Anda di halaman 1dari 4

POTENSI SUMBER DAYA DI LAUT INDONESIA

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut yang
ditaburi 17.504 pulau besar dan kecil serta memiliki panjang garis pantai mencapai
81.000 km dengan wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah daratnya ( 70 %
merupakan wilayah laut). Kenyataan demikian, selayaknya lebih mempertebal
semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia terutama pada generasi muda sebagai
pemegang tongkat estafet kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Posisi Indonesia yang terbentang di kawasan khatulistiwa, diantara dua benua dan dua
samudera secara geopolitik dan geostrategi memiliki peranan dan kedudukan yang
sangat strategis ditinjau dari kepentingan ekonomi negara-negara di kawasan Asia
Tenggara maupun Asia Pasifik. Tetapi belum dimanfatkan secara optimal oleh bangsa
Indonesia. Kalau kita melihat justru negara tetangga Singapura yang telah
memanfaatkan kedudukan yang sangat strategis tersebut. Sebagai contoh
penerbangan Singapure Air adalah terbaik didunia, pelabuhan kontainer tersibuk
dikawasan Asean. Padahal mereka tidak mempunyai sumber alam apapun, tetapi bisa
memanfaatkan sumber daya manusianya untuk menjual jasa. Malaysia telah
membangun dermaga-dermaga bertaraf Internasional untuk menyaingi Singapura di
Selat Malaka yaitu di Port Klang dan Penang dengan memberikan kemudahan dan
keringanan pajak. Dengan demikian, selayaknya pula bangsa Indonesia dapat
seoptimal mungkin memberdayakan segala potensi kekayaan yang terkandung di laut
dan pesisirnya secara tepat dengan tetap memperhatikan faktor keles-tariannya guna
mencapai kesejahteraan bangsa dan negara di masa depan.

Dikaitkan dengan luas wilayah laut dan posisi strategis negara Indonesia, maka
seharusnya kita sadari bahwa potensi maritim yang kita miliki apabila dikelola dengan
baik dan benar akan memberikan harapan yang cerah bagi masa depan bangsa.
Secara garis besar, potensi maritim yang berada di wilayah laut dan pesisir Indonesia
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Sumber Daya Alam (SDA), Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Buatan.

a. Sumber Daya Alam (SDA).

Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang berada di alam lingkungan laut yang
dapat dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan manusia. Sumberdaya alam pesisir dan lautan
yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik jenis maupun potensinya. Potensi
sumberdaya tersebut ada yang dapat diperbaharui (renewable resources) seperti sumberdaya
perikanan (perikanan tangkap, budidaya), mangrove, rumput laut, karang, energi gelombang,
pasang surut, angin dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), serta energi yang tidak
dapat diperbaharui (non renewable resources) seperti sumberdaya minyak dan gas bumi serta
berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa
lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan seperti pariwisata
bahari, industri maritim, jasa angkutan dan sebagainya.
1) Potensi Sumber Daya Perikanan. Dari potensinya, sumber daya perairan dan perikanan
yang kita miliki sangat luas, termasuk yang tersebar di antara sumber daya kewilayahan yang
ada, baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Besarnya potensi sumberdaya
perikanan yang kita miliki diperkirakan sebesar 6,6 juta ton pertahun yang terdiri dari
sumberdaya ikan di perairan Nusantara 4,5 juta ton dan diperairan ZEE sebesar 2,1 juta ton.
Tetapi tingkat pemanfaatannya saat ini baru sekitar 38%. Hal tersebut terkait dengan
kemampuan sumber daya manusia dan teknologi yang terbatas.

2) Terumbu Karang dan Hutan Mangrove.

Terumbu karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai
ikan dan makhluk laut lainnya. Sumberdaya terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat
didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi. Indonesia memiliki
keaneka-ragaman hayati terumbu karang yang paling besar dibandingkan dengan negara-negara
lain di dunia. Ekosistem terumbu karang memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar bagi
masyarakat Indonesia.

Adapun peran dan manfaat terumbu karang adalah sebagai berikut :

a) Sebagai tempat hidup/berkembang biak ikan-ikan yang banyak dibutuhkan


manusia untuk pangan.
b) Sebagai benteng yang melindungi pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh
hantaman gelombang/ombak laut.
c) Sebagai tempat untuk pariwisata bahari.
d) Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.
e) Sumber penghasilan bagi nelayan.
f) Sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.

Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan penting di wilayah


pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
tempat pemijahan dan asuhan berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, penahan amukan
angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya, hutan
mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis yang sangat tinggi, seperti penyedia kayu, obat-
obatan, alat dan teknik penangkapan ikan, pupuk, bahan baku kertas, bahan makanan, minuman,
peralatan rumah tangga, bahan baku tekstil dan kulit, madu, lilin, dan tempat rekreasi.

3) Sumber Daya Energi dan Mineral.

