Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Maret 2016 Tersedia online pada:

Vol.5 No. 1, hlm 2634 http://ijcp.or.id


ISSN: 22526218 DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.1.26
Artikel Penelitian

Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi tentang Penggunaan Obat di


Puskesmas Kota Malang

Hananditia R. Pramestutie, Nina Silviana


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

Abstrak
Hipertensi merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik 90 mmHg. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien hipertensi meliputi arti penyakit
hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang sering menyertai dan pentingnya melakukan pengobatan
yang teratur dan terus-menerus dalam jangka panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika
tidak minum obat. Pengetahuan ini penting untuk menunjang keberhasilan terapi hipertensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pengobatannya di Puskesmas
Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional prospektif. Pemilihan sampel
pasien dan pemilihan Puskesmas menggunakan metode teknik pengambilan sampel secara nonrandom
sampling (purposive sampling) dan harus memenuhi kriteria inklusi yang sudah dibuat oleh peneliti. Hasil
penelitian ini adalah pasien hipertensi yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 69 responden
(72,63%). Pasien yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebesar 26 responden (27,37%). Tidak
ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian
besar pasien hipertensi di Kota Malang memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang pengobatannya.

Kata kunci: Hipertensi, tingkat pengetahuan pasien

The Knowledge Level of Hypertension Patients for Drug Therapy in the


Primary Health Care of Malang
Abstract
Hypertension is a persistent blood pressure in which systolic pressure 140 mmHg and diastolic
pressure 90 mmHg. The knowledge that should be owned by patients with hypertension is the meaning,
causes, symptoms and treatment of hypertension. This knowledge is important to support the success
of hypertension therapy. The aim of this research was to determine the knowledge level of hypertension
patients about their drug therapy in the primary health care of Malang. This research used observational
study methods. The selection of the patients and the primary health care was done using non-random
sampling technique (purposive sampling). The subject who meet the inclusion criteria were involved. The
result of this study revealed that the patients with hypertension who have a sufficient level of knowledge
were 69 respondents (72,63%). Patients who have a good criteria were 26 respondents (27,3763%).
There is no patient with low level of knowledge in this research. The conclusion from this study is most
patients with hypertension in Primary Health Care Malang have enough knowledge about their treatment.

Key words: Hypertension, patient knowledge

Korespondensi: Hananditia R. Pramestutie., M.Farm.Klin., Apt., Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia, email: hananditia@ub.ac.id
Naskah diterima: 29 Juni 2015, Diterima untuk diterbitkan: 8 Januari 2016, Diterbitkan: 1 Maret 2016

26
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Pendahuluan kurangnya pengetahuan.4,5


