2017
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1.2. Anamnesis
Secara alloanamnesis dan autoanamnesis.
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan bercak merah di seluruh tubuh sejak 1 tahun sebelum
datang ke RS.
B. Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan gatal pada seluruh tubuh
Kulit menjadi kering, kasar dan pecah-pecah, sehingga terkadang menimbulkan rasa
perih pada bagian tersebut.
2
belakang lutut kanan dan kiri, dan hal ini sering berulang (hilang-timbul) di lokasi yang
sama. Pada saat itu pasien sempat berobat ke Puskesmas, dan rutin menggunakan obat
selama 3 bulan. Namun saat ini ruam kemerahan ini telah menyebar ke hampir seluruh
bagian tubuh pasien. Ruam ini terasa sangat gatal terutama saat malam hari dan bila
cuaca dingin, pasien juga merasakan ruam ini sangat membuat nya tidak nyaman,
terkadang terasa panas dan perih terutama jika terkena air. Saat ini pasien pun merasakan
kulit nya terasa sangat kering dan pecah-pecah. Pasien juga mengatakan bahwa ia sering
menggigil kedinginan akhir- akhir ini, hal ini pun menyebabkan pasien hanya bisa mandi
menggunakan air hangat. Selain karena kedinginan juga karena kulitnya terasa terasa
sangat perih dan gatal jika terkena air dingin.
Pasien pernah melakukan terapi dan berobat untuk keluhan gatal dan ruam pada
satu tahun yang lalu, pasien juga mengaku sudah mengikuti pengobatan sesuai anjuran
dokter puskesmas selama 3 bulan, namun lama kelamaan lesi justru bertambah banyak
dan kulit dirasakan pasien semakin gatal dan kering terutama malam hari dan ketika
cuaca dingin. Pada dua bulan SMRS pasien merasakan sangat gatal dan perih diseluruh
tubuh terutama jika terkena air dingin, pasien juga saat ini menjadi sering menggigil.
3
F. Riwayat Alergi
Pasien mengaku memiliki riwayat alergi terhadap cuaca ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin), selain itu saat masih kecil pasien mengaku alergi pada debu, bila
terhirup debu, pasien akan bersin berkali-kali dan pilek. Tetapi sejak usia 25 tahun, pasien
tidak lagi merasakan alergi terhadap debu. Pasien mengaku tidak memiliki alergi terahdap
makanan.
A. Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 35,80 C
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 82 kg
4
B. Pemeriksaan Dermatologik
Regio/Letak Lesi
o Universal (>90%)
Efloresensi
o Primer : Eritema, plaque eritema, patch eritema, disertai papul multiple,
hiperpigmentasi, likenifikasi pada bagian paha dan skuama.
Sifat UKK
o Ukuran : Milier
o Susunan/bentuk : bulat dengan bentuk tidak teratur
o Lokalisasi : Universal hampir mengenai seluruh tubuh (>90%)
5
LAMPIRAN STATUS DERMATOLOGIS
6
7
C. Pemeriksaan Anjuran (Penunjang)
Pemeriksaan kadar IgE dan eosinofil darah perifer
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 20 %
Pemeriksaan Histopatologi
8
1.5. Diagnosis
A. Diagnosis Banding
1. Eritroderma e.c Dermatitis Atopik
2. Eritroderma e.c Psoriasis
3. Eritroderma idiopatik
B. Diagnosis Kerja
1.6. Tatalaksana
Non - medikamentosa
Hindari alergen dan segala sesuatu yang dapat memicu munculnya keluhan.
