Puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat serta
penyempurnaanya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
BAB II. DASAR-DASAR TEORI STRUT AND TIE MODEL ....................... 3
A Distribusi dan Trayektori Tegangan Utama ......................................... 3
1. Distribusi Tegangan Elastis .............................................................. 3
2. Trayektori Tegangan Utama ............................................................. 4
3. Distribusi Tegangan dan Trayektori Tegangan
Utama pada Beton 4
B. Daerah D dan Daerah B . 5
C. Pemilihan Strut and Tie Model . 8
D. Kriteria Strut and Tie Model 11
E. Prosedur Desain Strut and Tie Model Menurut ACI 318-02 12
F. Dasar-Dasar Perancangan Menurut ACI 318-02 .. 13
1. Pelat Landasan 13
2. Corbel . 14
3. Batang Tekan (Strut) .. 15
4. Batang Tarik (Tie) ....... 19
5. Titik Simpul (Node) 20
6. Flowchart 22
BAB III. ANALISA DAN PEMBAHASAN . 24
A. Contoh Perancangan ........................................................................... 24
B. Variasi Besar Beban Geser (Vu) ......................................................... 33
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.7 Bentuk STM standard ................................................................... 28
Gambar 3.8 STM untuk konsol pendek ........................................................... 29
Gambar 3.9 Detail penulangan konsol pendek ................................................ 32
Gambar 3.10 Grafik gaya batang Tie akibat variasi beban (Vu) ....................... 34
Gambar 3.11 Grafik gaya batang Strut akibat variasi beban (Vu) ..................... 34
Gambar 3.12 Grafik kebutuhan tulangan tarik akibat variasi beban (Vu) ........ 36
Gambar 3.13 Grafik kebutuhan daerah Strut akibat variasi beban (Vu) ........... 36
Gambar 3.14 Grafik gaya batang Tie akibat variasi jarak beban (X) ................ 39
Gambar 3.15 Grafik gaya batang Strut akibat variasi jarak beban (X) ............. 39
Gambar 3.16 Grafik kebutuhan tulangan Tie akibat variasi jarak beban (X) ... 41
Gambar 3.17 Grafik kebutuhan daerah Strut akibat variasi jarak beban (X) ..... 41
Gambar 3.18 Gaya batang Tie akibat variasi tinggi muka belakang
Gambar 3.19 Gaya batang Strut akibat variasi tinggi muka belakang
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Kebutuhan daerah Strut dan kontrol tegangan batas akibat
Tabel 3.5 Tabel gaya batang dengan variasi jarak beban (X) ........................... 38
Tabel 3.6 Kebutuhan tulangan akibat variasi jarak beban (X) .......................... 40
Tabel 3.7 Kebutuhan daerah Strut dan kontrol tegangan akibat variasi
Tabel 3.8 Gaya batang akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)............ 43
Tabel 3.9 Kebutuhan tulangan Tie akibat variasi tinggi muka belakang
Tabel 3.10 Kebutuhan daerah Strut dan kontrol tegangan akibat variasi
vi
BAB I
PENDAHULUAN
h h
Daerah B
(B ~ Beam, Bending, Bernoulli)
Daerah D Prinsip
(D ~ Disturb, Discontinue) St. Venant
Gambar 2.9 Strut and Tie Model Standar untuk konsol pendek
3). Semua gaya tarik didukung oleh baja tulangan dengan atau tanpa baja
prategang.
4). Titik nodal merupakan titik tangkap dari gaya-gaya pada strut dan tie
dengan/tanpa gaya-gaya luar (beban) serta reaksi tumpuan.
5). Kehilangan keseimbangan rangka batang terjadi jika beton mengalami
kehancuran akibat tekan atau baja tulangan mengalami pelelehan yang
mengakibatkan rangka batang dalam mekanisme labil.
6). Strut dan tie merupakan resultan dari medan-medan tegangan yang
terbentuk di dalam struktur akibat suatu pembebanan.
Adapun faktor penting dalam analisis batang tekan (strut) adalah dimensi
strut dan kuat tekan beton itu sendiri. Kedua hal ini sangat berpengaruh terhadap
penyaluran gaya tekan pada struktur tersebut.
Bentuk-bentuk batang desak (strut) :
1). Prismatic strut
2). Fan strut
3). Bottle-shaped strut.
