PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam
pembangunan suatu bangsa. Salah satu upaya yang diharapkan mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan mutu sumber daya manusia adalah peningkatan
status gizi masyarakat. Pada saat ini keadaan kesehatan dan status gizi masyarakat
menjadi suatu tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan umumnya dan tenaga
gizi khususnya dengan didukung kerja sama lintas sektor termasuk peran serta
dari masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini tersebut kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan dan gizi adalah kelompok balita, salah satu masalah gizi utama yang
banyak dijumpai yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP). Upaya pemulihan dari
keadaan ini adalah adanya kerja sama yang baik dari pihak tim kesehatan dengan
keluarga, dalam hal ini terutama peran seorang ibu sebagai pelaku utama dalam
pengasuhan seorang anak. Tingkat pengetahuan kesehatan terutama di bidang gizi
dan ketelatenan serta keterampilan ibu balita dalam pemberian intake makanan
mempunyai pengaruh terhadap keadaan kesehatan dan status gizinya.
Agar penanggulangan KEP di tingkat keluarga dapat mencapai hasil yang
optimal, maka diperlukan suatu kegiatan misalnya berupa kegiatan intervensi gizi
atau disebut Mitra Gizi (pendampingan gizi). Dalam kegiatan tersebut keluarga
Mitra Gizi diberikan pengetahuan tentang gizi dan diharapkan keluarga tersebut
dapat mengubah perilakunya yaitu lebih memperhatikan gizi keluarga terutama
anak balitanya.
1
keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah. Kegiatan mitra gizi yang dilakukan
meliputi : pemotretan potensi keluarga berupa pengeluaran biaya untuk makan
keluarga setiap hari, potensi pekarangan rumah, aset keluarga dan lain-lain. Selain
itu juga advokasi dengan memanfaatkan uang belanja, pekarangan rumah (bila
ada) dan latihan perawatan anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami cara pengumpulan, pengolahan serta
besarnya masalah gizi dan juga perencanaan suatu manajemen intervensi gizi
khususnya di lingkungan suatu keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menjalankan kegiatan mitra gizi di Desa Gunting Kecamatan
Sukorejo Kabupaten Pasuruan, mahasiswa mampu:
1. Mengetahui keadaan dan letak geografis rumah keluarga mitra gizi.
2. Mengetahui aset yang dimiliki oleh keluarga mitra gizi.
3. Mengetahui pendapatan keluarga mitra gizi.
4. Mengetahui biaya pengeluaran keluarga mitra gizi.
5. Mengetahui kondisi lingkungan rumah keluarga mitra gizi.
6. Mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dalam keluarga mitra gizi.
7. Mengetahui gambaran pola makan anak dan ibu balita sebelum dan sesudah
pendampingan.
8. Mengetahui gambaran pola asuh anak sebelum dan sesudah pendampingan.
9. Menganalisis kandungan zat gizi terhadap RDA sebelum dan sesudah
pendampingan.
10. Menganalisis status gizi hasil antropometri (Z-Score) Balita sebelum dan
sesudah pendampingan.
11. Melakukan Intervensi gizi terhadap keluarga mitra gizi.
2
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan terhadap mitra gizi dilakukan di rumah
keluarga Bapak M. Samsul Arifin di Duku Kejobo Kidul RW VII Kelurahan
Blandongan Kecamatan Bugul Kota Pasuruan mulai tanggal 12 24 mei 2014.
3
No Nama Umur JK Status Keluarga Pendidikan Pekerjaan
1 Kepala Keluarga SD Buruh Tani
2 Istri SD Buruh Tani
3 Anak Murid SMA -
4 M. Samsul 27 L Menantu/Ayah SD Buruh Mebel
Arifin tahun M. Agis
5 Mamulatul 25 P Anak/Ibu M. Agis SD Ibu Rumah
Ilmiah tahun Tangga
6 M. Agis 46 L Anak - -
Danuarta Bulan
7 Airil Aria 12 L Anak
Riski Bulan
4
2.4 Cara Pengumpulan data
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2 Cara Pengumpulan Data
5
7. Form recall
8. Form kuesioner Ibu dan Balita
9. Tabel AKG
10. Sofware WHO Antro 2005
11. Software Nutrisurvey
1. Paket bantuan bahan makanan berupa :
Susu Formula
Minyak goreng kemasan
Margarine
Mie
Biskuit
Intervensi
Gula Pasir
2. Kompor
3. Peralatan masak
4. Peralatan makan
5. Bahan makanan (contoh: sayuran, ikan,
telur, buah, dll)
6
c) Pendapatan Keluarga
Kunjungan juga dilakukan untuk menggali informasi mengenai
pendapatan keluarga mitra gizi dengan menggunakan metode wawancara.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan ekonomi keluarga tersebut,
selanjutnya disimpulkan apakah keluarga tersebut termasuk keluarga yang
mampu atau kurang mampu dalam segi ekonomi. Data hasil wawancara
tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif dan tabel.
