Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam
pembangunan suatu bangsa. Salah satu upaya yang diharapkan mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan mutu sumber daya manusia adalah peningkatan
status gizi masyarakat. Pada saat ini keadaan kesehatan dan status gizi masyarakat
menjadi suatu tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan umumnya dan tenaga
gizi khususnya dengan didukung kerja sama lintas sektor termasuk peran serta
dari masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini tersebut kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan dan gizi adalah kelompok balita, salah satu masalah gizi utama yang
banyak dijumpai yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP). Upaya pemulihan dari
keadaan ini adalah adanya kerja sama yang baik dari pihak tim kesehatan dengan
keluarga, dalam hal ini terutama peran seorang ibu sebagai pelaku utama dalam
pengasuhan seorang anak. Tingkat pengetahuan kesehatan terutama di bidang gizi
dan ketelatenan serta keterampilan ibu balita dalam pemberian intake makanan
mempunyai pengaruh terhadap keadaan kesehatan dan status gizinya.
Agar penanggulangan KEP di tingkat keluarga dapat mencapai hasil yang
optimal, maka diperlukan suatu kegiatan misalnya berupa kegiatan intervensi gizi
atau disebut Mitra Gizi (pendampingan gizi). Dalam kegiatan tersebut keluarga
Mitra Gizi diberikan pengetahuan tentang gizi dan diharapkan keluarga tersebut
dapat mengubah perilakunya yaitu lebih memperhatikan gizi keluarga terutama
anak balitanya.

Kegiatan pendampingan mitra gizi diawali dengan dilakukannya


pengamatan untuk memperoleh fakta-fakta yang ada, merumuskan beberapa
masalah baik masalah gizi maupun lingkungan. Dengan ditemukannya masalah,
maka diberikan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan sumber daya yang
terdapat dalam keluarga binaan tersebut selanjutnya keluarganyalah yang
memutuskan solusi akhir dari masalah tersebut.

Untuk melengkapi hal tersebut, maka kegiatan pelaksanaan pendampingan


mitra gizi merupakan bagian mutlak untuk melengkapi pengetahuan dan

1
keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah. Kegiatan mitra gizi yang dilakukan
meliputi : pemotretan potensi keluarga berupa pengeluaran biaya untuk makan
keluarga setiap hari, potensi pekarangan rumah, aset keluarga dan lain-lain. Selain
itu juga advokasi dengan memanfaatkan uang belanja, pekarangan rumah (bila
ada) dan latihan perawatan anak.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami cara pengumpulan, pengolahan serta
besarnya masalah gizi dan juga perencanaan suatu manajemen intervensi gizi
khususnya di lingkungan suatu keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menjalankan kegiatan mitra gizi di Desa Gunting Kecamatan
Sukorejo Kabupaten Pasuruan, mahasiswa mampu:
1. Mengetahui keadaan dan letak geografis rumah keluarga mitra gizi.
2. Mengetahui aset yang dimiliki oleh keluarga mitra gizi.
3. Mengetahui pendapatan keluarga mitra gizi.
4. Mengetahui biaya pengeluaran keluarga mitra gizi.
5. Mengetahui kondisi lingkungan rumah keluarga mitra gizi.
6. Mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dalam keluarga mitra gizi.
7. Mengetahui gambaran pola makan anak dan ibu balita sebelum dan sesudah
pendampingan.
8. Mengetahui gambaran pola asuh anak sebelum dan sesudah pendampingan.
9. Menganalisis kandungan zat gizi terhadap RDA sebelum dan sesudah
pendampingan.
10. Menganalisis status gizi hasil antropometri (Z-Score) Balita sebelum dan
sesudah pendampingan.
11. Melakukan Intervensi gizi terhadap keluarga mitra gizi.

2
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan terhadap mitra gizi dilakukan di rumah
keluarga Bapak M. Samsul Arifin di Duku Kejobo Kidul RW VII Kelurahan
Blandongan Kecamatan Bugul Kota Pasuruan mulai tanggal 12 24 mei 2014.

2.2 Cara Penentuan Sampel Untuk Mitra Gizi


Berdasarkan dari hasil Baseline data pada tanggal 1 mei - 4 mei 2013 ,
sampel yang dipilih adalah balita yang mempunyai masalah gizi, yaitu dengan
keadaan status gizi Z-score BB/TB minimal < -2 SD atau diambil dari luar sampel
yang mempunyai masalah gizi yang merupakan rekomendasi dari Kader dan
Bidan Kelurahan Blandongan Pasuruan.
Adapun keluarga yang menjadi mitra gizi adalah keluarga Bapak M. Samsul
Arifin di Duku Kejobo Kidul RW VII Kelurahan Blandongan Kecamatan Bugul
Kota Pasuruan. Dalam keluarga tersebut terdapat balita laki-laki bernama M. Agis
Danuarta , dalam penentuan umur balita ditentukan dengan menggunakan
perhitungan bulan penuh yaitu 30 hari. Balita yang lahir pada tanggal 29 Juni
2010 dan awal pengambilan data pada tanggal 12 Mei 2014, sehingga terhitung 3
tahun 10 bulan 13 hari umur balita (46 bulan) dengan BB 11,2 kg dan TB 92 cm.
Menurut perhitungan dengan menggunakan standar WHO 2005 BB/TB adalah (-
2,10) Kurus. Jumlah anggota keluarga bapak M. Saiful yang tinggal dalam satu
rumah berjumlah 7 orang yaitu bapak, ibu, nenek, kakek, adik ibu dan 2 orang
anak, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

