Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat

1.1.1.1 Keadaan Geografis

a) Letak Wilayah
Lokasi puskesmas terletak di Jl. Cempaka Putih Barat II D No. 10 RT 02/RW 03,
Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat

b) Batas Wilayah
Sebelah Utara : Jl. Let. Jend Suprapto
Sebelah Barat : Jl. Pangkalan Asem Raya
Sebelah Selatan : Jl. Percetakan Negara, Kelurahan Rawasari
Sebelah Timur : Sungai Jembatan Serong

c) Data Geografis
Luas Wilayah : 121.87 Ha
Kepadatan : 316/Km2
Jumlah RW : 13 RW
Jumlah RT : 152 RT

1.1.1.2 Keadaan Demografi


a) Jumlah Penduduk : 39.993 Jiwa
b) Kepala Keluarga (KK) : 13.126 KK
c) Kepadatan : 316 / Km2
d) Jumlah Kepala Keluarga : 13.126 Jiwa

Tabel 1 Jumlah Penduduk Cempaka Putih Barat Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2016 Jumlah Penduduk Cempaka Putih Barat Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin

1
WNI WNA
NO. UMUR JUMLAH
LK. PR. LK. PR.

1
04 1,479 1,977 1 - 3,457
2
59 1,647 1,819 - 1 3,467
3
10 14 1,640 1,676 1 - 3,317
4
15 - 19 1,496 1,713 - - 3,209
5
20 - 24 1,431 1,632 2 - 3,065
6
25 - 29 1,792 1,859 - - 3,651
7
30 - 34 1,770 1,803 1 - 3,574

8
35 - 39 1,739 1,795 - - 3,534
9
40 - 44 1,800 1,775 2 - 3,577
10
45 - 49 1,576 627 - - 2,203
11
50 - 54 1,399 419 1 - 1,819
12
55 - 59 852 834 1 - 1,687
13
60 64 458 589 - - 1,047
14
65 - 69 495 448 2 - 945
15
70 74 322 573 1 - 896
16
75 KEATAS 231 313 - 1 545
JUMLAH 20,127 19,852 12 2 39,993
Sumber: Laporan : Laporan Tahunan 2016 Kelurahan CPB

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

2
1.1.1.3.1 Sosio Ekonomi
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat terletak di Pusat Kota Jakarta
didominasi oleh perumahan padat penduduk Mayoritas penduduk di Kecamatan
Cempaka Putih Barat bertempat tinggal di rumah yang permanen dan semi-permanen.
Di daerah Cempaka Putih Barat menyumbangkan nilai terbesar dari rumah permanen
sebesar 3.570 dibandingkan dengan wilayah yang lain di kecamatan Cempaka Putih

1.1.1.3.2 Sarana dan Prasarana

Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat memiliki sarana ibadah, sarana


pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan
masyarakat dan keluarga berencana.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan
tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

1.1.1.3.3 Fasilitas Kesehatan


Wilayah kerja puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat memiliki beberap
fasilitas kesehatan. Keadaan fasilitas kesehatan di Kelurahan Cempaka Putih Barat
cukup baik namun jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah penduduk.

Tabel 2 Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih


Barat
NO NAMA SARANA ALAMAT KETERANGAN SURAT IZIN
1 Cempaka Beauty Medika Jl. Cempaka Putih Barat 2 No.3 Klinik Pratama Ada
2 Pijat ZEN, Sehat Jl. Pangkalan Asem No. 19 A Refleksi Ada
Sejahtera
3 Kinara Klinik Jl. Cempaka Putih Barat No. 47 Klinik Pratama Tidak Ada
4 Apotik Panca Prima Jl. Pangkalan Asem Klinik Pratama Tidak Ada
5 Apotek Mardani Medika Jl. Mardani No. 6 Klinik Pratama Ada
6 dr. Afaf Agil Munawar Jl. Cempaka Putih Barat No. 15 Klinik Utama Ada
7 Klinik Pratama Cahaya Jl. Pangkalan Asem No. 19 A Klinik Pratama Ada
8 Apotik Gracia Lena Jl. Cempaka Putih Barat No. 20D Klinik Pratama Ada
9 Praktek perseorangan Jl. Cempaka Putih Barat Klinik Utama Tidak Ada

Tabel 2 Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih


Barat

3
N NAMA SARANA ALAMAT KETERANGAN SURAT
O IZIN
10 Praktek perseorangan Jl. Cempaka Putih Barat 2 a/5 Klinik Utama Ada
11 Praktek perseorangan Jl. Cempaka Putih Barat 2 no a/3 Klinik Utama Ada
12 Klinik Cahaya Medika Jl. Cempaka Putih Barat No. 1 RT Klinik Pratama Ada
01/01
13 Klinik Cempaka Putih Jl. Cempaka Putih Barat XXVI Klinik Pratama Ada
No.3

Sumber: Laporan : Laporan Tahunan 2016 Kelurahan CPB

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas


1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam
suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan-bedakan.
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya pengorganisasian
system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada
waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan
P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui
Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama
kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat
mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-
pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).