Pengetahuan merupakan tingkat perilaku
Hipertensi merupakan tekanan darah persisten penderita dalam melaksanakan pengobatan
dimana tekanan sistoliknya 140 mmHg dan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau
tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi orang lain. Pengetahuan merupakan domain
dikenal secara luas sebagai salah satu penyakit yang sangat penting untuk terbentuknya
kardiovaskular. Penyakit ini, diperkirakan perilaku seseorang. Pengetahuan yang harus
telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit dimiliki oleh pasien hipertensi meliputi arti
secara global dan memiliki prevalensi hampir penyakit hipertensi, penyebab hipertensi,
sama besar di negara berkembang maupun gejala yang sering menyertai dan pentingnya
di negara maju. Hipertensi merupakan salah melakukan pengobatan yang teratur dan
satu faktor risiko utama gangguan jantung. terus-menerus dalam jangka panjang serta
Selain dapat mengakibatkan gagal jantung, mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika
hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal tidak minum obat.6 Tujuan penelitian ini
ginjal maupun penyakit serebrovaskular. adalah ingin mengetahui tingkat pengetahuan
Penyakit ini bertanggung jawab terhadap pasien hipertensi tentang pengobatannya
tingginya biaya pengobatan dikarenakan di Puskesmas Kota Malang. Penelitian ini
alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, dilakukan di Puskesmas Kota Malang karena
perawatan di rumah sakit dan penggunaan peneliti melihat bahwa penelitian serupa
obat jangka panjang.2,3 belum pernah dilakukan di Puskesmas
Terapi untuk pasien hipertensi terdiri Kota Malang. Di Kota Malang terdapat
dari terapi farmakologis dan terapi non 15 Puskesmas yang tersebar di berbagai
farmakologis. Terapi farmakologis dapat kecamatan. Dan dari 15 puskesmas tersebut
menggunakan obat-obatan untuk menurunkan belum terdapat data mengenai tingkat
tekanan darah. Terapi non farmakologis dapat pengetahuan pasien tentang pengobatannya.
dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup
seperti menurunkan berat badan, berhenti Metode
merokok, menghindari alkohol, mengurangi
stres, memperbanyak olah raga dan istirahat Penelitian ini merupakan penelitian
yang cukup.2,3 observasional prospektif dengan analisis
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan deskriptif pada seluruh pasien hipertensi
yang sering dijumpai dan termasuk kesehatan yang datang ke Puskesmas Kota Malang
masyarakat yang perlu segera ditanggulangi. untuk menebus resep atau salinan resep
Tanpa penanggulangan yang baik, penyakit selama periode MaretApril 2014. Sampel
ini akan mengganggu kehidupan penderita diambil dengan teknik non random sampling
sehari-hari dan cenderung dapat menimbulkan yaitu secara purposive sampling. Sampel
komplikasi. Hambatan dalam pengobatan dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi
ini disebabkan penderita yang lalai, tidak dan puskesmas tempat dilakukan penelitian.
mendengarkan nasehat dokter atau apoteker, Sampling dalam penelitian ini dilakukan
kurang pengetahuan dan pemahaman dalam selama dua bulan. Berdasarkan hasil
minum obat serta kurangnya pengetahuan purposive sampling diketahui terdapat tiga
mengenai obat yang benar sehingga perlu puskesmas tempat dilakukan penelitian yaitu
kerjasama yang erat antara tenaga kesehatan Puskesmas Dinoyo, Puskesmas Kendalsari,
dan pasien. Pengertian yang salah tentang dan Puskesmas Kedung Kandang.
perawatan hipertensi sering terjadi karena Besar sampel pada penelitian ini dihitung

27
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

dengan menggunakan metode judgement. dan cara penyimpanan obat. Pada kuisioner
Peneliti melakukan wawancara pada tiga juga terdapat data tambahan berupa identitas
puskesmas tempat dilakukan penelitian. Rata dan lama menderita hipertensi. Instrumen
-rata pasien hipertensi yang menebus obat penelitian ini menggunakan skala likert yang
dengan membawa resep atau salinan resep mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
pada ketiga puskesmas adalah minimal dua sangat negatif ,yaitu sangat setuju memiliki
pasien/hari. Berdasarkan perhitungan besar (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2)
sampel diperoleh sampel sebesar 78 responden dan sangat tidak setuju (skor 1).
dalam waktu dua bulan untuk tiga puskesmas. Uji reabilitas dan validitas kuesioner
Kriteria inklusi pasien dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden sesuai dengan
adalah pasien hipertensi yang menebus resep kriteria inklusi dan eksklusi di luar sampel
atau salinan resep di Puskesmas Kota Malang, penelitian. Data yang diperoleh kemudian di
pasien dengan lama menderita hipertensi uji menggunakan SPSS.
minimal selama dua bulan, pasien hipertensi Analisis data dilakukan dengan cara
yang bersedia mengisi kuisioner dan pasien mengkategorikan hasil kuesioner tingkat
hipertensi yang bersedia mengikuti penelitian. pengetahuan pasien tentang pengobatannya
Kriteria inklusi puskesmas dalam penelitian menjadi kategori kurang, cukup dan
ini adalah puskesmas yang memiliki pasien baik. Menurut Arikunto (2010), tingkat
hipertensi yang menebus obat di apotek. pengetahuan dikatakan baik apabila memiliki
Kriteria eksklusi pasien dalam penelitian ini interval 75100%, cukup apabila memiliki
adalah keluarga pasien yang datang menebus interval 5574%, dan buruk apabila memiliki
resep di Puskesmas Kota Malang dan tidak interval 55%.1 Tingkat pengetahuan dihitung
dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria dengan cara sebagai berikut:
eksklusi puskesmas dalam penelitian ini yaitu
puskesmas yang tidak menerima mahasiswa % = 100%