Menjelaskan pada pasien bahwa ia harus rutin memeriksakan kadar protein dan elektrolit
Menjelaskan pada pasien bahwa, ia harus memonitor suhu tubuh, tekanan darah dan harus
mendapatkan intake cairan yang adekuat
Medikamentosa
Pengobatan sistemik:
Metilprednisolone : 4 mg 3 x sehari
Loratadine : 10 mg 1x sehari
Cimetidine : 200 mg 2 x sehari
9
Kalk : 500 mg 1 x sehari
B Complex : 3 x 1 tablet
Pengobatan topikal :
Bethamethasone Cr. 30gr
Gentamicin Sulfat Cr. 20gr
1.7 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
10
BAB II
ANALISIS KASUS
2.1. Analisis Diagnosis Kerja
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis eritroderma e.c Dermatitis Atopik. Hal ini diperoleh
dengan dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Penderita datang dengan keluhan bercak kemerahan dan kering di seluruh tubuh
sejak 1 tahun yang lalu, semakin lama semakin banyak. Anamnesis ini menunjukkan
kelainan kulit yang kronis. Eritroderma merupakan penyakit kulit yang kronik yang bersifat
universal dan progresif. Dengan ciri eritema dan skuama.
Pada pasien ini juga ditemukan gejala lain dari Eritroderma yaitu,
menggigil/kedinginan, gatal, rasa tidak nyaman pada kulit, pada pemeriksaan fisik pun
ditemukan adanaya hipotermia.
Pada pasien ini terdapat faktor predisposisi yaitu jenis kelamin, riwayat keluarga
dengan atopik dan adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya, dimana pada Eritroderma e.c
Dermatitis Atopik untuk jenis kelamin pada Eritroderma e.c Dermatitis Atopik prevalensi pria
dan wanita sama namun pada wanita progresifitas nya lebih cepat, pada kasus seorang wanita.
Untuk adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya, pada Eritroderma e.c Dermatitis Atopik
adanya riwayat penyakit kulit dengan predileksi lipatan dan bilateral, pada kasus pun ditemukan
adanya riwayat penyakit kulit pada lipatan belakang lutut dan bilateral, serta telah berulang kali
muncul di lokasi yang sama. Untuk adanya riwayat keluarga dengan atopik, pada Eritroderma e.c
Dermatitis Atopik, harus ada riwayat anggota keluarga lainnya dengan kelainan atopik. Pada
kasus, ibu kandung pasien memiliki riwayat atopik dan alergi terhadap cuaca seperti dirinya.
Anaknya yang kedua pun memiliki riwayat atopik berupa dermatitis juga jika terpapar dengan
cuaca ekstrem.
11
2.2. Analisis Diagnosis Banding
Eritroderma e.c Psoriasis adalah penyakit radang pada kulit akibat perluasan dari
infeksi Psoriasis. Biasanya sering ditemukan pada orang dewasa, agak jarang pada anak.
Ciri khas dari Psoriasis adalah adanya likenifikasi, skuama dan krusta yang jelas. Bahkan
sering disertai kelainan pada daerah seboroik (keadaan kronis). Bisa menjadi eritroderna
apabila terjadi perluasan penyakitnya, terapi dengan preparat yang terlalu kuat atau
adanya pengobatan dengan kortikosteroid yang dihentikan secara tiba-tiba.
2. Eritroderma Idiopatik
Eritroderma Idiopatik, merupakan suatu penyakit radang kronis pada kulit yang
tidak diketahui penyebabnya walau sudah digali hingga berbagai pemeriksaan tambahan.
Lebih sering terjadi pada Pria, maka sering disebut dengan Sindroma Redman. Pada
Eritroderma Idiopatik juga tidak selalu didapatkan adanya infeksi primer.
Pengobatan topical:
a. Kompres terbuka dan emolien / salep lanolin / krim urea untuk lesi
b. Salep steroid potensi ringan untuk likenifikasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.
2. James W, Berger T, Elston D. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology 11th
3. K. Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang: FKUNSRI. 2012.
Hal 113-191
2009;11(3):244-246
6. Hafeez J, Shaikh ZI, Mashhood AA, et al. Frequency of various etiological factors
20: 70-74
7. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, editor. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of
13