Anda di halaman 1dari 27

Tugas MID

MAKALAH
PENGANTAR BISNIS

OLEH :

WAODE MULIATI
B1B4 16 100

JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI KEWIRAUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
BAB 1
MEMAHAMI SISTEM BISNIS DI AMERIKA SERIKAT

A. PENGERTIAN BISNIS

Bisnis dalam arti luas adalah semua aktifitas dan institusi yang
memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Ricky W Griffin dan
Ronald J.Ebert dalam bukunya mendefinisikan bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa yang dijual dengan maksud mendapatkan laba.
Laba merupakan imbalan yang didapatkan pemilik bisnis dari resiko yang diambil
sewaktu menginvestasikan uang dan waktu mereka.
Bisnis dalam aktifitasnya memiliki fungsi masing-masing dan memiliki
kedudukan. Sebuah perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa peduli dengan
lingkungannya (Paulus Sukardi, Evi Thelia sari : 2007 : 3). Sebuah iklim bisnis
yang baik adalah bisnis yang dapat meningkatkan kualitas hidup lingkungannya.
Semua perusahaan pada umunya sangat tergantung dengan lingkungan.
lingkungan adalah konsumen dari perusahaan tersebut dan perusahaan harus
mengetahui apa yang dibutuhkan lingkungan atau konsumen.

B. EVOLUSI BISNIS DI AMERIKA SERIKAT

1. Sistem Pabrik Dan Revolusi Industri


Revolusi industri di pertengahan abad ke-18 membuat revolusi manufaktur
menaglami perubahan dramatis akibat adanya kemajuan tekonologi dan
perkembangan sistem pabrik. Sistem pabrik mengurangi kebutuhan peralatan dan
memungkinkan perusahaan-perusahaan membeli bahan baku dengan harga lebih
murah melalui pembelian jumlah besar untuk produksi massal. Sistem pabrik juga
mendorong spesialisasi tenaga kerja. Produksi massal menggantikan sistem
dimana orang-orang yang sangat terampil melakukan semua tugas yang berbeda-
beda untuk membuat satu jenis barang.
2. Laissez-fair dan Era kewirausahaan
Sejumlah masalah terjadi ketika abad ke-19 akan tetapi sistem amerika
serikat mulai membawa bisnis domestik lepas dari pasar-pasar modal di eropa.
Pada abad tersebut banyak pengusah yang muncul karena Amerika Serikat
menekankan falsafah laissez fair, sebuah prinsip dimana pemerintah seharusnya
tidak campur tangan dalam perekonomian. Prinsip laissez fair menciptakan
perusahaan besar seperti U.S Steel, Alumunium Company Of Amerika (AlCOA),
Standart Oil, dan lain sebagainya.
Besarnya perusahaan-perusahaan mempersulit para pesaing memasuki
pasar-pasar mereka.kontrol pasar secara total menjadi semboyan di berbagai
industri, dengan banyaknya perusahaan besar yang lebih memilih bergabung dari
pada bersaing. Pengaturan harga dan bentuk-bentuk manipulasi pasar lain menjadi
praktek bisnis yang umum. Berbagai kritik dilancarkan sebagai reaksi melawan
praktek usaha yang tidak etis dengan cara memberlakukan tindakan korektif dan
akhirnya penerapan undang-undang antitrust (antitrust lawas) dan penghentian
praktek-praktek monopoli. Secara khusus, masyarakat menuntut akuntabilitas
yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan untuk dapat berperilaku dalam cara-
cara yang tidak melanggar pihak lain.
3. Era Produks
Era produksi ini mulai pada tahun 1913 ketika henry ford
memperkenalkan lini prakitan bergerak. Fokus ford terletak pada efisiensi
manufaktur dengan mengadopsi tempat kerja yang tetap, meningkatkan spesialis
tugas, menggunakan konsep scientific menagement, dan mengalihkan pekerjaan
kepada pekerja. Ford secara dramastis meningkatkan produktivitas dan
menurunkan harga. Akibatnya, Ford membuat harga mobil terjangkau untuk
banyak orang. Era produksi menjadi solusi bangkitnya serikat pekerja dan
pembentukan tawar menawar kolektif. Selain itu masa depresi tahun 1930-an dan
perang dunia II mendorong pemerintah untuk campur tangan dalam sistem
perekonomian.
4. Era Pemasaran
Tahun 1950-an dan 1960-an berkembang filosofi bisnis baru yaitu konsep
pemasaran. Sebelumnya, bisnis pada dasarnya berorientasi pada prooduksi dan
penjualan. bisnis-bisnis cenderung memproduksi apa yang diproduksi bisnis lain,
apa yang mereka pikir diinginkan oleh pelanggan. Akan tetapi menurut konsep
pemasaran bisnis bermula dari pelanggan. Produsen barang atau jasa akan mulai
dengan menetapkan apa yang pelanggan inginkan dan kemudian
menyediakan.perusahaan-perusahaan itu membebaskan para konsumennya untuk
memilih sesuai kebutuhan mereka dengan menawarkan serangkaian produk untuk
suatu pasar.
5. Era Global
Tahun 1980-an menjadi saksi kelanjutan kemajuan teknologi produksi,
komputer, sistem informasi dan kemampuan alat komunikasi. Pada masa itu
ekonomi global menjadi nyata. Diseluruh dunia orang-orang mengendarai mobil
Toyota, Ford,minum Pepsi, memakai Jeans Levis, menggunakan Microsoft, dan
menonton film produksi disney.
Globalisasi adalah fakta kehidupan bagi kebanyakan bisnis dewasa ini.
Komunikasi dan transportasi yang semakin membaik, semakin efisiensinya
metode-metode untuk pembiayaan, produksi, distribusi, serta pemasaran produk
dan jasa.
6. Era Informasi
Era informasi dipicu oleh maraknya pengguna internet. Pengguna internet
di Amerika Utara tumbuh dari sekitar 100 pengguna per 1000 orang pada tahun
1995 menjadi 750 pengguna per 1000 orang pada tahun 2005. Akan tetapi tingkat
pertumbuhan pengguna internet eropa meningkat lebih cepat, dan bahkan di Asia
Pasifik peningkatan lebih signifikan. Perkembangan internet memberikan
peningkatan dramatis di semua sektor perekonomian, terutama sektor jasa.
Internet secara khusus mempermudah perdagangan jasa yang berskala
internasional.