magang atau mahasiswa yang melakukan
penelitian di puskesmas tersebut. Keterangan:
Seluruh pasien yang telah memenuhi a. Skor aktual adalah jawaban seluruh
kriteria inklusi kemudian diberikan penjelasan responden atau kuesioner yang telah
untuk kesediaan pasien terlibat dalam diajukan.
penelitian, lalu pasien diminta untuk mengisi b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi
dan menandatangani informed consent. Pasien atas seluruh responden diasumsikan
mengisi kuisioner dengan panduan oleh memilih jawaban dengan skor tertinggi.
peneliti untuk pengambilan data kuisioner. Pada penelitian ini terdapat 12 pertanyaan
Penelitian ini menggunakan instrumen sehingga skor idealnya adalah sebesar 48.
kuesioner tingkat pengetahuan pasien dalam Setelah perhitungan persentase skor
meminum obat yang terdiri dari 12 pertanyaan aktual dari sampel, kemudian akan dihitung
yaitu pengetahuan pasien dalam hal fungsi persentase untuk setiap kategori tingkat
obat, nama obat yang diminum setiap harinya, pengetahuan baik, cukup dan buruk.
dosis obat, waktu yang tepat untuk minum Penyajian data ditampilkan dalam bentuk
obat, cara penggunaan obat, cara kerja obat tabel dan diagram batang.
di dalam tubuh, jumlah obat yang diminum,
penggunaan obat setiap hari, akibat apabila Hasil
obat tidak diminum setiap hari, interaksi obat,
tindakan yang dilakukan bila lupa minum obat Penelitian ini dilakukan di tiga Puskesmas

28
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Kota Malang yang terpilih secara purposive menderita hipertensi terbanyak adalah 15
sampling. Penelitian ini dilakukan selama tahun yaitu 38 responden (40%). Pengukuran
MaretApril 2014. Besar sampel yang tingkat pengetahuan pada penelitian ini
digunakan sebanyak 95 responden. Informasi menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan
mengenai karakteristik responden seperti pasien tentang penggunaan obat. Kuesioner
usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, telah di uji validitas dan reabilitasnya serta
pekerjaan dan lama menderita penyakit telah dinyatakan laik etik. Kuesoner yang
hipertensi dapat dilihat pada Tabel 1 digunakan pada penelitian ini terdiri dari
Sebagian besar responden berjenis kelamin pengetahuan pasien dalam meminum obat
perempuan sebanyak 75 responden (38,95%). yaitu tingkat pengetahuan pasien dalam
Prevalensi usia tertinggi pada kelompok hal fungsi obat, nama obat yang diminum
usia 5059 tahun yaitu 40 responden setiap harinya, dosis obat, waktu yang tepat
(42,11%). Pendidikan terakhir terbanyak untuk minum obat, cara penggunaan obat,
adalah sekolah dasar yaitu 45 responden cara kerja obat di dalam tubuh, jumlah obat
(47,37%). Pekerjaan terbanyak ibu rumah yang diminum, penggunaan obat setiap hari,
tangga, yaitu 58 responden (61,05%). Lama akibat apabila obat tidak diminum setiap hari,