3
No Nama Umur JK Status Keluarga Pendidikan Pekerjaan
1 Kepala Keluarga SD Buruh Tani
2 Istri SD Buruh Tani
3 Anak Murid SMA -
4 M. Samsul 27 L Menantu/Ayah SD Buruh Mebel
Arifin tahun M. Agis
5 Mamulatul 25 P Anak/Ibu M. Agis SD Ibu Rumah
Ilmiah tahun Tangga
6 M. Agis 46 L Anak - -
Danuarta Bulan
7 Airil Aria 12 L Anak
Riski Bulan

Tabel 2.1 Identifikasi Keluarga Bapak Arif Safari


Sumber: Hasil SMD Duku Kejobo Kidul Kelurahan Blandongan Kota Pasuruan
2014

2.3 Jenis Data yang dikumpulkan


Jenis data yang dikumpulkan untuk pelaksanaan kegiatan pendampingan
mitra gizi antara lain data tentang:
1. Keadaan dan letak geografis rumah keluarga mitra gizi
2. Aset yang dimiliki
3. Pendapatan dan biaya pengeluaran keluarga
4. Kondisi lingkungan rumah
5. Gambaran pola makan balita
6. Gambaran Pola asuh anak
7. Potensi keluarga yang dapat dikembangkan
8. Antropometri balita dan ibu balita
9. Tingkat konsumsi balita dan ibu balita.

4
2.4 Cara Pengumpulan data
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2 Cara Pengumpulan Data

Jenis Data Cara pengumpulan data


Keadaan dan letak geografis rumah
Pengamatan dan wawancara
keluarga mitra gizi
Aset yang dimiliki Pengamatan dan wawancara
Pendapatan dan biaya pengeluaran keluarga Wawancara

Kondisi lingkungan rumah Pengamatan

Gambaran pola makan balita Pengamatan dan wawancara

Gambaran pola asuh anak Pengamatan dan wawancara

Potensi keluarga yang dapat dikembangkan Pengamatan


Pengukuran :
Berat Badan
Antropometri ibu dan balita
Tinggi Badan
LILA
Tingkat Konsumsi ibu dan balita Recall 24 jam

2.5 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk mendapatkan data data seperti
tersebut di atas adalah :
Tabel 2.3 Alat dan Bahan untuk Pengumpulan Data

Jenis Kegiatan Alat dan Bahan


1. Timbangan digital
2. Microtoise
3. Pita LILA
Pengumpulan Data
4. Kalkulator
5. Laptop
6. Alat tulis

5
7. Form recall
8. Form kuesioner Ibu dan Balita
9. Tabel AKG
10. Sofware WHO Antro 2005
11. Software Nutrisurvey
1. Paket bantuan bahan makanan berupa :
Susu Formula
Minyak goreng kemasan
Margarine
Mie
Biskuit
Intervensi
Gula Pasir
2. Kompor
3. Peralatan masak
4. Peralatan makan
5. Bahan makanan (contoh: sayuran, ikan,
telur, buah, dll)

2.6 Cara Pengolahan dan Analisis Data


a) Keadaan dan Letak Geografis Rumah Keluarga Mitra Gizi
Setelah diberikan rekomendasi dari bidan Kelurahan Blandongan,
maka dilakukan kunjungan ke rumah keluarga mitra gizi. Ini dilakukan
untuk memastikan bahwa keluarga balita masih menempati rumah
tersebut. Kemudian melakukan pengamatan dan wawancara untuk
mengetahui keadaan dan letak geografis rumah balita yang didampingi.
Hasil pengamatan dan wawancara tersebut disajikan dalam bentuk
deskriptif.
b) Aset Keluarga yang dimiliki
Pada saat kunjungan di rumah balita mitra gizi dilakukan
pengamatan serta wawancara untuk mengetahui aset keluarga yang
dimiliki. Selanjutnya data aset keluarga tersebut disajikan dalam bentuk
deskriptif.

6
c) Pendapatan Keluarga
Kunjungan juga dilakukan untuk menggali informasi mengenai
pendapatan keluarga mitra gizi dengan menggunakan metode wawancara.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan ekonomi keluarga tersebut,
selanjutnya disimpulkan apakah keluarga tersebut termasuk keluarga yang
mampu atau kurang mampu dalam segi ekonomi. Data hasil wawancara
tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif dan tabel.
d) Biaya Pengeluaran
Kunjungan dilakukan untuk menggali informasi mengenai biaya
pengeluaran keluarga mitra gizi, baik pengeluaran pangan maupun non
pangan dengan menggunakan metode wawamcara. Data hasil wawancara
tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
e) Kondisi Lingkungan Rumah
Kunjungan dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan rumah
balita mitra gizi, dengan melakukan pengamatan. Data hasil pengamatan
tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
f) Potensi yang dapat dikembangkan
Pengamatan saat kunjungan dilakukan untuk mengetahui potensi
yang dapat dikembangkan oleh keluarga balita mitra gizi sebagai salah
satu upaya dalam menambah penghasilan keluarga dan memanfaatkan aset
yang dimiliki sebagai salah satu upaya meningkatkan status gizi keluarga.
Data hasil pengamatan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
g) Gambaran Pola Makan Anak Balita Sebelum Pendampingan
Gambaran pola makan anak sebelum pendampingan dapat
diketahui dengan pengamatan serta wawancara dengan keluarga balita
mitra gizi saat melakukan pengamatan di rumah balita mitra gizi. Hasil
dari pengamatan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif.
h) Gambaran Pola Asuh Anak Balita Sebelum Pendampingan
Gambaran pola asuh anak sebelum pendampingan dapat diketahui
melalui pengamatan serta wawancara dengan anggota keluaga mitra gizi
yang lain pada saat kunjungan. Hasil pengamatan dan wawancara
disajikan dalam bentuk deskriptif.