Aksi strut pada suatu struktur dapat berupa aksi kipas (fan action) dan medan
Aksi kipas (fan action) berupa kumpulan batang tekan berbentuk kipas
yang ada umumnya terjadi pada sekitar beban terpusat atau pada daerah sekitar
tumpuan dan untuk daerah D biasanya disederhanakan dengan batang tekan
diagonal berbentuk botol. Medan tekan diagonal (diagonal compression field)
terdiri dari strut diagonal paralel yang biasanya terletak pada daerah B.
Kuat tekan nominal dari sebuah strut tanpa perkuatan (tulangan)
memanjang harus diambil dari nilai terkecil dari dua ujung-ujung strut berikut :
Fns = fcu .Ac tanpa perkuatan tulangan memanjang
Fns= fcu..Ac+As.fs dengan perkuatan memanjang
dengan Ac adalah luas potongan melintang pada satu ujung strut, As adalah luas
tulangan tekan, fs tegangan baja tekan dan fcu adalah nilai terkecil dari :
a) kuat tekan efektif dari beton pada strut :
fcu=0,85 s fc
dimana fc kuat tekan beton, s faktor bentuk dari strut dengan:
s = 1,0 untuk strut dengan luas penampang konstan (prismatik)
s = 0,75 untuk bottle-shaped strut dengan tulangan melintang terhadap
sumbu memanjangnya
s = 0,60 untuk bottle-shape strut tanpa tulangan melintang terhadap sumbu
memanjangnya adalah faktor untuk memperhatikan penggunaan
beton ringan
s = 0,40 untuk strut di dalam batang/daerah sayap tarik.
Jika nilai s = 0,75 digunakan, sumbu strut dapat dipotong oleh tulangan
secara proporsional untuk menahan gaya tarik melintang sebagai akibat dari
penyebaran gaya desak dalam strut. Diperbolehkan untuk mengasumsikan bahwa
penyebaran gaya tekan pada strut menyebar dengan kemiringan 2 pada arah
memanjang (longitudinal) dan 1 untuk arah tranversal (melintang) terhadap sumbu
strut.
Gambar 2.14 Bottle shaped strut: (a) retak pada bottle shaped strut; dan
(b) Strut and Tie Model dari bottle shaped strut.
Untuk fc tidak lebih besar dari 6000 psi, persyaratan yang dibutuhkan
untuk kasus diatas harus dipenuhi oleh sumbu strut yang dipotong oleh lapisan-
lapisan tulangan yang tersedia sebagai berikut:
A si
bs sin i
i
dimana Asi adalah luasan total tulangan pada jarak si dalam sebuah lapis tulangan
dengan batang-batang pada sudut i terhadap sumbu strut. Tulangan harus
C2
C1
C3
C1
T1
T3 T1
Kuat tekan nominal dari sebuah zone simpul dirumuskan sebagai berikut :
Fnn =fcu An
dimana An adalah luasan pada muka zone simpul dimana Fu bekerja padanya,
diambil tegak lurus terhadap garis kerja Fu atau luasan dari sebuah potongan zone
simpul, diambil tegak lurus terhadap garis kerja resultan gaya pada potongan
tersebut. fcu adalah kuat tekan efektif dari beton pada zone simpul sebagaimana :
fcu = 0,85 n fc
dengan nilai n diberikan sebagai berikut :
n = 1,0 untuk titik simpul yang dikelilingi strut dan bearing area
n = 0,8 untuk titik simpul yang mempunyai satu batang tarik
n = 0,6 untuk titik simpul yang mempunyai dua atau lebih batang tarik
6. Flow chart
Bila diuraikan secara garis besar, maka untuk alur perhitungan STM untuk
daerah Disturb adalah sebagai berikut:
Perancangan Daerah B:
Pembagian Struktur menjadi menurut Standard Beton Detailing: Gambar
Daerah2 B dan D yang berlaku, atau Penulangan Daerah
menggunakan STM B dan D
Perancangan Daerah D:
menggunakan STM
A. Contoh Perancangan
Sebuah konsol pendek tunggal (Gambar 4.1) dari sebuah kolom 350x350
mm dirancang untuk mendukung beban vertikal Vu = 250 kN dan gaya horizontal
Nu = 50 kN.
Beban Vu berjarak 100 mm dari muka kolom.