d) Biaya Pengeluaran
Kunjungan dilakukan untuk menggali informasi mengenai biaya
pengeluaran keluarga mitra gizi, baik pengeluaran pangan maupun non
pangan dengan menggunakan metode wawamcara. Data hasil wawancara
tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
e) Kondisi Lingkungan Rumah
Kunjungan dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan rumah
balita mitra gizi, dengan melakukan pengamatan. Data hasil pengamatan
tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
f) Potensi yang dapat dikembangkan
Pengamatan saat kunjungan dilakukan untuk mengetahui potensi
yang dapat dikembangkan oleh keluarga balita mitra gizi sebagai salah
satu upaya dalam menambah penghasilan keluarga dan memanfaatkan aset
yang dimiliki sebagai salah satu upaya meningkatkan status gizi keluarga.
Data hasil pengamatan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
g) Gambaran Pola Makan Anak Balita Sebelum Pendampingan
Gambaran pola makan anak sebelum pendampingan dapat
diketahui dengan pengamatan serta wawancara dengan keluarga balita
mitra gizi saat melakukan pengamatan di rumah balita mitra gizi. Hasil
dari pengamatan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
h) Gambaran Pola Asuh Anak Balita Sebelum Pendampingan
Gambaran pola asuh anak sebelum pendampingan dapat diketahui
melalui pengamatan serta wawancara dengan anggota keluaga mitra gizi
yang lain pada saat kunjungan. Hasil pengamatan dan wawancara
disajikan dalam bentuk deskriptif.
7
i) Analisa Kandungan Zat gizi terhadap AKG Sebelum Pendampingan
Pada saat kunjungan dilakukan pengukuran tingkat konsumsi
dengan menggunakan metode recall 24 jam. Hasil recall diolah
menggunakan software nutrisurvey, kemudian hasilnya di bandingkan
dengan AKG/RDA untuk mengetahui tingkat konsumsi ibu dan balita.
Hasil dari analisa tersebut disajikan dalam bentuk deskriftif dan tabel.
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok rumah tangga atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman
Petugas Gizi Puskesmas, Depkes, R.I.(1990), klasifikasi tingkat konsumsi
dibagi menjadi empat dengan Cut Of Point masing masing sebagai
berikut:
Baik : 100% AKG
Sedang : 80 99% AKG
Kurang : 70 79% AKG
Defisit : < 70% AKG
j) Analisa Status Gizi berdasarkan Antropometri Sebelum Pendampingan
Saat kunjungan ke rumah keluarga mitra gizi dilakukan
pengukuran antropometri antara lain mengukur berat badan, tinggi badan,
dan LILA ibu dan balita mitra gizi. Hasil pengukuran pada ibu balita
kemudian dianalilsis dengan melihat batasan berat badan normal orang
dewasa yang ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Indeks (BMI), di
Indonesia menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). Penggunaan IMT hanya
berlaku pada orang dewasa berumur di atas 18 tahun.
8
Tabel 2.4. Kategori Berat Badan Berdasarkan IMT
9
Gambaran pola makan anak sesudah pendampingan dapat
diketahui dengan pengamatan dan wawancara saat melakukan pengamatan
di rumah balita mitra gizi. Hasil dari pengamatan tersebut disajikan dalam
bentuk deskriptif.
k) Gambaran Pola Asuh Anak Balita Sesudah Pendampingan
Gambaran pola asuh anak sesudah pendampingan dapat diketahui
melalui pengamatan serta wawancara pada saat kunjungan. Hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk deskriptif.
l) Analisa Kandungan Zat gizi terhadap AKG Sesudah Pendampingan
Pada saat kunjungan dilakukan analisa kandungan zat gizi dengan
menggunakan metode recall 24 jam. Hasil recall diolah menggunakan
software nutrisurvey, kemudian hasilnya di bandingkan dengan
AKG/RDA untuk mengetahui tingkat konsumsi ibu dan balita. Hasil dari
analisa tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
m) Gambaran Status Gizi berdasarkan Antropometri Sesudah Pendampingan
Saat kunjungan dilakukan pengukuran antropometri antara lain
mengukur berat badan, tinggi badan, dan LILA ibu dan balita mitra gizi.