7
i) Analisa Kandungan Zat gizi terhadap AKG Sebelum Pendampingan
Pada saat kunjungan dilakukan pengukuran tingkat konsumsi
dengan menggunakan metode recall 24 jam. Hasil recall diolah
menggunakan software nutrisurvey, kemudian hasilnya di bandingkan
dengan AKG/RDA untuk mengetahui tingkat konsumsi ibu dan balita.
Hasil dari analisa tersebut disajikan dalam bentuk deskriftif dan tabel.
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok rumah tangga atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman
Petugas Gizi Puskesmas, Depkes, R.I.(1990), klasifikasi tingkat konsumsi
dibagi menjadi empat dengan Cut Of Point masing masing sebagai
berikut:
Baik : 100% AKG
Sedang : 80 99% AKG
Kurang : 70 79% AKG
Defisit : < 70% AKG
j) Analisa Status Gizi berdasarkan Antropometri Sebelum Pendampingan
Saat kunjungan ke rumah keluarga mitra gizi dilakukan
pengukuran antropometri antara lain mengukur berat badan, tinggi badan,
dan LILA ibu dan balita mitra gizi. Hasil pengukuran pada ibu balita
kemudian dianalilsis dengan melihat batasan berat badan normal orang
dewasa yang ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Indeks (BMI), di
Indonesia menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). Penggunaan IMT hanya
berlaku pada orang dewasa berumur di atas 18 tahun.

Adapun rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:


BB (Kg)
IMT =
TB (m)

8
Tabel 2.4. Kategori Berat Badan Berdasarkan IMT

Kategori Berat Badan IMT


Kurus, Tingkat Berat <17,00
Tingkat Ringan 17,00 <18,50
Normal 18,50 25,00
Gemuk, Tingkat Ringan <25,00 27,00
Tingkat Berat >27,00
Sumber: MB, Arisman, 2004
Sedangkan untuk melihat status gizi balita menggunakan
perhitungan Z Score dengan bantuan sofwer Antro 2005. Dengan kategori
sebagai berikut.
Tabel 2.5 Baku Antropometri ( Menurut WHO 2005)

INDEKS STATUS GIZI Z SKOR


1. BB Lebih (Over weight) > + 2 SD
2. BB Normal (Normal weight) 2 SD s/d + 2 SD
BB/U
3. BB rendah (Under weight) 3 SD s/d < - 2 SD
4. BB sangat rendah (severe) < - 3 SD
1. TB Jangkung (Tall) > + 2 SD
2. TB Normal (Normal height) 2 SD s/d + 2 SD
TB/U PB/U
3. TB pendek (stunted) 3 SD s/d < - 2 SD
4. TB sangat pendek (severe) < - 3 SD
1. Gemuk (Fatty) > + 2 SD
BB/TB 2. Normal (Normal) 2 SD s/d + 2 SD
BB/PB 3. Kurus(wasted) 3 SD s/d 2 SD
IMT/U 4. Sangat kurus < - 3 SD
(Severewasted)

9
Gambaran pola makan anak sesudah pendampingan dapat
diketahui dengan pengamatan dan wawancara saat melakukan pengamatan
di rumah balita mitra gizi. Hasil dari pengamatan tersebut disajikan dalam
bentuk deskriptif.
k) Gambaran Pola Asuh Anak Balita Sesudah Pendampingan
Gambaran pola asuh anak sesudah pendampingan dapat diketahui
melalui pengamatan serta wawancara pada saat kunjungan. Hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk deskriptif.
l) Analisa Kandungan Zat gizi terhadap AKG Sesudah Pendampingan
Pada saat kunjungan dilakukan analisa kandungan zat gizi dengan
menggunakan metode recall 24 jam. Hasil recall diolah menggunakan
software nutrisurvey, kemudian hasilnya di bandingkan dengan
AKG/RDA untuk mengetahui tingkat konsumsi ibu dan balita. Hasil dari
analisa tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
m) Gambaran Status Gizi berdasarkan Antropometri Sesudah Pendampingan
Saat kunjungan dilakukan pengukuran antropometri antara lain
mengukur berat badan, tinggi badan, dan LILA ibu dan balita mitra gizi.
Hasil pengukuran pada balita kemudian dianalisis menggunakan software
WHO Antro 2005 untuk mengetahui Z-score balita yang kemudian
disajikan dalam bentuk tabel.

