Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL )

BIMBINGAN KONSELING

A. Materi Layanan : Kebiasaan belajar


B. Jenis Layanan : Layanan Informasi
C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
D. Bidang Bimbingan : Belajar
E. Tugas Perkembangan : Mencapai Kematangan pertumbuhan fisik yang sehat
F. Tujuan : Agar siswa mengetahui tentang kebiasaan belajar
G. Materi : dilampirkan.
H. Metode : Ceramah, tanya jawab
I. Kegiatan Layanan : 1. Kegiatan pendahuluan:
a. Guru BK/Konselor mengucapkan salam,
dilanjutkan dengan berdoa, presensi, mengecek
situasi & kondisi kelas.
b. Guru BK/ Konselor menyampaikan topik / tema
layanan informasi
c. Guru BK/Konselor memotivasi dengan Ice
Breaking: agar siswa senang, tertarik,
bersemangat, siap mengikuti layanan informasi
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan layanan
informasi dan tugas perkembangan yang akan
dipahami
e. Guru BK/Konselor menanyakan kepada siswa
terkait pelayanan yang diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.

2. Kegiatan inti:
a. Guru bk menjelaskan tentang apa itu kebiasaan
belajar
b. Guru bk menjelaskan tentang cara belajar yang
baik itu seperti apa
c. Guru bk menjelaskan tentang kebiasaan belajar
yang kuarang baik
d. Guru bk menjelaskan dimana tempat terjadinya
kebiasan belajar
e. Guru bk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebiasaan belajar
f. Guru bk menjelaskan cara memperbaharui dan
menumbuhkan kebiasaan belajar
3. Kegiatan penutup:
a. Guru BK /Konselor bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan isi tema yang telah disampaikan.
b. Guru BK /Konselor mendorong siswa agar yang
belum berperan aktif dalam kegitan, supaya
berperan aktif
c. Guru BK/Konselor menutup pertemuan dengan
berdoa bersama dan salam.
J. Sasaran Layanan : VIII D
K. Waktu Pelaksanaan : 45 Menit
L. Tempat Pelaksanaan : Ruang Kelas
M. Sumber/Bahan alat : Buku, dan Internet
N. Penyelenggara Layanan : Guru BK
O. Pihak yang terlibat : Guru BK dan Wali kelas
P. Alat dan Perlengkapan : Power point, LCD
Q. Penilaian : a. Laiseg: Melakukan penilaian segera dengan UCA
(understanding, comfort and action) setelah selesai
proses layanan.
b. laijapen: melakukan penilaian jangka pendek (Laijapen)
setelah satu bulan selesai pelaksanaan layanan.
c. Laijapang: melakukan penilaian jangka panjang
(laijapang) setelah satu tahun selesai pelaksanaan
layanan. dan lampirkan instrumen yang di gunakan )
R. Catatan Khusus :

Mengetahui, Tegal, 10 juni 2017


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

PUPUT AYU R
Lampiran :
1. Uraian Materi
2. Instrumen Penilaian

Materi
Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar siswa.
Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang diharapkan,maka dalam kegiatan belajarnya,
siswa hendaknya mempunyai sikap dan carabelajar yang sistematis. Cara belajar yang baik
adalah suatu kecakapan yangdimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha
belajarnya sehinggamenjadi kebiasaan yang melekat pada dirisiswa.
Menurut Dr. Rudolf Pintner dalam Purwanto(2000: 112-115), cara belajar yang baik yaitu:
1. Membaca dengan metode keseluruhan kepada bagian.
2. Membaca dengan metode keseluruhan kepada lawan bagian
3. Membaca dengan metode campuran aniara keseluruhan dan bagian.
4. Membaca dengan metode resitasi.
5. Jangka waktu belajar.
6. Pembagian waktu belajar.
7. Membatasi kelupaan.
8. Menghafal.
9. Kecepaatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan.
Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan memberikan
hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dandikuasai dengan
sempurna serta ujian-ujiandapat dilalui dengan berhasil sehingga akhirnya dapat meraih
prestasi yang optimal. Kebiasaan belajar yangbaik itu haruslah dipupukdan dikembangkan.
Demikian pula kebiasaan belajar itubukan sesuatu yang telah ada, namun sesuatu yang harus
dibentuk. Sedangkanapabila memiliki kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat
maka akanmemperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mepengaruhi prestasi
belajarsiswa yang bersangkutan.
Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa dalam memahami dan
memperoleh pengetahuan sehingga memghambat kemajuan belajar siswa dan pada akhirnya
akan mengalamikegagalan dalam berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanyakebiasaan belajar yang kurang baik. Menurut Dimyati (2002: 246), kebiasaanbelajar
yang kurang baik antara lain berupa:
1. Belajar pada akhir semester.
2. Belajar tidak teratur.
3. Menyia-nyiakan kesempatan belajar.
4. Bersekolah hanya untuk bergengsi.
5. Datang terlambat.
6. Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain.

