PENDAHULUAN
a) Letak Wilayah
Lokasi puskesmas terletak di Jl. Cempaka Putih Barat II D No. 10 RT 02/RW 03,
Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat
b) Batas Wilayah
Sebelah Utara : Jl. Let. Jend Suprapto
Sebelah Barat : Jl. Pangkalan Asem Raya
Sebelah Selatan : Jl. Percetakan Negara, Kelurahan Rawasari
Sebelah Timur : Sungai Jembatan Serong
c) Data Geografis
Luas Wilayah : 121.87 Ha
Kepadatan : 316/Km2
Jumlah RW : 13 RW
Jumlah RT : 152 RT
Tabel 1 Jumlah Penduduk Cempaka Putih Barat Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2016 Jumlah Penduduk Cempaka Putih Barat Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin
1
WNI WNA
NO. UMUR JUMLAH
LK. PR. LK. PR.
1
04 1,479 1,977 1 - 3,457
2
59 1,647 1,819 - 1 3,467
3
10 14 1,640 1,676 1 - 3,317
4
15 - 19 1,496 1,713 - - 3,209
5
20 - 24 1,431 1,632 2 - 3,065
6
25 - 29 1,792 1,859 - - 3,651
7
30 - 34 1,770 1,803 1 - 3,574
8
35 - 39 1,739 1,795 - - 3,534
9
40 - 44 1,800 1,775 2 - 3,577
10
45 - 49 1,576 627 - - 2,203
11
50 - 54 1,399 419 1 - 1,819
12
55 - 59 852 834 1 - 1,687
13
60 64 458 589 - - 1,047
14
65 - 69 495 448 2 - 945
15
70 74 322 573 1 - 896
16
75 KEATAS 231 313 - 1 545
JUMLAH 20,127 19,852 12 2 39,993
Sumber: Laporan : Laporan Tahunan 2016 Kelurahan CPB
2
1.1.1.3.1 Sosio Ekonomi
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat terletak di Pusat Kota Jakarta
didominasi oleh perumahan padat penduduk Mayoritas penduduk di Kecamatan
Cempaka Putih Barat bertempat tinggal di rumah yang permanen dan semi-permanen.
Di daerah Cempaka Putih Barat menyumbangkan nilai terbesar dari rumah permanen
sebesar 3.570 dibandingkan dengan wilayah yang lain di kecamatan Cempaka Putih
3
N NAMA SARANA ALAMAT KETERANGAN SURAT
O IZIN
10 Praktek perseorangan Jl. Cempaka Putih Barat 2 a/5 Klinik Utama Ada
11 Praktek perseorangan Jl. Cempaka Putih Barat 2 no a/3 Klinik Utama Ada
12 Klinik Cahaya Medika Jl. Cempaka Putih Barat No. 1 RT Klinik Pratama Ada
01/01
13 Klinik Cempaka Putih Jl. Cempaka Putih Barat XXVI Klinik Pratama Ada
No.3
4
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
5
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
e. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
B. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
b. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
c. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
C. Puskesmas Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat
c. Terhalang iklim atau cuaca; dan
d. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan
sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
6
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1
(satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana
dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor
wilayah departemen kesehatan provinsi.
7
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan setempat.
8
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
9
e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
f) Melaksanakan rekam medis
g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.
10
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
(Permenkes No. 75 tahun 2014).
11
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
b) Misi
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara berkelanjutan
Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi pada
kebutuhan pelanggan
Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan berkualitas
Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektoral
12
A. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah memberikan
pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan
pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan terkait.
