OLEH:
KELOMPOK III
Dosen Pembimbing
(Rosdiana SKM,MKM)
RINGKASAN PROGRAM KERJA DI DESA BELINTENG SIMPANG BURAG
DUSUN IV KECAMATAN SEI BINGAI KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2017
Nama/Tanda
No Hari/Tanggal Nama Kegiatan Tangan Stempel
Petugas
1 Selasa, 14 Maret - Tiba di kantor
2017 camat
- Pengarahan dan
puskesmas
- Pembagian wilayah
kerja
- Kunjungan dosen
pembimbing
- Pengarahan dosen
pembimbing
2 Rabu, 15 Maret - Silaturahmi ke
2017 rumah kepala dusun
IV, meminta ijin ke
kepala dusun IV
untuk mendata
penduduk
- Kunjungan ke
kantor kepala desa,
minta izin
melakukan PBL
- Melakukan
pendataan dor to
dor penduduk
3 Kamis, 16 Maret - Melakukan
2017 pendataan dor to
dor
- Mengambil data ke
puskesmas namu
ukur
4 Jumat , 17 - Melakukan
Maret 2017 pendataan dor to
dor
- Rapat dalam
pembentukan
panitia untuk
rembuk desa
5 Sabtu , 18 Maret - Melakukan data dor
2017 to dor
- Mengambil data
propil desa di namu
ukur
-
6 Minggu , 19 - Penggelolahan data
Maret 2017 membuat data SPSS
7 Senin, 20 Maret - Rapat persiapan
2017 dalam melakukan
rembuk desa di
rumah induk
semang dusun V
- Berkunjung ke
pustu desa
belinteng
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan rahmat karena atas
Praktek Belajar Lapangan ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek
ini masih jauh dari sempurna, untuk ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan dukungan dan saran dari berbagai pihak,
maka penulis dapat menyelesaikan laporan PBL ini sebagaimana mestinya. Maka
kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Pendidikan dan
2. Bapak Darwin Samsul, S.Si, M.Si, Apt selaku ketua Institut Helvetia
Medan.
PBL ini.
6. Bapak kepala Desa Sei Bingai Kecamatan Langkat dan para staffnya
i
7. Ibu kepala puskesmas Pembantu Desa Belinteng Kecamatan Langkat
Bingai
Maha Esa selalu melindungi kita dan memberikan rahmat-Nya bagi kita
semua.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan itu, diprlukan segala potensi yang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan modal dasar manusia agar
dapat menjalani hidup yang wajar dengan berkarya dan menikmati kehidupan
secara optimal di dunia ini secara produktif. Upaya yang dilakukan untuk
1
2
intervensi menuju perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat yang sehat. Salah
satu bentuk konkret upaya tersebut adalah dengan Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL).
bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi dan merupakan persyaratan bagi
memiliki luas daerah 6.272 km2, serta mempunyai 23 Kecamatan salah satunya
3
adalah Kecamatan Sei Bingai yang memiliki luas 331,75 km2. Kecamatan Sei
Bingai memiliki 13 desa yaitu Desa Belinteng, Desa Durian Lingga, Desa
Gunung Ambat, Desa Kwala Mencirim, Desa Mekar Jaya, Desa Namu Ukur
Selatan, desa Namu Ukur Utara, ddesa Pasar IV Namu Terasi, desa Pekan Sawah,
desa Rumah Galuh, desa Simpang Kuta Buluh, desa Tanjung Gunung dan desa
Telaga.
diantaranya mengenai ISPA, diare pada anak usia sekolah, dan jaminan kesehatan
1.3. Manfaat
data primer dan data sekunder baik yang di peroleh dari lapangan maupun
praktek selanjutnya.
tersebut.
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
dari 3 x sehari pada balita lebih dari 4 x dalam sehari dengan atau tanpa lendir.
sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan
Diare: sesuai dengan defenisi Hippocrates, maka diare adalah buang air
besar dangan frekuensi yang tidak normal ( meningkat ) dan konsistensi tinja yang
lebih lembek atau cair ( Nelson dkk 1969) berpendapat bahwa istilah
suatu radang sehingga selama ini penyelidikan tentang diare cenderung lebih
TINJAUAN PUSTAKA
mencakup perumahan, pembuangan kotoran dan penyedian air bersih dan sebagai
( Notoadmojo, 2003)
A. Rumah
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan.
bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah ( tempat
rumah mereka dengan bahan yang ada setempat ( local material ) pula. Setelah
manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan
bukan bahan bahan setempat tetapi kadang kadang desainnya masih mewarisi
1. Bahan bangunan
7
8
penyakit.
alamiah.
yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbia atau
4. Lain lain ( tiang, kaso, dan reng ) : katu untuk tiang, bamboo untuk kaso
ini tahan lama. Tapi perlu di perhatikan bahwa lubang lubang bamboo
pada ujung ujung bamboo yang di gunakan untuk kaso tersebut ditutup
denga kayu.