Tempat Terjadinya Kebiasaan Belajar


Kebiasaan seseorang belajar secara teratur dimulai dari kebiasaan belajar mandiri di rumah
dan kebiasaan belajar di sekolah. Untuk mengetahui lebih jelasnya, adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan Belajar di Rumah.
Kebiasaan belajar mandiri di rumah merupakan hal yang sangat penting disamping kebiasaan
belajar di sekolah. Dengan melakukan kegaitan belajar di rumah diharapkan siswa dapat
belajar secara teratur dan fokus. Menurut Djamarah (2002:40-45) kebiasaan belajar dirumah
dapat dilakukan, yaitu dengan:

a. Mempunyai tempat belajar, fasilitas, dan perabot belajar.


Syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya adalah tersedianya tempat belajar. Setiap
siswa hendaknya mengusahakan agar mempunyai tempat belajar. Apabila tidak dapat
memperoleh yang belajar, maka kamar tidurpun dapat dijadikan tempat belajar yang sangat
baik kalau para siswa memperhatikan beberapa hal dan kebiasaan-kebiasaan yang baik yaitu
dengan memperhatikan tata ruang kamar tidur yang juga menjadi kamar belajar itu.
Fasilitas dan perabot belajar ikut berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Siswa yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan habatan dalam
menyelesaikan kegiatan belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam mssalah
belajar. Fasilitas atau perabot dalam belajar yang dimaksud tentu saja berhubungan dengan
masalah materiil berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan kursi belajar, dan sebagainya.
b. Mengatur Jadwal Belajar
Masalah pengaturan waktu belajar menjadi persoalan bagi siswa, banyak siswa yang
mengeluh karena tidak dapat membagi waktu dengan tepat dan balk. Akibatnya waktu yang
seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagi
siswa membagi waktu belajarnya dengan cara membuat jadwal belajar. Keteraturan
penggunaan waktu untuk belajar memberikan dampak yang bermakna kepada kualitas hasil
belajar siswa.
Dalam menyusun jadwal belajar harus mendapat perhatian khusus, karena benar-benar harus
mengatur waktu belajar dan lama belajar sehingga jumlah waktu yang tersedia untuk suatu
kegiatan cukup banyak serta urutan kegiatan sesuai dengan sifat.
c. Waktu belajar
Sebaiknya dilakukan pada waktu yang sesuai dengan kebiasaan kita karena waktu belajar
siswa berbeda-beda. Ada yang lebih suka belajar pada pagi hari setelah bangun tidur, ada
yang lebih suka belajar pada siang hari setelah pulang dari sekolah apabila kegiatan belajar
mengajar disekolahnya diadakan pada pagi hari, dan ada yang suka belajar pada malam hari.
Siswa mempunyai alasan sendiri-sendiri dalam nelajar, ada belajar yang teratur, namun ada
jugs yang hams disuruh oleh orang tuanya. Dapat dikatakan seseorang yang belajar akan
mempengaruhi hasil belajarnya apabila dilakukan secara rutin dan teratur dalam waktu
tertentu, sehingga akan mencapaiprestasi belajar yang optimal.
d. Lama Belajar
Keefektifan walctu dalam belajar berbeda-beda, tergantung dari orangnya. Ada siswa yang
merasa lebih senang atau lebih berhasil bila lamanya belajar bertahan sate jam, dua jam atau
tiga jam, sehingga lama belajar yang dilakukan oleh seorang siswa sifatnya tidak tentu.
Lamanya belajar tergantung pada banyak sedikitnya bahan yang dipelajari. Tetapi perlu
diperhatikan, belajar yang terlalu lama akan melelahkan dan tidak efisien.
e. Membaca Buku
Keterampilan belajar yang pertama dan utama yang perlu sekali dik-uasai oleh siswa adalah
kebiasaan membaca buku pelajaran dan berbagai sumber pengetahuan lainnya. Kebiasaan
membaca harus dibudayakan agar bertambah pengetahuannya dan dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Hampir setiap hari keharusan
membaca buku itu dilakukan. Masalah membaca merupakan keharusan bagi siswa memang
tidak diragukan lagi, tetapi persoalan bagaimana cara membaca yang baik dan efisien, cukup
banyak siswa yang mengeluh akibat cara membacanya kurang menghasilkan hasil belajar
yang memuaskan, sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari kegiatan membaca.
f. Memantapkan materi pelajaran
Setelah menerima pelajaran disekolah, yang perlu dilakukan siswa setelah pulang sekolah
adalah memantapkan kembali materi pelajaran di rumah yaitu dengan mengulang pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Apa yang guru jelaskan tidak mesti semuanya berkesan baik, tentu
