Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ERYTHRODERMA ET CAUSA ATOPIC DERMATITIS

Pembimbing : Dr. Mahdar Johan, Sp. KK


Disusun Oleh : Chandrika Karisa Adhalia

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R. SYAMSUDIN, SH SUKABUMI

2017

1
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Alamat : Cibitung
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl Pemeriksaan : 13 Juni 2017

1.2. Anamnesis
Secara alloanamnesis dan autoanamnesis.

A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan bercak merah di seluruh tubuh sejak 1 tahun sebelum
datang ke RS.

B. Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan gatal pada seluruh tubuh

Kulit menjadi kering, kasar dan pecah-pecah, sehingga terkadang menimbulkan rasa
perih pada bagian tersebut.

Pasien juga sering merasa kedinginan dan menggigil.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien dibawa oleh anaknya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD R.
Syamsudin, SH dengan keluhan timbul bercak kemerahan di seluruh tubuh sejak satu
tahun yang lalu. Awalnya bercak kemerahan ini hanya terdapat pada kulit bagian lipatan

2
belakang lutut kanan dan kiri, dan hal ini sering berulang (hilang-timbul) di lokasi yang
sama. Pada saat itu pasien sempat berobat ke Puskesmas, dan rutin menggunakan obat
selama 3 bulan. Namun saat ini ruam kemerahan ini telah menyebar ke hampir seluruh
bagian tubuh pasien. Ruam ini terasa sangat gatal terutama saat malam hari dan bila
cuaca dingin, pasien juga merasakan ruam ini sangat membuat nya tidak nyaman,
terkadang terasa panas dan perih terutama jika terkena air. Saat ini pasien pun merasakan
kulit nya terasa sangat kering dan pecah-pecah. Pasien juga mengatakan bahwa ia sering
menggigil kedinginan akhir- akhir ini, hal ini pun menyebabkan pasien hanya bisa mandi
menggunakan air hangat. Selain karena kedinginan juga karena kulitnya terasa terasa
sangat perih dan gatal jika terkena air dingin.

Pasien pernah melakukan terapi dan berobat untuk keluhan gatal dan ruam pada
satu tahun yang lalu, pasien juga mengaku sudah mengikuti pengobatan sesuai anjuran
dokter puskesmas selama 3 bulan, namun lama kelamaan lesi justru bertambah banyak
dan kulit dirasakan pasien semakin gatal dan kering terutama malam hari dan ketika
cuaca dingin. Pada dua bulan SMRS pasien merasakan sangat gatal dan perih diseluruh
tubuh terutama jika terkena air dingin, pasien juga saat ini menjadi sering menggigil.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat penyakit kulit gatal dan kemerahan pada bagian lipatan
belakang lutut kanan dan kiri, dan pada saat itu telah di obati ke Puskesmas, namun tidak ada
perubahan. Keluhan yang sama terus berulang tiap malam hari dan cuaca dingin. Namun,
akhir-akhir ini dirasakan keluhan semakin berat, dan ruam pun semakin menyebar ke seluruh
bagian tubuh. Pasien juga mengaku memiliki riwayat alergi pada cuaca dingin atau terlalu
panas sejak kecil. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi, namun tidak meminum obat
hipertensi secara rutin.

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien memiliki riwayat penyakit yang sama, yaitu alergi pada suhu ekstrim,
yang terlalu dingin atau terlalu panas. Anak kedua pasien pun memiliki riwayat alergi yang
sama seperti yang di derita pasien.

3
F. Riwayat Alergi
Pasien mengaku memiliki riwayat alergi terhadap cuaca ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin), selain itu saat masih kecil pasien mengaku alergi pada debu, bila
terhirup debu, pasien akan bersin berkali-kali dan pilek. Tetapi sejak usia 25 tahun, pasien
tidak lagi merasakan alergi terhadap debu. Pasien mengaku tidak memiliki alergi terahdap
makanan.

G. Riwayat Penggunaan Obat


Pasien sudah pernah berobat sebelumnya, namun lupa obat apa yang diberikan.
Pasien mengaku sering meminum obat CTM jika gatal yang dirasakan sangat berat dan
sering menggunakan lotion caladine untuk meredakan gatal nya. Pasien juga menyangkal ada
obat-obatan ataupun jamu yang rutin ia konsumsi.