2. Ventilasi
a. Untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal
yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
penyakit ).
terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang
1). Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan
udara dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan,
karena masuknya jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya kedalam rumah.
Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi dari gigitan-gigitan
nyamuk tersebut.
udara tersebut, misalny kipas angin, mesin penghisap udara. Tetapi jenis alat
Perlu diperhatikan disini pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurang cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama
11
cahaya matahari disamping kurang nyaman juga merupakan media atau tempat
terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebakan silau dan akhirnya dapat
1). Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting,
itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
sampai (20%) dari luas lantai terdapat didalam ruangan rumah. Perlu
langsung masuk keruangan, tidak terhalang oleh bangunan oleh bangunan lain.
Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagi jalan masuk
cahaya.
agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka
kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi gnteng
2). Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
anggota keluarga terkenak penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keluarga yang lain. Luas banggunan yang optimum adalah apabilah dapat
2. Pembuangan tinja
4. Pembuangan sampah
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
ternak tersebut diletakkan didalam rumah. Hal ini tidak sehat, karena ternak
kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau dibuat kandang
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang berasal dari
rumah tangga industry maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusno
Putranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan
lain seperti industry, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa,
namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya, air limbah ini akhirnya akan mengalir
kesungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, akhir
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya
14
air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian
dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
masing-masing industry antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya. oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
3. Air buangan kota praja (municipal wastes water),yaitu air buangan yang
dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis
1) Karakteristik fisik, sebagian besar terdiri dari air dan sebagain kecil terdiri
dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga,
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organic
berasal dari penguraian tinja, urin dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab
15
itu, bersifat basah pada waktu masik baru, dan cenderung keasam apabila
sudah mulai membusuk. Subtansi organik dalam air buangan terdiri dari
golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana
air limbah ini, maka air yang tidak diolah terlebih dahulu akan
antara lain :
(2) Menjadi media berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.
(4) Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
hidup lainnya
16
dan sebagainya.
daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemara
air limbah yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran
air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
2.3. Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
wilayah tertentu.
1. Promosi kesehatan.
2. Kesehatan lingkungan.
4. Perbaikan gizi.
6. Pengobatan
18
2.4. Diare
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
dari 3x sehari pada balita lebih dari 4x dalam sehari dengan atau tanpa lendir.
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Diare adalah suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali
Diare merupakan kurang gizi yang penting terutama pada anak. Diare
dan diare dapat mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam
keadaan infeksi kebutuhan sari makanan pada anak yang mengalami diare akan
pertumbuhan anak.
19
akibat kehilangan air dan eletrolit melalui tinja yang tidak diganti secara
seimbang. Diare juga adalah penyebab penting kekurangan gizi. Hal ini karena
adanya anoreksia pada penderita diare sehingga anak lebih sedikit makan dari
penyebabnya.
1.Golongan virus
2.Golongan parasit
Salah satu penyebab wabah diare adalah kontaminasi makanan yang tidak
Pencegahan dini yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan makanan
serta menjaga alat-alat untuk makan yang steril serta perbaikan sanitasi
1. Diare akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut
kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalm darah) dan
2. Diare persisten
Diare persisten adalah dengan atau tanpa di sertai darah yang berlangsung
selama 14 hari dan di sebabkan oleh infeksi. Diare persisten (berlangsung atau
lebih lama), bahaya utamanya adalah malnutrisi (kurang gizi) serius diluar usus
2.4.4. Potofisiologi
bagi menjadi:
kekurangan kalori protein (KKP) atau bayi berat badan lahir rendah dan
2.4.5. Patogenesis
dalam sel.
berkurang atau tidak ada, tinja cair, warna tinja makin lama kehijauhijauan
karena bercampur dengan empedu, anus dan daerah sekitar lecet, ubun ubun
cekung, berat badan menurun, muntah dan selaput lendir mulut kering.
1.Muntah.