ada kesan-kesan yang masih samar-samar dalm ingatan. Pengulangan sangat membantu
untuk memperbaiki semua kesan yang masih samar-samar itu untuk menjadi kesan-kesan
yang sesengguhnya, yangtergambar jelas dalam ingatan. Selain itu untuk memantapkan
materi pelajaran di rumah yaitu dengan membentuk kelompok belajar, cara ini baik untuk
menunjang keberhasilan studi siswa di sekolah dan jugs dapat mengatasi rasa kebosanan dan
kejenuhan apabila siswa belajar sendiri. Dalam membentuk kelompok belajar ini anggotang
tidak perlu terlalu banyak, tetapi cukup lima orang. Carilah teman-teman yang mempunyai
kesamaan pandangan untuk meraih sukses studi. Sekiranya kelompok belajar sudah
terbentuk, rencanakanlah pembagian waktu, bahan pelajaran mana saja yang perlu dibahas
dalam kelompok belajar.
2. Kebiasaan Belajar di Sekolah
Kebiasaan belajar di sekolah yang teratur dapat dimulai dari cara masuk kelas tepat waktu,
teratur dalam mengikuti pelajaran, teratur dalam memantapkan materi pelajaran, dan pada
saat menghadapi ujian. Bila sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi
kebiasaan dalam perbuatannya,maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikiran siswa,
pikiran yang teratur merupakan modal bagi siswa dalam menuntutilmu karena ilmu adalah
hasil proses pemikiran siswa yang dilakukan secara sistematis.Menurut Djamarah (2002: 97-
106) kebiasaan belajar di sekolah dapat dilakukan, yaitu dengan:
a. Masuk kelas dengan tepat waktu
Siswa dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah tidakpemah lepas dari suatu peraturan
sekolah yang salah satunya adalah masuk kelas tepatwaktu. Ini merupakan kewajiban yang
mutlak harus dipatuhi oleh semuasiswa adapun upaya untuk dapat masuk kelas dengan tepat
waktu memperhitungkan jarak antara runah dengan sekolah.
b. Mengikuti Pelajaran
Kewajiban pertama setiap siswa yang belajar di sekolah ialahmengikuti pelajaran.
Pelajaranyang diikuti secara tertib dan penuhperhatian serta dicatat dengan baik akan
memberikan pengetahuanbanyak kepada siswa. Kebiasaan mengikuti pelajaran ini ditekankan
ruda kebiasaan memperhatikan penjelasan guru, membuat catatan, dankeaktifan siswa di
kelas.
Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu dan suatu mata
pelajaran semua perhatian harus tertuju kepada guru.Pendengaran harus betul-betul
dipusatkan kepada penjelasan guru. Janganbicara, karena apa yang dibicarakan itu akan dapat
membuyarkankonsentrasi pendengaran. Perhatian memegang peranan penting untuk
menyerap apa yang guru sampaikan atau jelaskan di kelas. Jadi masalah mendengarkan
penjelasan guru tidakbisa dipisahkan dari kegiatan konsentrasi dalam belajar.
Menurut Sudjana(2004: 165) ada beberapa petunjuk bagaimana mengikuti pelajaran di
sekolah yaitu:
1) Baca dan pelajari bahan pelajaran yang telah lalu dan bahan yang akan dipelajari,
selanjutnya agar selalu siap menghadapi pelajaran.
2) Periksa keperluan belajar sebelum berangkat.
3) Konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung.
4) Catat pokok bahasan yang diterangkan oleh guru.
5) Ajukan pertanyaan jika ada hal yang belum jelas.
6) Jika diberikan tugas, mintalah penjelasan secukupnya sebelum dikerjakan.
7) Tanyakan pada guru, buku apa yang perlu dibaca untuk memperdalam materi.
c. Memantapkan Materi Pelajaran
Setelah menerima pelajaran di sekolah, ada baiknya apabila mengulang kembali pelajaran
yang diajarkan oleh guru, misalnya jika ada jam kosong maka pada pada jam kosong tersebut
dipergunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengulang pelajaran yang barn diajarkan tersebut
di kelas.
3. Menghadapi Ujian
Adakalanya siswa dihadapkan pada kegiatan ujian dalam belajamya yaitu pada ujian tengah
semester dan ujian akhir semester di sekolah. Kesibukan siswa menjadi meninglcat dimana
siswa harus belajar den an giatnya agar memperoleh nilai yang bagus sehingga prestasi
belajar yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Gie (2004: 49-50), tujuan dari ujian pada
pokoknya ada tiga macam yaitu:
a. Mendorong agar siswa belajar secara teratur, mengulangi bahanbahan pelajarannya, dan
menanamkan dalam pikirannya berbagai pengetahuan.
b. Mengukur dan menilai pengetahuan siswa dan kemajuan belajar.
c. Menjadi petunjuk bagi pengejar dan hasil ujian para siswa itu pokok-pokok soal mana
dalam pelajarannya yang memerlukan perbaikan pada kesempatan mengajar berikutnya.