Mutu beton fc = 35 MPa
Baja tulangan fy = 420 Mpa
Untuk memperhitungkan eksentrisitas tak terduga dan toleransi pelaksanaan,
posisi Vu digeser 25 mm ke arah luar, sehingga jarak dari muka kolom menjadi
125 mm.
Gambar 3.1 Dimensi dan pembebanan konsol Gambar 3.2 Daerah Discontinuitas pada
pendek konsol pendek
Hasil analisis Finite Element Method, pada contoh ini dari program SAP
2000 diperoleh trayektori tegangan utama sebagai berikut dengan SMAX
mewakili tegangan tarik dan SMIN mewakili tegangan tekan.
Jadi:
1. Gaya Batang
A
B
1200
1000
Gaya Batang (kN)
69
8.
63
800
0,
45
90
600
9.
B
33
C
0,
45
400
0
.0
90
200
0,
45
D
A
0
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
475
500
525
545
Pem bebanan Vu (kN)
Gambar 3.10 Grafik gaya batang Tie akibat variasi beban (Vu)
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
475
500
525
545
0
-200
-400
Gaya Bayang (kN)
-600 45
0,
-51 CD
-800 45 4 .73
0,
-72
-1000 3 .51
-1200 45
0,
-10
-1400 8 8. 6
B
9
D
-1600
-1800
D
D
3500
3000 4
.1
269
Luas Tulangan (mm 2)
2
0;
2500 45
2000
7
.0
95
11
1500
CB
0;
45
1000
71
1.
30
0;
500
45
AD
0
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
475
500
525
545
Pem bebanan Vu (kN)
Gambar 3.12 Grafik kebutuhan tulangan tarik akibat variasi beban (Vu)
BD
250
=
CD
Lebar Strut (mm)
200
450; 174.26
150
450; 123.53
100
50
0
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
475
500
525
545
Pembebanan Vu (kN)
Gambar 3.13 Grafik kebutuhan daerah Strut akibat variasi beban (Vu)
1 450 125 Aman 175 35 32.22 32.22 52.72 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 16.90 Aman 24.71 Aman
2 450 125 Aman 200 40 37.53 37.53 61.20 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 19.66 Aman 29.18 Aman
3 450 125 Aman 225 45 43.47 43.47 69.99 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 22.51 Aman 33.97 Aman
4 450 125 Aman 250 50 49.79 49.79 79.13 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 25.47 Aman 39.11 Aman
5 450 125 Aman 275 55 56.52 56.52 88.67 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 28.54 Aman 44.65 Aman
6 450 125 Aman 300 60 63.74 63.74 98.65 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 31.73 Aman 50.63 Aman
7 450 125 Aman 325 65 71.51 71.51 109.16 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 35.06 Aman 57.14 Aman
8 450 125 Aman 350 70 79.93 79.93 120.29 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 38.54 Aman 64.26 Aman
9 450 125 Aman 375 75 89.12 89.12 132.15 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 42.18 Aman 72.12 Aman
10 450 125 Aman 400 80 99.26 99.26 144.91 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 46.01 Aman 80.88 Aman
11 450 125 Aman 425 85 110.60 110.60 158.82 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.07 Aman 90.79 Aman
12 450 125 Aman 450 90 123.53 123.53 174.26 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 54.41 Aman 102.23 Tidak Aman
13 450 125 Aman 475 95 138.73 138.73 191.89 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 59.10 Aman 115.86 Tidak Aman
14 450 125 Aman 500 100 157.57 157.57 213.01 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 64.33 Aman 132.98 Tidak Aman
15 450 125 Aman 525 105 183.84 183.84 241.30 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 70.51 Aman 157.27 Tidak Aman
16 450 125 Aman 545 109 229.68 229.68 287.83 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 78.28 Aman 200.60 Tidak Aman
Note :
: Daerah tidak aman
Tabel 3.5 Tabel gaya batang dengan variasi jarak beban (X)
BA
75
300 2 78.