C. PEREKONOMIAN SISTEM PASAR

Memahami system perekonomian Amerika Serikat yang rumit merupakan


hal penting dalam memahami lingkungan dimana bisnis Amerika Serikat
beroperasi. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam
harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya dan dalam harga
yang dibayarkan oleh perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku (Jef
Madura;2011;136).
1. Permintaan dan penawaran dalam perekonomian pasar.
Perekonomian pasar terdiri dari banyak pasar yang berbeda. Setiap input
didalam pasar yang digunakan oleh bisnis dan setiap barang atau jasa yang
diciptakan oleh bisnis masing-masing memiliki pasar tersendiri. Di dalam masing-
masing pasar tersebut, bisnis memutuskan apa yang harus dibuat, berapa banyak,
dan berapa harga yang ditetapkan. Demikian pula dengan pelanggan yang
memutuskan apa saja yang dibeli, dan berapa mereka rela membayar.
2. Hukum permintaan dan penawaran.
Di dalam semua level perekonomian, keputusan tentang apa yang di beli
dan di jual ditentukan terutama oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Permintaan Adalah kemauan dan kemampuan pembeli untuk membeli produk
(barang atau jasa) tertentu. Hukum permintaan: Pembeli akan membeli
(permintaan) lebih banyak produk ketika harganya turun dan membeli lebih
sedikit ketika harganya meningkat.
Penawaran Adalah kemauan dan kemampuan produsen untuk menawarkan
barang atau jasa tertentu untuk dijual. Hukum penawaran:Produsen akan
menawarkan (penawaran) lebih banyak produk untuk dijual ketika harganya
meningkat dan lebih lebih sedikit ketika harganya turun.
3. Mekanisme permintaan dan penawaran.
Mekanisme permintaan dan penawaran diperoleh dari riset pemasaran,
data historis, dan studi penelitian mengenai pasar lainnya. Apabila diaplikasikan
sebagaimana mestinya, mekanisme pasar tersebut membantu kita memahami
hubungan antara level permintaan dan penawaran pada level harga yang berbeda-
beda.
4. Kurva permintaan dan penawaran.
Kurva permintaan (Demand Schedule) menunjukan berapa banyak produk
yang akan diminta (dibeli) pada harga yang berbeda-beda. Kurva permintaan
diberi tanda D1 menunjukan bahwa ketika harga menurun kuantitas yang diminta
meningkat (Jef Madura;2011;137).
Kurva penawaran (supply scedule) menunjukan berapa banyak produk
yang akan ditawarkan (dijual) pada harga yang berbeda-beda. Kurva penawaran
diberi tanda S1 menunjukan ketika harga meningkat, kuantitas dari barang yang
ditawarkan juga meningkat (Jef Madura;2011;138).
Ketika kurva permintaan dan penawaran diplotkan kedalam satu grafik
yang sama, nilai dimana mereka berpotongan merupakan harga pasar atau harga
equilibrium (equilibrium price).Harga pasar atau harga ekulibrium adalah, harga
dimana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.

