BIMBINGAN KONSELING
2. Kegiatan inti:
a. Guru bk menjelaskan tentang apa itu kebiasaan
belajar
b. Guru bk menjelaskan tentang cara belajar yang
baik itu seperti apa
c. Guru bk menjelaskan tentang kebiasaan belajar
yang kuarang baik
d. Guru bk menjelaskan dimana tempat terjadinya
kebiasan belajar
e. Guru bk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebiasaan belajar
f. Guru bk menjelaskan cara memperbaharui dan
menumbuhkan kebiasaan belajar
3. Kegiatan penutup:
a. Guru BK /Konselor bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan isi tema yang telah disampaikan.
b. Guru BK /Konselor mendorong siswa agar yang
belum berperan aktif dalam kegitan, supaya
berperan aktif
c. Guru BK/Konselor menutup pertemuan dengan
berdoa bersama dan salam.
J. Sasaran Layanan : VIII D
K. Waktu Pelaksanaan : 45 Menit
L. Tempat Pelaksanaan : Ruang Kelas
M. Sumber/Bahan alat : Buku, dan Internet
N. Penyelenggara Layanan : Guru BK
O. Pihak yang terlibat : Guru BK dan Wali kelas
P. Alat dan Perlengkapan : Power point, LCD
Q. Penilaian : a. Laiseg: Melakukan penilaian segera dengan UCA
(understanding, comfort and action) setelah selesai
proses layanan.
b. laijapen: melakukan penilaian jangka pendek (Laijapen)
setelah satu bulan selesai pelaksanaan layanan.
c. Laijapang: melakukan penilaian jangka panjang
(laijapang) setelah satu tahun selesai pelaksanaan
layanan. dan lampirkan instrumen yang di gunakan )
R. Catatan Khusus :
PUPUT AYU R
Lampiran :
1. Uraian Materi
2. Instrumen Penilaian
Materi
Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar siswa.
Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang diharapkan,maka dalam kegiatan belajarnya,
siswa hendaknya mempunyai sikap dan carabelajar yang sistematis. Cara belajar yang baik
adalah suatu kecakapan yangdimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha
belajarnya sehinggamenjadi kebiasaan yang melekat pada dirisiswa.
Menurut Dr. Rudolf Pintner dalam Purwanto(2000: 112-115), cara belajar yang baik yaitu:
1. Membaca dengan metode keseluruhan kepada bagian.
2. Membaca dengan metode keseluruhan kepada lawan bagian
3. Membaca dengan metode campuran aniara keseluruhan dan bagian.
4. Membaca dengan metode resitasi.
5. Jangka waktu belajar.
6. Pembagian waktu belajar.
7. Membatasi kelupaan.
8. Menghafal.
9. Kecepaatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan.
Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan memberikan
hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dandikuasai dengan
sempurna serta ujian-ujiandapat dilalui dengan berhasil sehingga akhirnya dapat meraih
prestasi yang optimal. Kebiasaan belajar yangbaik itu haruslah dipupukdan dikembangkan.
Demikian pula kebiasaan belajar itubukan sesuatu yang telah ada, namun sesuatu yang harus
dibentuk. Sedangkanapabila memiliki kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat
maka akanmemperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mepengaruhi prestasi
belajarsiswa yang bersangkutan.
Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa dalam memahami dan
memperoleh pengetahuan sehingga memghambat kemajuan belajar siswa dan pada akhirnya
akan mengalamikegagalan dalam berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanyakebiasaan belajar yang kurang baik. Menurut Dimyati (2002: 246), kebiasaanbelajar
yang kurang baik antara lain berupa:
1. Belajar pada akhir semester.
2. Belajar tidak teratur.
3. Menyia-nyiakan kesempatan belajar.
4. Bersekolah hanya untuk bergengsi.
5. Datang terlambat.
6. Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain.
Kalau demikian persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapi ujian adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan Menjelang Musim Ujian
Menurut Djamarah (2002: 127-128), dalam menghadapi masa ujian, terutama sebulan
terakhir menjelang mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah
perbaikan-perbaikan untuk mengingat kembali bahan-bahan yang telah dipelajari dengan: (a)
membaca ulang kembali baik catatan pelajaran maupun rangkurnan-rangkuman, (b) memberi
garis-garis bawah atau tanda-tanda lainnya, (c) membuat ikhtisar yang lebih praktis sea
mudah untuk diingat.