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Puskesmas Kota Malang


Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 20 21,05
Perempuan 75 38,95
Usia
3039 2 2,11
4049 11 11,58
5059 40 42,11
6069 25 26,32
7079 14 14,74
8089 3 3,16
Pendidikan terakhir
Tidak Sekolah 13 13,68
Tidak Tamat SD 2 2,11
SD 45 47,37
SLTP 15 15,79
SLTA 15 15,79
Akademi 5 5,26
Pekerjaan
PNS 2 2,11
Swasta 11 11,58
Wiraswasta 14 14,74
Ibu Rumah Tangga 58 61,05
Pensiunan 3 2,16
Tidak Bekerja 7 7,37
Lama Menderita
26 bulan 16 16,84
711 bulan 7 7,37
15 tahun 38 40
610 tahun 19 20
>10 tahun 15 15,79

29
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

72,63 %

80

70

60

50 Baik
27,37%
Cukup
40
Buruk
30

20 0%

10

0
Tingkat Pengetahuan Pasien dalam Meminum Obat
Hipertensi
Gambar 1 Tingkat Pengetahuan Pasien dalam Meminum Obat

interaksi obat, tindakan yang dilakukan bila pengobatannya dapat diketahui dengan cara
lupa minum obat dan cara penyimpanan memberikan kuisioner kepada responden.
obat. Kuesioner tingkat pengetahuan pasien Penelitian ini telah melalui proses review dari
hipertensi tentang penggunaan obat dapat Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
dilihat di Tabel 2. Tingkat pengetahuan Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
pasien hipertensi tentang penggunaan obat dan dinyatakan laik etik.
di Puskesmas Kota Malang dapat dilihat Perempuan dan laki-laki mempunyai
pada Gambar 1. Sebagian besar responden peluang sama terkena hipertensi. Perempuan
memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang yang berusia >50 lebih berisiko mengidap
pengobatannya yaitu sebanyak 69 responden hipertensi karena pada wanita 50 tahun ke
(72,69%). atas kadar estrogen menurun sehingga terapi
estrogen, yaitu diduga menjaga kesimbangan
Pembahasan kalsium. Wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen
Studi observasional secara prospektif yang berperan dalam meningkatkan kadar
dengan analisis deskriptif telah dilakukan High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pasien hipertensi mengenai pengobatannya pelindung dalam mencegah terjadinya proses
di Puskesmas Kota Malang. Besar sampel aterosklerosis.2,4 Proporsi jenis kelamin yang
adalah sebesar 78 responden, namun dalam paling banyak adalah perempuan sebanyak
penelitian diperoleh data sebanyak 95 75 responden (38,95%).
responden dengan rincian Puskesmas Dinoyo Karakteristik individu yang paling mudah
(27 pasien), Puskesmas Kendal Sari (29 dibedakan antara satu dengan yang lainnya
pasien) dan Puskesmas Kedung Kandang (39 adalah jenis kelamin. Jenis kelamin laki-laki
pasien). Tingkat pengetahuan pasien tentang dan perempuan jelas sangat berbeda, tidak

30
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

hanya dari segi fisik namun dari cara berpikir pasien berusia >55 tahun tekanan darah
dan bertindak serta bagaimana menyikapi akan otomatis meningkat dan dinding arteri
suatu masalah. Perempuan cenderung lebih mengalami penebalan karena adanya kolagen
mampu menjadi pendengar yang baik, pada lapisan otot sehingga pembuluh darah
langsung menangkap fokus diskusi dan akan semakin menyempit.2,3 Persentase yang
tidak selalu berfokus terhadap diri sendiri. tertinggi di prevalensi usia pada penelitian ini
Sementara laki-laki dianggap tidak demikian, pada kelompok usia 5059 tahun sebanyak
namun biasanya dianggap lebih mampu untuk 40 responden (42,11%). Tingkat pengetahuan
memimpin suatu diskusi.8,9 Hipertensi bisa pasien hipertensi tentang pengobatannya
terjadi pada semua usia. Semakin bertambah tinggi pada usia 5059 tahun. Pada masa ini
usia seseorang, maka risiko untuk terserang individu mencapai puncak dari perkembangan
hipertensi akan semakin meningkat. Pada segala kemampuan. Pengetahuannya cukup