3.Panaas.
menyebabkan diare. Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecel oral
antara lain makanan atau minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung
enterik dan menyebabkan risiko terjadinya diare antara lain tidak memberikan air
susu ibu secara penuh 4-6 bulan pertama, menggunakan botol susu yang kotor,
menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang
tercemar, tidak mencuci tangan setelah buang air besar atau sesudah membuang
23
tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak,dan tidak membuang tinja
dengan benar.
2. Dehidrasi sedang (kehilangan 3-9% cairan tubuh) anak kelihatan lesu dan
rewel, haus ingin minum terus, mata cekung, mulut dan lidah kering,suhu,
sampai tidak sadar, minum sangat sikit,mata cekung, mulut dan bibir
sedikit.
Faktor diare pada balita dipengaruhi oleh faktor lingkungan (tersedia air
hidup bersih dan sehat, kekebalan tubuh, infeksi saluran pencernaan, alergi,
dipengaruhi oleh perilaku ibu atau pengasuh balita karena balita masih belum
bisa menjaga dirinya sendriri dan sangat tergantung pada lingkungan, jadi
apabila ibu balita dan pengasuh balita tidak mengasuh balita dengan baik sehat
masalah kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila
tidak segera diatasi, dapat membawa bahaya, terutama bagi anak- anak dan balita.
terjadinya diare. Maka mikroba beserta toksin (racun) yang dikeluarkan akan
terbuang bersama tinja. Pemberian obat untuk mengentikan diare sama saja
artinya menahan mikroba di dalam saluran pencernaan. Untuk diare akut berat dan
kronis seperti ini selain oralit perlu juga diberikan antibiotik dan obat lainnya
terjadinya diare pada balita karena antibody dan zat-zat lain yang
4. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah makan
tangan.
25
6. Membuag tinja bayi dengan benar, membuang tinja bayi kedalam jamban
segera.
berlebihan.
10. Tetap berikan pengobatan hingga tinja kembali normal, tidak lembek atau
cair.
11. Untuk meminimalisir supaya tidak tertular, jauhkan balita yang sehat dari
dan diare.
sementara waktu.
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena
sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk pilek pada
balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang
balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
1. Infeksi
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
3. Infeksi Akut
pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru paru) dan organ adneksa
hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian. Program
yaitu :
2. Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran bernapas,
mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan
dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang
terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh
pernafasan.
benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran
Menurut Word Healt Organization (WHO), sekresi lendir atau gejala pilek terjadi
juga pada penyakit common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis
rhinovirus dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak
selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga
menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung
berdasarkan gejala-gejala klinis yang timbul dan telah ditetapkan dalam lokakarya
1. ISPA ringan
1.Batuk.
2.Pilek.
3.Demam.
2. ISPA sedang
29
Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
1. Pernapasan cepat.
3. ISPA berat
Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
2. Kesadaran menurun.
2.5.3. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian
atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).
infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus
paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan
infeksi akut saluran nafas bagian bawah hampir 50 % diakibatkan oleh bakteri
streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-
Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan
lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO,
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
akibat pneumonia.
1. Melalui aerosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena batuk-
batuk.
2. Melalui aerosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.
31
3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang telah
1. Usia
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
2. Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
3. Lingkungan
besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada
anak.
1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan cara
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh
4. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota
rakyat indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. JKN adalah
adanya JKN ini maka seluruh warga Indonesia berkesempatan besar untuk
METODE PENELITIAN
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan Tahun 2017 kelompok III berada
Langkat.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan PBL ini selama 14 hari dari
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek
Populasi dalam laporan ini adalah seluruh jumlah keluarga yang ada di lingkungan
Langkat. Sebanyak 150 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 446 jiwa.
34
35
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
n = N
1 + N (d)2
Keterangan :
n= Jumlah sample
N= Jumlah populasi
d= Derajat ketetapan yang diinginkan (sebesar 0,5)
dimana:
n = 1+ ()2
150
n = 1+150(0,5)2
150
n = 1+150(0,0025)
150
n = 1+0,375
150
n = 1,375
=109,09
=109
P = Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau kelompok masyarakat yang
terkena masalah.
Skor penilaian:
Nilai 4 = penting
TABEL : 3.1
masalah di Dusun IV Simpang Burah Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingai yaitu
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain atau tidak
lansung yang diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data yang didapat
melalaui data sekunder ini adalah data dari desa dan data dari puskesmas melalui
Data yang diambil atau yang sudah dipublikasikan yang didapat melalui
1. Batas wilayah
Kabupaten Langkat.
