Anda di halaman 1dari 6

PERILAKU ETNIS PAPUA MENGENAI PENYAKIT MALARIA

DI KABUPATEN NABIRE PAPUA

Desiani Aprianti

10 101 423

Akk/gizi A.3.7
A. Analisis Kesehatan

1. Masalah lingkungan

Data dari dinas kesehatan Nabire menunjukkan bahwa angka

kejadian malaria berupa AMI (Annual Malariae Incidence) tahun 2010

sebesar 176,9 per 1000 dan tahun 2011 sebesar 168,7 per 1000,

angka ini menempatkan Kabupaten Nabire berada pada level High

Area. Perilaku yang demikian, tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh

banyak hal diantaranya adalah konsep pemikiran dan perasaan berupa

pengetahuan etnis papua tentang penanggulangan malaria di

kabupaten Nabire.

2. Penyebab masalah

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

parasit Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles.

Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia

dan ikterus (Harijanto, 2009). Hingga saat ini malaria masih menjadi

masalah kesehatan yang utama di Indonesia.

Determinan yang dianggap membentuk perilaku masyarakat

etnis Papua mengenai penyakit malaria adalah sebagai berikut :

a. Konsep pemikiran dan perasaan etnis papua mengenai penyakit

malaria masih rendah

b. Konsep referensi personal yakni dukungan anggota keluarga dan

tokoh masyarakat yang belum maksimal dalam penanggulangan

malaria
c. Ketersediaan sumber daya dan sarana dalam penanggulangan

penyakit malaria di Kabupaten Nabire belum berjalan optimal

walaupun dari aksessibilitas mudah terjangkau oleh masyarakat

d. Konsep budaya berupa adanya pemberian pengobatan tradisional

sebagai upaya pertolongan pertama terhadap penyakit malaria

yang dilakukan masyarakat berdasarkan kebiasaan yang dilakukan

dalam masyarakatnya secara turun temurun.

3. Sifat Masalah

a. Beratnya: Kabupaten Nabire berada pada level High Area

terhadap malaria. Gejala dan Dampak malaria berdasarkan

Wawancara dengan informan Demam, loyo kalau kena malaria.

Jadi orang kalau kena malaria itu jadi tra bisa kerja karena merasa

loyo terus badan waktu saya kena malaria sapu tulang terasa

sakit semua, sa juga kurang darah. gejala klinis malaria

diantaranya,

1. keluhan prodromal (kelesuhan, sakit kepala, nyeri pada tulang

(arthalgia) atau otot, anorexia, perut tidak enak, diare ringan dan

kadang-kadang merasa dingin di punggung.

2. Demam, (stadium menggigil, stadium puncak demam, stadium

berkeringat)

3. Splenomegali (pembesaran limpa)

4. Anemia
b. Luasnya: Kelompok yang rentan terkena malaria adalah daerah

daerah terpencil karena sangat sulit mendapatkan pelayanan

kesehatan.

c. Bermusim atau yang lain: berdasarkan Wawancara dengan

informan sekarang disini lagi ada musim rambutan, jadi banyak

anak-anak kena malaria karna dong terlalu banyak makan

rambutan. Penyakit malaria banyak sekali berkembang saat musim

hujan.

4. Epidemiologi

Pada masyarakat Nabire Papua Selain faktor pengetahuan,

penderita malaria pada etnis papua sangat membutuhkan dukungan

moril maupun materil dari orang yang dianggap penting dalam

kelompoknya. Orang yang dianggap penting tersebut bisa didapatkan

dari orang terdekat dalam hal ini keluarga atau dari tokoh masyarakat

atau tokoh adat. Konsep ketersediaan sumber daya termasuk akses

informasi dan fasilitas kesehatan yang cenderung sulit untuk dijangkau

etnis papua , terlebih yang berada di daerah-daerah terpencil sangat

sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.

Adanya dukungan dari tokoh masyarakat dan petugas kesehatan

akan mempermudah pemberantasan penyakit malaria. Mengubah adat

pemahaman masyarakat tentang pengobatan dan cara pencegahan

malaria.
B. Analisis perilaku

1. Dari pemerintah: adanya kebijakan pemerintah dalam usaha

menurunkan angka kejadian malaria dengan menerapkan PHBS di

masyarakat di nabire papua, pemberantasan penyakit malaria dengan

melakukan fogging disetiap rumah dan pemberian kelambu secara

gratis.

2. Dari lembaga swadaya: masyarakat dukungan social dan moral dari

lembaga social masyarakat (LSM) untuk mengurangi angka kejadian

malaria nabire papua seperi, pendataan daerah malaria dan

pemantauan rutin.

3. Dari masyarakat: Perilaku masyarakat dalam melakukan pencegahan

dan pengobatan malaria juga dipengaruhi oleh referensi seseorang

yang dijadikan panutan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa keputusan masyarakat dalam melakukan

pencegahan dan pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan

petunjuk dari orang yang dianggap penting terutama dari keluarga.

Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian

dan kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan

moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu dalam

penatalaksanaan pengobatan malaria. Dalam pengalaman praktek

sering kali dijumpai sikap negativistic (penolakan) dari pihak keluarga.

Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan

tradisional tentang penyebab dan pengobatan malaria, maka dokter


seringkali kehilangan peluang yang baik (momentum) untuk melakukan

tindakan ini.

4. Lain-lain Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan kepada

masyarakat untuk pencegahan malaria.

5. Perilaku ideal: penderita malaria melakukan pemeriksaan di tempat

pelayanan kesehatan.

6. Perilaku sekarang : Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih

banyak masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional yang

mereka percayai dapat menyembuhkan malaria. Bahkan terkadang

juga masyarakat tidak melakukan upaya apapun untuk mengobati

penyakit yang dideritanya karena mereka menganggap hal itu tidak

berbahaya selama mereka masih bisa melakukan

Anda mungkin juga menyukai