Tabel 2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi tentang Penggunaan Obat


Sangat Tidak Sangat tidak
No Keterangan Setuju
Setuju setuju setuju
1 Saya mengetahui penggunaan obat darah tinggi untuk
menurunkan tekanan darah
2 Saya mengetahui nama obat darah tinggi yang saya
minum sehari-hari
3 Saya mengetahui dosis obat darah tinggi yang saya
minum bahwa obat darah tinggi diminum tidak boleh
melebihi dosis yang diberikan
4 Saya mengetahui waktu yang tepat untuk meminum
obat darah tinggi dan saya tidak boleh melewatkan
waktu minum obat
5 Saya mengetahui cara penggunaan obat darah tinggi
yang saya minum bahwa obat darah tinggi diminum
per-oral (ditelan)
6 Saya mengetahui cara kerja obat darah tinggi di dalam
tubuh
7 Saya mengetahui jumlah obat darah tinggi yang saya
minum bahwa obat darah tinggi diminum sesuai dengan
petunjuk dokter atau apoteker
8 Saya mengetahui bahwa obat darah tinggi harus dimi-
num setiap hari dan saya tidak boleh lupa meminum
obat
9 Saya mengetahui apabila tidak meminum obat darah
tinggi secara rutin saya merasa pusing akibat tidak
mengkonsumsi obat secara rutin
10 Saya mengetahui adanya obat darah tinggi yang tidak
boleh diminum bersama dengan makanan atau minu-
man misalnya diminum bersama dengan kopi, susu, dan
pisang
11 Saya mengetahui apa yang harus saya lakukan apabila
lupa meminum obat darah tinggi bahwa tidak boleh
meminum obat dengan dosis dua kali lipat
12 Saya mengetahui cara penyimpanan obat darah tinggi
bahwa obat darah tinggi disimpan di suhu ruangan