1.3. Pemeriksaan Fisik

A. Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 35,80 C
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 82 kg

4
B. Pemeriksaan Dermatologik
Regio/Letak Lesi
o Universal (>90%)

Efloresensi
o Primer : Eritema, plaque eritema, patch eritema, disertai papul multiple,
hiperpigmentasi, likenifikasi pada bagian paha dan skuama.

Sifat UKK
o Ukuran : Milier
o Susunan/bentuk : bulat dengan bentuk tidak teratur
o Lokalisasi : Universal hampir mengenai seluruh tubuh (>90%)

5
LAMPIRAN STATUS DERMATOLOGIS

6
7
C. Pemeriksaan Anjuran (Penunjang)
Pemeriksaan kadar IgE dan eosinofil darah perifer
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 20 %
Pemeriksaan Histopatologi

1.4. Resume Kasus

Pasien dibawa oleh anaknya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD R.


Syamsudin, SH dengan keluhan timbul bercak kemerahan di seluruh tubuh sejak satu
tahun yang lalu. Awalnya bercak kemerahan ini hanya terdapat pada kulit bagian lipatan
belakang lutut kanan dan kiri, hal ini sering berulang (hilang-timbul) di lokasi yang
sama. Pada saat itu pasien sempat berobat ke Puskesmas, dan rutin menggunakan obat
selama 3 bulan. Namun saat ini ruam kemerahan ini telah menyebar ke hampir seluruh
bagian tubuh pasien. Ruam ini terasa sangat gatal terutama saat malam hari dan bila
cuaca dingin, pasien juga merasakan ruam ini sangat membuat nya tidak nyaman,
terkadang terasa panas dan perih terutama jika terkena air. Saat ini pasien pun merasakan
kulit nya terasa sangat kering dan pecah-pecah. Pasien juga mengatakan bahwa ia sering
menggigil kedinginan akhir- akhir ini, hal ini pun menyebabkan pasien hanya bisa mandi
menggunakan air hangat. Selain karena kedinginan juga karena kulitnya terasa terasa
sangat perih dan gatal jika terkena air dingin. Pasien pernah melakukan terapi dan berobat
untuk keluhan gatal dan ruam pada satu tahun yang lalu, pasien juga mengaku sudah
mengikuti pengobatan sesuai anjuran dokter puskesmas selama 3 bulan, namun lama
kelamaan lesi justru bertambah banyak dan kulit dirasakan pasien semakin gatal dan
kering terutama malam hari dan ketika cuaca dingin. Pada dua bulan SMRS pasien
merasakan sangat gatal dan perih diseluruh tubuh terutama jika terkena air dingin, pasien
juga saat ini menjadi sering menggigil.

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan keasadaran komposmentis dan tanda tanda


vital dalam batasan normal kecuali suhu yang hipotermi (35,8C) dan tekanan darah pre
hipertensi 140/90 mmHg.

8
1.5. Diagnosis

A. Diagnosis Banding
1. Eritroderma e.c Dermatitis Atopik
2. Eritroderma e.c Psoriasis
3. Eritroderma idiopatik

B. Diagnosis Kerja

Eritroderma e.c Dermatitis Atopik

1.6. Tatalaksana

Non - medikamentosa

Hindari alergen dan segala sesuatu yang dapat memicu munculnya keluhan.

Gunakan pakaian sesuai dengan keadaan suhu lingkungan.

Kurangi penggunaan sabun yang tidak ber pH netral.

Hindari stress psikis.

Menjelaskan pada pasien bahwa ia harus rutin memeriksakan kadar protein dan elektrolit

Menjelaskan pada pasien bahwa, ia harus memonitor suhu tubuh, tekanan darah dan harus
mendapatkan intake cairan yang adekuat

Medikamentosa

Pengobatan sistemik:
Metilprednisolone : 4 mg 3 x sehari
Loratadine : 10 mg 1x sehari
Cimetidine : 200 mg 2 x sehari

9
Kalk : 500 mg 1 x sehari
B Complex : 3 x 1 tablet

Pengobatan topikal :
Bethamethasone Cr. 30gr
Gentamicin Sulfat Cr. 20gr

1.7 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam

10
BAB II
ANALISIS KASUS
2.1. Analisis Diagnosis Kerja
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis eritroderma e.c Dermatitis Atopik. Hal ini diperoleh
dengan dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Penderita datang dengan keluhan bercak kemerahan dan kering di seluruh tubuh
sejak 1 tahun yang lalu, semakin lama semakin banyak. Anamnesis ini menunjukkan
kelainan kulit yang kronis. Eritroderma merupakan penyakit kulit yang kronik yang bersifat
universal dan progresif. Dengan ciri eritema dan skuama.