10
BAB III
HASIL PENGUKURAN

3.1 Hasil Recall (Keluarga dan Balita)


Metode Food Recall merupakan salah satu metode untuk pengukuran
konsumsi makanan secara kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui intake zat
gizi dari makanan yang telah dimakan. Prinsip dari metode recall 24 jam,
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
pada periode 24 jam yang lalu.
Dalam metode ini, ibu disuruh menceritakan kembali semua makanan yang
dimakan atau diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai
sejak responden bangun pagi sampai kembali istirahat tidur pada malam harinya,
atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang
sampai 24 jam penuh.
Hasil recall yang telah dilakukan pada Ibu balita dan balita mitra gizi dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Hasil Recall Awal dan Akhir Dibanding AKG pada Ibu balita
Awal Akhir
Zat Gizi
Recall AKG % AKG Recall AKG % AKG
101,05 109,80
Energi 1818,9 1620 1976,5 1674
(Baik) (Baik)
169 179
Protein 84,5 54 89,5 46,5
(Baik) (Baik)
32 56,4
Fe 8,0 22 14,1 23,25
(Defisit) (Defisit)
96,15 289,28
Vitamin A 480,76 450 1446,4 465
(Sedang) (Baik)
50,16 44
Vitamin C 75,12 67 33,0 69,75
(Defisit) (Defisit)
Dari tabel 3.1 diatas didapatkan hasil recall awal dan akhir selama
pengamatan dan wawancara yang dilakukan bersama ibu balita bahwa ada

11
peningkatan kebutuhan energy,protein,serta Fe. Hal ini dapat dilihat dari jenis
bahan makanan yang dikonsumsi juga sudah mengalami perubahan. Ibu Susiani
sudah mulai memvariasikan makanan dan melengkapi menu makanan. Untuk zat
gizi vitamin A dan C masih kurang, karena jika dilihat dari jenis bahan makanan
yang dikonsumsi adalah bahan makanan yang nilai vitamin A dan C rendah.
Selain itu, vitamin banyak bersumber dari buah-buahan, tetapi keluarga Bapak
Arif safari tidak terbiasa mengonsumsi buah-buahan. Keluarga Bapak arif safari
hanya sesekali saja mengonsumsi buah-buahan.

Tabel 3.2 Hasil Recall Awal dan Akhir Dibanding AKG pada Balita

Awal Akhir
Zat Gizi
Recall AKG % AKG Recall AKG % AKG
86,39 109,61
Energi 863,9 750 1096,1 775
(Sedang) (Baik)
154 223,2
Protein 38,5 18,7 55,8 19,25
(Baik) (Baik)
82,5 104,8
Fe 6,6 6 9,7 6,10
(Sedang) (Baik)
431,13 264,85
Vitamin A 1724,0 300 1859,4 308
(Baik) (Baik)
248,25 85,9
Vitamin C 99,3 30 83,1 30,8
(Baik) (Sedang)

Dari data di atas diketahui adanya perbedaan hasil recall awal dan akhir dari
balita mitra gizi. Ada peningkatan intake konsumsi energi, protein, Fe dan vitamin
A. Akan tetapi pada intake vitamin C yang terjadi penurunan pada recall akhir
balita. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa Ibu Susiani menjalani apa yang
disarankan agar anak mampu mencapai status gizi normal.

3.2 Hasil Antropometri (Keluarga dan Balita)

12
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada Ibu balita dan
balita mitra gizi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Data Hasil Pengukuran Antropometri Awal dan Akhir pada Ibu
dan Balita Mitra Gizi

Antropometri Awal Antropometri Akhir


Nama BB TB BB TB
Umur LILA Umur LILA
(Kg) (cm) (Kg) (cm)
Mamulatul
25 th 41,2 152 25.5 25 th 40 152 25.7
Ilmiah
M. Agis
46 bln 11,2 92 - 46 bln 11,8 92 -
Danuarta
Sumber : Data Baseline mei 2014

Dari tabel di atas selanjutnya akan dapat diketahui status gizi dari Ibu balita
dan balita. Perhitungan status gizi yang digunakan pada Ibu balita menggunakan
IMT sedangkan untuk balita menggunakan rumus perhitungan BB/U, PB/U dan
BB/PB menurut z-score.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa selama 6 kali kunjungan di
rumah bapak M. Samsul Arifin, anak mengalami peningkatan berat badan
sebanyak 6 ons. Hal ini menunjukan bahwa ibu Ilmiah sudah mulai membuka diri
dalam hal gizi. Sehingga anak yang awalnya gizi kurang sekarang berubah lebih
baik menjadi gizi normal. Peningkatan ini ditunjukan dalam hal pemberian pola
makan yang sudah bervariasi, mulai pemberian lauk hewani,lauk nabati,sayur.dll.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan dan Letak Geografis Rumah Keluarga Mitra Gizi


Rumah Bapak M. Samsul Arifin berada di Bapak M. Samsul Arifin di Duku
Kejobo Kidul RW VII Kelurahan Blandongan Kecamatan Bugul Kota Pasuruan.
Status kepemilikan rumah adalah milik orang tua dari ibu Mamulatul Ilmiah.
Adapun letak rumah Bapak M. Samsul Arifin sebagai berikut :
Sebelah Utara : Tanah Kosong
Sebelah Selatan : Halaman Kosong
Sebelah Barat : Jalan dan gang
Sebelah Timur : Rumah warga
Adapun gambar denah rumah Bapak M. Samsul Arifin yaitu :