4
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat

1.1.2.2 Wilayah Kerja


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja
dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi (Permenkes No.75
tahun 2014) :
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memprioritaskan pelayanan UKM
b. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat

5
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
e. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
B. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
b. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
c. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
C. Puskesmas Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat
c. Terhalang iklim atau cuaca; dan
d. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan
sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

6
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1
(satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana
dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor
wilayah departemen kesehatan provinsi.

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
A. Promotif (peningkatan kesehatan)
B. Preventif (upaya pencegahan)
C. Kuratif (pengobatan)
D. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.1.2.4 Visi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama, yaitu:
A. Lingkungan sehat
B. Perilaku sehat
C. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
D. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan.

7
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan setempat.

1.1.2.5 Misi Puskesmas


A. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
B. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.
C. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau
oleh seluruh anggota masyarakat.
D. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
sesuai.

1.1.2.6 Strategi Puskesmas


Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak,2014)
antara lain:
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care
service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014):
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat

8
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

1.1.2.7 Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes No.75 tahun 2014. Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat/UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwewenang :
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan danupaya
kesehatan berbasis masyarakat
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwewenang :
a) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
c) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
d) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung

9
e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
f) Melaksanakan rekam medis
g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.

3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan


Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas.

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
1. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat
yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan / atau bersifat

10
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
(Permenkes No. 75 tahun 2014).

1.1.2.9 Peran Puskesmas


Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat
vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga
dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu (Permenkes No.75 tahun 2014).

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat


Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat merupakan salah satu sarana kesehatan
utama bagi masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Barat. Secara umum, Secara umum, ranah
kerja Puskesmas Cempaka Putih Barat meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). UKM sendiri bertujuan untuk memelihara dan

11
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.

1.1.3.1 Visi dan Misi


a) Visi
Menjadi puskesmas pilihan utama di DKI Jakarta

b) Misi
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara berkelanjutan
Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi pada
kebutuhan pelanggan
Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan berkualitas
Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektoral

12
A. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah memberikan
pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan
pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan terkait.
B. Tujuan Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif
3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif
5. Mengembangkan proses Perencanaan (P1), Pengorganisasian dan
Pelaksanaan (P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dan
pelayanan kesehatan
6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan
7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan
8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan
paramedik
10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis
11. Mensosialisasikan paradigma baru

1.1.3.2 Sarana dan Prasarana


a. Gedung Puskesmas di Kelurahan Cempaka Putih Barat

Tabel 3 Uraian Gedung Puskesmas di Kelurahan Cempaka Putih Barat

Kelurahan Cempaka Putih


Uraian
Barat
Luas Tanah (m2) 138
284
Luas Bangunan (m2)
2 lantai

Pembangunan Gedung Renovasi tahun 2006

Atap Genteng
Plafon Gypsum
Dinding Tembok
Lantai Keramik
Pagar Stainless

Tabel 3 Uraian Gedung Puskesmas di Kelurahan Cempaka Putih Barat

Uraian Kelurahan Cempaka Putih Barat

WC 6
Listrik (watt) 161.000
Telepon Ada
Internet Ada
Air PAM
b. Alat transportasi
1. Dua buah sepeda motor di Puskesmas
c. Alat medis dan non medis
1. Alat pemeriksaan satu unit EKG
2. Satu Dental unit di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
3. Satu Unit alat USG
4. Obat-obatan. (perencanaan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing Puskesmas dengan melihat jumlah kunjungan pada tahun sebelumnya)

1.1.3.3 Struktur Organisasi

*Keterangan:
PJ : Penanggun Jawab
PM : Penyakit Menular
PTM : Penyakit Tidak Menular
14
Tabel 4 Daftar Nominatif Pegawai Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat II