Pada pasien ini juga ditemukan gejala lain dari Eritroderma yaitu,
menggigil/kedinginan, gatal, rasa tidak nyaman pada kulit, pada pemeriksaan fisik pun
ditemukan adanaya hipotermia.

Pada pasien ini terdapat faktor predisposisi yaitu jenis kelamin, riwayat keluarga
dengan atopik dan adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya, dimana pada Eritroderma e.c
Dermatitis Atopik untuk jenis kelamin pada Eritroderma e.c Dermatitis Atopik prevalensi pria
dan wanita sama namun pada wanita progresifitas nya lebih cepat, pada kasus seorang wanita.
Untuk adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya, pada Eritroderma e.c Dermatitis Atopik
adanya riwayat penyakit kulit dengan predileksi lipatan dan bilateral, pada kasus pun ditemukan
adanya riwayat penyakit kulit pada lipatan belakang lutut dan bilateral, serta telah berulang kali
muncul di lokasi yang sama. Untuk adanya riwayat keluarga dengan atopik, pada Eritroderma e.c
Dermatitis Atopik, harus ada riwayat anggota keluarga lainnya dengan kelainan atopik. Pada
kasus, ibu kandung pasien memiliki riwayat atopik dan alergi terhadap cuaca seperti dirinya.
Anaknya yang kedua pun memiliki riwayat atopik berupa dermatitis juga jika terpapar dengan
cuaca ekstrem.

11
2.2. Analisis Diagnosis Banding

1. Eritroderma e.c Psoriasis

Eritroderma e.c Psoriasis adalah penyakit radang pada kulit akibat perluasan dari
infeksi Psoriasis. Biasanya sering ditemukan pada orang dewasa, agak jarang pada anak.
Ciri khas dari Psoriasis adalah adanya likenifikasi, skuama dan krusta yang jelas. Bahkan
sering disertai kelainan pada daerah seboroik (keadaan kronis). Bisa menjadi eritroderna
apabila terjadi perluasan penyakitnya, terapi dengan preparat yang terlalu kuat atau
adanya pengobatan dengan kortikosteroid yang dihentikan secara tiba-tiba.

2. Eritroderma Idiopatik

Eritroderma Idiopatik, merupakan suatu penyakit radang kronis pada kulit yang
tidak diketahui penyebabnya walau sudah digali hingga berbagai pemeriksaan tambahan.
Lebih sering terjadi pada Pria, maka sering disebut dengan Sindroma Redman. Pada
Eritroderma Idiopatik juga tidak selalu didapatkan adanya infeksi primer.

2.3 Analisis Terapi


Pengobatan sistemik diberikan pada lesi yang lebih luas obat yang dapat diberikan
adalah:
a. Metiprednisolon
Dosis : 4 mg / kali untuk tiga kali sehari
b. Prednison
Dosis awal : 1 2 mg/kgBB/hari
Dosis rumatan : 0,5 mg/kgBB/hari
c. Anti histamin oral untuk meredakan gatal

Pengobatan topical:
a. Kompres terbuka dan emolien / salep lanolin / krim urea untuk lesi
b. Salep steroid potensi ringan untuk likenifikasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013

2. James W, Berger T, Elston D. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology 11th

ed. Elsevier. 2011

3. K. Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang: FKUNSRI. 2012.

Hal 113-191

4. Wolff K, Goldsmith L, Katz S. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 8th ed.

Amerika : McGraw-Hill. 2012.

5. Bruno TF, Grewal P. Erythroderma: A Dermatologic Emergency. CJEM.

2009;11(3):244-246

6. Hafeez J, Shaikh ZI, Mashhood AA, et al. Frequency of various etiological factors

associated with erythroderma. Journal of Pakistan Association of Dermatologists. 2010;

20: 70-74

7. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, editor. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of

Clinical Dermatology. 7th ed. USA: McGraw-Hill Companies; 2013.

13

Anda mungkin juga menyukai