Hasil pengukuran pada balita kemudian dianalisis menggunakan software
WHO Antro 2005 untuk mengetahui Z-score balita yang kemudian
disajikan dalam bentuk tabel.
10
BAB III
HASIL PENGUKURAN
Tabel 3.1 Hasil Recall Awal dan Akhir Dibanding AKG pada Ibu balita
Awal Akhir
Zat Gizi
Recall AKG % AKG Recall AKG % AKG
101,05 109,80
Energi 1818,9 1620 1976,5 1674
(Baik) (Baik)
169 179
Protein 84,5 54 89,5 46,5
(Baik) (Baik)
32 56,4
Fe 8,0 22 14,1 23,25
(Defisit) (Defisit)
96,15 289,28
Vitamin A 480,76 450 1446,4 465
(Sedang) (Baik)
50,16 44
Vitamin C 75,12 67 33,0 69,75
(Defisit) (Defisit)
Dari tabel 3.1 diatas didapatkan hasil recall awal dan akhir selama
pengamatan dan wawancara yang dilakukan bersama ibu balita bahwa ada
11
peningkatan kebutuhan energy,protein,serta Fe. Hal ini dapat dilihat dari jenis
bahan makanan yang dikonsumsi juga sudah mengalami perubahan. Ibu Susiani
sudah mulai memvariasikan makanan dan melengkapi menu makanan. Untuk zat
gizi vitamin A dan C masih kurang, karena jika dilihat dari jenis bahan makanan
yang dikonsumsi adalah bahan makanan yang nilai vitamin A dan C rendah.
Selain itu, vitamin banyak bersumber dari buah-buahan, tetapi keluarga Bapak
Arif safari tidak terbiasa mengonsumsi buah-buahan. Keluarga Bapak arif safari
hanya sesekali saja mengonsumsi buah-buahan.
Tabel 3.2 Hasil Recall Awal dan Akhir Dibanding AKG pada Balita
Awal Akhir
Zat Gizi
Recall AKG % AKG Recall AKG % AKG
86,39 109,61
Energi 863,9 750 1096,1 775
(Sedang) (Baik)
154 223,2
Protein 38,5 18,7 55,8 19,25
(Baik) (Baik)
82,5 104,8
Fe 6,6 6 9,7 6,10
(Sedang) (Baik)
431,13 264,85
Vitamin A 1724,0 300 1859,4 308
(Baik) (Baik)
248,25 85,9
Vitamin C 99,3 30 83,1 30,8
(Baik) (Sedang)
Dari data di atas diketahui adanya perbedaan hasil recall awal dan akhir dari
balita mitra gizi. Ada peningkatan intake konsumsi energi, protein, Fe dan vitamin
A. Akan tetapi pada intake vitamin C yang terjadi penurunan pada recall akhir
balita. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa Ibu Susiani menjalani apa yang
disarankan agar anak mampu mencapai status gizi normal.
12
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada Ibu balita dan
balita mitra gizi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Data Hasil Pengukuran Antropometri Awal dan Akhir pada Ibu
dan Balita Mitra Gizi
Dari tabel di atas selanjutnya akan dapat diketahui status gizi dari Ibu balita
dan balita. Perhitungan status gizi yang digunakan pada Ibu balita menggunakan
IMT sedangkan untuk balita menggunakan rumus perhitungan BB/U, PB/U dan
BB/PB menurut z-score.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa selama 6 kali kunjungan di
rumah bapak M. Samsul Arifin, anak mengalami peningkatan berat badan
sebanyak 6 ons. Hal ini menunjukan bahwa ibu Ilmiah sudah mulai membuka diri
dalam hal gizi. Sehingga anak yang awalnya gizi kurang sekarang berubah lebih
baik menjadi gizi normal. Peningkatan ini ditunjukan dalam hal pemberian pola
makan yang sudah bervariasi, mulai pemberian lauk hewani,lauk nabati,sayur.dll.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Keadaan rumah bapak Samsul secara kasat mata terlihat sangat bersih,
karena bentuk bangunan rumah masih baru terhitung 3 bulan setelah dibangun.