Kalau demikian persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi ujian adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan Menjelang Musim Ujian
Menurut Djamarah (2002: 127-128), dalam menghadapi masa ujian, terutama sebulan
terakhir menjelang mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah
perbaikan-perbaikan untuk mengingat kembali bahan-bahan yang telah dipelajari dengan: (a)
membaca ulang kembali baik catatan pelajaran maupun rangkurnan-rangkuman, (b) memberi
garis-garis bawah atau tanda-tanda lainnya, (c) membuat ikhtisar yang lebih praktis sea
mudah untuk diingat.
Sedangkan persiapan seminggu menjelang ujian dimulai, yang perlu dilakukan yaitu sebagai
berikut: (a) mengatur waktu sebaikbaiknya, nelajar, istirahat, olahraga ringan, makan dan
tidur, (b) membuat rencana belajar yang tepat, efektif, dan efisien, (c) setiap 45 menit belajar
agar diselingi istirahat 15 menit, (d) tidur yang cukup, karena apabila kurang tidur, badan
terasa lelah, dan otak kurang mampu berfikir.
b. Pada Waktu Ujian
Menurut Djamarah (2002:129-131), ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada waktu ujian
adalah sebagai berikut: (a) yakinlah pada diri sendiri bahwa anda dapat menyekesaikan setiap
otem soal dengan baik dan benar, (b) duduklah dengan tenang dan jangan berbicara dengan
teman yang kebetulan duduk disamping anada, (c) jika anda menerima lembaran soal-soal
ujian, perhatikanlah hal-hal seperti menulis nama dan nomer absen, membaca beberapa
petunjuk sebelum mengerjakan soal-soal ujian, (d) jangan tergesa-gesa menjwab soal, tetapi
bacalah dulu tiap-tiap soal atau pertanyaan-pertanyaan dengan teliti, (e) pada saat menulis
jawaban, tulisan hares jelas dan dapat dibaca oleh guru yang bersangkutan, (f) bagilah waktu
agar soal dapat dikerjakan, kerjakan soal-soal yang dapat dijawab lebih dahulu, jangan
tertegun dan tenggelam pada soal-soal yang sulit, (g) setelah keluar ruangan, istirahatlah yang
balk, jangan ribut membicarakan soal-soal yang baru dikerjakan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sudjana (2004: 172 173), bahwa ada beberapa petunjuk
dalam menghadapi ujian di sekolah yaitu sebagai berikut:
a. Perkuat rasa percaya diri anda bahwa pertanyaan yang anda hadapi adalah pertanyaan yang
biasa anda buat pada saat belajar.
b. Baca pertanyaan dengan sebaik-baiknya sambil mengingat-ngingat jawaban dari pertanyaan
tersebut.
c. Dahulukan pertanyaan yang paling mudah untuk bisa dijawab. Bila soal uraian maka
pikirkan dulu inti jawabannya dan renungkan cara mengekspresikan dalam kalimat.
d. Bila soal obyektif teliti pertanyaanya dan telah kemungkinan jawabannya.
e. Jangan bertanya pada teman sebab membuang waktu dan belumtentu is jawabannya.
f. Periksalah jawaban anda sebelum diserahkan kepada guru.
g. Jika pertanyaan sudah selesai dijawab, lebih baik keluar saja jangan menunggu teman lain
untuk menghindari bisikan tentang jawaban soal dan dapat mempengaruhi jawaban anda