31
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

luas, kecakapannya cukup banyak sehingga Semakin banyak pengalaman seseorang,


perkembangan individu sangat pesat.8,10 maka semakin tinggi juga pengetahuannya.8,10
Pendidikan terakhir yang paling banyak Pengetahuan pasien yang baik mengenai
adalah tamat SD sebanyak 45 responden hipertensi akan memengaruhi kepatuhan
(47,37%). Tingkat pendidikan yang semakin pasien dalam meminum obat. Hal ini
tinggi akan meningkatkan tingkat intelektual akan memengaruhi tekanan darah pasien
seseorang sehingga akan semakin baik sehingga komplikasi seperti jantung koroner
atau cepat menerima dan mudah menyerap dan kelainan ginjal tidak terjadi pada
informasi yang diberikan konselor, serta pasien.11,12 Pengetahuan responden yang
mempunyai pola pikir yang lebih baik terhadap baik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
penyakit dan terapi yang dijalaninya.8,10 seperti pengalaman serta sarana informasi.
Jenis pekerjaan sangat memiliki kaitan Pengetahuan tidak hanya di dapat secara
dengan aktivitas fisik yang dilakukan oleh formal melainkan juga melalui pengalaman.
seseorang. Aktivitas fisik yang dilakukan Pengetahuan juga di dapat melalui sarana
seseorang sehari-hari dapat mencegah informasi yang tersedia di rumah seperti radio
hipertensi. Aktivitas sangat memengaruhi dan televisi. Sebagaian besar pengetahuan
terjadinya hipertensi, yaitu pada orang yang manusia diperoleh melalui mata dan telinga
kuat dalam beraktivitas akan cenderung sehingga penggunaan panca indera terhadap
mempunyai frekuensi denyut jantung yang suatu informasi sangat penting.8,13
lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus Tingkat pengetahuan pasien hipertensi
bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. tentang pengobatannya di Puskesmas Kota
Semakin keras dan sering otot jantung Malang dibagi menjadi 3 kategori yaitu baik
memompa maka makin besar tekanan yang baik, cukup dan buruk. Kategori dari tingkat
dibebankan pada arteri. Pekerjaan yang paling pengetahuan pasien hipertensi tentang
banyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 58 pengobatannya dihitung dari kuesioner yang
responden (61,05%). Pekerjaan ibu rumah telah terisi kemudian dibandingkan dengan
tangga mempunyai aktivitas fisik yang lebih skor ideal dan diubah menjadi persentase. Dari
ringan sehingga memiliki faktor risiko terkena hasil skor tersebut kemudian dikategorikan
hipertensi lebih tingggi dan dimungkinkan menjadi baik, cukup dan buruk. Berdasarkan
ada faktor resiko lain seperti stress yang dapat hasil penelitian diperoleh hasil sebagian besar
memicu terjadinya peningkatan aktivitas responden memiliki tingkat pengetahuan
saraf simpatis sehingga tekanan darah cukup yaitu sebanyak 69 responden (72,63%).
menjadi persisten lebih tinggi dari biasanya.2,3 Responden dengan tingkat pengetahuan baik,
Lama menderita pasien hipertensi sangat yaitu 26 responden (27,37%). Tidak ada
mendukung terhadap pengetahuan dalam responden dengan tingkat pengetahuan buruk
penggunaan obat. Dalam penelitian ini mengenai pengobatan hipertensi.Apoteker
didapatkan data mengenai lama menderita berperan dalam meningkatkan pengetahuan
pasien hipertensi terbanyak yaitu 15 tahun pasien hipertensi tentang pengobatan karena
sebanyak 38 responden (40%). Faktor yang apoteker merupakan tenaga kesehatan terakhir
memengaruhi pengetahuan seseorang adalah yang bertemu langsung dengan pasien.
pengalaman dan tingkat pendidikan. Semakin Apoteker dapat meningkatkan pengetahuan
lama seseorang menderita hipertensi maka pasien hipertensi tentang pengobatan dengan
pengalamannya terhadap penyakit tersebut memberikan informasi terkait obat dan non
akan bertambah pula. Pengalaman akan obat (life style).2,14 Kontribusi apoteker dalam
turut memperluas pengetahuan seseorang. meningkatkan pengetahuan pasien tidak

32
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

hanya memberi pengetahuan terkait obat Pendanaan


dan non obat tetapi juga memberi informasi
mengenai penyakit dan komplikasi yang bisa Pada penelitian ini sumber pendanaan berasal
dialami pasien jika tidak mengkonsumsi obat dari dana pribadi peneliti.
secara teratur.15 Diharapkan setelah apoteker
memberikan informasi terkait obat dan non Konflik Kepentingan
obat (life style), tingkat pengetahuan pasien
hipertensi tentang pengobatan semakin Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat
meningkat dan kepatuhan pasien hipertensi potensi konflik kepentingan dengan
dalam meminum obat juga dapat meningkat. penelitian, kepenulisan (authorship), dan
Pengetahuan pasien hipertensi yang cukup atau publikasi artikel ini.
mengenai pengobatan dan penyakit akan
dapat mengontrol tekanan darah pasien.12,16 Daftar Pustaka
Meskipun pada penelitian ini diperoleh
tingkat pengetahuan yang baik dan cukup, 1. Hajjar I, Kotchen TA. Trends in
namun upaya untuk terus memberikan prevalence, awareness, treatment, and
himbauan pentingnya menjalani pengobatan control of hypertension in the United
teratur bagi pasien hipertensi, mengadakan States. JAMA. 2005;290(2):199206.
penyuluhan kesehatan mengenai penyakit doi:10.1001/jama.290.2.199.
hipertensi, menjamin ketersediaan Posyandu 2. Saseen JJ, Maclaughlin JM. In : Dipiro JT,
Lansia, dan memberkian brosur tentang Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells
penyakit hipertensi harus tetap dilakukan BG, Posey LM (ed). Pharmacotherapy: a
oleh Puskesmas Kota Malang. Diharapkan pathophysiology approach, 7th Edition.
upaya tersebut dapat memotivasi pasien New York: McGraw Hill Company; 2008.
hipertensi untuk menjalani pengobatannya 3. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,
secara teratur. Selain itu, pasien menjadi tahu Cushman WC, Green LA, Izzo JL
tentang penyakit hipertensi, penyebab, dan Jr, et al. Seventh report of the Joint
gejala yang dirasakan serta komplikasi.12,14 National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment
Simpulan of High Blood Pressure. Hypertension.
2003;42(6):120652
Tingkat pengetahuan pasien hipertensi 4. Hajjar I, Kotchen TA. Trends in prevalence,
tentang pengobatan di Puskesmas Kota awareness, treatment, and control of
Malang berada pada kategori cukup dan baik hypertension in the United States, 1988-
dengan 69 responden (72,63%) memiliki 2000. JAMA. 2005;290(2):199206.
tingkat pengetahuan yang cukup dan 26 doi:10.1001/jama.290.2.199.
responden memiliki tingkat pengetahuan 5. Tsuyuki RT, Semchuk W, Poirier L,
yang baik (27,37%). Killeen RM, McAlister FA, Campbell N,
et al. Canadian hypertension education
Ucapan Terima Kasih program guidelines for the management
of hypertension by pharmacists. Canadian
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pharmacists J. 2006;139(3 suppl.1):S11
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran S13.
Universitas Brawijaya yang telah menaungi 6. Shahina PT, Revikumar KG, Krishnan
penelitian ini. R, Jaleel VA, Shini VK. The impact of