D. PERUSAHAAN SWASTA DAN PERSAINGAN DI PEREKONOMIAN


PASAR

Sistem perusahaan swasta adalah system yang memungkinkan para


individu untuk mengejar kepentingan mereka sendiri dengan batasan minimal dari
pemerintah. Perusahaan swasta mmenuntut adanya empat unsur, antara lain:
1. Hak property pribadi
Hak kepemilikan atas sumber daya yang digunakan untuk menciptakan
kekayaan berada ditangan individu.
2. Kebebasan memilih
Kebebasan untuk menjual/mempekerjakan tenaga kerja, dan bebas untuk
memilih/menjual produk.
3. Laba
Iming-iming laba akan mendorong beberapa orang untuk mengambil
risiko melakukan wirausaha. Laba yang diantisipasi juga berpengaruh kuat pada
pilihan individu atas barang dan jasa yang akan mereka produksi (Gugup
Kismono;2012;312).
4. Persaingan
Persaingan memotivasi mereka untuk menjalankan perusahaan secara
efisien. Persaingan terjadi ketika dua perusahaan atau lebih berlomba
mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang sama. Untuk memproduksi barang
yang efisien dan menjualnya dengan harga yang dapat mendatangkan laba,
perusahaan harus meyakinkan pelanggan, bahwa produk yang mereka hasilkan
lebih baik atau lebih murah daripada pesaing (Jef Madura;2011;144).
Oleh karena itu, persaingan mendorong para perusahaan untuk membuat
produk yang lebih baik atau lebih murah. Dalam system perusahaan bebas, tidak
semua industry sama persaingannya. Terdapat empat tingkat persaingan, yaitu:
a. Persaingan Sempurna
Agar persaingan sempurna dapat tercipta, ada dua kondisi yang harus
dipenuhi:
- Semua perusahaan dalam suatu industry harus berskala kecil
- Jumlah perusahaan dalam industry tersebut harus banyak.
Dalam kondisi tersebut, tidak aka nada perusahaan yang cukup kuat untuk
mempengaruhi harga. Kondisi ini juga mencerminkan empat prinsip:
- Produk-produk yang ditawarkan setiap perusahaan mirip.
- Baik penjual maupun pembeli mengetahui harga-harga yang
dibayarkan dan diterima pihak lain dipasar.
- Setiap perusahaan mudah masuk atau meninggalkan pasar.
- Harga-harga yang ditentukan oleh penawar sepenuhnya, dan diterima
baik oleh pembeli maupun penjual.
Contoh persaingan sempurna di Amerika Serikat antara lain
pertanian gandum.
b. Persaingan Monopolistik
Dalam persaingan ini terdapat lebih sedikit penjual jika dibandingkan
dengan pasar di persaingan sempurna. Para penjual berusaha membuat produk
mereka terlihat sedikit berbeda dari para pesaing. Strategi ini mencakup
pembangunan merk, perancangan fashion, dan iklan.
Perusahaan yang bersaing secara monopolistic cenderung mudah
memasuki dan meninggalkan pasar. Differensiasi (pembedaan) produk juga
memberikan tambahan kesempatan bagi para penjual untuk mengendalikan harga-
harga yang mereka tetapkan.
c. Persaingan Oligopoli
Persaingan ini terjadi apabila sebuah industry hanya memiliki sedikit
penjual. Masuknya pesaing baru cenderung menjadi sulit karena diperlukannya
investasi yang besar. Konsekuensinya, industry oligopoly cenderung statis.
Masing-masing oligopolies memiliki kendali yang lebih besar terhadap
strategi mereka sendiri daripada perusahaan-perusahaan yang bersaing secara
monopolistic. Namun tindakan perusahaan dapat mempengaruhi penjualan
perusahaan lain di industry itu.
d. Persaingan Monopoli
Persaingan ini terjadi ketika industry atau pasar tertentu hanya memiliki
satu produsen yang dapat menetapkan harga. Pemasok tunggal menikmati kendali
penuh atas harga produknya. Hambatan satu-satunya ada pada menurunnya
permintaan pelanggan akibat meningkatnya harga.
Di Amerika Serikat terdapat UU yang mengatur tentang harga yang
ditetapkan oleh perusahaan yang memiliki karakteristik monopoli alami.
Monopoli alami merupakan industry dimana satu perusahaan dapat menyediakan
semua barang atau jasa yang dibutuhkan dengan cara yang paling efisien.
BAB 2
MEMAHAMI LINGKUNGAN BISNIS

