2.1.1 Menurut Jakob Oetomo Pembangunan merupakan usaha mewujudkan kesehjahteraan masyarakat (Jakob Oetomo.2001.Pers Indonesia: Berkomunikasi dalam Masyarakat yang Tidak Lulus). 2.1.2 Menurut pengertian akademis Menurut pengertian akademis ilmu ekonomi yang ketat, istilah pembangunan (development) secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto atau GNI tahunan pada tingkat kataklanlah 5 persen hingga 7 persen, atau bahkan lebih tinggi lagi, jika hal itu memang memungkinkan. 2.2 Pengertian pembangunan ekonomi Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan PDB suatu negara atau daerah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Tujuan pembangunan ekonomi adalah perbaikan kondisi diluar aspek ekomomi seperti lembaga pemerintah, perbaikan sikap, dan usaha memperkecil jurang pemisah antara kaya dan miskin. 2.3 Pengertian maritim 2.2.1 Menurut kamus besar bahasa indonesia Maritim berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran danperdagangan di laut; 2.2.2 Pengertian negara maritim Negara maritime adalah negara yang Berjaya karena didukung kekuatan maritime, yang meliputi kekuatan ekonomi dan sosial budaya yang memanfaatkan alam lautnya, yang seluruh perairannya sepenuhnya ada dalam kekuasaan dan penguasaannya.. 2.4 Indonesia sebagai negara maritime Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terluas di dunia. Jumlah pulaunya sebanyak 17.508 dan luas wilayahnya 1,9 juta mil persegi, dimana lebih dari 50 persennya merupakan wilayah perairan atau laut. Hal ini menjadikan tantangan bagi negara Indonesia namun terdapat peluang yang prospektif yaitu pemanfaatan sumber daya kelautan yang sangat potensial, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar. 2.5 Konsep ocean policy Menurut Sri Sultan Hamuengku Buwono X yang kini menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat aktif memproklamasikan pembangunan kemaritiman Indonesia adalah membuat ocean policy atau kebijakan kelautan sebagai fundamen. Ocean Policy mencakup hukum laut, keamanan maritime, hingga perdagangan internasional. Karena tidak memiliki ocean policy, Indonesia masih memakai Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) untuk menangani pelangaran laut. Padahal, hukum di laut memiliki filosofi tersendiri dan apa yang berlangsung sekarang ini mengakibatkan penanganan hukum laut tidak maksimal. Ocean policy akan mensinergikan fungsi matra darat, udara, dan laut sendiri dalam bingkai bhineka tunggal ika yang berfungsi sebagai alat pemersatu, Jadi manusianya bersifat bhineka tunggal ika sebagai factor integrasi dan secara geografis laut sebagai pemersatu. Inilah falsafah dasar maritime Indonesia, kata Sri Sultan. Ocean policy merupakan bagian dari minimal empat pilar kemaritiman. Tiga pilar lainnya adalah ekonomi (maritime), pertahanan, dan paradigm kemaritiman. 2.6 Konsep Blue econonmy Istilah blue economy kerap kita dengar, sebenarnya apa yang dinamakan dengan blue economy?. Blue economy adalah menerapkan logika ekosistem, yaitu ekosistem selalu bekerja menuju tingkat efisiensi lebih tinggi untuk mengalirkan nutrien dan energi tanpa limbah untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi semua kontributor dalam suatu sistem. Selanjutnya, ekonomi biru menitikberatkan pada inovasi dan kreativitas yang meliputi variasi produk, efisiensi sistem produksi, dan penataan sistem manajemen sumber daya. Blue economy mencakup perikanan, industri maritime, jasa kelautan , perkapalan sebagai sarana transportasi laut, pertambangan dan energy, hingga pariwisata bahari. Sri Sultan melihat bahwa ekonomi laut Indonesia masih tercengkram oleh asing termasuk Singapura. Cengkraman Singapura bahkan sampai ke provinsi provinsi lewat kapal kapal yang menggunakan bendera Singapura. Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 di Brasil akhir Juni 2012 Presiden RI, Bapak Dr. H. Bambang Susilo Yudhoyono, dalam pidatonya menyatakan For Indonesia, Blue Economy is Our Next Frontier, secara eksplisit Presiden RI, Bapak Dr. H. Bambang Susilo Yudhoyono, telah mengarahkan konsep ekonomi biru sebagai grand design pembangunan kelautan nasional di masa depan.