Status
No Nama Pegawai Pendidikan Gol. Jabatan
Kepegawaian

1 dr. Eva Lely Herawaty PNS S1 Ked.Umum III D Kepala Puskesmas


Penanggung Jawab
2 Drg. Erika Narulita PNS S1 Ked.Gigi IV A
Poli Gigi
Penanggung Jawab
D3
3 Rida Laksana, Amd Kep PNS III A Program Penyakit
Keperawatan
Menular

Tabel 4 Daftar Nominatif Pegawai Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat II

Status
No Nama Pegawai Pendidikan Gol. Jabatan
Kepegawaian

Bd. I Gusti Ayu Penanggung


4 PNS D3 Kebidanan III D
Ariyaning Jawab KIA/KB

S1 Kedokteran Penanggung
5 dr. Dwi Anggita Putri Honorer - Jawab BP
umum
Umum
Penanggung
Sri Mulyati, Amd
6 Honorer D3 Keperawatan - Jawab Penyakit
Kep
Tidak Menuar

Bd. Yane
Pelaksana
7 Kumalaningrum, Honorer D3 Kebidanan -
KIA/KB
Amd Keb

Tenaga
8 Rachmat SKW,SE Honorer S1 Ekonomi -
Administrasi

Angga Widjaya
9 Honorer SMF - Apoteker
Kusuma

15
Tenaga
10 M Ibnu Setyawan Honorer SMU -
Administrasi

Tenaga
11 Hamdani Honorer SMU -
Keamanan

Tenaga
12 Ferry Junaedi Honorer SMU -
keamanan

Tenaga
13 Nasrudin Honorer SMU -
Kebersihan

Sumber: Laporan : Laporan Tahunan 2016 Kelurahan CPB

16
1.1.3.4 Daftar Penyakit Terbanyak di Kelurahan Cempaka Putih Barat

Penyebaran jenis penyakit masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Barat selama


dua tahun berturut turut tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Sepuluh
penyakit terbanyak masih didominasi oleh kelompok penyakit tidak menular seperti,
ISPA, hipertensi, serta penyakit sistem otot sebagai tiga penyakit terbanyak. ISPA masih
menjadi diagnosis terbanyak pada tahun 2015 dan 2016. Hal ini disebabkan dari
anamnesis dan pemeriksaan pasien yang kebanyakan hanya mengeluhkan batuk pilek
tanpa disertai keluhan lain seperti demam atau nyeri menelan. Namun secara total jumlah
penyakit, pada tahun 2016 ISPA menurun sebanyak 2.86% (142 kasus) dibanding tahun
sebelumnya. Pada kelompok penyakit yang membutuhkan kontrol rutin ke Puskesmas
minimal sebulan sekali, seperti Hipertensi dan Diabetes Melitus terdapat kenaikan
jumlah kasus dari tahun 2015 ke tahun 2016, dengan jumlah kenaikan masing masing
sebesar 6.87% dan 5.93% yang terdiri dari pasien dengan keluhan baru dan pasien
kontrol rutin. Hasil ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu karena peningkatan
kesadaran pasien penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus untuk kontrol ke puskesmas
atau jumlah penderita baru yang bertambah di tahun 2016.

Tabel 5 Daftar Penyakit Terbanyak Tahun 2015

NO ICD 10 PENYAKIT JUMLAH


1 J069 ISPA 2714
2 I100, I101 Hipertensi 1660
3 M791 Penyakit sistem otot 1119
4 K309, K291 Dispepsia 1098
5 L500 Alergi 539
6 R51 Sakit kepala 500
7 E119 Diabetes Melitus 412
8 A09 Diare 369
9 L303 Penyakit kulit infeksi 367
10 J029 Faringitis Akut 349

Tabel 6 Daftar Penyakit Terbanyak Tahun 2016

17
NO ICD 10 PENYAKIT JUMLAH
1 J069 ISPA 2572
2 I100, I101 Hipertensi 1905
3 M791 Penyakit sistem otot 1041
4 K309, K291 Dispepsia 952
5 L500, L303 Penyakit Kulit 816
6 R51, G442 Sakit kepala 473
7 E119 Diabetes Melitus 464
8 R509 Observasi Febris 262
9 A09 Diare 233
10 J029 Faringitis Akut 181

1.1.4 Program Keluarga Berencana di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah
dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia. Program KB di
Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka pengendalian
penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM, termasuk
hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB
untuk memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta
peningkatan partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Tujuan Keluarga
Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan
ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) (BKKBN, 2014).