2. Keadaan Tanah
3. Keadaan Iklim
38
39
TABLE 4.1.
TABEL 4.2.
bahwa mayoritas berjenis kelamin Perempuan sebanyak 252 orang (56,5%) dan
TABEL 4.3.
mayoritas agama Islam yaitu 229 orang (51,3%), sedangkan minoritas agama
TABEL 4.4.
mayoritas Suku Batak Karo sebanyak 393 orang (88,1%) dan minoritas Suku
TABEL 4.5.
disimpulkan bahwa mayoritas berstatus Kawin sebanyak 260 orang (58,3%) dan
TABEL 4.6.
mayoritas tingkat pendidikan Sltp yaitu 128 Orang (28,7%), sedangkan minoritas
42
TABEL 4.7.
mayoritas pekerjaan sebagai petani yaitu 158 orang (74,5%), sedangkan minoritas
TABEL 4.8.
mayoritas penghasilan anggota rumah tangga yang bekerja 500.000< 1 Juta yaitu
120 Jiwa (56,6%), sedangkan minoritas anggota rumah tangga 1 juta -< 2,5 juta
TABEL 4.9.
mayoritas status kegiatan dalam 1 minggu terakhir yang bekerja yaitu 212 orang
orang (16,8%).
TABEL 4.10.
mayoritas tidak memiliki jaminan kesehatan yaitu sebanyak 235 orang (52,7%),
(1,6%).
44
TABEL 4.11.
TABEL 4.12.
Dusun IV Simpang Burah Desa Belinteng sebanyak 19 (4,3%) dan minoritas tidak
TABEL 4.13.
.
Distribusi Frekuensi Sakit Batuk di Dusun IV Simpang Burah Desa Belinteng
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
TABEL 4.14.
Tabel 4.15.
TABEL 4.16.
TABEL 4.17.
TABEL 4.18.
TABEL 4.19.
TABEL 4.19.
Tabel 4.21.
TABEL 4.22.
TABEL 4.23.
TABEL 4.24.
TABEL 4.25.
TABEL 4.26.
TABEL 4.27.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Jenis Atap di Dusun IV Simpang Burah Desa
Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
TABEL 4.28.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Jenis Plafon di Dusun IV Simpang Burah Desa
Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
sebanyak 86 rumah (78%) dan minoritas rumah yang tidak menggunakan plafon
TABEL 4.29.
106 rumah (97,2%) dan minoritas rumah yang tidak memiliki kamar mandi
TABEL 4.30.
105 rumah (96,3%) dan minoritas rumah yang tidak memiliki fasilitas BAB
TABEL 4.31.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Jenis Kloset di Dusun IV Simpang Burah Desa
Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
sebanyak 105 rumah (96,3%) dan minoritas rumah yang tidak menggunakan
TABEL 4.32.
Tempat Pembuangan
No. Frekuensi Persentase (%)
Akhir Tinja
1. Septic Tank 105 96,3
2. Kolam/sawah 0 0
3. Sungai 4 3,7
4. Lubang Tanah 0 0
Total 109 100%
Sumber :Pengolahan Data Kelompok IV PBL IKM Institut Kesehatan Helvetia Medan,
Tahun 2017
tempat pembuangan akhir tinja sebanyak 105 rumah (96,3%) dan minoritas
(3,7%).
TABEL 4.33.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Sarana Air Bersih di Dusun IV Simpang Burah
Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
sebanyak 102 rumah (93,6%) dan minoritas rumah menggunakan air pompa
TABEL 4.34.
TABEL 4.35.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Kondisi Air di Dusun IV Simpang Burah Desa
Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
menjadi responden di Dusun IV Desa Belinteng memiliki kondisi air yang jernih
TABEL 4.36.
TABEL 4.37.
94 rumah (86,2%) dan minoritas rumah yang menggunakan kayu bakar sebanyak
15 rumah (13,8%).
TABEL 4.38.
Gambaran Rumah Sehat Menurut Keadaan Air Got di Dusun IV Simpang Burah
Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2017
Tabel 4.39.
TABEL 4.40.
menjadi responden di Dusun IV Desa Belinteng memiliki jenis lantai bukan tanah
sebanyak 104 rumah (95,4%) dan minoritas rumah memiliki jenis lantai tanah
TABEL 4.41.
limbah dengan saluran terbuka sebanyak 67 rumah (61,5%) dan minoritas rumah
TABEL 4.42.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
dan sehat
60
61