Wilayah laut Indonesia terdapat berbagai jenis sumberdaya energi dan mineral
yang tersebar didarat serta dilaut. Konstribusi sektor energi dan sumber daya mineral
Indonesia terbukti mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional.
Sumber daya minyak dan Gas Bumi diperoleh dari kegiatan lepas pantai di sekitar Laut
Jawa, Laut Natuna, Lepas Pantai Kalimantan Timur dan Selat Malaka. Sampai dengan
tahun 2000 telah dikerjakan lebih dari 2700 sumur bor, tersebar pada kedalaman
berbeda yang beberapa diantaranya berada pada kedalaman dasar laut 150 m dan
sejauh 220 km dari pantai terdekat. Pengeboran minyak lepas pantai memerlukan
teknologi, modal besar dan biaya yang cukup mahal. Kekayaan alam berupa energi
akan menjadi kekayaan bangsa Indonesia sepenuhnya bila menguasai teknologi
perminyakan lepas pantai.

Sumber daya Mineral antara lain :

a) Timah di Riau, Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.


Kegunaannya :
1) kebutuhan pembangunan.
2) timah dicampur dengan besi untuk membuat paku, pipa ledeng, seng, benda
seni ukir, alat kesenian berupa gamelan 3) sebagai bahan campuran pembuatan
mesin kendaraan darat dan pesawat udara.
b) Pasir Laut dan kerikil (Kepulauan Riau), untuk bahan bangunan.
c) Pasir Besi (Cilacap), Pasir Kalsium untuk bahan semen, gelas dan bahan
untuk campuran (proses lainnya).
d) Industri garam terbesar di Indonesia salah satunya ter-dapat di Pulau Madura.
Ironisnya saat ini Indonesia import garam dari Vietnam.

Pemanfaatan sumber daya energi dan mineral haruslah memperhatikan dan


menjaga fungsi lingkungan hidup.

4) Potensi Sektor Wisata Bahari. Kepulauan Indonesia yang membentang dari


Sabang hingga Merauke tentunya memiliki potensi wisata bahari yang tidak sama,
karena sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis masing-masing daerah dan kondisi
lingkungan hidupnya (ekosistem) maupun kondisi social ekonomi dan budaya
masyarakat setempat. Faktor-faktor tersebut ikut menentukan tingkat kualitas potensi
wisata bahari, sehingga di beberapa daerah sangat potensial, sedangkan di daerah
lain dalam kondisi yang tidak potensial. Sejauh ini, andalan pengembangan potensi
wisata bahari di Indonesia, baru pada upaya eksploitasi pemanfaatan keindahan alam
bawah air dan bentang alam pantainya (coastal landscape). Degradasi potensi wisata
bahari di laut dan pesisir selain ditimbulkan oleh dampak kerusakan ekosistemnya
juga oleh pengaruh kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat yang
secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap situasi keamanan
wilayah. Pengembangan wisata bahari di Indonesia yang memiliki nilai devisa
tinggi memerlukan adanya strategi pembangunan di sektor ini secara cermat dan
terarah guna pencapaian optimasi pembangunan nasional kelautan.

b. Sumber Daya Manusia (SDM).

Kunci keberhasilan pembangunan kelautan terletak pada SDM sebagi pelaku.


Sumber Daya Manusia sebagai pelaku kegiatan disektor kelautan antara lain adalah
Pelaut, Nelayan, SDM di Industri dan Jasa Maritim, SDM di Anjungan Lepas Pantai,
Pegawai Perhubungan Laut dan Instansi lain yang terkait dll. Kondisi SDM Indonesia
saat ini dirasakan masih kurang memadai jika dihadapkan kepada peluang yang dapat
diraih dari potensi yang menjanjikan. Oleh karena itu penyiapan SDM menjadi prioritas
utama dalam pembangunan kelautan di masa datang. Dengan berlakunya UU no
22/1999 pada awal tahun 2000 mendatang, maka tuntutan SDM di daerah juga sangat
vital. Penyiapan SDM melalui pem-bangunan pendidikan sangat penting, sehingga
harus dikembangkan berbagai pendidikan kelautan baik yang bersifat aplikasi teknologi
langsung maupun yang bersifat ilmu pengetahuan. Dengan demikian kurikulum
pendidikan nasional mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi harus
disempurnakan dengan porsi kelautan yang memadai dan berbagai program S-1
sampai S-3 kelautan harus diperbanyak. Selain itu pendidikan ketrampilan dan keahlian
yang menuntut spesifikasi tertentu juga harus dikembangkan seperti pendidikan pelaut
yang dapat diakui secara internasional.

Ada beberapa pendidikan formal perguruan tinggi maupun setingkat akademi baik swasta
maupun negeri yang ada di Indonesia yang mempelajari ilmu kelautan 18 Perguruan tinggi
negeri, 23 Perguruan tinggi swasta dan 22 Akademi swasta. :

c. Sumber Daya Buatan (SDB).