1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu
sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan kelestrarian ber
KB seluruh pelosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik terhadap
peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan
terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan
sebagai bantuan mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin meratanya
kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan
pelayanan KB (BKKBN,2014).

18
1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi 24
sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan
sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan
Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional) (BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana
mempunyai tiga sasaran diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka
sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan
umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak
sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada
kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum
(sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).

1.1.4.3 Program dan Upaya


Program dan Upaya KB Nasional antara lain :
1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin.
2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS
3. Promosi KB pasca persalinan
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Penerangan dan motivasi
6. Pelembagaan program
7. Pendidikan KB
8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program
9. Pelayanan KB

19
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012)

1.1.4.4 Ruang Lingkup


Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat
kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya).
Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS (BKKBN dan
Kemenkes R.I. 2012).
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
Kegiatan program KB di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat adalah
mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan memberikan pelayanan
KB pada usia subur serta mengadakan pelayanan KB keliling.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor
yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kelurahan
Cempaka Putih Barat. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB
terusmenerus yang berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat.(BKKBN dan Kemenkes
R.I. 2012).

1.1.4.5 Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB


Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain (BKKBN,2014).:
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach). Diarahkan untuk meningkatkan
dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan
secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikanberbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik
dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach) Memadukan pelaksanaan kegiatan
pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh
semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua
pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi
pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.

20
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada sektor
pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih
peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi program KB
sebagai pendekatan program KB nasional, dibagi dalam tiga tahap pengelolaan
program KB sebagai berikut :

a. Tahap perluasan jangkauan


Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada
penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini
pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.

b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan
jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap
ini inkator kuantitatif kesertaan ber- KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas
pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan
momentum-momentum besar.

c. Tahap pembudayaan program KB


Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan
tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu
pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra (Tabungan Keluarga
Sejahtera) dan Kukesra (Kredit Usaha Keluarga Sejahtera).
Adapun kegiatan/cara operasional pelayana KB adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan
massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan
meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
masyarakat dalam ber KB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

b. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB


Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai
calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai
potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar

21
dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat,
dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan
gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia),
tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
c. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan (pendekatan
masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag,
RS, Puskesmas).
d. Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB,
bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan (Saifuddin A B, 2003).

1.1.4.6 Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB (Keluarga


Berencana) Di Indonesia

1. Metode Kontrasepsi Sederhana


Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain :
Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir
Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara
suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom, diafragma, dan spermisida.

2. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan
implant.

3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon. 4.
Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena
prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan
Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak diejakulasikan.

22
4. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan
AKDR (Cunningham F G, Gant NF, 2009).

1.1.4.7 Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi


Tabel 7 Uraian Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi Kondisi Penyimpanan Masa Kadaluwarsa
1. Pil Simpan di tempat 5 tahun
kering, dan jauhkan dari
sinar matahari langsung
2. Kondom Simpan di tempat 3-5 tahun
kering, yaitu suhu >
40C dan jauhkan dari
sinar matahari langsung,
bahan kimia, dan bahan
yang mudah rusak
3. AKDR Lindungi dari 7 tahun
kelembabab, sinar
matahari langsung, suhu
15-30C
4. Spermisida Simpan pada ruang 3-5 tahun
bersuhu 15-30C,
jauhkan dari temperatur
tinggi
5. Implant Simpan di tempat 5 tahun
kering, suhu > 30C
6. Suntik KB Simpan pada suhu 15- 5 tahun
30C posisi vials tegak
lurus menghadap ke
atas, jauhkan dari sinar
matahari langsung

1.1.4.8 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah Kelurahan


Cempaka Putih Barat

Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor
yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kelurahan

23
Cempaka Putih Barat. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB terus-menerus
yang berdomisili di Kelurahan Cempaka Putih Barat.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta tahun
2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2017 adalah 90% dari PPM
(Perkiraan Permintaan Masyarakat).
Indikator pelayanan KB :
1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan

INDIKATOR PELAYANAN KB
Tenaga Sarana dan Prasarana Cakupan Pelayanan

1. Jumlah dokter SpOG 1. Ketersediaan peralatan 1. Persentase peserta KB Aktif


2. Jumlah dokter umum pelayanan KB (IUD kit, (CPR)
terlatih standarisasi KB di Implant kit,dll) 2. Persentase peserta KB baru
fasilitas pelayanan KB 2. Ketersediaan BPH 3. Persentase komplikasi
(RS, Puskesmas, DPS) (Bahan Habis Pakai) 4. Persentase kegagalan
3. Jumlah bidan terlatih 3. Ketersediaan alokon 5. Persentase drop out
standarisasi KB di untuk keluarga miskin 6. Persentase PUS Miskin ber-KB
fasilitas pelayanan KB (GAKIN) 7. Persentase PUS 4T (melahirkan
(RS, Puskesmas, DPS) 4. Ketersediaan alokon terlalu muda, terlalu banyak
4. JumlahBidan di desa untuk non GAKIN (anak), terlalu rapat (jarak
yang terlatih standarisasi kelahiran) dan terlalu tua) Ber-
KB (Polindes/poskesdes) KB
8. Persentase PUS dengan atau
menderita penyakit kronis ber-
KB
9. Persentase ibu pasca bersalin /
keguguran ber- KB
Tabel 8 Indikator Pelayanan KB
(Sumber: Departemen Kesehatan RI 2012)

Dari data di atas di dapatkan 7 indikator Pelayanan KB, yang masing-masingnya merupakan
indikator yang perlu dicapai dari setiap Puskesmas.

Tabel 9. Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka


Putih Barat Bulan Januari Maret 2017

24
Pencapaian
PUS KB AKTIF Target
No. Bulan (b/a x 100
(a) (b) (%)
%)
1. Kelurahan Cempaka Putih
6.410 1.194 18,6 20
Barat

Tabel 10. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PUS MOP Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
1. Kelurahan Cempaka Putih
Barat 6410 34 0,53 20

Tabel 11. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Bulan Januari Maret 2017
PUS MOW Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
1. Kelurahan Cempaka Putih 43 0,67
6.410
Barat

Tabel 12. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PUS IMPLAN Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
1. Kelurahan Cempaka Putih
6.410 210 3,27
Barat

Tabel 13 Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PUS AKDR Pencapaian
No. Puskesmas Target (%)
(a) (b) (b/a x 100 %)
1. Kelurahan Cempaka Putih
6.410 78 1,21
Barat

Tabel 14. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017

25
PUS SUNTIK Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 369 5,75
Barat

Tabel 15. Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PUS PIL Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 307 4,78
Barat

Tabel 16. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas


Kelurahan Cempaka Putih Bulan Tahun Januari Maret 2017
PUS KONDOM Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 135 2,10
Barat

Tabel 17. Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka


Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PPM KB Baru Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 221 4 20%
Barat

Tabel 18 Cakupan Drop Out Peserta KB di Wilayah Puskesmas Kelurahan


Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017
PPM Drop Out Persentase Target
No. Bulan
(a) (b) (%) (%)
Kelurahan Cempaka Putih
1 6.410 12 0,25 0
Barat

1.5 Identifikasi Masalah


Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat Tahun Januari Maret 2017, terdapat satu program yang
dipilih dalam identifikasi masalah, yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih
karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam

26
hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah PLKB yang
berada di Kelurahan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang
berada di wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat dan secara khusus adalah kelompok-
kelompok pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan
program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya tokoh masyarakat,
masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target
sebagai berikut:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 18,6%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,53%
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Januari Maret 2017 0,67%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 3,27%
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 1,21%
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 5,75%
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 4,78%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Tahun Januari Maret 2017 2,10%
9. Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 4%
10. Cakupan Drop Out Peserta KB di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,25%

1.3 Rumusan Masalah


Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib puskesmas di Kelurahan Cempaka
Putih Barat maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
telah terjadi (observed).
Selanjutnya dilakukan perumusan masalah evaluasi program pelayanan kesehatan dasar
keluarga berencana di puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari- Maret
2017 berdasarkan data pasangan usia subur untuk membuat perencanaan yang baik sehingga

27
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas
adalah sebagai berikut:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 18,6% berada di bawah target yaitu 20%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,53% berada di bawah target
yaitu 20%
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Januari Maret 2017 0,67% berada di bawah target yaitu
20%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 3,27% berada di bawah target
yaitu 20%
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 1,21% berada di bawah target
yaitu 20%
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 5,75% berada di bawah target
yaitu 20%
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 4,78% berada di bawah target
yaitu 20%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Bulan Tahun Januari Maret 2017 2,10% berada di bawah target
yaitu 20%
9. Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat Bulan Januari Maret 2017 4% berada di bawah target yaitu 20%
10. Cakupan Drop Out Peserta KB di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Barat Bulan Januari Maret 2017 0,25% melewati target yaitu 0%

28
29

Anda mungkin juga menyukai