Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan penyusun lapisan tanah
bumi. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh
mahluk hidup melalui makanan, air minum, dan udara. Logam berat berbahaya karena cenderung
terakumulasi di dalam tubuh mahluk hidup. Laju akumulasi logam-logam berat ini di dalam tubuh pada
banyak kasus lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk membuangnya. Akibatnya keberadaannya di
dalam tubuh semakin tinggi, dan dari waktu ke waktu memberikan dampak yang makin merusak.
Beberapa definisi terkait logam berat telah diusulkan oleh para ahli, ada yang mendasarkan
pada densitas, ada yang mendasarkan pada nomor atom atau berat atom, dan definisi yang lain lagi
menggolongkan logam berat ini berdasarkan sifat toxic nya.
Definisi yang umum digunakan saat ini menggolongkan logam berat sebagai golongan logam yang
memiliki densitas melebihi 5,000 kg/m3. Pada dasarnya mahluk hidup juga memerlukan logam berat
dengan jumlah takaran yang bervariasi. Manusia misalnya membutuhkan iron, cobalt, copper,
manganese, molybdenum, dan zinc pada jumlah tertentu. Akan tetapi, pada jumlah berlebih, keberadaan
logam berat tersebut mengakibatkan dampak yang merusak pada organ tubuh.
Saat ini para ahli mulai mengklasifikasikan jenis-jenis logam berat terutama yang perlu
menjadi fokus perhatian paling tinggi untuk dikendalikan keberadaannya di lingkungan. Logam-logam
berat tersebut diantaranya adalah Ag, As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sn, dan Ti.
Beberapa dari logam berat ini , pada takaran jumlah yang sedikit, sebenarnya berguna bagi
mahluk hidup (Co, Cu, Cr, Ni) dan beberapa yang lain bersifat karsinogen (penyebab cancer) atau
beracun/ berefek negatif pada organ-organ tertentu, seperti pada sistem saraf pusat (Hg, Pb, As),
organ ginjal atau liver (Hg, Pb, Cd, Cu), serta kulit, tulang, atau gigi (Ni, Cd, Cu, Cr). Dalam bahasan kali
ini, akan diurai tiga polutan utama logam berat di lingkungan yaitu Lead (Pb), Mercury (Hg) dan
Cadmium (Cd)
Lead , “Timbal”
Pada manusia, timbal dapat mengakibatkan bermacam-macam dampak biology, bergantung
pada tingkatan dan durasi terpaannya. Dampak yang bervariasi terjadi pada rentang dosis yang luas,
dimana janin dan bayi lebih rentan terkena dampak dibanding manusia dewasa.
Terpaan pada tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan dampak keracunan biokimia pada
manusia, yang selanjutnya dapat mengarah pada berbagai problem seperti mengganggu proses
sintesa hemoglobin, menyerang ginjal, saluran pencernaan, persendian, dan sistem reproduksi, serta
menimbulkan kerusakan akut maupun kronis pada sistem saraf.
Keracunan berat karena timbal sudah sangat jarang ditemukan. Akan tetapi, pada tingkatan
konsentrasi medium, ditemukan bukti-bukti yang cukup persuasif, bahwa timbal dapat mengakibatkan
efek-efek sub-klinis, terutama pada perkembangan otak anak. Beberapa studi menduga, untuk tiap
kenaikan konsentrasi timbal dari 10 ke 20/g/dl di dalam darah anak-anak, telah mampu menghilangkan
kemampuan intelegensi anak sampai dengan 2 poin IQ.
Dengan cara apa polusi timbal terjadi?
Pencemaran timbal pada bahan makanan terjadi terutama melalui pengendapan debu yang
mengandung bahan timbal ini dari udara serta hujan yang membawa bahan ini ke tanaman perkebunan
dan lahan pertanian.
Di Indonesia dan negara berkembang lain, tidak semua bahan bakar minyak yang digunakan telah bebas
timbal. Polusi timbal dari asap kendaraan bermotor menjadi penyumbang yang cukup besar.
Mercury
Mercury adalah bahan beracun yang sampai saat ini tidak diketahui fungsi positifnya bagi
metaboilsma biokimia tubuh atau fisiologi mahluk hidup. Mercury secara alami tidak ditemukan
keberadaannya di dalam tubuh mahluk hidup.