14
Keadaan rumah bapak Samsul secara kasat mata terlihat sangat bersih,
karena bentuk bangunan rumah masih baru terhitung 3 bulan setelah dibangun.
Ventilasi rumah ada akan tetapi tidak dimanfaatkan secara cukup dalam arti
tertutup sehingga pencahayaan sangat kurang. Atap permanen akan tetapi pada
lantai depan rumah hingga ruang tengah sudah diperbaiki dengan penggunaan
keramik namun untuk daerah blakang (dapur dan kamar mandi) mash berupa
tanah. Kamar mandi keluarga bapak Samsul masih delum memiliki pintu sehingga
penutup kamar mandi hanya berupa kain. Lantai dapur masih berupa tanah dan
dinding berupa tembok. Air yang digunakan dari 2 sumber yaitu sanyo dan sumur.

4.2 Aset Keluarga yang Dimiliki


Aset yang dimiliki oleh Bapak Samsul dan Ibu Ilmiah antara lain :
1. Bangunan rumah
2. Satu buah sepeda motor grand
3. Satu buah magic jar
4. Satu buah dipan tempat tidur
5. Satu buah kipas angin besar
6. Satu buah setrika listrik
7. Satu buah lemari pakaian
8. Satu buah kompor gas
9. Satu buah tabung elpiji
10. Satu seet rak piring
11. Satu buah gitar
12. Satu buah sepeda mini
13. Satu buah televisi

4.3 Pendapatan Keluarga


Pendapatan keluarga berpengaruh pada status gizi keluarga. Dalam hal ini
Bapak Samsul merupakan seorang buruh mebel. Pendapatan tiap bulannya pun
sekitar 1.000.000. pendapatan hanya berasal dari bapak Samsul sedangkan ibu
susiani hanya sebagai ibu rumah tangga.

15
4.4 Biaya Pengeluaran
Pengeluaran tiap bulan untuk bahan makanan seperti makanan yang
dimasak, susu formula, sembako (beras, gula, minyak),serta jajan kurang lebih Rp
700.000, sedangkan untuk biaya listrik tiap bulannya Rp 50.000.00. Biaya pulsa
handphone dalam 1 bulan biasanya kurang lebih Rp 25.000,00. Dan untuk biaya
pengeluaran sabun mandi,sabun cuci dalam 1 bulan biasanya kurang lebih
Rp.35.000,00, Jadi pengeluaraan dalam 1 bulan kurang lebih sekitar
Rp.810,000,00

4.5 Kondisi Lingkungan Rumah


1. Ventilasi rumah berupa jendela kecil yang berada di ruang tamu dan di
kamar tidur dan setiap hari bisa dibuka. Akan tetapi sirkulasi udara yang
masuk sangat kurang. Sedangkan untuk pencahayaan itu sendiri masi
belum cukup sehingga rumah masi terlihat sangat pengap. Dan rumah
tersebut memiliki 2 pintu di depan dan di belakang.
2. Rumah terdiri dari 2 ruang kamar tidur,1 ruang dapur,1 ruang kamar
mandi,tidak memiliki pekarangan,dan tidak memiliki WC.
3. Dinding depan sampai belakang terbuat dari tembok.
4. Untuk lantai di ruang tamu masih dari tanah, dan seluruh ruang masih
berupa tanah.
5. Penerangan dari listrik dan sudah memakai lampu.
6. Di dapur sudah memasak dengan kompor gas.
7 .Sumber air untuk mandi dan cuci menggunakan air sumur, sedangkan
untuk sumber air minum juga berasal dari sumber yang sama tetapi untuk
air minum selalu direbus.
4.6 Potensi yang Dapat Dikembangkan
Jika ditinjau dari segi perekonomian keluarga Bapak Arif merupakan
keluarga yang kurang mampu namun dengan keinginan untuk menaikkan status
gizi anaknya yang kuat dapat diharapkan kerja samanya untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan balita M.febrian. Respon dan dukungan ketika
diberikan pengertian/penyuluhan khususnya masalah gizi cukup memberikan
harapan akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

16
4.7 Gambaran Pola Makan Anak Balita Sebelum Pendampingan
Pola makan balita sangat dipengaruhi oleh pola hidup dari keluarga. Hal ini
dipengaruhi berdasarkan faktor sosial ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan gizi
dari keluarga serta lingkungan rumah dari keluarga tersebut. Ketika balita sudah
menginjak usia 1 tahun ke atas, maka pola makan mengikuti pola makan keluarga.
Untuk balita yang usia di bawah 1 tahun, pola makan disesuaikan berdasarkan
usia anak.
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan selama mitra gizi
bersama ibu balita,diketahui bahwa anak sehari-hari makan 2-3 kali sehari,yaitu
pagi,siang,dan malam. Anak tersebut kurang suka mengkonsumsi sayuran. Selain
itu, anak lebih suka mengkonsumsi lauk hewani,dari pada lauk nabati. Bentuk
makanan yang diberikan yakni makanan keluarga berupa berupa nasi, lauk
hewani,lauk nabati,sayur.dan buah.akan tetapi sayur yang diberikan kepada anak
hanya kuanya saja karena anak kurang menyukai terhadap sayur. Dan pada
pemberian buahnya tidak setiap hari 1minggu hanya 1-2 kali saja.biasanya buah
yang diberikan pepaya dan pisang. Anak sering mengkonsumsi ciki-
ciki,biscuit,dll.anak juga mengkonsumsi susu formula Dalam sehari anak
mengkonsumsi susu formula 3-4 kali.

