SK 3 Hemato
SK 3 Hemato
b. Kerangka Kollagen
1
Membentuk: Kapsul dan trabekule
2.2 ETIOLOGI
Infeksi yang terjadi biasanya:
2
Berbagai jenis kanker:
Penyebab lain yang mungkin mungkin, meskipun jarang, adalah akibat obat-obatan
tertentu, seperti fenitoin diresepkan untuk kejang, imunisasi terhadap penyakit
tertentu seperti malaria, sarkoidosis, yang merupakan penyakit kronis yang lain
hasil dalam pembentukan nodul dalam kelenjar getah bening, ludah kelenjar, paru-
paru dan hati, serta penyakit Kawasaki.
Lima kategori etiologi luas mengakibatkan pembesaran simpul getah bening, sebagai
berikut
Sebuah respon imun terhadap agen infektif (misalnya, bakteri, virus, jamur)
Sel inflamasi pada infeksi yang melibatkan kelenjar getah bening
Infiltrasi sel neoplastik dibawa ke node dengan sirkulasi limfatik atau darah
(metastasis)
Localized neoplastik proliferasi limfosit atau makrofag (misalnya leukemia,
limfoma)
Infiltrasi makrofag diisi dengan deposito metabolit (misalnya, gangguan
penyimpanan)
3
2.3 PATOFISIOLOGI
Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vaskular
darah. Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe
jaringan, dan limfe yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya
bergabung kembali kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi
kenaikan yang menyolok pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa
dalam perjalanan peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil
agak meregang, sama seperti yang terjadi pada venula, dengan demikian
memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk kedalam pembuluh limfe.
Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang
bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga bertambah dengan
4
cara yang sama.Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh
limfe menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang
meradang dengan mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang
dapat menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan
primer ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang
menular dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang
dilakukan oleh kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak
menuju kedalam tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe
mungkin masih dapat melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran
darah.Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis dapat menghasilkan petunjuk tentang
kemungkinan diagnosis ini dan evaluasi lebih lanjut secara langsung ( misalnya
hitung darah lengap, biakan darah, foto rontgen, serologi, uji kulit). Jika adenopati
sistemik tetap terjadi tanpa penyebab yang jelas tanpa diketahui, biopsi kelenjar limfe
dianjurkan. Biopsi sayatan: Sebagian kecil jaringan tumur mame diamdil melalui
operasi dengan anestesi umum jaringan tumor itu dikeluarkan, lalu secepatnya dikirim
kelaborat untuk diperriksa. Biasanya biopsi ini dilakukan untuk pemastian diagnosis
setelah operasi. Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk
kejaringan otak dengan tekanan setempat yang tinngi. Pada awal pembiusan ukuran
pupil masih biasa, reflek pupil masih kuat, pernafasan tidak teratur, nadi tidak teratur,
sedangkan tekanan darah tidak berubah, seperti biasa.
Biasanya, saat kelenjar getah bening yang teraba, mereka dapat merasakan nyeri dan
lembut. Beberapa gejala lain yang juga mungkin terjadi adalah:
5
2.5 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
http://www.kalbemed.com/
Jenis limfadenitis ada dua yaitu limfadenitis akut dan limfadenitis kronis.
Sedangkan jenis limfadenitis kronis sendiri masih dibagi menjadi menjadi dua macam
yaitu limfadenitis kronis spesifik dan non spesifik atau limfadenitis tuberkulosis. Cara
menentukan penyebab limfadenitis bisa melalui biopsi. Biopsi adalah pengambilan
jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut
bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ
sebelum melakukan transplantasi organ. Resiko yang dapat ditimpulkan oleh
kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Jenis biopsi yang dilakukan
6
untuk mendeteksi jenis penyakit ini adalah biopsi jarum yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan dibawah jaringan kulit.
c. LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
Limfadenitis TB atau TB kelenjar getah bening termasuk salah satu penyakit
TB di luar paru (Tb-extraparu). Penyakit ini disebabkan oleh M. tuberkulosis,
kemudian dilaporkan ditemukan berbagai spesies M. Atipik.
Limfadenitis TB disebabkan oleh M.tuberculosis complex, yaitu
M.tuberculosis (pada manusia), M.bovis (pada sapi), M.africanum, M.canetti
dan M.caprae. Secara mikrobiologi, M.tuberculosis merupakan basil tahan
7
asam yang dapat dilihat dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen atau Kinyoun-
Gabbett. Pada pewarnaan tahan asam akan terlihat kuman berwarna merah
berbentuk batang halus berukuran 3 x 0,5m.
d. LIMFOMA MALIGNUM
Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup
sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen,
ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe
diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang.
Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem
limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit,
dan organ lain. Dalam garis besar, limfoma dibagi dalam 4 bagian,
diantaranya limfoma Hodgkin (LH), limfoma non-hodgkin (LNH),
histiositosis X, Mycosis Fungoides. Dalam praktek, yang dimaksud
limfoma adalah LH dan LNH, sedangkan histiositosis X dan mycosis
fungoides sangat jarang ditemukan.
Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna/ganas
yang muncul dalam kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal
yang ditandai dengan proliferasi atau akumulasi sel-sel asli jaringan
limfoid (limfosit, histiosit dengan pra-sel dan derivatnya).
1. LIMFOMA HODGKIN
Limfoma Hodgkin adalah kondisi medis yang ditandai dengan
kanker pada sistem getah bening (bagian dari sistem kekebalan
tubuh yang mengalirkan saluran getah bening menuju jantung).
Kondisi ini berkembang ketika limfosit, biasanya sel B, berubah
menjadi kanker akibat mutasi genetik yang penyebabnya tidak
diketahui. Sel-sel B yang mutasi ini diketahui sebagai sel Reed-
Sternberg (R-S), yang terus membelah dan menghasilkan sel-sel
abnormal lebih banyak, yang menyebar melalui sistem getah
bening ke kelenjar getah bening yang berdekatan dan bahkan ke
organ di luar sistem getah bening. Penderita limfoma Hodgkin
biasanya menunjukkan gejala tidak nyeri, pembengkakan kelenjar
getah bening di leher, lipat paha atau daerah ketiak. Seiring dengan
perkembangan penyakit, terjadi pelemahan sistem kekebalan tubuh
dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi jenis apapun. Hal
ini juga dapat menyebabkan rasa letih dan keringat di malam hari.
Limfoma Hodgkin merupakan tipe limfoma yang jarang.
8
e. LEUKIMIA
f. HISTIOSIS
Histiositosis X adalah sekelompok kelainan (Penyakit Letterer-
Siwe, Penyakit Hand-Schller-Christian & Granuloma
Eosinofilik) dimana sel-sel pembersih yang disebut histiosit dan sel
sistem kekebalan lainnya yang disebut eosinofil, berkembangbiak
secara abnormal, terutama di tulang dan paru-paru dan seringkali
menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Penyakit Letterer-Siwe dimulai sebelum usia 3 tahun dan bila
tidak diobati biasanya akan berakibat fatal. Kerusakan histiosit
tidak hanya terjadi di paru-paru tetapi juga pada kulit, kelenjar
getah bening, tulang, hati dan limpa. Bisa terjadi (pneumotoraks).
Penyakit Hand-Schller-Christian biasanya dimulai lebih
awal pada masa kanak-kanak, tetapi bisa juga muncul pada usia
pertengahan. Paru-paru dan tulang adalah organ yang sering
terkena. Yang lebih jarang terkena adalah kelenjar hipofisa, yang
bisa menyebabkan penonjolan mata (eksoftalmos) dan diabetes
insipidus (pengeluaran air kemih dalam jumlah banyak, beser)
sehingga bisa terjadi dehidrasi.
Granuloma Eosinofilik cenderung terjadi antara usia 20-40
tahun. Biasanya mengenai tulang, tetapi pada 20% penderita juga
mengenai paru-paru, kadang-kadang bahkan hanya paru-paru yang
terkena. Jika mengenai paru-paru, gejala dapat berupa batuk,
sesak nafas, demam, penurunan berat badan, tapi beberapa
penderita tidak menunjukkan gejala. Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah pneumotoraks.
9
diperlukan. Obat-terkait diperlakukan dengan menghentikan terapi obat
kausatif. Konsultasi dengan ahli onkologi hematologi atau mungkin diperlukan jika
keganasan diduga.
2.7 PENCEGAHAN
2.8 PROGNOSIS
Pada individu dengan penyakit ganas, prognosis tergantung pada penyakit
tertentu. Pada individu dengan infeksi bakteri, pemulihan lengkap dapat diharapkan
dengan pengobatan antibiotik prompt. Waktu pemulihan akan bervariasi, tergantung
pada penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin memerlukan jangka waktu untuk
pembengkakan untuk sepenuhnya menghilang.
10