Indikator Kebiasaan Belajar.


Indikator Kebiasaan belajar yang baik, akan membantu siswa menguasai
pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di sekolahnya.
Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang baik tersebut adalah:
1) Melakukan studi secara teratur setiap hari.
Jenis pekerjaan apapun akan memperoleh hasil yang baik apabila dilakukan dengan
teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmadi
bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Karena
hanya dengan membiasakan belajar dengan teraturlah seorang siswa akan memperoleh
hasil yang baik. Selanjutnya Ahmadi juga menuturkan bahwa pikiran yang teratur akan
menjadi modal yang tidak ternilai harganya. Karena hanya dengan pikiran teratur, ilmu
dapat dimengerti dan dikuasai. Kesalahan yang sering dibuat para pelajar selama
ini adalah menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati ujian. Jelas saja
pelajaran itu tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat singkat, walau
bagaimanapun kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun dapat selesai mempelajarinya,
materi pelajaran itu tidak akan dikuasanya dengan baik. Hal inilah yang biasa disebut
Cramming. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah apabila seorang siswa membiasakan diri
untuk teratur dalam belajar.
Dari berbagai percobaan telah dibuktikan, bahwa belajar yang terus menerus
dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah belajar yang tidak efisien dan tidak
efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu
belajar. Dalam hal ini, sebagaimana dikemukakan dalam hukum jost tentang belajar,
bahwasanya belajar 30 menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada
sekali belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti untuk istirahat.
2) Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan harinya
berangkat kesekolah. Siswa harus benar-benar mempersiapkan keperluan-keperluan yang
dibutuhkanya di sekolahan setidaknya pada malam hari sebelum keesokan harinya
berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar dimulai, siswa sudah siap
dengan peralatan belajarnya seperti buku, bolpoint, pensil, pengaris, penghapus buku PR dan
lain sebagainya. Dengan begitu keefektifan kegiatan belajar di sekolah tidak terganggu,
hanya karena ada peralatan yang tertinggal dirumah.
3) Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga
merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Dan watak yang baik
dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Dengan membiasakan
diri untuk disiplin masuk kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak akan
ketinggalan materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah siap di kelas 5
menit sebelum guru hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman siswa terhadap
materi juga lebih maksimal.
4) Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.
Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar menguasai bahan pelajaran secara
lengkap sebelum melangkah pada materi berikutnya. Memahami, mencatat dan menghafal
