ENTEROCUTANEOUS FISTULAS
AFTER LAPAROTOMY FOR TRAUMA
Oleh :
Chandrika Karisa A
Lidya Marathus Sholihah
Shalahuddin El Ayyubi
Kriteria Inklusi :
Semua pasien dengan laparotomi akibat trauma di Presley Regional
Trauma Center, Texas, sejak Januari 1996 sampai Desember 2005
Kriteria Eksklusi :
Pasien yang meninggal dalam < 4 hari dalam masa perawatan
Pasien yang memiliki fistula bedah terkontrol dari penempatan saluran
intraluminal.
Pasien trauma dengan fistula enterokutan pada trauma
center telah di evaluasi selama 10 tahun. Parameter
penelitian meliputi; output fistula, tempat terjadinya, status
gizi, riwayat operasi, dan resolusi fistula (spontan atau
operatif).
Hasil
DISKUSI
Penelitianini memeriksa institusi regional terbesar dengan fistula
enterokutan sekunder akibat trauma. Pemeriksaan terbaru dari institusi
menunjukan morbiditas meningkat pada wanita, tetapi secara keseluruhan
mengenai kematian tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan
gender.
Akibat
Spontan (15-25%) komplikasi post
operasi (75-85%)
Surg Clin N Am 91 (2011) 481491
Gejala Klinis
Nyeri pada
demam leukositosis
abdomen
Infeksi BB
pada luka menurun
FISTULA ENTEROKUTANEUS
Postoperative malignant enterocutaneous Enterocutaneous fistula with
fistula
severe skin excoriation
Wound pouch dressing
Pemeriksaan Penunjang :
a. Test methylen blue
b. USG
c. Fistulogram
d. Barium enema
e. CT scan
FISTULOGRAM
Surg Clin N Am 91 (2011) 481491
Barium enema