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN BISNIS

Lingkungan (environment) dapat diartikan keseluruhan unsur-unsur yang


dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu keadaan dan
kegiatan tertentu. Lingkungan terdiri dari unsur fisik dan nonfisik. Di dalam dunia
bisnis, unsur fisik misalnya teknologi, kondisi alam dan pemasok sedangkan unsur
non fisik dapat berupa adat istiadat masyarakat, kondisi ekonomi dan norma.
Bisnis (business) terdiri atas seluruh aktifitas dan usaha untuk mencari
keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem
perekonomian. Inti dari setiap usaha bisnis adalah adanya pertukaran antara
pembeli dan penjual.
Dari kedua definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian
Lingkungan Bisnis adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara
langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen organisasi atau aktifitas
usaha.

B. PEMBAGIAN LINGKUNGAN BISNIS

Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan


lingkungan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas faktor-faktor yang
mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi, sedangkan lingkungan
internal meliputi faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh
terhadap manajemen organisasi.
Lingkungan eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan
atas lingkungan umum dan lingkungan khusus (juga disebut lingkungan tugas)
yang meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, pembuat peraturan, dan serikat
pekerja. Sementara itu lingkungan internal meliputi faktor-faktor visi misi, budaya
perusahaan, gaya manajemen, kebijakan organisasi, karyawan, hubungan antar
divisi,dan organisasi informal.
C. HUBUNGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL
DENGAN ORGANISASI

Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya


dan konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung
organisasi dapat membawa dampak terhadap operasi dan kinerja organisasi.
Hubungan yang baik dengan para pemasok akan lebih menjamin kelancaran
masuknya sumber daya yang dibutuhkan dan pelanggan yang merasa puas akan
mendukung permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.
Lingkungan internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan
dalam proses yang meliputi ketiga subsistem yang ada di dalam sistem organisasi,
yaitu masukan (input), transformasi, dan keluaran (output).

D. LINGKUNGAN UMUM

Lingkungan umum terdiri dari kondisi-kondisi latar belakang dalam


lingkungan eksternal yang dapat berpengaruh besar terhadap kegiatan operasional
dari sebuah organisasi. Lingkungan ini meliputi:
a. Kondisi Ekonomi
Yaitu kondisi umum dari perekonomian yang berkaitan dengan suku
bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan perkapita, produk
domestik bruto, kebijakan moneter dan fiskal, sistem perpajakan, penduduk,
pengangguran, tingkat upah dan indikator ekonomi lainnya yang berkaitan.
b. Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi umum dari nilai-nilai social yang berlaku mengenai hak asasi
manusia, adat-istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, bahasa,
agama, selera, aspirasi, trend pendidikan dan lembaga sosial terkait.
c. Kondisi Hukum Politik
Yaitu Ideologi politik, partai dan organisasi politik, bentuk pemerintah,
hukum, undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi transaksi
bisnis, perjanjian dengan Negara lain, hak paten dan merek dagang.
d. Kondisi Teknologis
Yaitu kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya teknologi di
dalam lingkungan, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan.
e. Kondisi Lingkungan Alam
Merupakan kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik.
Perbedaan dalam faktor-faktor yang berkaitan tersebut akan sangat terasa bagi
organisasi yang beroperasi international. Kondisi dalam lingkungan umum
tersebut banyak berbeda dalam satu Negara dengan Negara-negara lainnya. Para
manajer yang berhasil dari organisasi yang beroperasi international dapat
memahami berbagai perbedaan ini dan membantu organisasi dalam membuat
penyesuaian operasional yang diperlukan.