Keracunan mercury anorganik pada mahluk hidup (termasuk manusia) diduga menyebabkan
keguguran atau kecacatan janin atau perubahan2 psikologi lainnya. Mono-methyl mercury adalah
penyebab kerusakan pada otak dan susunan saraf pusat, yang mana terpaan pada saat kehamilan atau
sesudah kelahiran dapat menyebabkan keguguran, kecacatan bayi, dan gangguan pertumbuhan pada
anak yang dilahirkan.
Dari mana sumber polusi merkuri ?
Merkuri adalah polutan global dengan sifat fisika dan kimia yang kompleks. Sumber utama
alami merkuri adalah dari pelepasan gas dari tanah, emisi dari gunung berapi, dan penguapan alami
air. Kegiatan penambangan logam-logam secara global juga secara tidak langsung menyumbang emisi
merkuri ke atmosfer. Merkuri digunakan secara luas dalam proses industri dan pada bermacam-
macam produk (spt batery, lampu, dan thermometer). Merkuri juga banyak digunakan dalam dunia
kedokteran gigi sebagai bahan isian amalgam dan juga di bidang farmasi.
Perhatian terhadap keberadaan merkuri di lingkungan hidup meningkat karena merkuri bisa
muncul dalam bentuk dan sifat yang sangat beracun (toxic). Merkuri umumnya berada di atmosfer
dalam bentuk gas yang relatif tidak reaktif. Panjangnya life time (umur) merkuri di atmosfer (lebih dari
1 tahun) menyebabkan polusi merkuri di atmosfer menjadi isu global, melewati batas negara.
Proses biologis alami dapat menyebabkan merkuri ini mengalami perubahan bentuk
menjadi methylated form yang kemudian akan terakumulasi dan terkonsentrasi pada organisma hidup
seperti ikan. Bentuk-bentuk merkuri ini:monomethyl mercuriy dan dimethyl mercury bersifat sangat
beracun (toxic), menjadi penyebab gangguan keracunan pada saraf pusat.
Jalan utama masuknya merkuri ke tubuh manusia adalah melalui rantai makanan, bukan
melalui pernafasan. Sumber utama emisi merkuri adalah dari kegiatan manufaktur chlorine di mercury
cells, produksi logam-logam non-ferrous, pembakaran batu bara dan krematorium.
Cadmium
Cadmium menurunkan sifat beracunnya dari kesamaan sifat kimia nya dengan Zinc yang
merupakan micronutrient yg esensial untuk tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia. Cadmium
bersifat biopersistent dan sekali diserap oleh organisma, akan menetap selama bertahun-tahun (lebih
dari 1 dekade untuk manusia) meskipun sebagian akan juga terbuang melalui sistem pembuangan
mahluk hidup.
Pada manusia, terpaan jangka panjang (long term) berakibat pada disfungsi ginjal. Terpaan
pada tingkat yang tinggi bahkan dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan dihubungkan dengan
kasus-kasus kanker paru-paru, meskipun data-data terkait ini masih sulit diinterpretasikan. Cadmium
juga dapat mengakibatkan kerusakan tulang (osteomalacia, osteoporosis) pada manusia dan binatang.
Selain itu, juga terbukti menyebabkan tekanan darah tinggi dan myocardium pada binatang, meskipun
untuk manusia data-data yang ada belum menunjukkan bukti yang cukup.
Rata-rata manusia diperkirakan kemasukan sekitar 0.15/g cadmium dari udara dan 1/g dari
air. Disamping itu, merokok 1 pack berisi 20 rokok dapat berarti menghirup sekitar 2 – 4/g cadmium.
Dari mana polusi Cadmium terjadi?
Cadmium merupakan produk samping yang tidak bisa dihindari dari proses refinary zinc
karena bahan ini secara alami adalah unsur ikutan di dalam biji mentah Zinc. Akan tetapi, apabila bisa
ditangkap, cadmium ini relatif mudah untuk di-recycle.
Cadmium paling banyak digunakan di dalam battery Ni-Cd (Nickel/ cadmium). Selain itu,
coating berbahan cadmium juga banyak diaplikasikan untuk karena mempunyai kemampuan proteksi
terhadap karat yang baik, terutama di lingkungan dengan tingkat korosi dan stress yang tinggi seperti
pada aplikasi marine dan aerospace, dimana safety dan reliability yang tinggi menjadi tuntutan.
Penggunaan lain dari cadmium adalah sebagai stabiliser untuk PVC, campuran paduan logam (alloys)
dan perangkat elektronik. Cadmium juga terdapat sebagai bahan pengotor (impurities) pada produk-
produk pupuk Phosphate, deterjen, dan refined petroleum.