Ventilasi rumah ada akan tetapi tidak dimanfaatkan secara cukup dalam arti
tertutup sehingga pencahayaan sangat kurang. Atap permanen akan tetapi pada
lantai depan rumah hingga ruang tengah sudah diperbaiki dengan penggunaan
keramik namun untuk daerah blakang (dapur dan kamar mandi) mash berupa
tanah. Kamar mandi keluarga bapak Samsul masih delum memiliki pintu sehingga
penutup kamar mandi hanya berupa kain. Lantai dapur masih berupa tanah dan
dinding berupa tembok. Air yang digunakan dari 2 sumber yaitu sanyo dan sumur.
15
4.4 Biaya Pengeluaran
Pengeluaran tiap bulan untuk bahan makanan seperti makanan yang
dimasak, susu formula, sembako (beras, gula, minyak),serta jajan kurang lebih Rp
700.000, sedangkan untuk biaya listrik tiap bulannya Rp 50.000.00. Biaya pulsa
handphone dalam 1 bulan biasanya kurang lebih Rp 25.000,00. Dan untuk biaya
pengeluaran sabun mandi,sabun cuci dalam 1 bulan biasanya kurang lebih
Rp.35.000,00, Jadi pengeluaraan dalam 1 bulan kurang lebih sekitar
Rp.810,000,00
16
4.7 Gambaran Pola Makan Anak Balita Sebelum Pendampingan
Pola makan balita sangat dipengaruhi oleh pola hidup dari keluarga. Hal ini
dipengaruhi berdasarkan faktor sosial ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan gizi
dari keluarga serta lingkungan rumah dari keluarga tersebut. Ketika balita sudah
menginjak usia 1 tahun ke atas, maka pola makan mengikuti pola makan keluarga.
Untuk balita yang usia di bawah 1 tahun, pola makan disesuaikan berdasarkan
usia anak.
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama mitra gizi
bersama ibu balita,diketahui bahwa anak sehari-hari makan 2-3 kali sehari,yaitu
pagi,siang,dan malam. Anak tersebut kurang suka mengkonsumsi sayuran. Selain
itu, anak lebih suka mengkonsumsi lauk hewani,dari pada lauk nabati. Bentuk
makanan yang diberikan yakni makanan keluarga berupa berupa nasi, lauk
hewani,lauk nabati,sayur.dan buah.akan tetapi sayur yang diberikan kepada anak
hanya kuanya saja karena anak kurang menyukai terhadap sayur. Dan pada
pemberian buahnya tidak setiap hari 1minggu hanya 1-2 kali saja.biasanya buah
yang diberikan pepaya dan pisang. Anak sering mengkonsumsi ciki-
ciki,biscuit,dll.anak juga mengkonsumsi susu formula Dalam sehari anak
mengkonsumsi susu formula 3-4 kali.
17
4.9 Analisa Kandungan Zat Gizi Terhadap RDA (ibu dan balita) Sebelum
Pendampingan
= 9,0 X 1000
12
=750 kal
Energy untuk anak usia 1-3 tahun adalah 1000 kal, jika untuk balita usia 22
bulan dengan berat badan 9.0 maka kebutuhan energinya adalah 750 kal.