E. LINGKUNGAN KHUSUS

Lingkungan khusus terdiri atas organisasi, kelompok, perorangan yang


aktual dengan siapa sebuah organisasi harus berinteraksi agar dapat beroperasi
dan berkembang. Seingkali disebut juga lingkungan tugas, lingkungan ini berbeda
untuk setiap organisasi, tergantung situasi dan domain operasi yang unik dari
organisasi. Elemen-elemen penting dalam lingkungan khusus dari sebuah
organisasi meliputi:
a. Pelanggan
Yaitu kelompok individu dan organisasi konsumen atau nasabah tertentu
yang membeli barang dari organisasi dan atau menggunakan jasanya.
b. Pemasok
Pemberi sumberdaya manusia, informasi dan keuangan serta bahan
mentah tertentu yag dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi.
c. Pesaing
Organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau
serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama.
d. Pembuat Peraturan
Badan atau perwakilan pemerintah pada tingkat lokal, daerah dan pusat
sebagai penegsk hokum dan perturan yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasional organisasi.
e. Serikat Pekerja
Yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan
aspirasi para anggotanya.

F. LINGKUNGAN INTERNAL

Merupakan faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh


terhadap manajemen operasi. Adapun pengaruh dari lingkungan internal terhadap
organisasi secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Visi-misi
Visi diartikan sebagai gambaran kondisi atau potret dimasa depan
(berjangka panjang) yang akan dituju oleh sebuah organisasi. Sementara itu misi
adalah pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan mengapa
sebuah organisasi eksis. Setiap tingkatan manajemen harus memahami
sepenuhnya apa yang menjadi visi dan misi organisasi.
b. Budaya Perusahaan
Budaya adalah sistem dari kebersamaan nilai, kepercayaan, dan kebiasaan
di dalam sebuah organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang
menghasilkan norma perilaku dalam organisasi. Ia merupakan iklim sosial dan
psikologis dari sebuah perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang
tertutup atau terbuka. Dalam budaya tertutup keutusan cenderung dibuat oleh
tingkatan yang lebih tinggi dalam menajemen. Manajer kurang begitu percaya
pada bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan karyawan
tak terdorong untuk kreatif atau terlibat dalam pemecahan masalah. Sebaliknya,
dalam budaya terbuka keputusan dibuat pada tingkatan manajemen yang lebih
rendah, kepercayaan terhadap bawahan atau karyawan cukup besar dan karyawan
didorong agar keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan masalah.
c. Gaya manajemen
Sikap dan preferensi atasan mempengaruhi bagaimana sebuah tugas
dilaksanakan. Masalah didapat jika gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi
berbeda dengan manajer tingkat bawah. Secara umum, manajer tingkat bawah
harus menyesuaikan diri dengan gaya dari atasan.
d. Kebijakan
Kebijakan menetapkan batasan sebagai batasan sebagai arahan dalam
membuat keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus
selaras dengan dengan kebijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan
seringkali dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dalam praktik misalnya
mengenai kapan dan bagaimana kinerja dinilai.
e. Karyawan
Karyawan berbeda-beda satu sama lain dalam berbagai hal seperti
kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian. Akibatnya, perilaku seorang
manajer yang efektif dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan
karyawan lain. Pada kasus yang ekstrem karyawan mungkin berbeda satu sama
lain sehingga hampir tak mungkin dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa
efektif, manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun
kelompok.
f. Organisasi informal
Anggota organisasi akan menjumpai dua jenis organisasi di dalam
perusahaan, yaitu formal dan tidak formal (informal). Organisasi formal
ditunjukkan oleh bagan struktur organisasi dan uraian jabatan. Organisasi informal
adalah hubungan yang berkembang dan pola interaksi manusia di dalam
organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi. Organisasi informal dapat
berdampak positif atau negative terhadap jalannya kegiatan perusahaan.
g. Hubungan antar unit
Manajer harus memahami benar hubungan antar divisi atau departemen
yang ada dan harus memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Jika
pekerjaan sebuah divisi tergatung pada divisi lain dalam arus kerja, maka manajer
harus memahami bahwa kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan
jika pekerjaan harus diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin
ditingkatkan.