Sedangkan persiapan seminggu menjelang ujian dimulai, yang perlu dilakukan yaitu sebagai
berikut: (a) mengatur waktu sebaikbaiknya, nelajar, istirahat, olahraga ringan, makan dan
tidur, (b) membuat rencana belajar yang tepat, efektif, dan efisien, (c) setiap 45 menit belajar
agar diselingi istirahat 15 menit, (d) tidur yang cukup, karena apabila kurang tidur, badan
terasa lelah, dan otak kurang mampu berfikir.
b. Pada Waktu Ujian
Menurut Djamarah (2002:129-131), ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada waktu ujian
adalah sebagai berikut: (a) yakinlah pada diri sendiri bahwa anda dapat menyekesaikan setiap
otem soal dengan baik dan benar, (b) duduklah dengan tenang dan jangan berbicara dengan
teman yang kebetulan duduk disamping anada, (c) jika anda menerima lembaran soal-soal
ujian, perhatikanlah hal-hal seperti menulis nama dan nomer absen, membaca beberapa
petunjuk sebelum mengerjakan soal-soal ujian, (d) jangan tergesa-gesa menjwab soal, tetapi
bacalah dulu tiap-tiap soal atau pertanyaan-pertanyaan dengan teliti, (e) pada saat menulis
jawaban, tulisan hares jelas dan dapat dibaca oleh guru yang bersangkutan, (f) bagilah waktu
agar soal dapat dikerjakan, kerjakan soal-soal yang dapat dijawab lebih dahulu, jangan
tertegun dan tenggelam pada soal-soal yang sulit, (g) setelah keluar ruangan, istirahatlah yang
balk, jangan ribut membicarakan soal-soal yang baru dikerjakan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sudjana (2004: 172 173), bahwa ada beberapa petunjuk
dalam menghadapi ujian di sekolah yaitu sebagai berikut:
a. Perkuat rasa percaya diri anda bahwa pertanyaan yang anda hadapi adalah pertanyaan yang
biasa anda buat pada saat belajar.
b. Baca pertanyaan dengan sebaik-baiknya sambil mengingat-ngingat jawaban dari pertanyaan
tersebut.
c. Dahulukan pertanyaan yang paling mudah untuk bisa dijawab. Bila soal uraian maka
pikirkan dulu inti jawabannya dan renungkan cara mengekspresikan dalam kalimat.
d. Bila soal obyektif teliti pertanyaanya dan telah kemungkinan jawabannya.
e. Jangan bertanya pada teman sebab membuang waktu dan belumtentu is jawabannya.
f. Periksalah jawaban anda sebelum diserahkan kepada guru.
g. Jika pertanyaan sudah selesai dijawab, lebih baik keluar saja jangan menunggu teman lain
untuk menghindari bisikan tentang jawaban soal dan dapat mempengaruhi jawaban anda
1. Sikap guru. Guru yang kurang memahami dan mengerti tentang kondisi siswa, guru
tidak adil, kurang perhatian, khususnya pada anak-anak yang kurang cerdas atau pada
siswa yang memiliki gangguan emosi atau lainnya, guru yang sering marah jika siswa
tidak dapat mengerjakan tugas.
2. Keadaan ekonomi orang tua. Siswa tidak sekolah atau alpa dapat disebabkan siswa
tidak memiliki uang transport untuk kesekolah karena lokasi sekolah sangat jauh dari
rumah, atau siswa tidak dapat mengerjakan tugas karena tidak memilki buku LKS,
dan kesulitan belajar dirumah karena tidak memiliki buku paket dan kelengkapannya
belajarnya.
3. Kasih sayang dan perhatian orang tua. Siswa malas pada umumnya berasal dari
keluarga yang broken home, orang tua bercerai, memiliki ibu atau bapak tiri, sehingga
orang tua kurang dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang pada anaknya, anak
merasa ditelantarkan, disia-siakan, merasa bahwa dirinya tidak berarti.
Faktor dari dalam individu yang sering mempengaruhi adalah sebagai berikut:
1. Minat, motivasi dan cita-cita. Pada umunya siswa yang memiliki kebiasaan malas
belajar atau sering tidak masuk sekolah karena tidak memiliki cita- cita atau harapan.
2. Pengendalian diri dan emosi. Siswa malas dapat disebabkan siswa tersebut tidak
dapat menolak ajakan teman, perasaan takut, kecewa atau tidak suka kepada guru,
emosi yang tidak stabil seperti mudah tersinggung, mudah marah dan putus asa.
3. Kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya. Siswa yang memiliki
kekurangan fisik kurang dapat berkembang dengan normal dimungkinkan memiliki
sikap dan kebiasaan belajar kurang baik, siswa ingin diperhatikan, kurang percaya diri
dan sebaliknya sombong sekedar menutupi kekurangannya.
4. Kelemahan mental seperti kecerdasan/ intelegensi dan bakat khusus.