Tabel 4.2 Analisa Asupan Makanan Anak Sebelum Pendampingan terhadap AKG
No Zat Gizi Hasil Recall AKG %AKG Kesimpulan
1. Energi 863,9 kal 750 kal 86,39 % Sedang
2. Protein 38,5 gr 18.7 gr 154% Baik
3. Fe 6,6mg 6.6 mg 82,5% Sedang
4. Vitamin A 1724.0 g 300 RE 431,13 % Baik
5. Vitamin C 99.3 mg 30 mg 248,25% Baik
Berdasarkan hasil recall dan perhitungan tiingkat asupan zat gizi, dari
kelima zat gizi yang ada semua menunjukkan bahwa asupan M.febrian untuk
18
kebutuhan zat gizi energi dan zat besi (Fe) adalah Sedang. sedangkan untuk
kebutuhan protein,vitamin A,Vitamin C adalah Baik.Hal ini disebabkan karena
asupan makan yang dikonsumsi M.febrian kurang. akan tetapi dalam sehari
m.febrian hanya makan 2-3 kali sehari,makan pagi,siang dan malam ,dalam satu
kali makan, M.Febrian hanya memakan 3-5 sendok nasi dengan lauk yang
seadanya. Bukan karena tidak memiliki lauk atau keuangan yang terbatas. Tetapi
karena Ibu Susiani yang masih kurang telaten dalam memberikan makanan
terhadap anak,
Tabel 4.3 Analisa Asupan Makanan Ibu Sebelum Pendampingan terhadap AKG
No Zat Gizi Hasil Recall AKG %AKG Kesimpulan
1. Energi 1818,9kal 1620kal 101,05% Baik
2. Protein 84,5gr 54gr 169 % Baik
3. Fe 8,0mg 22mg 32% Defisit
4. Vitamin A 480,76 g 450RE 96,15% Sedang
5. Vitamin C 75,12mg 67mg 100,16% Baik
Tingkat konsumsi dapat dilihat dari % AKG, dinyatakan baik apabila 100
% AKG, sedang apabila 80-99% AKG, kurang apabila 70 - 79 % AKG, defisit
apabila <70 % AKG.
Berdasarkan hasil recall dari tabel diatas menujukkan bahwa asupan
makanan yang dimakan ibu sebelum pendampingan didapatkan hasil bahwa
asupan zat gizi berupa energi,protein,vit C adalah Baik,sedangkan zat besi (fe)
adalah Defisit,dan vit A adalah sedang. Untuk asupan zat besi (fe) hal ini
sebabkan karena kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran.
19
4.10 Analisa Status Gizi Hasil Antropometri (Z-Score) Balita Sebelum
Pendampingan
Tabel 4.4 Analisa Status Gizi Berdasarkan Antropometri Ibu dan Balita
Z-Score
Nama LILA BB TB
BB/TB BB/U TB/U
Ibu susiani 25,5 50,0 145
M.febrian - 9,0 80,5 -2,12 -2,45 -1,83
Sumber : Baseline Data Mei 2013 dan WHO Antro 2005
Status gizi Ibu Susiani dilihat dari LILA yaitu 25,5 cm sehingga dapat
disimpulkan tidak KEK atau berstatus gizi normal. Tetapi jika dilihat dari status
gizi M.febrian, pada BB/TB termasuk kurus atau BB/U termasuk BB kurang. Jika
hal ini dibiarkan maka M.febrian dapat beralih menjadi berstatus gizi buruk.
Karena balita yang status gizi kurang mempunyai resiko menjadi gizi buruk.
Sehingga perlu diperhatikan pola makan dan pola asuh terhadap balita tersebut.
20
ibu balitadan ibu balita
-Merecall untuk
merecall 24jam
mengetahui
balita dan ibu kecukupan
intake zat gizi
balita
pada ibu dan
balita
3 Peyuluhan tentang - Rendahnya Tanggal 19 - Ibu lebih
makanan bergizi pengetahuan Mei 2013 memperhati
serta tumbuh gizi ibu kan
kembang anak - Jika dilihat konsumsi/
KMS makanan
Memberikan beberapa anak
bulan yang balitanya
leaflet tentang lalu, Pita
makanan padat KMS berada
dibawah garis
gizi merah (BGM).
4 Memberikan - Kurangnya Tanggal 21 - Ibu merasa
pengetahuan Mei 2013 senang karena
pengetahuan dapat
ibu tentang
kepada ibu balita pengolahan mengetahui
bahan cara
dalam hal pengolahan
makanan yang
yang benar.
pengolahan bahan benar
makanan
5 Memasak dan - Anak jarang Tanggal 23 - Anak suka
membuatkan mengkonsumsi Mei 2013 dengan hasil
makanan padat makanan padat masakan
gizi untuk balita gizi. - ibu sering
- Kurangnya membuatkan
pengetahuan makanan
ibu tentang padat gizi
resep makanan untuk anak
padat gizi balita.