2.7 Potensi Pengembangan Sumberdaya Kelautan
Bidang kelautan merupakan bidang yang sangat menjanjikan dalam pembangunan nasional masa depan.Potensi sumber daya kelautan dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat Tridoyo Kusumanto): 1. Potensi fisik. Potensi wilayah pesisir lautan Indonesia dipandang dari segi fisik. (Mencakup luas perairan, luas wilayah nasional, ZEE, dsb) 2. Potensi pembangunan. Potensi wilayah pesisir wilayah laut Indonesia dipandang dari aspek pembangunan adalah sebagai berikut: a. Sumber daya yang bisa diperbarui misalnya perikanan, hutan mangrove, terumbu karang, industry bioteknologi kelautan, dan pulau pulau kecil b. Sumber daya yang tidak bisa diperbaui seperti minyak bumi dan gas, bahan tambang dan mineral lainnya, serta harta karun. c. Energi kelautan seperti pasang surut gelombang dan angin d. Jasa lingkungan misalnya pariwisata, perhubungan dan kepelabuhan serta penampung (penetralisir) limbah. 3. Potensi sumber daya pulih. Meliputi sector pelikanan, hutan mangrove, terumbu karang serta energy terbarukan dan jasa lingkungan seperti perhubungan laut dan pariwisata bahari yang berpeluang untuk dikembangkan. 4. Potensi sumber daya tidak pulih. Meliputi cadangan minyak bumi dan gas, mineral dan bahan tambang yang sangat besar dan potensial. 5. Potensi sumber daya manusia Sebanyak 60 persen penduduk di Indonesia bermukiman di pesisir, yang memiliki kegiatan yang produktif dan diharapkan hal tersebut menjadi suatu potensi yang harus dikembangkan. 2.8 Tantangan penerapan ekonomi biru di Indonesia Fakta bahwa Indonesia memiliki berbagai potensi bahari yang besar dan melimpah sayangnya tidak tercermin dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir. Terbatasnya kemampuan dan akses menuju pekerjaan yang lebih baik merupakan beberapa alasan para nelayan tetap bertahan. Ditambah lagi, bantuan pemerintah berupa kapal Inka Mina, misalnya, banyak mengalami kendala dalam operasionalisasinya (Kompas 26 November 2014). Hasil tangkapan para nelayan tradisional juga sangat terbatas mengingat minimnya peralatan yang digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan penangkap ikan yang memiliki kapal dan peralatan lebih canggih. Dengan keterbatasan pengetahuan dan ditambah lagi dengan tekanan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menyebabkan aspek ekologi menjadi terabaikan. Penggunaan sarana dan prasarana penangkapan ikan, seperti bom, potas, dan pukat harimau, cenderung merusak keanekaragaman hayati dan biota laut. Pendekatan ekonomi biru menitikberatkan pada investasi kreatif dan inovatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk dapat mendukung implementasi ekonomi biru yang berorientasi pada kreativitas dan inovasi, pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir sehingga mampu bereksperimen dengan limbah, by-product, dan produk ikutan hasil laut. Dengan peningkatan inovasi dan sosialisasi iptek pertanian dan kelautan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penangkapan dan budidaya hasil laut. 2.9 Pokok-pokok dan Arah kebijakan Pembangunan Kelautan Indonesia Pembangunan kelautan tertuang dalam Garis-garis besar Haluan Negara tahun 1993 dicantumkan bahwa titik berat misi pembangunan kelautan di Indonesia diarahkan pada penganekaragaman, pemanfaatan dan pembudidayaan sumber daya kelautan dan pemeliharaan ekosistem dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Pokok pokok kebijakan pembangunan kelautan Indonesia diantaranya (lihat Subaktian Lubis): a. Menegakkan kedaulatan dan yurisdiksi nasional. b. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut. c. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan d. Mengembangkan data dan informasi kelautan. e. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi kelautan 2.10 Formulasi prinsip blue economy melalui rumah seribu ombak berasaskan ocean policy guna mewujudkan Indonesia sejahtera 2.9.1 Rumah seribu ombak Seperti namanya, pasti akan terngiang di pikiran kita rumah dengan ombak yang besar. Benar, memang disini kita membuat ide untuk membuat sebuah rumah belajar diatas sebuah perahu nelayan. Dikarenakan kita akan terjun langsung untuk sosialisasi dan praktis ini juga. 2.9.2 Implementasi gagasan rumah seribu ombak Sistem yang akan kita canangkan di rumah seribu ombak ini adalah sosialisasi dengan para instansi terkait dengan program ini. Jadi kita akan membuat beberapa tahapan untuk suksesnya program ini : 1. Sosialisasi pertama. Di sosialisi ini, kita akan datang untuk mensosialisasikan manfaat dan tujuan program kia ini, serta mengenali potensi dan pentingnya laut di Indonesia ini pada anak anak dan warga di sekitar pesisir.Namun, disini mereka juga harus mengetahui tantangan yang ditimbulkan oleh potensi tersebut. Petugas dari instansi terkait akan dibutuhkan dalam sosialisasi ini, dikarenakan data konkrit dan juga pengalaman mereka. Sosialisasi ini akan diselingi dengan pembagian hadiah dan sesi tanya jawab. 2. Mobilisasi para warga, nelayan dan anak anak pesisir:Ayo kenali laut kalian. Akan ada praktis langsung tentang pemanfaatan sumber daya laut yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Disini kami memberi teori teori yang mendukung untuk bagaimana laut itu dimanfaatkan dengan baik disertai dengan praktisi oleh badan terkait. Jadi, disini kita menekankan bahwa kita juga harus belajar teori tidak hanya berbekal praktis, dimana praktis tersebut hanya dilakukan atas turun temurun bukan atas dasar tertentu. Dengan memadukan dan menselaraskan antara teori dan praktis, diharapkan mereka akan berpikir lebih inovatif dan kreatif akan pemanfaatan sumber daya laut. 3. Pengecekan kelayakan alat tangkap nelayan. Sempat kami singgung pada bahasan diatas minimnya peralatan yang digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan penangkap ikan yang memiliki kapal dan peralatan lebih canggih, kita bersama petugas akan mengecek kelayakan peralatan para nelayan, dan juga akan memodali mereka dengan peralatan yang lebih layak serta pengecekan mesin dan sumber daya manusia mereka. Hal ini, diharapkan akan lebih meningkatkan hasil tangkapan para nelayan, dimana sebelumnya sudah dibekali dengan teori dan praktis. 4. Penanaman prinsip kemandirian dan inovasi untuk menigkatkan kesejahteraan nelayan. Poin ini menjadi poin utama kesuksesan program ini, dengan menanamkan prinsip pada nelayan, anak nelayan (pesisir) dan istri nelayan. Pada nelayan juga akan kami sediakan perlatan yang menunjang dengan harga terjangkau pada rumah seribu ombak ini. Dan pada anak (siswa) dan para istri akan kami tekankan pada cinta terhadap laut dan industry kreatif terhadap pembangunan laut dan peningkatan kesejahteraan, tentang bagaimana mengembangkan hasil tangkapan yang sudah ada, bagaimana menjaga kelestarian sumber daya laut dan bagaimana untuk memasarkan hasil tangkapan tersebut. Di poin ini, kita juga bekerjasama dengan mahasiswa wirausaha dan pengusaha muda untuk menumbuhkan motivasi dan semangat untuk bangkit, juga menumbuhkan paradigma bahwa laut dapat kita manfaatkan sebaik mungkin dengan inovasi dan hal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa, disamping meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat pesisir juga mempromosikan dan kecintaan terhadap laut bagi masyarakat diluaran pesisir. 5. Penghargaan untuk nelayan. Disini, kita akan membuat penghargaan pada nelayan terinspiratif, tergiat dan lain sebagainya. Penghargaan ini kita gagas atas dasar sebagai wujud apresiasi kerja dan menambah semangat bekerja pada para nelayan. Hadiah dari penghargaan ini juga akan kita gagas seperti kapal, atau alat nelayan yang lainnya 6. Celengan nelayan. Disini kami juga menggagaskan program celengan nelayan yaitu bisa dibilang sebagai koperasi untuk penyedia alat alat nelayan dan kebutuhan lainnya. Pengurus dari celengan nelayan ini adalah komunitas istri nelayan dimana mereka juga mempromosikan inovasi tangkapan si nelayan. 7. Aksi peduli laut. Pada aksi ini, kita bekerjasama dengan para anak (siswa) di kawasan pesisir untuk sama sama membersihkan sampah sampah di laut dan juga penanaman pohon yang berguna untuk penanggulan bencana antara lain tsunami dan gempa. Aksi ini juga diselingi hiburan.