33
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

harmacist interventions on quality of intervention on patients with hypertension


life in ppatients with hypertension. Int J in Western Nepal. Australasian Medical
Pharm Sci Rev Res. 2010;5(3):31. J. 2014;7(7):30413. doi: 10.4066/
7. Arikunto A. Prosedur penelitian: suatu AMJ.2014.2133
pendekatan praktek (ed revisi). Jakarta: 13. Lam JY, Guirguis LM. Patients blood
Rineka Cipta; 2010. pressure knowledge, perceptions and
8. Notoatmojo S. Promosi kesehatan dan monitoring practices in community
ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. pharmacies. Pharmacy Practice.
9. Carter BL, Barnette DJ, Chrischilles E, 2010;8(3):18792.
Mazzotti GJ, Asali ZJ. Evaluation of 14. Lee JK, Grace KA, Taylor AJ. Effect of
hypertensive patients after care provided a pharmacy care program on medication
by community pharmacists in a rural adherence and persistence, blood
setting. Pharmacotherapy. 2005;17(6): pressure, and low-density lipoprotein
127485. doi: 10.1002/j.1875-9114.1997. cholesterol: a randomized controlled
tb03092.x trial. JAMA. 2006;296(21):256371.
10. Sabouhi F, Babaee S, Naji H, Zade doi:10.1001/jama.296.21.joc60162.
AH. Knowledge, awareness, attitudes 15. Zillich AJ, Sutherland JM, Kumbera
and practice about hypertension in PA, Carter BL. Hypertension outcomes
hypertensive patients referring to public through blood pressure monitoring and
health care centers in Khoor & Biabanak evaluation by pharmacists (HOME study).
2009. Iran J Nurs Midwifery Res. J Gen Intern Med. 2005;20(12):10916.
2011;16(1):3541. doi: 10.1111/j.1525-1497.2005.0226.x
11. Ike S. Prevalence of hypertension and its 16. Roughead EE, Semple SJ, Vitry
complications among medical admissions AI. Pharmaceutical care services: a
at the University of Nigeria Teaching systematic review of published studies,
Hospital Enugu (Study 2). Niger J Med. 1990 to 2003, examining effectiveness
2009;18(1):6872. in improving patient outcomes. Int
12. Sharma S, Bhuvan KC, Alrasheedy AA, J Pharm Pract. 2005;13:5370. doi:
Kaundinnyayana A, Khanals A. Impact of 10.1211/0022357055551
community pharmacy-based educational

34

Anda mungkin juga menyukai