- Anak sering - Anak balita
jajan diluar sudah jarang
karena ibu jajan diluar.
jarang
menyediakan
kudapan
dirumah.
21
4.12 Gambaran Pola Makan Anak Balita Sesudah Pendampingan
Sejak hari pertama dilakukan pendampingan, maka Ibu Susiani sedikit
diberikan pengetahuan tentang gizi dan bagaimana mengasuh balita. Saran hari
pertama adalah mengenalkan pada anak tentang sayuran. Kendala yang ada adalah
anak tidak mau makan sayur karena Ibu yang tidak telaten mengenalkan berbagai
jenis bahan makanan pada anak. Disarankan memberikan sayuran pada anak yang
dicincang halus dan dimasukkan ke makanan kesukaannya.
Hari kedua pendampingan, Ibu Susiani memberikan informasi bahwa
M.febrian sudah mulai dikenalkan sayuran yaitu sayur sop. Pada sayur sop
terdapat kentang, wortel, buncis, dan kol putih. Biasanya M.febrian hanya
mengonsumsi sayuran dengan kuanya saja tanpa menggunakan sayur yang ada di
sop. Akan tetapi Ibu Susiani mencoba memberi potongan kecil wortel ketika
menyuapi M.febrian..Hasilnya M.febrian mulai mau mengonsumsi wortel.dan
disarankan menambahkan suapan nasi dari 3-5 sendok makan menjadi 5 sendok
makan. Karena menyesuaikan aktivitas m.febrian yang sedikit aktif.
Pada hari ketiga ada penurunan berat badan dikarenakan anak sedang tidak
nafsu makan sehingga Ibu Susiani memberikan susu formula. Tetapi sayuran tetap
diberikan yaitu sayur bayam.
Pada hari keempat hingga ke enam, berat badan Yuanita naik terus menerus
dan susu formula mulai dikurangi volumenya. Sehingga energy didapatkan dari
asupan makanan. Frekuensi susu formula tetap 3-4 kali tetapi volume dikurangi.
22
4.14 Analisa Kandungan Zat Gizi Terhadap RDA Sesudah Pendampingan
Tabel 4.5 Kandungan Zat Gizi terhadap RDA Sesudah Pendampingan
dengan recall awal. Keluarga balita yang sehari-hari jarang mengkonsumsi lauk
hewani sudah sering mengkonsumsi lauk hewani berupa telur, ayam, sayuran pun
selalu dikonsumsi tiap hari. Konsumsi buah-buahan pun selalu ada tiap hari
23
4.15Analisa Status Gizi Hasil Antropometri (Z-Score) Balita Sesudah
Pendampingan
Z-Score
Nama LILA BB TB
BB/TB BB/U TB/U
Ibu susiani 25,5 51,6 145
M.febrian - 9,3 80,5 -1,70 -2,16 -1,83
Tabel diatas menunjukkan bahwa ibu balita memiliki status gizi normal
baik IMT maupun LILA ibu balita dari awal pendampingan dan akhir
pendampingan sama. Pada balita dapat dilihat dari hasil Z-Score awal BB/TB
-2,12 (Kurang), TB/U -1,83 (Normal), BB/U -2,45 (BB Kurang). Sedangkan dari
sudah lebih mengerti tentang masalah gizi. Ibu juga sering mempraktekkan resep-
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Rumah keluarga bapak Arif safari yang merupakan keluarga mitra gizi
terletak di Dusun genitri dengan kondisi rumah sudah lumayan luas. Keluarga
bapak Arif safari merupakan keluarga kecil dan termasuk ekonomi lemah.
kegiatan pendampingan.
3. Terjadi peningkatan berat badan dan balita. Serta terjadi peningkatan Z-Skor
pendampingan merupakan awal yang baik dalam mencapai status gizi yang
normal.
5.2 Saran
1. Pola makan balita sudah cukup bagus sehingga harus terus dipertahankan dan
25
2. Ibu harus lebih berusaha memberikan makanan yang bergizi bagi keluarganya
agar dapat merubah status gizi keluarganya sedikit demi sedikit ke arah yang
lebih baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Rochmanijah, Siti Nurhidajah. 2005. Metode Food Recall 24 Jam dalam Survei
Konsumsi Makanan. Surabaya: Akademi Gizi Surabaya.
27