G. LINGKUNGAN DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF


Menurut Schermerhorn (1996), perhatian pihak manajemen dalam
menangani lingkungan eksternal yang kompleks dan terus menerus berubah
semakin dipusatkan pada konsep keuggulan daya saing. Keunggulan daya saing
diartikan sebagai kelebihan tertentu yang memungkinkan sebuah organisasi dapat
menangani kekuatan-kekuatan pasar dan lingkungan secara lebih baik daripada
para pesaingnya.
a. Perekonomian
Tidak ada satu organisasi pun yang kebal terhadap pengaruh dari faktor-
faktor ekonomi. Lebih-lebih pada dewasa ini, persaingan untuk memburu
konsumen dan mendapatkan sumberdaya yang langka semakin keras dan tanpa
ampun. Para manajer harus mengarahkan perusahaan untuk bersaing dan
memenangkannya, baik pada saat ekonomi sedang mengalami resesi maupun
ketika ekonomi mengalami pertumbuhan.
Oleh karena itu para manajer masa kini harus paham dan mengikuti serta
responsive terhadap perkembangan perekonomian dunia. Para pemimpin
korporasi kini paham benar bahwa keunggulan bersaing harus diraih dengan
pemahaman sepenuhnya, baik terhadap permasalahan maupun peluang dari
dimensi internasional dalam manajemen.
b. Isu sosial budaya
Setiap manajer yang berbicara mengenai keunggulan daya saing harus
mengakui perihal pentingnya orang. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan
usaha dalam menggunakan sumber daya organisasi yang akan menentukan
tingkatan tertinggi dalam pencapaian kinerja. Manajer yang baik paham bahwa
pekerja yag berbakat dan rajin merupakan hal sangat penting untuk keunggulan
daya saing jangka panjang. Seorang manajer juga harus membuat keputusan yang
baik ketika merekrut dan menyeleksi pekerja dari sumber tenaga kerja, baik dari
eksternal maupun internal.
c. Aspek hukum-politik
Segala upaya yang dilakukan manajer guna mengejar keunggulan daya
saing harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan harapan masyarakat,
yaitu tetap menjunjung etika dan tanggung jawab sosial, serta berada dalam
kerangka hukum dan peraturan pemerintah yang mendukung harapan tersebut.
Manajer juga dituntut untuk mengetahui berbagai peraturan perundang-
undangan ditingkat kabupaten, provinsi dan nasional termasuk badan-badan
pemerintah terkait. Organisasi yang beroperasi secara internasional akan
menghadapi komplikasi yang lebih besar karena hukum dan peraturan yang
berlaku berbeda-beda dari satu Negara dengan Negara lain.
d. Aspek teknologi
Kini, kita hidup dan bekerja dalam abad teknologi informasi. Terlebih bagi
para manajer, penggunaan teknologi dan informasi merupakan tema kunci
keseharian. Komputer dan teknologi informasi terus memperluas pengaruhnya
pada proses manufacturing dan pelayanan. Orang lain bahwa keunggulan daya
saing melalui teknologi akan menjadi kunci pendorong bagi organisasi pada
beberapa tahun mendatang.
Harus diakui bahwa kemajuan teknologi yang pesat akan membawa
berbagai perubahan yang berlanjut pada masyarakat luas. Sebagai manajer,
karyawan dan konsumen kita harus berupaya untuk terus mengikuti dan
memahami setiap langkah perkembangan dan perubahan yang terjadi.
e. Lingkungan alam
Isu-isu mengenai lingkungan menduduki peringkat kedua tertinggi pada
prioritas sosial sesudah pendidikan. Hasil survei menunjukan bahwa dunia usaha
harus mengambil peranan aktif dalam membantu memecahkan permasalahan
lingkungan yang kini di hadapi masyarakat dunia. Para pemimpin bisnis dan
pemerintah yang berwawasan progresive mengakui bahwa sejumlah besar industri
di dunia mengandalkan sumber daya alam untuk basis produk yang dihasilkannya.
Mereka mengerti besarnya potensi untuk pemasaran hijau yang melibatkan
penjualan produk-produk yang ramah lingkungan.
BAB 3
MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN
BERTANGGUNG JAWAB

A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS

Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Secara sederhana yang dimaksud dengan
etika bisnis adalah cara-carauntuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yangberkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada
kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.