4.8 Gambaran Pola Asuh Anak Balita Sebelum Pendampingan


Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan keluarga yang
menjadi mitra gizi, menyatakan bahwa balita yang menjadi mitra gizi diasuh oleh
Ibunya sendiri. Kondisi balita bersih seperti kuku dipotong rapi. Mandi pun sudah
teratur 2x sehari. Setelah anak bermain mau mencuci tangan sendiri akan tetapi
tidak mencuci kakinya.Akan tetapi Di sekitar rumah banyak kotoran atau
sampah-sampah plastik yang berserakan sehingga kebersihan lingkungan kurang
terjaga. Sedangkan tingkat pengetahuan dari orang tua terutama Ibu balita yang
akan berpengaruh terhadap perawatan anak, hal tersebut berkaitan terhadap status
gizi balita. Pada mitra gizi ini tingkat pengetahuan Ibu balita tergolong masih
kurang, dari segi ketelatenan Ibu masih kurang bagus, masih memerlukan
ketelatenan dalam menjaga aktivitas balita agar terjaga dari kebersihan.

17
4.9 Analisa Kandungan Zat Gizi Terhadap RDA (ibu dan balita) Sebelum
Pendampingan

Tabel 4.1 Kebutuhan Zat Gizi Balita Sebelum Pendampingan


Zat Gizi
No NAMA Energi Protein Fe Vit. A Vit. C
(kal) (gr) (mg) (RE) (mg)
1. Susiani 1620 54 22 450 67
2 M.Febrian 750 18,7 6 300 30
Sumber : AKG 2004
Hasil kebutuhan berdasarkan AKG diatas didapatkan dari hasil perhitungan
koreksi antara berat badan riil dengan berat badan AKG. Contoh perhitungan
sebagai berikut:

BB riil X Energi AKG


BB AKG

= 9,0 X 1000
12
=750 kal
Energy untuk anak usia 1-3 tahun adalah 1000 kal, jika untuk balita usia 22
bulan dengan berat badan 9.0 maka kebutuhan energinya adalah 750 kal.
Tabel 4.2 Analisa Asupan Makanan Anak Sebelum Pendampingan terhadap AKG
No Zat Gizi Hasil Recall AKG %AKG Kesimpulan
1. Energi 863,9 kal 750 kal 86,39 % Sedang
2. Protein 38,5 gr 18.7 gr 154% Baik
3. Fe 6,6mg 6.6 mg 82,5% Sedang
4. Vitamin A 1724.0 g 300 RE 431,13 % Baik
5. Vitamin C 99.3 mg 30 mg 248,25% Baik

Berdasarkan hasil recall dan perhitungan tiingkat asupan zat gizi, dari
kelima zat gizi yang ada semua menunjukkan bahwa asupan M.febrian untuk

18
kebutuhan zat gizi energi dan zat besi (Fe) adalah Sedang. sedangkan untuk
kebutuhan protein,vitamin A,Vitamin C adalah Baik.Hal ini disebabkan karena
asupan makan yang dikonsumsi M.febrian kurang. akan tetapi dalam sehari
m.febrian hanya makan 2-3 kali sehari,makan pagi,siang dan malam ,dalam satu
kali makan, M.Febrian hanya memakan 3-5 sendok nasi dengan lauk yang
seadanya. Bukan karena tidak memiliki lauk atau keuangan yang terbatas. Tetapi
karena Ibu Susiani yang masih kurang telaten dalam memberikan makanan
terhadap anak,

Tabel 4.3 Analisa Asupan Makanan Ibu Sebelum Pendampingan terhadap AKG
No Zat Gizi Hasil Recall AKG %AKG Kesimpulan
1. Energi 1818,9kal 1620kal 101,05% Baik
2. Protein 84,5gr 54gr 169 % Baik
3. Fe 8,0mg 22mg 32% Defisit
4. Vitamin A 480,76 g 450RE 96,15% Sedang
5. Vitamin C 75,12mg 67mg 100,16% Baik

Tingkat konsumsi dapat dilihat dari % AKG, dinyatakan baik apabila 100
% AKG, sedang apabila 80-99% AKG, kurang apabila 70 - 79 % AKG, defisit
apabila <70 % AKG.
Berdasarkan hasil recall dari tabel diatas menujukkan bahwa asupan
makanan yang dimakan ibu sebelum pendampingan didapatkan hasil bahwa
asupan zat gizi berupa energi,protein,vit C adalah Baik,sedangkan zat besi (fe)
adalah Defisit,dan vit A adalah sedang. Untuk asupan zat besi (fe) hal ini
sebabkan karena kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran.