1 55;
250
Gaya Batang (kN)
57
17 9. CB
200 155 ;
150
100
0
5 0.0
1 55;
50 AD
0
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
Jarak X (m m )
Gambar 3.14 Grafik gaya batang Tie akibat variasi jarak beban (X)
Jarak X (m m )
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
0
-100
Gaya Bayang (kN)
-200
155, -281.58
-300 CD
155,
-331 BD
-400 .58
DD'
-600
GRAFIK GAYA BATANG STRUT
DGN VARIASI X
Gambar 3.15 Grafik gaya batang Strut akibat variasi jarak beban (X)
3000
Luas Tulangan (mm 2)
2500
2000
1500
150, 1005.71 BA
1000
150, 663.93
CB
500
150, 201.14
AD
0
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
Jarak X (m m )
Gambar 3.16 Grafik kebutuhan tulangan Tie akibat variasi jarak beban (X)
200
150
0
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
Jarak X (mm)
Gambar 3.17 Grafik kebutuhan daerah Strut akibat variasi jarak beban (X)
1 450 110 Aman 250 50 46.42 46.42 76.43 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 23.83 Aman 36.41 Aman
2 450 115 Aman 250 50 47.54 47.54 77.33 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 24.38 Aman 37.31 Aman
3 450 120 Aman 250 50 48.66 48.66 78.23 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 24.92 Aman 38.21 Aman
4 450 125 Aman 250 50 49.79 49.79 79.13 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 25.47 Aman 39.11 Aman
5 450 130 Aman 250 50 50.91 50.91 80.04 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 26.01 Aman 40.02 Aman
6 450 135 Aman 250 50 52.05 52.05 80.95 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 26.56 Aman 40.93 Aman
7 450 140 Aman 250 50 53.18 53.18 81.86 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 27.10 Aman 41.85 Aman
8 450 145 Aman 250 50 54.32 54.32 82.78 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 27.65 Aman 42.77 Aman
9 450 150 Aman 250 50 55.47 55.47 83.71 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 28.20 Aman 43.69 Aman
10 450 155 Tidak Aman 250 50 56.61 56.61 84.63 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 28.74 Aman 44.62 Aman
11 450 160 Tidak Aman 250 50 57.76 57.76 85.56 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 29.29 Aman 45.55 Aman
12 450 165 Tidak Aman 250 50 58.92 58.92 86.50 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 29.84 Aman 46.48 Aman
13 450 170 Tidak Aman 250 50 60.08 60.08 87.44 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 30.38 Aman 47.42 Aman
14 450 175 Tidak Aman 250 50 61.24 61.24 88.38 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 30.93 Aman 48.37 Aman
15 450 180 Tidak Aman 250 50 62.41 62.41 89.33 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 31.48 Aman 49.31 Aman
16 450 185 Tidak Aman 250 50 63.58 63.58 90.28 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 32.03 Aman 50.27 Aman
Note :
: Daerah tidak aman
Tabel 3.8 Gaya batang akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
700
Gaya Batang (kN)
600
500
400
300
CB
200
100 AD
0
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
Tinggi Belakang Corbel , d (mm)
Gambar 3.18 Gaya batang Tie akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
Gambar 3.10 Gaya batang Strut akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
Tinggi Belakang Corbel , d (mm)
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
-200
Gaya Bayang (kN)
-400
CD
-600
-800
BD
-1000
-1200
DD'
-1400 GRAFIK GAYA BATANG STRUT
DGN VARIASI TINGGI d
Gambar 3.19 Gaya batang Strut akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
Tabel 3.9 Kebutuhan tulangan Tie akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
VARIASI JARAK TULANGAN TIE TULANGAN SENGKANG
VARIASI BEBAN (kN)
HOOP STRUT CB CEK
NO. TINGGI d X = 0.5 i CB BA AD
CRACK
(mm)
(mm) Vu Hu LUAS (mm2) DIPAKAI LUAS (mm2) DIPAKAI LUAS (mm2) DIPAKAI LETAK (mm) DIPAKAI
1 420 105 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 1810.29 9 P 16 301.71 3 P 8 250 P 10 - 83 Aman
2 430 108 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 1810.29 9 P 16 301.71 3 P 8 260 P 10 - 87 Aman
3 440 110 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2011.43 10 P 16 301.71 3 P 8 260 P 10 - 87 Aman
4 450 113 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2011.43 10 P 16 301.71 3 P 8 270 P 10 - 90 Aman
5 460 115 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2011.43 10 P 16 301.71 3 P 8 280 P 10 - 93 Aman