B. KEPENTINGAN ETIKA DALAM BISNIS

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini?
Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan
selalu menguntungkan erusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang karena :
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal
2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja
3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif,
misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya
perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang
berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu
semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

C. MEMBANGUN ETIKA BISNIS DAN BISNIS YANG BERETIKA

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk


melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan
kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang
bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang
menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis
sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
serta kelompok yang terkait lainnya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain ialah:
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan
menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan
menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi
pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki
oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu
terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku
bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang
berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan
kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki
akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya,
harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan
menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan
dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan
lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin
tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima
kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan
menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong"
dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan kolusi"
serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling
percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha
lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada
antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan
kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam
dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat
terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika
tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara
ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan
suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
"proteksi" terhadap pengusaha lemah.

D. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS

Saat ini perusahaan dihadapkan pada paradigma yang relatif masih baru di
Indonesia, yaitu paradigma yang melihat antara pihak perusahaan dan masyarakat
bukanlah dua pihak yang berbeda dan bertolak belakang, namun merupakan
bagian yang tak terpisahkan.
Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak ada
perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial,
tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus
mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh
derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung
jawab sosial perusahaan.
Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan
keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan
yang saling timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan selain mengejar
keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk
sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan
menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak
hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial.
Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik
dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui
di Indonesia adalah:
1. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang
telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam
buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh
hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk
partisipasi menjaga lingkungan.
3. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat
yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung,
maupun pakaian khusus lainnya.
4. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan
kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor
penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan
kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
5. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha
kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini
menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan
kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
BAB 4
MEMAHAMI KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN
BISNIS BARU