19
4.10 Analisa Status Gizi Hasil Antropometri (Z-Score) Balita Sebelum
Pendampingan
Tabel 4.4 Analisa Status Gizi Berdasarkan Antropometri Ibu dan Balita
Z-Score
Nama LILA BB TB
BB/TB BB/U TB/U
Ibu susiani 25,5 50,0 145
M.febrian - 9,0 80,5 -2,12 -2,45 -1,83
Sumber : Baseline Data Mei 2013 dan WHO Antro 2005

Status gizi Ibu Susiani dilihat dari LILA yaitu 25,5 cm sehingga dapat
disimpulkan tidak KEK atau berstatus gizi normal. Tetapi jika dilihat dari status
gizi M.febrian, pada BB/TB termasuk kurus atau BB/U termasuk BB kurang. Jika
hal ini dibiarkan maka M.febrian dapat beralih menjadi berstatus gizi buruk.
Karena balita yang status gizi kurang mempunyai resiko menjadi gizi buruk.
Sehingga perlu diperhatikan pola makan dan pola asuh terhadap balita tersebut.

4.11 Intervensi yang Dilakukan


Dengan ditemukannya balita yang gizi kurang maka dapat diberikan sebuah
intervensi Sebagai berikut :

NO Bentuk kegiatan Dasar Waktu Hasil


intervensi intervensi intervensi
1 Meminta izin -Berat badan Tanggal 15 -
balita 3 bulan
kepada Ibu balita Mei 2013
terakhir
untuk melakukan mengalami
penurunan
pemantauan pola
-Berat badan
makan balita.
balita berada di
bawah garis
merah pada
KMS
2 Melakukan -Antrhopometri Tanggal 15- -
untuk
Antropometri berat 25 Mei
mengetahui
badan balita dan kenaikan berat 2013
badan balita dan

20
ibu balitadan ibu balita
-Merecall untuk
merecall 24jam
mengetahui
balita dan ibu kecukupan
intake zat gizi
balita
pada ibu dan
balita
3 Peyuluhan tentang - Rendahnya Tanggal 19 - Ibu lebih
makanan bergizi pengetahuan Mei 2013 memperhati
serta tumbuh gizi ibu kan
kembang anak - Jika dilihat konsumsi/
KMS makanan
Memberikan beberapa anak
bulan yang balitanya
leaflet tentang lalu, Pita
makanan padat KMS berada
dibawah garis
gizi merah (BGM).
4 Memberikan - Kurangnya Tanggal 21 - Ibu merasa
pengetahuan Mei 2013 senang karena
pengetahuan dapat
ibu tentang
kepada ibu balita pengolahan mengetahui
bahan cara
dalam hal pengolahan
makanan yang
yang benar.
pengolahan bahan benar
makanan
5 Memasak dan - Anak jarang Tanggal 23 - Anak suka
membuatkan mengkonsumsi Mei 2013 dengan hasil
makanan padat makanan padat masakan
gizi untuk balita gizi. - ibu sering
- Kurangnya membuatkan
pengetahuan makanan
ibu tentang padat gizi
resep makanan untuk anak
padat gizi balita.
- Anak sering - Anak balita
jajan diluar sudah jarang
karena ibu jajan diluar.
jarang
menyediakan
kudapan
dirumah.

21
4.12 Gambaran Pola Makan Anak Balita Sesudah Pendampingan
Sejak hari pertama dilakukan pendampingan, maka Ibu Susiani sedikit
diberikan pengetahuan tentang gizi dan bagaimana mengasuh balita. Saran hari
pertama adalah mengenalkan pada anak tentang sayuran. Kendala yang ada adalah
anak tidak mau makan sayur karena Ibu yang tidak telaten mengenalkan berbagai
jenis bahan makanan pada anak. Disarankan memberikan sayuran pada anak yang
dicincang halus dan dimasukkan ke makanan kesukaannya.
Hari kedua pendampingan, Ibu Susiani memberikan informasi bahwa
M.febrian sudah mulai dikenalkan sayuran yaitu sayur sop. Pada sayur sop
terdapat kentang, wortel, buncis, dan kol putih. Biasanya M.febrian hanya
mengonsumsi sayuran dengan kuanya saja tanpa menggunakan sayur yang ada di
sop. Akan tetapi Ibu Susiani mencoba memberi potongan kecil wortel ketika
menyuapi M.febrian..Hasilnya M.febrian mulai mau mengonsumsi wortel.dan
disarankan menambahkan suapan nasi dari 3-5 sendok makan menjadi 5 sendok
makan. Karena menyesuaikan aktivitas m.febrian yang sedikit aktif.
Pada hari ketiga ada penurunan berat badan dikarenakan anak sedang tidak
nafsu makan sehingga Ibu Susiani memberikan susu formula. Tetapi sayuran tetap
diberikan yaitu sayur bayam.
Pada hari keempat hingga ke enam, berat badan Yuanita naik terus menerus
dan susu formula mulai dikurangi volumenya. Sehingga energy didapatkan dari
asupan makanan. Frekuensi susu formula tetap 3-4 kali tetapi volume dikurangi.

4.13 Gambaran Pola Asuh Anak Sesudah Pendampingan


Ibu Susiani sudah mulai mengenalkan pada anak hidup bersih. Kuku yang
terpotong rapi dan bersih. Rumah yang sudah mulai diperhatikan kebersihannya.
Selain itu, pengetahuan Ibu Susiani sudah mulai berkembang lebih baik dari
sebelumnya. Dari yang tidak tahu menjadi tau bagaimana cara membangkitkan
nafsu makan anak, memvariasikan menu, mengenalkan berbagai jenis bahan
makanan, dan yang paling penting adalah mengolah bahan makanan sehingga zat
gizi dalam makanan tersebut tidak hilang.

