Anda di halaman 1dari 3

Script Maluku UMCE 06, November 2014

Kehidupan Masyarakat Maluku & Budaya Pukul Sapu Mamala Morela

Scene 1 (Latar : rumah penduduk + benteng, Props : jala + keranjang, Lighting : terang)

Narator : Maluku. Maluku berasal dari kata Jazirah Al-Mulk yang berarti tanah raja-
raja. Hal ini dikarenakan di setiap wilayah atau negeri di Maluku dipimpin oleh
seorang raja. Zaman dahulu, masyarakat Mauku hidup damai dengan hubungan tali
persaudaraan yang sangat kuat. (Black out. Narator bicara. Latar muncul)

(Pemeran drama : Bapa, Mama dan anak-anak masuk ke panggung)

Bapa : Ini hari bae par katong samua. Beta mau pi cari ikang, la nanti mama pigi cari bia.

(Anak-anak bantu bapa dan mama ambil jala dan keranjang)

Mama : Anana dong bisa pi barmaeng, tapi jang jao-jao ee...

Anak-anak : Iya mama.

(Bapa dan mama keluar bawa alat, sementara aak-anak siap di panggung untuk permainan
daerah. Blackout. Props scene 2 masuk, latar ganti)

Scene 2 (Latar : pantai, Props : gapura + perahu, Lighting : )

Urutan permainan : Tumbu blangan, Leng-kalileng, Beta kaya-kaya, Enggo lari.

(Saat permainan Enggo lari, penari lola sudah mempersiapkan diri disamping panggung.
Permainan selesai. Blackout)

Narator : Sementara anak-anak bermain, wanita dan ibu-ibu bekerjamencari kerang


atau bia. Kegiatan mencari kerang ini disimbolkan dalam sebuah tarian yang bernama
tari Lola.
Scene 3 (Latar : Pantai, Props : gapura + perahu, Lighting : )

(Tari lola masuk. Tari lola selesai. Blackout)

Narator : Dalam kedamaian bangsa Maluku saat itu, datanglah kaum kolonial Belanda untuk
menguasai rempah-rempah dan ingin merebut benteng Kapahaha. Bangsa Maluku tidak
tinggal diam. Terjadilah perlawanan dari masyarakat yang dipimpin Kapitan Tulukabessy.

Belanda 1 : Hahaha, ini pulau bagus sekali yaa...

(Kapitan dan orang pukul sapu masuk, datangi Belanda.)

Kapitan : Kamong nih sapa?! Kamong mo biking apa disini?!

Belanda 2 : Saya mau ini pulau jadi milik Belanda.

Kapitan : Apa?! Sapa ajar? Kamong kira ini kamong pung pai deng mai pung pulau kah?
Seng bisa, mati sama juga!

(Kapitan, anak-anak pukul sapu dan Belanda akting baku perang. Lari keluar panggung)

Scene 4 (Latar : Rumah penduduk terbakar, Props : gapura & perahu, Lighting : kuning
kemerahan )

(Tifa bunyi, latar ganti. Cakalele masuk. Sementara menari akan ada drama Belanda asuk dan
menembak penari. Kemudian ada yang ditawan dan ada yang lari bersama Kapitan. Black
out. Props diganti).

Scene 5 (Latar : Halaman Benteng Victoria, Props : bendera Belanda, tiang gantungan + 2
buah kursi, Lighting : )

Narator : Dalam pertempuran, masyarakat Maluku kalah dan benteng Kapahah


berhasil direbut tentara Belanda. Bahkan banyak masyarakat yang ditawan. Tentara
Belanda mengeluarkan ultimatum agar kapitan Tulukabessy meyerahkan diri supaya
masyarakat yang ditawan dibebaskan. Jika Kapitan Tulukabessy tidak menyerahkan
diri maka paratwanan akan dibunuh. Akhirnya Kapitan Tulukabessy menyerahkan
diri dan digantung di Benteng Victoria.
(Kapitan digiring oleh Balanda menuju tempat hukuman gantung diiringi lagu Hio-Hio.
Penyanyi diatas panggung bagian kiri audience. Bersamaan dengan kata Hio terakhir,
Belanda tendang 1 kursi jatuh. Kapitan tarik tali gantungan, mati. Penari cakalele yang
ditawan saling memukul badan. Blackout. Props diganti.)

Scene 6 (Latar : Puing-puing rumah, Props : gapura + bendera Belanda, Lighting : )

Narator : Tawanan yang dibebsakan memutuskan untuk kembali ke desa masing-


masing. Tapi sebelum kembali ke desa masing-masing, mereka saling memukul tubuh
dengan tulang daun pohon enau untuk mengekspresikan kekalahan mereka dan
sebagai tanda penghormatan terhadap Kapitan Tulukabessy juga sebagi tanda
perpisahan.

(Tari pukul sapu masuk.)

Narator : Sampai sekarang tradisi saling memukul tubuh diperingati oleh masyarakat desa
Mamala-Morela dan dilakukan setiap 7 syawal tahun berjalan setelah hari raya Idul Fitri dan
hari raya Idul Adha. Begitulah asal usul tradisi pukul sapu yang merupakan salah satu tradisi
budaya bangsa Maluku.

(Narator baca bersamaan dengan akhir tari pukul sapu, penari keluar. Semua pendukung
drama, penari dan penyanyi naik ke panggung dan menyanyikan lagu Hidop Orang Sudara.
Selesai menyanyi. Semua bergandengan tangan sambil menyanyikan lagu maju undur cantik
(Syahrini) dan hormat ke audience.)

SEMANGAT LATIHAN ANAK-ANAK SALAWAKU, MENA!!

Anda mungkin juga menyukai