Anda di halaman 1dari 4

fenomena pasang surut

Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang
memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan
pulau lainnya.
Ketinggian permukaan air laut senantiasa mengalami perubahan, yakni naik (pasang) dan
turun (surut). Pasang surut adalah fenomena naik turunnya permukaan air laut sebagai akibat dari
adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa, seperti gaya gravitasi bulan, gaya gravitasi
matahari, dan sebagainya.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bumi berevolusi dengan mengitari matahari,
sementara bulan berevolusi dengan mengitari bumi. Selain itu, bulan dan bumi juga terus
melakukan rotasi pada porosnya. Dampak dari gerapan tersebut membuat posisi bumi, matahari,
dan bulan selalu berubah-ubah dari hari ke hari. Perubahan posisi inilah yang mempengaruhi
pasang dan surutnya air laut. Fenomena pasang naik dan surut air laut tersebut terjadi karena
adanya gaya gravitasi matahari dan bulan yang mempengaruhi bumi.
Air laut akan mengalami pasang naik jika permukaan bumi sejajar langsung dengan
matahari ataupun bulan. Walaupun jarak yang terbentang antara bumi dan matahari sejauh 375
kali jarak bumi dan bulan, tetapi karena disebabkan massa matahari sekitar 27 juta massa bulan
sehingga pengaruh gaya gravitasi oleh matahari terhadap air laut ini bisa tetap terlihat. Pasang
naik air laut dimulai dari hanya beberapa cm, tetapi ada juga yang mencapai hingga 20 m, yaitu
pasang naik di Kanada. Sementara di Indonesia sendiri, pasang air laut yang paling tinggi adalah
2 hingga 3 m.
Dengan demikian, proses terjadinya pasang surut air laut ini disebabkan karena adanya
peristiwa tarik menarik antar benda-benda di luar angkasa, khususnya yang terjadi antara bulan
dan matahari dengan massa air yang terdapat di bumi. Pada umumnya, pasang surut air laut
memiliki periode antara 12 hingga 24 jam. Pasang surut air laut ini juga merupakan hasil dari
efek sentrifugal dan gaya tarik gravitasi.
Dari fenomena pasang surut yang terjadi, tentunya akan menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif. Dampak posotif terjadinya pasang surut, antara lain:
Merupakan batas pertumbuhan hutan mangrove.
Dapat menjaga kualitas perairan estuaria.
Transport ikan dan larva kolam / tambak.
Daerah penangkapan ikan (tidal trap).
Pelayaran / pelabuhan.
Sumber energi.
Proyek persawahjan pasang surut.
Sedangkan dampak negatif terjadinya pasang surut, antara lain:
Dapat menyebabkan terjadinya banjir di daerah pantai.
Peninggian air secara tiba-tiba.
Menurut klasifikasinya, pasang surut dapat dikelompokkan menjadi empat tipe,
diantaranya sebagai berikut:
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide), yaitu bila dalam sehari terjadi satu kali pasang dan
satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar khatulistiwa. Periode pasang surut adalah 24 jam
50 menit.

2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide), yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.

3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide Prevailing Diurnal), merupakan
pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi terkadang dengan dua
kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevailing Semi Diurnal), merupakan
pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu
kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda.

Sebagai gambaran tentang tipe-tipe pasang surut air laut, berikut grafik pengamatan
harian dalam 30 hari pasang surut air laut dari berbagai tempat:

Contoh pergerakan pasang surut diurnal dan mixed tides prevailing diurnal
Contoh pergerakan pasang surut semi diurnal dan mixed tides prevailing semi diurnal
Menurut teori lama, naik turunnya permukaan laut (sea level) yang teratur disebabkan
oleh gravitasi benda-benda langit, terutama bulan dan matahari. Posisi benda-benda langit
tersebut selalu berubah secara teratur terhadap bumi sehingga besarnya kisaran pasang surut juga
berubah secara teratur mengikuti perubahan tersebut. Namun, tampaknya teori ini belum mampu
menjawab pertanyaan tentang Faktor yang berpengaruh terhadap dinamika pasang surut secara
komprehensif karena kenyataan yang ada sering tidak sesuai dengan teori ini.
Dengan alasan inilah kemudian muncul teori baru yang melengkapi teori lama. Teori baru
menyatakan bahwa yang mempengaruhi dinamika pasang surut air laut selain gravitasi bulan
dan matahari adalah keadaan laut secara lokal, yang meliputi kedalaman, luas, dan gesekan laut.
Teori baru ini juga menyertakan rotasi bumi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap dinamika
pasang surut air laut.

Anda mungkin juga menyukai