6 470 118 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2011.43 10 P 16 301.71 3 P 8 280 P 10 - 93 Aman
7 480 120 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2212.57 11 P 16 301.71 3 P 8 290 P 10 - 97 Aman
8 490 123 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2212.57 11 P 16 301.71 3 P 8 300 P 10 - 100 Aman
9 500 125 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2212.57 11 P 16 301.71 3 P 8 300 P 10 - 100 Aman
10 510 128 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2212.57 11 P 16 301.71 3 P 8 310 P 10 - 103 Aman
11 520 130 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2413.71 12 P 16 301.71 3 P 8 320 P 10 - 107 Aman
12 530 133 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2413.71 12 P 16 301.71 3 P 8 320 P 10 - 107 Aman
13 540 135 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2413.71 12 P 16 301.71 3 P 8 330 P 10 - 110 Aman
14 550 138 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2413.71 12 P 16 301.71 3 P 8 340 P 10 - 113 Aman
15 560 140 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2614.86 13 P 16 301.71 3 P 8 340 P 10 - 113 Aman
16 570 143 Aman 450 90 1062.29 8 P 13 2614.86 13 P 16 301.71 3 P 8 350 P 10 - 117 Aman
Note :
~ Gaya tarik pada batang BA dan AA' ditahan oleh tulangan kolom
~ Tulangan Tie AD merupakan tulangan hoop
3000
Luas Tulangan (mm2 )
BA
2500
470; 2011.43
2000
1500
470; 1062.29
1000 CB
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
Tinggi Belakang Corbel , d (mm)
Gambar 3.20 Kebutuhan tulangan Tie akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
DD '
Lebar Strut (mm)
150
470 , 119 .99
CD = BD
100
50
0
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
Gambar 3.21 Kebutuhan daerah Strut akibat variasi tinggi muka belakang corbel (d)
1 420 105 Aman 450 90 109.36 109.36 160.16 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 52.38 Aman 88.13 Aman
2 430 108 Aman 450 90 111.34 111.34 162.50 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 52.08 Aman 90.47 Aman
3 440 110 Aman 450 90 113.40 113.40 164.87 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 51.79 Aman 92.84 Aman
4 450 113 Aman 450 90 115.53 115.53 167.29 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 51.53 Aman 95.26 Aman
5 460 115 Aman 450 90 117.72 117.72 169.76 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 51.28 Aman 97.73 Aman
6 470 118 Aman 450 90 119.99 119.99 172.27 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 51.04 Aman 100.24 Tidak Aman
7 480 120 Aman 450 90 122.33 122.33 174.84 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.83 Aman 102.81 Tidak Aman
8 490 123 Aman 450 90 124.74 124.74 177.45 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.62 Aman 105.42 Tidak Aman
9 500 125 Aman 450 90 127.23 127.23 180.13 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.43 Aman 108.10 Tidak Aman
10 510 128 Aman 450 90 129.81 129.81 182.86 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.25 Aman 110.83 Tidak Aman
11 520 130 Aman 450 90 132.46 132.46 185.66 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 50.09 Aman 113.63 Tidak Aman
12 530 133 Aman 450 90 135.20 135.20 188.53 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 49.93 Aman 116.50 Tidak Aman
13 540 135 Aman 450 90 138.04 138.04 191.48 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 49.79 Aman 119.45 Tidak Aman
14 550 138 Aman 450 90 140.98 140.98 194.51 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 49.66 Aman 122.48 Tidak Aman
15 560 140 Aman 450 90 144.02 144.02 197.63 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 49.55 Aman 125.60 Tidak Aman
16 570 143 Aman 450 90 147.18 147.18 200.84 16.734 Aman 16.734 Aman 13.388 Aman 49.44 Aman 128.82 Tidak Aman
Note :
: Daerah tidak aman
ACI 318 2002 , Building Code Requirements for Structural Concrete, ACI,
Farmington Hills Mi., 2002
ACI SP-208, Examples for The Design of Structural Concrete with Strut and Tie Models
ACI, Farmington Hills Mi., 2002
Hardjasaputra, H. dan Tumilar, S., Model Penunjang dan Pengikat Pada Perancangan
Struktur Beton, Univ. Pelita Harapan Press, 2002
Nasution, K., Perencanaan Beton Bertulang pada Daerah Disturb Menggunakan Metode
Strut and Tie Model, Tugas Akhir, Program Ekstensi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universita Gadjah Mada Yogyakarta, 2003.