permukaan basah dari 0 m WL s/d garis air teratas.
Shell Disp. = Volume kulit pada interval tersebut
= (1.025 / 1) t WSA
Dif. of SD = Volume kulit dari 0 m WL s/d garis air terbawah.
Total SD = Volume kulit dari 0 m WL s/d garis air teratas.
3. TABEL C - TABEL J
Tabel C s/d tabel E1 merupakan tabel perhitungan cant part. Hal-hal yang
dihitung secara garis besar sama dengan perhitungan main part adalah sebagai
berikut:
Tabel E2 merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan
cant part untuk WSA, Shell Displacement, WPA dan F.
Tabel F merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan
cant part untuk LBM dan TBM.

Tabel G merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan


cant part untuk moulded Displacement, KB dan B.
Tabel H merupakan data akhir hydrostatic calculation untuk seluruh
badan kapal sampai dengan sarat penuh.

Tabel I dan Tabel J merupakan tabel data perhitungan bonjean sampai


dengan upper deck side line (sheer).

Irin Yanita| 13
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

BAB III
HASIL PERHITUNGAN
3.1Hasil Perhitungan
A. Kurva Hydrostatic

MTC
WL WPA ( m2 ) WSA (m2) MSA (m2) KB (m)
(ton-m)
0~1 2078.30 2155.10 18.94 141.05 0.53
0~3 2299.80 2714.14 60.62 174.17 1.22
0~5 2354.70 3239.44 102.62 186.34 2.40
0~7 2411.25 3786.39 144.62 201.39 3.49
0~9 2514.69 4402.24 186.62 232.17 4.57
Tabel 3.1 Nilai WPA, WSA, MSA, MTC, KB

WL LBM (m) TBM (m) LKM (m) TKM (m) TPC(ton)


0~1 1099.76 31.00 1100.28 31.52 21.30
0~3 402.54 11.11 403.76 12.33 23.57
0~5 248.09 6.57 250.49 8.97 24.14
0~7 187.09 4.66 190.58 8.15 24.72
0~9 164.33 3.64 168.90 8.20 25.78
Tabel 3.2 Nilai LBM, TBM, LKM, TKM, TPC

Shell Displacement
Displacement F B
Displacement Moulded
(ton) (ton) (ton) (m) (m)
0~1 39.15 1923.79 1962.94 0.19 0.43
0~3 47.09 6490.30 6537.39 0.25 0.41

Irin Yanita| 14
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

0~5 54.56 11266.42 11320.98 -0.13 0.27


0~7 61.20 16146.23 16207.43 -1.11 0.02
0~9 68.69 21192.28 21260.97 -3.22 -0.34
Tabel 3.3 Nilai Shell Displacement, Displacement Moulded, Displacement, F,
B

Cw Cb C Cp DDT
0~1 0.66 0.60 0.90 0.66 0.03
0~3 0.73 0.67 0.96 0.70 0.04
0~5 0.75 0.70 0.98 0.71 -0.02
0~7 0.77 0.71 0.98 0.73 -0.18
0~9 0.79 0.73 0.99 0.74 -0.55
Tabel 3.4 Nilai CW, CB, CM, CP, DDT

Total
Number of Total Area Total Area Total Area Total Area Total Area
Area
Ordinat 0 ~ Upper
0 ~ 1 m WL 0 ~ 3 m WL 0 ~ 5 mWL 0 ~ 7 mWL 0 ~ 9 mWL deck
AP 0.00 0.00 0.00 0.18 6.19 28.30
1 0.74 3.46 7.04 13.31 26.71 58.54
2 3.83 16.26 31.74 51.23 74.98 116.20
3 7.32 31.28 60.54 92.28 125.54 177.59
4 12.54 45.91 81.65 118.19 155.11 211.15
5 15.43 52.71 91.59 130.51 169.47 228.21
6 18.15 58.06 98.70 139.50 180.38 241.88
7 18.65 59.82 101.40 142.85 184.38 246.93
8 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
9 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
10 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
11 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
12 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
13 18.94 60.62 102.62 144.62 186.62 249.62
14 18.60 59.69 101.36 143.04 184.77 247.59
15 17.13 55.95 95.69 135.49 175.38 235.62
16 13.58 46.73 81.45 116.28 151.17 203.88
17 8.49 31.17 56.47 82.50 108.88 149.77
18 3.34 15.95 31.59 48.35 65.76 93.93
19 0.51 5.57 12.24 20.01 29.03 45.47
FP 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.54
B. Kurva Bonjean
Tabel 3.5 Nilai Area per station untuk kurva Bonjean
Irin Yanita| 15
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

3.2 Pembahasan
Untuk bentuk kurva Hydrostatic dapat dilihat pada gambar dan lebih
jelasnya perhitungan mengenai kurva hydrostatic dapat dilihat pada lampiran.
Sedangkan untuk bentuk kurva Bonjean dapat dilihat pada gambar dan lebih
jelasnya perhitungan mengenai kurva bonjean dapat dilihat pada table I dan J
(LAMPIRAN).

Irin Yanita| 16
4312.100.013
Hidrostatis
TUGAS RANCANG II dan
Bonjean

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Perbandingan Hasil TR-2 dan TR-1


Dari hasil perhitungan pada TR-2 dan TR-1 untuk sarat air (T = 6m)
didapat nilai-nilai berikut (Lampiran I):

Nama Tugas Rancang I Tugas Rancang II


Cw 0,803 0,79
Cb 0,733 0,73
Cp 0,743 0,74
Cm 0,988 0,99

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil TR-I dan TR-II

Dari hasil perhitungan antara TR-1 dan TR-2 di atas, maka dapat
diperbandingkan nilai untuk CW, CB, CP, CM, F, B dan displacement moulded-
nya. Jadi dapat disimpulkan selisih yang terjadi pada nilai di atas disebabkan oleh:
1. Pada TR-1 kita menghitung nilai untuk CW, CB, CP, CM, B dan
displacement moulded pada sarat air (T) dengan menggunakan rumusan
yang telah diketahui.
2. Sedangkan pada TR-2 kita mendapatkan nilai untuk C W, CB, CP, CM, F,
B dan displacement moulded pada sarat air (T) dengan langkah awal
mengukur panjang half girth pada body plan dari TR-1. Pada TR I kita
mendapatkan nilai koefisien-koefisien lalu dirancang kapalnya namun
pada TR II ini sudah ada kapalnya dan dicari koefisien-koefisiennya.
3. Pembulatan nilai dari hasil pengukuran terhadap body plan.

Irin Yanita| 17
4312.100.013

Anda mungkin juga menyukai