materi merupakan satu kesatuan untuk membantu agar siswa dapat menguasai bahan-
bahan pelajarannya hingga tuntas. Jika terdapat materi yang belum dimengerti dan
sukar difahami, siswa dapat menanyakanya pada guru atau pada temannya sehingga materi
yang sulit akan lebih mudah difahami.
Siswa yang sulit memahami materi yang dipelajarinya terkadang disebabkan
karena kurangnya konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut Slameto, penyebab dari
sulitnya berkonsentrasi adalah karena kurang berminat terhadap mata pelajaran yang
dipelajari; terganggu oleh keadaan lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang
kondusif, cuaca buruk dan lain-lain; pikiran kacau atau sedang mengalami banyak masalah
sehingga kondisi jiwa dan raganya terganggu, bosan terhadap sekolah/pelajaran dan lain
sebagainya.
5) Terbiasa mengunjungi perpustakaan.
Tidak seorang pun belajar tanpa bacaan. Dan perpustakaan adalah gudang dari bacaan
tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ahmadi, bahwa dengan menjadi
pengunjung perpustakaan yang setia dan dapat mempergunakan perpustakaan dengan
tangkas dan baik, maka seorang pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan.
Faktor dari luar individu yang sering berpengaruh pada kebiasaan belajar adalah sebagai
berikut:

1. Sikap guru. Guru yang kurang memahami dan mengerti tentang kondisi siswa, guru
tidak adil, kurang perhatian, khususnya pada anak-anak yang kurang cerdas atau pada
siswa yang memiliki gangguan emosi atau lainnya, guru yang sering marah jika siswa
tidak dapat mengerjakan tugas.
2. Keadaan ekonomi orang tua. Siswa tidak sekolah atau alpa dapat disebabkan siswa
tidak memiliki uang transport untuk kesekolah karena lokasi sekolah sangat jauh dari
rumah, atau siswa tidak dapat mengerjakan tugas karena tidak memilki buku LKS,
dan kesulitan belajar dirumah karena tidak memiliki buku paket dan kelengkapannya
belajarnya.
3. Kasih sayang dan perhatian orang tua. Siswa malas pada umumnya berasal dari
keluarga yang broken home, orang tua bercerai, memiliki ibu atau bapak tiri, sehingga
orang tua kurang dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang pada anaknya, anak
merasa ditelantarkan, disia-siakan, merasa bahwa dirinya tidak berarti.

Faktor dari dalam individu yang sering mempengaruhi adalah sebagai berikut:
1. Minat, motivasi dan cita-cita. Pada umunya siswa yang memiliki kebiasaan malas
belajar atau sering tidak masuk sekolah karena tidak memiliki cita- cita atau harapan.
2. Pengendalian diri dan emosi. Siswa malas dapat disebabkan siswa tersebut tidak
dapat menolak ajakan teman, perasaan takut, kecewa atau tidak suka kepada guru,
emosi yang tidak stabil seperti mudah tersinggung, mudah marah dan putus asa.
3. Kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya. Siswa yang memiliki
kekurangan fisik kurang dapat berkembang dengan normal dimungkinkan memiliki
sikap dan kebiasaan belajar kurang baik, siswa ingin diperhatikan, kurang percaya diri
dan sebaliknya sombong sekedar menutupi kekurangannya.
4. Kelemahan mental seperti kecerdasan/ intelegensi dan bakat khusus.

Anda mungkin juga menyukai