22
4.14 Analisa Kandungan Zat Gizi Terhadap RDA Sesudah Pendampingan
Tabel 4.5 Kandungan Zat Gizi terhadap RDA Sesudah Pendampingan

No Zat Gizi Hasil Recall AKG %AKG Kesimpulan


1. Energi 1976,5kal 1674kal 109,80% Baik
2. Protein 89,5gr 46,5gr 179 % Baik
3. Fe 14,1mg 23,25mg 56,4% Defisit
4. Vitamin A 1446,4 g 465RE 289,28% Baik
5. Vitamin C 33,0mg 68,75mg 44% Defisit

Tingkat konsumsi energi ibu balita setelah dilakukan pendampingan yaitu


109,80 % AKG termasuk dalam kriteria baik (100% AKG), beguti pula dengan
tingkat konsumsi protein yakni 179.% AKG termasuk dalam kriteria baik (100%
AKG). Begitu juga dengan intake vit A. Namun tingkat konsumsi Vit C dan Fe
yakni 44% dan 56,4% masih termasuk kriteria Defisit (<69% AKG).
Hal ini menunjukkan ada peningkatan konsumsi zat gizi jika dibandingkan

dengan recall awal. Keluarga balita yang sehari-hari jarang mengkonsumsi lauk

hewani sudah sering mengkonsumsi lauk hewani berupa telur, ayam, sayuran pun

selalu dikonsumsi tiap hari. Konsumsi buah-buahan pun selalu ada tiap hari

meskipun hanya berupa buah pisang dan pepaya.

23
4.15Analisa Status Gizi Hasil Antropometri (Z-Score) Balita Sesudah
Pendampingan
Z-Score
Nama LILA BB TB
BB/TB BB/U TB/U
Ibu susiani 25,5 51,6 145
M.febrian - 9,3 80,5 -1,70 -2,16 -1,83

Tabel diatas menunjukkan bahwa ibu balita memiliki status gizi normal

baik IMT maupun LILA ibu balita dari awal pendampingan dan akhir

pendampingan sama. Pada balita dapat dilihat dari hasil Z-Score awal BB/TB

-2,12 (Kurang), TB/U -1,83 (Normal), BB/U -2,45 (BB Kurang). Sedangkan dari

Z-score akhir di dapatkan hasil BB/TB -1,70 (normal),TB/U -1,83 (normal),BB/U

-2,16 (bb kurang).

Hal ini menunjukkan bahwa ibu balita sangat menerima dan

melaksanakan saran-saran yang disampaikan saat diberikan masukan. Ibu juga

sudah lebih mengerti tentang masalah gizi. Ibu juga sering mempraktekkan resep-

resep yang pernah diberikan. Bantuan berupa bahan makanan benar-benar

dimanfaatkan dengan baik oleh ibu balita.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kunjungan, pengamatan, dan

wawancara terhadap keluarga mitra gizi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rumah keluarga bapak Arif safari yang merupakan keluarga mitra gizi

terletak di Dusun genitri dengan kondisi rumah sudah lumayan luas. Keluarga

bapak Arif safari merupakan keluarga kecil dan termasuk ekonomi lemah.

2. Terjadi peningkatan tingkat konsumsi ibu dan balita setelah dilakukan

kegiatan pendampingan.

3. Terjadi peningkatan berat badan dan balita. Serta terjadi peningkatan Z-Skor

4. Pengetahuan gizi Ibu susiani yang mengalami perkembangan, tetapi perlu


lebih diasah menjadi lebih baik.
5. Tingkat asupan yang baik dari awal pendampingan hingga akhir

pendampingan merupakan awal yang baik dalam mencapai status gizi yang

normal.

6. Intervensi gizi yang diberikan adalah penyuluhan dan motivasi, pemberian

saran dan resep-resep padat gizi.

5.2 Saran
1. Pola makan balita sudah cukup bagus sehingga harus terus dipertahankan dan

ibu juga lebih telaten lagi dalam menyuapi anaknya.

25
2. Ibu harus lebih berusaha memberikan makanan yang bergizi bagi keluarganya

agar dapat merubah status gizi keluarganya sedikit demi sedikit ke arah yang

lebih baik.

3. Lebih memperhatikan kebersihan lingkungan.


4. Ibu lebih inofatif dalam memberikan makanan padat gizi supaya anak tidak
terlalu banyak makan-makanan jajan di luar.

26
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Buku Penuntun Pengetahuan Gizi Untuk Petugas Puskesmas. 1986. Pemerintah


Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. Dinkes Daerah Seksi Gizi.

Rochmanijah, Siti Nurhidajah. 2005. Metode Food Recall 24 Jam dalam Survei
Konsumsi Makanan. Surabaya: Akademi Gizi Surabaya.

Soegianto, Benny. Pengenalan Dini Penyimpangan Pertumbuhan dan Tindak


Lanjutnya sebagai Salah Satu Cara Mencegah Terjadinya Malnutrisi pada
Anak Balita. Surabaya: Akademi Gizi Surabaya.

27

Anda mungkin juga menyukai