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS

1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya.
2. Kepemilikan Bisnis
a. Perusahaan Kepemilikan Tunggal
1) Pengertian
Perusahaan kepemilikan tunggal yaitu sebuah bisnis yang dimiliki, dan
biasanya dikelola oleh satu orang. Perusahaan perseorangan lebih mudah didirikan
karena tidak perlu izin usaha, tidak perlu berbadan hukum, dan modalnya tidak
besar.
2) Ciri-ciri perusahaan kepemilikan tunggal:
a. Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan.
b. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.
c. Tidak ada pajak, yang ada adalah retribusi.
d. Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
e. Keuntungan yang kecil terkadang harus mengorbankan penghasilan
yang lebih besar.
f. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup.
g. Sewaktu-waktu dapat dipindahtangankan.
3) Keuntungan perusahaan kepemilikan tunggal :
a. Seluruh laba menjadi miliknya
Bentuk perusahaan kepemilikan tunggal ini memungkinkan pemilik
menerima 100% laba yang di hasilkan perusahaan.
b. Kepuasan pribadi
Prinsip satu pemimpin merupakan alasan yang paling baik untuk
mengambil keputusan dalam pendirian usaha perseorangan. Jika
berhasil insentif yang diterima akan lebih besar sehingga pemilik akan
merasa puas.
c. Kebebasan dan Fleksibilitas
Pemilik usaha perseorangan ini tidak perlu berkonsultasi dengan orang
lain dalam mengambil keputusan. Pemilik juga sebagai pimpinan dapat
mengambil keputusan dengan cepat dalam kesempatan yang pendek.
d. Lebih mudah memperoleh kredit
Tanggung jawabnya tidak terbatas pada modal usaha saja, tetapi juga
kekayaan pribadi dari pemilik, maka resiko kreditnya lebih kecil.
e. Sifat kerahasiaan
Dalam usaha perseorangan ini tidak perlu dibuat laporan keuangan.
Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh
pesaing.
4) Kekurangan perusahaan perseorangan
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Artinya aset pribadi tidak dapat dibedakan dengan aset perusahaan.
Dan juga kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap
seluruh utang perusahaan.
b. Sumber keuangan terbatas
Karena pemilik hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada
kemampuannya.
c. Kesulitan dalam manajemen
Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian
kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang
pimpinan. Ini lebih sulit dibanding oleh beberapa orang.
d. Kelangsungan usaha kurang terjamin
Kematian pemilik, bangkrut, atau sebab lainnya dapat menyebabkan
usaha perseorangan ini berhenti kegiatannya.
e. Kurangnya kesempatan pada karyawan
Karyawan yang bekerja pada usaha perseorangan akan tetap
menduduki posisinya dalam jangka waktu yang relatif lama.
b. Perusahaan Rekanan (Firma)
1) Pengertian Perusahaan Rekanan
Perusahaan rekanan adalah sebuah bentuk bisnis legal dengan dua pemilik
atau lebih. Dalam persekutuan perusahaan rekanan umumnya seluruh sekutu
memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang perusahaan.
Untuk mendirikan perusahaan rekanan terdiri dari dua cara. Pertama
melalui akta resmi dan yang kedua akta dibawah tangan. Jika melalui akta resmi,
maka proses selanjutnya harus sampai di berita Negara. Namun jika memilih akta
di bawah tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-
pihak terlibat.
2) Ciri dan sifat perusahaan rekanan
a. Setiap anggota perusahaan rekanan memiliki hak untuk menjadi
pemimpin
b. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin
anggota yang lainnya.
c. Keanggotaan perusahaan rekanan melekat dan berlaku seumur hidup
d. Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan perusahaan
rekanan
e. Pendiriannya tidak memerlukan akte pendirian
f. Mudah memperoleh kredit usaha.
3) Keuntungan Perusahaan rekanan
a. Untuk mendirikan perusahaan rekanan relatif mudah, tidak
memerlukan persyaratan yang berat. Namun jika dibandingkan dengan
perusahaan perseorangan lebih sedikit berat karena dalam perusahaan
rekanan perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan
perusahaan rekanan.
b. Dalam pendirian perusahaan rekanan tidak terlalu memerlukan akta
formal, karena dapat menggunakan akta dibawah tangan (tidak
formal).
c. Lebih mudah memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih
mempercayainya. Apalagi jika perusahaan rekanan tersebut didirikan
dengan akta resmi dan juga tidak terlalu banyak peraturan permerintah
yang mengatur.
d. Lebih mudah berkembang karena dipegang lebih dari satu orang,
sehingga lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk
kemajuan usaha.
4) Kekurangan Perusahaan rekanan
a. Pemilik perusahaan rekanan memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas atas utang yang dimilikinya.
b. Apabila salah satu pihak pemilik perusahaan rekanan meninggal dunia
atau mengundurkan diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup
perusahaan.
c. Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan
para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan
sehingga dapat mengancam kemajuan usahanya.
d. Kesulitan dalam menghimpun dana untuk jumlah besar, serta
mengikuti tender dalam jumlah tertentu.
c. Persekutuan Komanditer (CV)
Suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha di mana salah satu atau
lebih dari anggotanya bertanggung jawab terbatas.
1. Sekutu Aktif
Adalah Sekutu yang ikut aktif mengelola perusahaan dan bertanggung jawab
penuh atas kelangsungan hidup dan pertumbuhan bisnis itu.
2. Sekutu Pasif
Adalah Sekutu yang hanya menyetor modal saja tanpa ikut mengelola
perusahaan. Dalam master limited partnership (MLP) organisasi menjual
saham kepada investor di pasar public seperti Pasar Saham New York. MLP
sendiri merupakan bentuk kepemilikan yang menjual saham kepada investor
yang menerima laba dan membayar pajak atas pendapatan dari laba.
3. Perusahaan
Perusahaan adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai
entitas yang terpisah dari pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-
hutangnya sendiri (tanggung jawab pemilik terbatas pada besarnya investasi
mereka). Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebagai
berikut :
- Menuntut dan dituntut
- Membeli, menahan, dan menjual properti miliknya
- Membuat dan menjual produk kepada konsumen
- Melakukan kejahatan dan diadili serta dihukum atas kejahatan tersebut
1) Keuntungan Perusahaan
a. Keuntungan terbesar dalam perusahaan adalah Tanggung jawab
terbatas (limited liability), yaitu prinsip legal dimana tanggung jawab
para investor atas hutang-hutang perusahaannya terbatas hanya pada
investasi pribadi mereka di perusahaan.
b. Kontinuitas berdirinya perusahaan.
c. Kontinuitas manajerial oleh management profesional.
d. Pengadaan uang yang tidak terbatas, hal ini tergantung pada sehat
tidaknya tingkat perekonomian perusahaan.
2) Kerugian Perusahaan
a. Karena mudahnya perpindahan kepemilikan saham, hal ini
menyulitkan kehidupan para manajernya.
b. Biaya awal ( start-up cost ). Karena dalam pendiriannya, perusahaan
diatur secara ketat dan harus memenuhi persyaratan legal yang sangat
rumit dari negara bagian tempat akta pendirian perusahaan
dikeluarkan.
c. Kerugian terbesar sebuah perusahaan adalah Pajak Ganda, dimana
pajak dikenakan pada laba pendapatan perusahaan dan laba pendapatan
para investor.

Anda mungkin juga menyukai