Sumber Daya Buatan (SDB) adalah Sumber Daya yang dengan sengaja dibuat Manusia guna
mendukung kegiatan Manusia di lingkungan laut untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber Daya
Buatan dapat dibedakan dalam Sumber Daya Buatan Tetap (tidak bergerak) dan Sumber Daya
Buatan yang bergerak (mobile).

1) Sumber Daya Buatan Tetap (tidak bergerak).

a) Sumber Daya Buatan di lepas pantai, sebagai contoh Anjungan Lepas Pantai.

b) Sumber Daya Buatan di pantai, sebagai contoh Fasilitas Dermaga, Fasilitas Pengelolaan
Ikan seperti gudang dll.

2) Sumber Daya Buatan yang bergerak, sebagai contohnya adalah kapal kontainer, kapal
penumpang kapal tangker, kapal survey dll. Berdasarkan buku Persatuan Pelayaran Niaga
Indonesia hasil rekapitulasi tahun 1999 di Indonesia ada 733 perusahaan pelayaran, yang
memiliki 2.737 unit kapal berbagai jenis dan ukuran ukuran. Akan tetapi yang disayangkan
perusahaan pelayaran ini hanya kantornya saja di Indonesia, kapalnya carter atau milik negara
asing. Kapal yang milik bangsa Indonesia sendiri hanya sekitar 3 % saja. Sehingga devisa yang
dihasilkan dalam pelayaran ini tidak banyak yang kita dapat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Model - Translate Wiwin
    Model - Translate Wiwin
    Dokumen6 halaman
    Model - Translate Wiwin
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Arus
    Arus
    Dokumen14 halaman
    Arus
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Logam Berat
    Logam Berat
    Dokumen6 halaman
    Logam Berat
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Arus Laut
    Arus Laut
    Dokumen38 halaman
    Arus Laut
    Sandro Wellyanto Lubis
    100% (6)
  • Beberapa Jenis Logam Berat
    Beberapa Jenis Logam Berat
    Dokumen3 halaman
    Beberapa Jenis Logam Berat
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pengertian BK
    Pengertian BK
    Dokumen6 halaman
    Pengertian BK
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Logam Berat
    Logam Berat
    Dokumen6 halaman
    Logam Berat
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Mangrove 8
    Mangrove 8
    Dokumen2 halaman
    Mangrove 8
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Mangrove 12
    Mangrove 12
    Dokumen10 halaman
    Mangrove 12
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Mangrove 11
    Mangrove 11
    Dokumen2 halaman
    Mangrove 11
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Mangrove 9
    Mangrove 9
    Dokumen6 halaman
    Mangrove 9
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Reklamasi 7
    Reklamasi 7
    Dokumen2 halaman
    Reklamasi 7
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Mangrove 10
    Mangrove 10
    Dokumen3 halaman
    Mangrove 10
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 6
    Pasut 6
    Dokumen6 halaman
    Pasut 6
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 6
    Pasut 6
    Dokumen6 halaman
    Pasut 6
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 1 Lamun Deskripsi Bioekologis
    1 Lamun Deskripsi Bioekologis
    Dokumen2 halaman
    1 Lamun Deskripsi Bioekologis
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 4
    Pasut 4
    Dokumen15 halaman
    Pasut 4
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 1
    Pasut 1
    Dokumen2 halaman
    Pasut 1
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 5
    Pasut 5
    Dokumen4 halaman
    Pasut 5
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 2
    Pasut 2
    Dokumen5 halaman
    Pasut 2
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • Pasut 3
    Pasut 3
    Dokumen2 halaman
    Pasut 3
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 2 Lamun Fungsi Padang Lamun
    2 Lamun Fungsi Padang Lamun
    Dokumen3 halaman
    2 Lamun Fungsi Padang Lamun
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 9 Strategi Pengelolaan 9
    9 Strategi Pengelolaan 9
    Dokumen4 halaman
    9 Strategi Pengelolaan 9
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 13 Sumberdaya Pesisir Dan Laut 13
    13 Sumberdaya Pesisir Dan Laut 13
    Dokumen8 halaman
    13 Sumberdaya Pesisir Dan Laut 13
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 12 Sumberdaya Alam 12
    12 Sumberdaya Alam 12
    Dokumen6 halaman
    12 Sumberdaya Alam 12
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 10 Urgensi Dan Manfaat 10
    10 Urgensi Dan Manfaat 10
    Dokumen5 halaman
    10 Urgensi Dan Manfaat 10
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 8 Pemanfaatan SD Pesisir 8
    8 Pemanfaatan SD Pesisir 8
    Dokumen4 halaman
    8 Pemanfaatan SD Pesisir 8
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 9 Strategi Pengelolaan 9
    9 Strategi Pengelolaan 9
    Dokumen4 halaman
    9 Strategi Pengelolaan 9
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat
  • 7 Potensi Sumber 7
    7 Potensi Sumber 7
    Dokumen4 halaman
    7 Potensi Sumber 7
    Ronald Hukubun
    Belum ada peringkat