B. Tujuan Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif
3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif
5. Mengembangkan proses Perencanaan (P1), Pengorganisasian dan
Pelaksanaan (P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dan
pelayanan kesehatan
6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan
7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan
8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan
paramedik
10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis
11. Mensosialisasikan paradigma baru
Atap Genteng
Plafon Gypsum
Dinding Tembok
Lantai Keramik
Pagar Stainless
WC 6
Listrik (watt) 161.000
Telepon Ada
Internet Ada
Air PAM
b. Alat transportasi
1. Dua buah sepeda motor di Puskesmas
c. Alat medis dan non medis
1. Alat pemeriksaan satu unit EKG
2. Satu Dental unit di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
3. Satu Unit alat USG
4. Obat-obatan. (perencanaan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing Puskesmas dengan melihat jumlah kunjungan pada tahun sebelumnya)
*Keterangan:
PJ : Penanggun Jawab
PM : Penyakit Menular
PTM : Penyakit Tidak Menular
14
Tabel 4 Daftar Nominatif Pegawai Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat II
Status
No Nama Pegawai Pendidikan Gol. Jabatan
Kepegawaian
Status
No Nama Pegawai Pendidikan Gol. Jabatan
Kepegawaian
S1 Kedokteran Penanggung
5 dr. Dwi Anggita Putri Honorer - Jawab BP
umum
Umum
Penanggung
Sri Mulyati, Amd
6 Honorer D3 Keperawatan - Jawab Penyakit
Kep
Tidak Menuar
Bd. Yane
Pelaksana
7 Kumalaningrum, Honorer D3 Kebidanan -
KIA/KB
Amd Keb
Tenaga
8 Rachmat SKW,SE Honorer S1 Ekonomi -
Administrasi
Angga Widjaya
9 Honorer SMF - Apoteker
Kusuma
15
Tenaga
10 M Ibnu Setyawan Honorer SMU -
Administrasi
Tenaga
11 Hamdani Honorer SMU -
Keamanan
Tenaga
12 Ferry Junaedi Honorer SMU -
keamanan
Tenaga
13 Nasrudin Honorer SMU -
Kebersihan
16
1.1.3.4 Daftar Penyakit Terbanyak di Kelurahan Cempaka Putih Barat
17
NO ICD 10 PENYAKIT JUMLAH
1 J069 ISPA 2572
2 I100, I101 Hipertensi 1905
3 M791 Penyakit sistem otot 1041
4 K309, K291 Dispepsia 952
5 L500, L303 Penyakit Kulit 816
6 R51, G442 Sakit kepala 473
7 E119 Diabetes Melitus 464
8 R509 Observasi Febris 262
9 A09 Diare 233
10 J029 Faringitis Akut 181
1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu
sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan kelestrarian ber
KB seluruh pelosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap
peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan
terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan
sebagai bantuan mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin meratanya
kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan
pelayanan KB (BKKBN,2014).
18
1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi 24
sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan
sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan
Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional) (BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana
mempunyai tiga sasaran diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka
sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan
umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak
sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada
kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum
(sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).
19
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012)
20
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada sektor
pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih
peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi program KB
sebagai pendekatan program KB nasional, dibagi dalam tiga tahap pengelolaan
program KB sebagai berikut :
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan
jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap
ini inkator kuantitatif kesertaan ber- KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas
pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan
momentum-momentum besar.
21
dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat,
dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan
gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia),
tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
c. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan (pendekatan
masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag,
RS, Puskesmas).
d. Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB,
bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan (Saifuddin A B, 2003).
22
4. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan
AKDR (Cunningham F G, Gant NF, 2009).
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor
yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kelurahan
23
Cempaka Putih Barat. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB terus-menerus
yang berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta tahun
2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2017 adalah 90% dari PPM
(Perkiraan Permintaan Masyarakat).
Indikator pelayanan KB :
1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan
INDIKATOR PELAYANAN KB
Tenaga Sarana dan Prasarana Cakupan Pelayanan
Dari data di atas di dapatkan 7 indikator Pelayanan KB, yang masing-masingnya merupakan
indikator yang perlu dicapai dari setiap Puskesmas.
24
Pencapaian
PUS KB AKTIF Target
No. Bulan (b/a x 100
(a) (b) (%)
%)
1. Kelurahan Cempaka Putih
6.410 1.194 18,6 20
Barat
25
PUS SUNTIK Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 369 5,75
Barat
26
hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah PLKB yang
berada di Kelurahan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang
berada di wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat dan secara khusus adalah kelompok-
kelompok pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan
program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya tokoh masyarakat,
masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target
sebagai berikut:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 18,6%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,53%
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Januari Maret 2017 0,67%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 3,27%
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 1,21%
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 5,75%
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 4,78%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Tahun Januari Maret 2017 2,10%
9. Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 4%
10. Cakupan Drop Out Peserta KB di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,25%
27
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas
adalah sebagai berikut:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 18,6% berada di bawah target yaitu 20%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,53% berada di bawah target
yaitu 20%
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Januari Maret 2017 0,67% berada di bawah target yaitu
20%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 3,27% berada di bawah target
yaitu 20%
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 1,21% berada di bawah target
yaitu 20%
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 5,75% berada di bawah target
yaitu 20%
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 4,78% berada di bawah target
yaitu 20%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Tahun Januari Maret 2017 2,10% berada di bawah target
yaitu 20%
9. Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 4% berada di bawah target yaitu 20%
10. Cakupan Drop Out Peserta KB di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,25% melewati target yaitu 0%
28
29